Thursday, August 13, 2009

Desa Wisata Menunjang Ekonomi Rakyat

Pariwisata Indonesia terjebak dalam nama perhotelan, cottage, atau tempat pembudidayaan hewan langka atau tumbuhan. Nyatanya, tempat lain bisa menjadi komoditas yang ditonjolkan dan ditingkatkan menjadi tempat wisata.

Desa bisa menjadi tempat yang diberdayakan menjadi tempat wisata, yang tidak hanya dapat mendatangkan keuntungan material dengan menyedot banyak wisatawan yang berkunjung, tetapi juga mengembangkan sumber daya manusia di sekitarnya yang nantinya bisa meningkatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) secara mandiri.

Desa terpencil dan terbelakang bisa dibina menuju desa wisata mandiri. Desa wisata mandiri bisa terwujud dengan mengandalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia (SDM) setempat.

Desa-desa di Pulau Umang, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, perlahan-lahan dibina dan dilatih untuk menjadi sumber daya manusia yang kreatif dan siap kerja. Seni dan budaya serta adat istiadat setempat bisa dijadikan modal untuk mengembangkan desa tersebut.

“Orang-orang di Pulau Umang itu masih menganggap uang adalah segalanya. Untuk datang pelatihan saja harus diiming-imingi uang. Proses untuk meyakinkan mereka cukup lama sampai mereka mau dibina untuk mengembangkan desa mereka,” ujar Christian PB Halim, Presiden Direktur PT Umang Resort.

Christian juga menambahkan bahwa pengembangan desa wisata tidak harus membangun tempat wisata yang mewah yang bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke sana, tetapi juga bisa melalui pemberdayaan masyarakat yang kemudian dipekerjakan. Seperti halnya yang dilakukan PT Umang Resort dalam merekrut masyarakat sekitar untuk menjadi karyawannya. Menurut dia, 80 persen karyawan PT Umang Resort merupakan warga sekitar.

Dengan menggunakan seni budaya setempat dalam menarik wisatawan juga bisa disaksikan di Desa Liandara, Manggarai Barat, Flores. Para penari setempat dipanggil untuk menari dan dibayar. Hal tersebut juga bisa menjadi bagian penunjang perekonomian wisatawan sekaligus menampik pandangan bahwa pariwisata hanya obyek tempat.

Selain itu, dalam menciptakan desa wisata harus ada keterlibatan secara aktif baik pembinaan maupun modal setempat dengan membudidayakan budaya setempat atau akulturasi dengan dukungan pemerintah dan bantuan coorporate melalui CSR-nya secara komprehensif sehingga dapat mengurangi atau mencegah urbanisasi secara besar-besaran.

Selasa, 11 Agustus 2009 | 22:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com http://travel.kompas.com/read/xml/2009/08/11/22253470/desa.wisata.menunjang.ekonomi.rakyat

Hebat, Bunaken Masuk World Natural Heritage

Taman Nasional Laut (TNL) Bunaken yang berada di perairan Manado, Sulawesi Utara (Sulut), telah diusulkan masuk World Natural Heritage, karena memiliki keunikan tersendiri di dunia. Ket Foto: Alam bawah laut Bunaken, Sulawesi Utara.

"Indonesia sementara berjuang dimata sejumlah negara di dunia, untuk mendukung TNL masuk World Natural Heritage," kata Dirjen pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Aji Sularso, saat press breafing terkait Sail Bunaken, di Manado.

Salah satu lembaga badan dunia, UNESCO, yang telah meninjau langsung ke TNL Bunaken di Kota Manado, sangat tertarik akan keindahan alam biota laut yang ada, sehingga perlu diberikan penghargaan untuk ditetapkan menjadi World Natural Haritage.

Event Sail Bunaken yang diikuti puluhan kapal perang dan 165 kapal layar (yacht) berbagai negara, akan menjadi momentun untuk terus mengenalkan kepada publik internasional tentang keindahan TNL Bunaken.

TNL Bunaken merupakan salah satu keindahan laut yang dimiliki Indonesia serta tidak dimiliki negara lain, karena jutaan biota laut dan karang yang sangat indah.

TNL Bunaken telah diusulkan bersama dengan Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk masuk World Natural Heritage, dan itu masih harus melalui voting sejumlah negara yang ada.

Asisten II bidang Perekonomian Pemerintah Propinsi (Pemprop) Sulut, Marietha Kuntag mengatakan, pihaknya terus membenahi infrastruktur penunjang TNL Bunaken, guna diharapkan masuk World Natural Heritage.

Segala kekurangan di TNL Bunaken, seperti infrastruktur dermaga serta fasilitas umum lainnya, akan terus dibenahi agar menjadi menarik dikunjungi turis.

Kamis, 13 Agustus 2009 | 09:24 WIB

MANADO, KOMPAS.com -http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/13/09240889/hebat.bunaken.masuk.world.natural.heritage

Batu Meteor Ungkap Masa Lalu Planet Mars

Sebuah batu meteor seukuran buah semangka raksasa yang ditemukan di Planet Mars menjadi salah satu petunjuk pengungkap tabir masa lalu planet merah tersebut. Ket Foto: Awan yang terekam di atmosfer Mars dekar garis ekuatornya ini tersusun dari karbon dioksida padat (es kering).

Meteor Mars itu berbobot setidaknya 0,5 ton sehingga dianggap terlalu besar untuk menembus atmosfer Mars yang tipis dan mendarat tanpa hancur. Hal itu memunculkan dugaan atmosfer Mars pada masa lalu jauh lebih tebal dari yang diduga selama ini atau batu tersebut jatuh miliaran tahun lalu saat atmosfer Mars jauh lebih tebal.

”Ada kemungkinan, Mars mempunyai karbon dioksida padat yang dapat menyuplai gas karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer selama ’musim panas’ pada siklus iklim belakangan ini atau batu jatuh miliaran tahun lalu,” ujar Matt Golombek, anggota tim peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.

Atmosfer planet dapat memperlambat kecepatan jatuh meteor karena ada gesekan. Kendaraan NASA, Opportunity, menemukan meteor mengandung logam, yang kemudian dinamai Block Island oleh para ilmuwan, pada akhir Juli lalu.

Block Island panjangnya sekitar 60 cm dan tingginya sekitar 30 cm, dengan noda kebiruan. Batu itu sepuluh kali lebih besar dari Heat Shield Rock, batu Mars lain yang ditemukan tahun 2004. (INE)
Kamis, 13 Agustus 2009 | 07:52 WIB

PASADENA, KOMPAS.com — http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/13/07522837/batu.meteor.ungkap.masa.lalu.planet.mars

Hujan Meteor Perseid Bisa Dilihat dari Seluruh Indonesia

Hujan meteor Perseid yang mencapai puncaknya Rabu (12/8) ini dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia dengan mata telanjang. Waktu terbaik untuk melakukan pengamatan adalah jelang tengah malam sampai Kamis (13/8) pukul 04.00 dini hari.

Hal tersebut dikatakan Thomas Djamaluddin, pakar astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat dihubungi Kompas.com sore ini. Namun, ia mengatakan, untuk dapat melihatnya, perlu prasyarat yakni jika langit cerah.

Selain itu, arah pengamatan di timur laut sampai dengan utara tidak terhalang. Sebab, meteor lewat cukup rendah, dekat horizon langit. Selain itu, bulan yang masih pada periode seperempat terakhir juga terlihat malam nanti sehingga bisa mengganggu terlihatnya hujan meteor ini.

Bagi kota besar, ada penghalang lainnya. Cahaya lampu dari berbagai sumber bisa menghalangi terlihatnya hujan meteor ini. "Tapi kemungkinan bisa melihat masih ada, asal mematikan lampu-lampu dan kalau beruntung ada meteor terang yang lewat," ujar Thomas Djamaluddin.

Sayangnya, di seluruh wilayah Indonesia, hujan meteor Perseid tidak dapat dilihat saat puncaknya karena saat hal itu terjadi, Perseid masih berada di bawah ufuk. Pengamat di Indonesia hanya bisa melihat setelah puncaknya hujan meteor Perseid.

Tapi jangan kuatir, walaupun terlewat, kalau beruntung Anda bisa melihat puluhan meteor setiap jamnya. Bagi yang terlewat dini hari nanti, masih ada kemungkinan untuk melihat hujan meteor esok dini hari pada pukul yang sama, yakni pukul 01.00-04.00 walaupun dengan jumlah lebih sedikit.

Nama Perseid diberikan karena komet-kometnya akan muncul dekat rasi bintang Perseus. Rasi bintang Perseus berada di bawah Bintang Tujuh. Bintang Tujuh sendiri berada di sebelah utara dengan tujuh bintang kecil. Meteor-meteor tersebut akan muncul dari titik radian dekat rasi tersebut.

Rabu, 12 Agustus 2009 | 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/12/16535719/cihui....hujan.meteor.perseid.bisa.dilihat.dari.seluruh.indonesia

Wah, Sehari Cimahi Bakar 75 Ton Batu Bara

Sedikitnya 50 pabrik atau perusahaan industri di Kota Cimahi, Jawa Barat, menggunakan bahan bakar batu bara dalam proses produksinya.

"Ada sekitar 50 pabrik di Cimahi yang menggunakan bahan bakar batu bara," kata Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan (Kasi PPL) Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Cimahi, Ir Rachman, di Gedung Pemkot Cimahi Jalan Raden Demang Hardjakusumah Kota Cimahi.

Setiap harinya rata-rata pabrik di Kota Cimahi menggunakan 15 ton hingga 75 ton baru bara. "Dari jumlah tersebut (15- 75 ton batu bara), setidaknya 10 sampai 20 persennya menghasilkan limbah dan yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)," kata Rachman.

Dengan demikian, diperkirakan setiap pabrik per harinya membuang sekitar 300 limbah batu bara sisa pembakaran berupa limbah halus serupa debu dan limbah kasar semacam pasir, yang mengandung limbah bahan bekas berbahaya (B3).

Oleh karenanya, pihak Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi telah menginstruksikan ke 50 pabrik pengguna batu bara, supaya tidak sembarang membuang limbah batu bara.

Selain itu, Kantor KLH Kota Cimahi juga memberi kesempatan kepada pihak swasta atau investor untuk memanfaatkan limbah batu bara menjadi sebuah produk barang yang bermanfaat dan bebas dari limbah B3.

"Untuk pembuangan limbah, kami telah bekerja sama dengan pihak lain untuk menyediakan tempat yang telah ditentukan, yakni Karawang dan Palimanan," katanya.

Terkait dengan pemanfaatan limbah batu bara yang melibatkan investor di Kota Cimahi, Rachman, mengatakan dari sekitar 300 ton limbah per hari yang dihasilkan 50 pabrik di Kota Cimahi, hanya 134,5 ton limbah per harinya, dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pembuatan batako.

"Memang sudah ada pihak swasta yang mengajukan izin pemanfaatan limbah batu bara, tapi kita tidak begitu saja terima, karena harus memenuhi persyaratan sesuai ketentuan," ujar Rachman.

Dikatakannya, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan pengelolaan imbah B3 ialah harus ada kesiapan mesin atau teknologi untuk mengolah limbah tersebut menjadi barang yang aman dari B3 dan harus ada analisa dampak lingkungan (Amdal).

Kamis, 13 Agustus 2009 | 10:02 WIB

CIMAHI, KOMPAS.com -http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/12/16535719/cihui....hujan.meteor.perseid.bisa.dilihat.dari.seluruh.indonesia

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...