Saturday, September 26, 2009

Google Rilis Update Browser Chrome

Google telah melakukan perbaikan sistim dan update padabrowser Chrome miliknya dalam versi 4.0.213 yang baru saja dirilis. Salah satu fitur baru yang katanya diperbaiki adalah FTP code.

Jonathan Conradt,engineering program manager Google Chrome menyebutkan, ada beberapa perbaikan yang dilakukan untuk Chrome, seperti perbaikan pada toolstrips yang mengalami crash, serta audio dan video tag yang tidak bekerja pada sumber ekstensinya.

Meski FTP code terbaru ini telah tersedia untuk semua platform, seperti detikINET kutip dari Softpedia, Sabtu (25/9/2009), masih ada beberapa fitur yang belum diperbaiki. Misalnya, FTP server masih membutuhkanauthentication saat pengguna berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain ketika melakukan navigasi.

Namun jika tetap berminat untuk updatetautan berikut bisa digunakan untuk mengunduhnya.



Jakarta, 26 September 2009
Source:http://www.detikinet.com/read/2009/09/26/104807/1209323/317/google-rilis-update-browser-chrome

Thursday, September 24, 2009

Pemanasan Global Timbulkan Bencana


Pemanasan global menimbulkan bencana besar bagi kesehatan. Negara di kawasan tropis paling rawan terkena dampaknya. Ket.Foto: Pohon terlihat meranggas di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Selasa (19/8). Berdasar perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) musim kemarau di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sumatera bagian selatan pada tahun ini akan berlangsung hingga November.

Kepedulian terhadap dampak kesehatan itu disuarakan belasan profesional yang tergabung dalam organisasi bidang kesehatan di dunia. Mereka menyatakan keprihatinannya, antara lain melalui publikasi dalam jurnal The Lancet dan British Medical Journal, baru-baru ini.

Keprihatinan itu diutarakan terkait Pertemuan Para Pihak Ke-15 (COP-15) Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNCCC) di Kopenhagen, Denmark, Desember mendatang.

Dalam publikasi itu, para dokter dan profesi kesehatan lain berpandangan, kegagalan mencapai kesepakatan dalam negosiasi perubahan iklim di Kopenhagen akan mendatangkan bencana kesehatan global. Negara-negara tropis yang sebagian besar negara berkembang, dengan kondisi kesehatan yang sudah memprihatinkan, akan menerima akibat yang paling besar.

Berbagai penyakit

Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Depkes Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, I Made Jaya, pekan lalu, pemanasan global merupakan akibat dari rangkaian fenomena yang saling kait, antara lain pertambahan penduduk, peningkatan permintaan sumber daya alam, industrialisasi, konsumsi BBM, emisi, peningkatan suhu, mencairnya es, makin tingginya uap air, dan perubahan arah angin muson.

Dia mencontohkan, dengan pemanasan global, amplitudo suhu makin besar. Di siang hari, suhu dapat lebih panas dan lebih dingin di malam hari, tergantung daerahnya. Kondisi itu saja menyebabkan daya tahan tubuh rawan menurun sehingga manusia mudah terjangkit penyakit.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, makin merebaknya penyakit akibat perubahan musim. ”Dulu, cacar air biasanya pada September dan Oktober. Masuk musim hujan, pertumbuhan jamur dan virus makin mudah. Namun, kini, sepanjang tahun terdapat kasus itu,” ujarnya.

Kelangkaan sumber air akibat ketidakteraturan musim dan kegagalan manajemen air akan berpengaruh terhadap kelangkaan pangan dan penyakit kurang gizi. Agen penyakit juga gampang bermutasi. Hal ini, misalnya, terlihat dengan kemunculan kasus flu burung dan influenza A (H1N1). Virus corona, misalnya, bermutasi sehingga menyebabkan SARS.

Banyak kawasan menghangat sehingga parasit pembawa penyakit, seperti nyamuk, menyebar ke daerah baru yang tak siap dengan kedatangan pembawa penyakit itu. (BBC/ AFP/ National Geographics/INE)

KAMIS, 24 SEPTEMBER 2009 | 07:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/24/07461388/pemanasan.global.timbulkan.bencana

Kiat Menghemat Air di Rumah

Menghemat air adalah langkah bijak dan sangat berarti bagi kelestarian dan keseimbangan lingkungan. Ada beberapa cara mudah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk menghemat sumber kehidupan ini.

Di Kamar Mandi
- Matikan keran saat sedang menggosok gigi. Membiarkan keran terbuka 1 menit sama saja dengan membiarkan 9 liter air terbuang percuma.
- Jika mungkin, mandilah dengan menggunakan shower. Mandi dengan gayung menghabiskan 3 kali air lebih banyak daripada mandi dengan shower.
- Segera perbaiki keran yang bocor. Keran bocor bisa membuang air bersih hingga 13 liter air per hari.

Di Dalam Rumah
- Gunakan kloset yang mengunakan dua sistem pembilasan air. Setiap sistem pembilasan bekerja sesuai dengan volume air yang dikeluarkan. Bila kloset hanya digunakan untuk buang air kecil, gunakan pembilasan dengan volume kecil.
- Pilihlah mesin cuci yang hanya membutuhkan sedikit air.

Di Taman dan Luar Rumah
- Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman. Selain menghemat, air bekas cucian sayur, buah dan daging ternyata bisa menyuburkan tanaman.
- Jika mungkin, hindari penggunaan selang. Gunakan kaleng penyiram tanaman atau ember untuk mencuci mobil.
Siramlah tanaman di sore atau pagi hari agar air mudah meresap ke dalam akar. Penyiraman pada siang hari hanya membuat air menguap percuma. (Tabloid Rumah)

Ikan Pari Raksasa Kejutkan Wisatawan Tanjung Bira


Wisatawan di Pantai Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, dikagetkan dengan munculnya seekor ikan pari raksasa jenis Manta Ray (Manta birostris), Rabu (23/9). 

Ikan yang memiliki dua sirip kepala berbentuk tanduk dengan panjang mencapai enam meter ini diperkirakan memiliki berat ratusan kilogram.

Kehadiran ikan pari ini menjadi pusat perhatian dan objek photo pengunjung yang sedang menikmati masa liburan di pantai yang terkenal dengan keindahan pasir putihnya itu.

Ratusan wisatawan domestik dan mancanegara yang sedang berlibur ke daerah itu terlihat bergantian mengabadikan peristiwa yang langka tersebut.

Ikan pari itu ditemukan terperangkap di jaring milik seorang nelayan Bulukumba bernama Mohammad (41) yang diperkirakan ditemukan di sekitar kawasan wisata Pantai Bira.

Mohammad sempat mengalami kesulitan saat akan menarik hasil tangkapannya itu ke bibir pantai, meski dia telah dibantu oleh puluhan pengunjung Pantai Tanjung Bira dengan menarik menggunakan tali.

Nelayan dan rekannya berencana akan melepaskan kembali ikan pari tersebut ke laut lepas, namun ikan yang ditemukan itu dalam kondisi lemah dan banyak luka.

Akhirnya, para nelayan ini terpaksa memutuskan memotong daging ikan tersebut menjadi beberapa bagian untuk dijual.

Menurut nelayan setempat, dalam beberapa tahun terakhir ini jarang sekali nelayan yang berhasil menangkap ikan pari berukuran raksasa di sekitar Pantai Tanjung Bira.

Tanjung Bira sendiri terletak sekitar 40 kilometer dari pusat Kabupaten Bulukumba, atau sekitar 200 km dari Kota Makassar.

Perjalanan dari Kota Makassar ke Kota Bulukumba dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum berupa mobil Kijang, Panther atau Innova.

Kawasan wisata Pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, penginapan, vila, bungalow, dan hotel.

Wednesday, September 23, 2009

Sekjen PBB: Atasi Segera Kenaikan Temperatur Global

PBB mengakhiri pertemuan tingkat tinggi satu hari mengenai perubahan iklim dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak para pemimpin dunia agar bertindak cepat guna menjamin keberhasilan dalam konferensi mendatang PBB mengenai iklim di Copenhagen, Desember.

"Saya berbesar hati mendengar bahwa makin banyak pemimpin siap bertindak di luar perspektif nasional guna mengikuti kepemimpinan global," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon kepada para pemimpin dunia saat penutupan sidang tersebut.

"Anda telah melakukan tindakan untuk tetap terlibat sampai satu persetujuan ditandatangani di Copenhagen. Dan Anda telah sepakat memberi panduan kepada para perunding Anda untuk bekerja ke arah kesepakatan yang ambisius, efektif, dan adil di Copenhagen," kata Ban.

Hampir 100 kepala negara dan pemerintahan ikut dalam pertemuan tingkat tinggi itu, pertemuan terbesar para pemimpin dunia guna membahas perubahan iklim.

Dengan membicarakan masalah tersebut, Sekjen berharap dapat menggerakkan keinginan politik serta momentum yang diperlukan guna mencapai satu kesepakatan ambisius dalam konferensi Copenhagen.

Perubahan iklim adalah masalah ekonomi dan geopolitik abad ke-21. Namun Ban, yang mengunjungi wilayah Kutub Utara awal bulan ini dan menyaksikan sendiri dampak cepat perubahan iklim, menyampaikan penyesalan mengenai perundingan dan mendesak para pemimpin untuk melakukan pandangan jauh guna memenuhi kebutuhan rakyat mereka.

Sekjen PBB tersebut membantah pendapat bahwa penanganan pemanasan global itu dilakukan dengan tebusan sangat tinggi. "Mereka keliru. Yang benar adalah sebaliknya. Kita tidak akan mampu membayar jika kita tak bertindak sekarang," kata Ban.

Keberhasilan di Copenhagen, Denmark, akan memerlukan semua negara bekerja secara beriringan guna membatasi kenaikan temperatur global, serta mendorong kemampuan dunia untuk menangani perubahan yang terjadi melalui perubahan iklim.

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...