Saturday, July 18, 2009

Hati-hati, Penyu Makin Langka

BADUNG, KOMPAS.com - LSM Pro Fauna Indonesia (PFI) membentangkan spanduk sepanjang 100 meter di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kamis (16/7), dalam rangka kampanye perlindungan dan pelestarian fauna penyu.

Ketua PFI, Rosek Nursahid mengungkapkan, pemasangan spanduk bertuliskan "Only 1 From 1.000 Will Survive", intinya mengingatkan bahwa dari sekitar seribu tukik atau anak penyu, yang bisa bertahan hidup sampai dewasa rata-rata hanya satu ekor.

"Selain memasang spanduk kami juga membagikan ribuan stiker kepada wisatawan di pantai Kuta yang berisi ajakan untuk melestarikan penyu yang kini makin langka," tandas Rosek.

Dia yang didampingi panitia kampanye juga melakukan pelepasan 150 ekor tukik ke laut melalui Pantai Kuta. Selama ini, konservasi telur penyu hingga menetas dilakukan Satgas Pantai Kuta yang dinilainya peduli terhadap pelestarian penyu di Bali.

Sementara Koordinator Pro Fauna Bali, I Wayan Wiradnyana menerangkan, ancaman utama penyu saat ini adalah tindakan penangkapan secara ilegal untuk diperdagangkan.

Hal tersebut menurutnya merupakan perbuatan kriminal karena penyu termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Perdagangan penyu secara ilegal diancam hukuman lima tahun penjara dan denda maksimal Rp 100juta. Kini penyu di Bali terancam punah akibat perburuan oleh manusia," tandasnya.

Dikatakan, pada sejumlah daerah ada penyu yang sudah benar-benar punah, karena terus diburu untuk diambil dagingnya lalu dijual.

Berdasarkan hasil berbagai penelitian, dari rata-rata 1.000 ekor anak penyu, umumnya hanya satu ekor yang bisa bertahan hidup hingga dewasa. Akibatnya penyu termasuk satwa yang sulit berkembang, dan perlu dilestarikan.

KAMIS, 16 JULI 2009 | 16:03 WIB

Pendaratan di Bulan: Akal Sehat Vs Teori Konspirasi

KOMPAS.com — Pendaratan di Bulan—yang pertama dilakukan oleh astronot Amerika Serikat, Neil Armstrong, 20 Juli 1969—telah dicatat dalam sejarah sebagai salah satu pencapaian paling besar dari umat manusia. Namun, kini, setiap kali orang ingin merayakannya, berseliweran artikel yang melecehkannya. Kini memang dikenal istilah ”kontroversi pendaratan di Bulan”, atau malah ”The Great Moon Hoax” atau ”Kebohongan Bulan yang Hebat”.

Menurut Dr Tony Phillips, seorang pendidik sains, di situs Science@NASA, semua bermula ketika stasiun televisi Fox menayangkan program TV berjudul Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?, 15 Juli 2001. Sosok yang tampil dalam tayangan itu menyatakan bahwa teknologi Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada tahun 1960-an belum mampu untuk mewujudkan misi pendaratan di Bulan yang sesungguhnya. Namun, karena tidak ingin kalah dalam lomba ruang angkasa dalam konteks Perang Dingin, NASA lalu menghidupkan Program Apollo di studio film.

Dalam skenario ini, langkah pertama Neil Armstrong yang bersejarah di dunia lain, juga pengembaraan dengan kendaraan Bulan, bahkan ayunan golf astronot Al Shepard di Fra Mauro (salah satu tempat di Bulan) semua palsu!

Ya, menurut acara TV Fox di atas, NASA menjadi produser film yang bloon 30 tahun sebelumnya (dari saat acara tersebut ditayangkan tahun 2001). Sebagai contoh, pakar dalam acara Conspiracy Theory menunjuk bahwa dalam foto astronot yang dikirim dari Bulan tidak menampakkan bintang-bintang di langit Bulan yang gelap. Apa yang terjadi? Apakah pembuat film NASA lupa menyalakan konstelasi bintang?

NASA menyebutkan, perkara itu sudah dijawab oleh fotografer bahwa memang sulit untuk memotret satu obyek yang sangat terang dan satu obyek lain yang sangat redup di lembar film yang sama karena memang emulsi film pada umumnya tidak punya cukup ”rentang dinamik” untuk mengakomodasi obyek yang sangat berbeda tingkat terangnya. Astronot dengan pakaian angkasanya jadi obyek yang terang, dan kamera yang diset untuk memotret mereka akan membuat bintang-bintang latar belakang terlalu lemah untuk dilihat.

Lainnya yang dipersoalkan adalah foto astronot yang menancapkan bendera di permukaan Bulan, mengapa benderanya seperti berkibar bergelombang? Mengapa bisa terjadi demikian, padahal tidak ada angin di Bulan? Dijelaskan, tidak semua bendera yang berkibar membutuhkan angin. Itu karena astronotketika menanam tiang benderamemutar-mutarnya agar menancap lebih baik. Itu membuat bendera berkibar.

NASA dalam kaitan tuduhan rekayasa pendaratan Bulan ini mempersilakan siapa pun yang tetap meragukan pendaratan di Bulan untuk mengakses situs-situs BadAstronomy.com dan Moon Hoax, yang merupakan situs independen, tidak disponsori NASA. Astronom Martin Hendry dari Universitas Glasgow dalam edisi khusus ”40 Tahun Pendaratan di Bulan” Knowledge yang diterbitkan BBC juga menguraikan lagi tangkisan terhadap Teori Konspirasi.

Akal sehat

Namun, menurut Tony Phillips, bantahan paling baik atas tuduhan Kepalsuan Bulan ini adalah akal sehat. Ada selusin astronot yang berjalan di Bulan antara 1969 dan 1972. Di antara mereka masih ada yang hidup dan bisa memberikan kesaksian. Mereka juga kembali ke Bumi tidak dengan tangan kosong. Astronot Apollo membawa kembali 382 kg batu Bulan ke Bumi.

Kalau orang meragukan batu ini dari Bulan, Ilmuwan Kepala di Sains dan Eksplorasi Planet di Pusat Ruang Angkasa Johnson David McKay menegaskan bahwa batuan Bulan sangat unik, jauh berbeda dengan batuan Bumi. Pada sampel Bulan tadi, menurut Dr Marc Norman, ahli geologi Bulan di Universitas Tasmania, hampir tidak ada tangkapan air di struktur kristalnya. Selain itu, mineral lempung yang banyak dijumpai di Bumi sama sekali tidak ada di batuan Bulan. Sempat ditemukan partikel kaca segar di batuan Bulan yang dihasilkan dari aktivitas letusan gunung berapi dan tumbukan meteorit lebih dari 3 miliar tahun silam. Adanya air di Bumi dengan cepat memecahkan kaca vulkanik seperti itu hanya dalam tempo beberapa juta tahun.

Mereka yang pernah memegang batu Bulankalau di AS, seperti yang ada di Museum Smithsoniandipastikan akan melihat bahwa batu tersebut berasal dari dunia lain karena batu yang dibawa angkasawan Apollo dipenuhi kawah-kawah kecil dari tumbukan meteoroid, dan itu menurut McKay hanya bisa terjadi pada batuan dari planet (atau benda langit lain) dengan atmosfer tipis atau tanpa atmosfer sama sekali, seperti Bulan.

Dalam jurnal Knowledge, Martin Hendry masih mengemukakan sederet tangkisan terhadap argumen yang diajukan oleh penganut Teori Konspirasi, seperti tentang sudut bayangan dalam foto yang aneh. Lainnya lagi yang dijawab adalah mengapa tidak ada kawah ledakan di bawah modul Bulan (yang disebabkan oleh semburan roket modul pendarat); lalu juga mengapa sabuk radiasi Bumi tidak menyebabkan kematian pada astronot? Yang terakhir, mengapa tidak ada semburan bahan bakar yang tampak ketika modul pendarat lepas landas meninggalkan Bulan? Jawabannya karena modul Bulan menggunakan bahan bakar aerozine 50, campuran antara hidrazin dandimethylhydrazine tidak simetri yang menghasilkan asap tidak berwarna, meski kalau ada warna sekalipun kemungkinan besar juga tak terlihat dengan latar belakang permukaan Bulan yang disinari Matahari.

Masa depan

Kini, umat manusia kembali berada dalam satu lomba angkasa baru. Dalam lomba sekarang ini, Bulan tak hanya menjadi destinasi akhir, tetapi akan dijadikan sebagai batu lompatan untuk menuju destinasi lebih jauh, misalnya Planet Mars.

Tahun 2004, Presiden (waktu itu) George W Bush mencanangkan Kebijakan Eksplorasi Angkasa yang sasarannya adalah kembali ke Bulan tahun 2020 dan selanjutnya ke Mars. Jepang tahun 2005 juga mencanangkan tekad serupa, pada tahun 2025. Kekuatan antariksa lain yang harus disebut dan juga telah menyatakan tekad mendaratkan warganya di Bulan adalah Rusia, China, dan India, juga tahun 2020.

Dalam perspektif inilah terlihat bagaimana bangsa-bangsa besar dunia bekerja keras mewujudkan impian besar. Ruang angkasa sebagai Perbatasan Terakhir (The Final Frontier) tidak saja menjanjikan prestise, tetapi juga masa depan, dan keyakinan bahwa, dengan bisa hadir di sana, ada banyak perkara di Bumi yang akan bisa ikut dibantu penyelesaiannya.

Penulis: Oleh NINOK LEKSONO

RABU, 15 JULI 2009 | 04:43 WIB

Source:http://sains.kompas.com/read/xml/2009/07/15/04431940/pendaratan.di.bulan.akal.sehat.vs.teori.konspirasi


Friday, July 17, 2009

PONSEL BERTENAGA SURYA PERTAMA DI INDONESIA

Ponsel Bertenaga Surya Pertama di Indonesia

Indosat hadirkan Ponsel Gaya (TenaGa SurYa), sebuah ponsel bertenaga surya pertama di Indonesia, yang untuk tahap awal direncanakan akan digunakan untuk mendukung program Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok/RDKK Online Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia) bagi petani Indonesia.

JAKARTA (16/7/2009) Ponsel Gaya ini akan menjadi salah satu sarana pendukung untuk mewujudkan RDKK Online bagi petani Indonesia, bekerjasama dengan INKOPTAN (Induk Koperasi Tani dan Nelayan). yang akan diresmikan dalam waktu dekat. “Ponsel Gaya persembahan Indosat ini nantinya akan menjadi sarana komunikasi untuk rakyat/petani dengan menggunakan tenaga surya yang ramah lingkungan. Dalam waktu dekat ponsel ini juga dapat dinikmati oleh masyarakat luas,” demikian disampaikan Johnny Swandi Sjam , Direktur Utama Indosat.
RDKK sendiri merupakan suatu aplikasi IT terintegrasi yang membantu petani untuk memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi dalam kegiatan bertani yang akan dilakukan secara online dengan menggunakan fasilitas jaringan telekomunikasi nirkabel (GSM) sehingga petani bisa terbantu dengan cepat dan efisien. Indosat yang selama ini juga dikenal sebagai perusahaan yang peduli lingkungan melalui program Indonesia Hijau, berupaya menghadirkan ponsel yang juga ramah lingkungan, dengan memanfaatkan tenaga surya yang sangat murah dan melimpah, sehingga tidak perlu menggunakan tenaga listrik yang sumber dayanya di alam semakin berkurang. Ponsel Gaya tidak kalah dengan ponsel umumnya yang bertenaga listrik biasa. Dengan desain yang cukup trendi, ponsel ini anti-shock, dust resistance untuk kegiatan luar ruang, dan memiliki power management berupa automatic charge jika terkena sinar matahari, apabila kapasitas baterai kurang dari 90%.

Dari sisi layanannya, ponsel Gaya hadir dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp.480.000,- (termasuk PPN), dengan kartu Mentari yang menghadirkan banyak manfaat dan bonus antara lain bonus SMS sebanyak 50 SMS / setiap akumulasi isi ulang 20 ribu, bonus internetan 220 menit, bonus bicara 120 menit dan juga dapat digunakan untuk menikmati program Obral Obrol Mentari yaitu gratis bicara 60 menit ke sesama nomor Indosat dengan cara : ketik : obrol dan kirim ke 303. Ponsel Gaya akan dapat dinikmati oleh masyarakat umum pada akhir Juli mendatang. “Kami berharap apa yang akan kami hadirkan melalui ponsel Gaya ini menjadi wujud komitmen kami yang tidak saja terus memperluas cakupan layanan ke berbagai wilayah terpencil, namun juga memperluas segmen masyarakat yang dapat menikmati layanan telekomunikasi yang murah, terjangkau, ramah lingkungan sekaligus mendukung aktifitas ekonomi dan kegiatan mereka di berbagai aspek lainnya,” tandas Johnny. (dju)

Kamis , 16 Juli 2009 04:35 WIB, Harian Kompas

Batal Pakai Chrome OS, Dell Pakai Moblin

NEW YORK - Keinginan Dell untuk menggunakan sistem operasi Chorme OS harus tertunda terlebih dahulu. Sebab, vendor PC itu menyatakan keinginannya untuk fokus mengembangkan sistem operasi Mobile Linux (Moblin) di notebook terbarunya.

Tidak hanya itu saja, Dell juga berencana untuk menyampingkan terlebih dahulu penggunaan sistem operasi anyar lainnya seperti, Windows 7 dan Android, yang kabarnya akan dirilis pada tahun ini secara bersamaan. Selain itu, keinginan Dell untuk lepas dari Chrome OS, menjadikan mereka keluar dari koalisi 'penjungkal' Windows.

"Banyak sistem operasi baru yang ditawarkan, Dell akan mengevaluasi kemampuan sistem operasi Chrome OS, Android, ataupun Windows 7," tukas juru bicara Dell Doug A dalam blog resminya, seperti yang dikutip PC World, Jumat (17/7/2009).

Dikatakan juga oleh Doug, banyak sistem operasi lain yang dapat digunakan seperi, Ubuntu Netbook Remix yang membuat platform mirip dengan Windows. Ini menjadi bukti kuat, kalau penyedia PC terbesar kedua mengindikasikan adanya keputusan Dell untuk tidak beralih ke Chrome OS atau Windows 7.

"Mudah menjadi kunci utama desain Moblin. Pengguna Moblin dapat melakukan browsing, jejaring sosial atau email. Selain itu, pengguna Moblin dapat melihat keseluruhan desktop Moblin secara langsung. Dell sangat tertarik dengan Moblin, dan bekerja dengan partner Moblin seperti Intel dan Canonical," sambung Doug. (srn)
Source:http://techno.okezone.com/read/2009/07/17/324/239842/batal-pakai-chrome-os-dell-pakai-moblin

2009, Facebook Targetkan Keuntungan USD500 Juta

SAN FRANSISCO - Menyusul kesuksesan dan kepopulerannya, Facebook berharap tahun ini bisa meraup untung lebih dari USD500 juta. Hal ini dikatakan oleh salah satu dewan pejabat Facebook, Marc Andreessen.

Andreessen mengatakan, situs jejaring sosial tersebut diprediksi bisa meraup untung lebih banyak pada tahun ini jika Facebook lebih memacu hasil pendapatan iklan. Selain itu, menurutnya sangat penting juga bagi Facebook untuk mempertahankan jumlah pengguna yang telah diraih dan merangkul pengguna baru.

"Tahun ini Facebook mematok target untuk meraup lebih banyak pundi-pundi keuntungan lebih dari USD500 juta. Saya yakin, Facebook akan bisa mencapai target tersebut jika terus bekerja keras," kata Andressen, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (10/7/2009).

Andreessen juga memberikan komentar terhadap situs jejaring lain, Twitter. Menurutnya meski saat ini layanan mikroblogging itu tidak berfokus untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, namun sangat penting bagi Twitter untuk terus menumbuhkan jumlah pengguna dan market share, sama seperti yang dilakukan oleh Facebook. (srn)
Source:http://techno.okezone.com/read/2009/07/10/55/237515/55/2009-facebook-targetkan-keuntungan-usd500-juta

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...