Friday, July 17, 2009

SEJARAH TELEVISI Sejarah TV Digital Baru Dimulai

Gbr. disamping kiri: TV digital pertama di Indonesia, 47LH50YD, resmi beredar 9 Juni lalu setelah lolos pengujian BPPT.

Salahkan judul di atas? Bukankah sudah sejak beberapa tahun lalu teknologi pertelevisian sudah serba digital? Lalu, mengapa baru dikatakan sekarang sejarah televisi digital baru saja dimulai?

Kerancuan seperti ini bukanlah suatu hal yang aneh. Pengertian digital tidak bisa dilihat hanya dari bentuk luarnya. Apalagi mengingat perangkat TV jenis baru, baik yang menggunakan layar plasma maupun LCD, pasti sudah sarat dengan sirkuit elektronik digital.

Sudah sejak tiga tahun lalu orang bisa menonton tayangan TV melalui telepon seluler yang harganya relatif tidak mahal. Padahal, semua orang tahu, telepon seluler sudah beroperasi secara digital.

Apakah ini juga bisa disebut perangkat digital? Tentu tidak. Perangkat itu tidak serta-merta bisa disebut TV atau telepon seluler TV digital. Sebab, pada dasarnya, pesawat TV baru yang bahkan bisa membuka berkas digital yang terdapat pada kartu memori atau USB masih menangkap siaran TV secara analog.

Migrasi teknologi analog ke digital ini tidak hanya sekadar mengikuti perkembangan baru, tetapi lebih pada upaya efisien- si penggunaan pita frekuensi (bandwidth).

Sejarah pertelevisian digital di Indonesia memang baru dimulai secara utuh, terutama sejak peluncuran pesawat TV digital yang pertama pada 9 Juni lalu. Perusahaan elektronik PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) sekaligus meluncurkan dua versi TV digital pertamanya di Indonesia, yaitu seri 47LH50YD dan 55LH50YD.

Kedua pesawat TV ini sudah dilengkapi dengan tuner atau penerima siaran digital secara langsung, tidak perlu lagi menggunakan penerima khusus seperti set-top box (STB). Pengguna tinggal menancapkan antena yang biasa digunakan pada TV analog pada port-nya dan proses pemrograman otomatis (autotuning) sudah bisa dilaksanakan sama seperti TV konvensional.

TV digital pertama ini sekaligus menunjang siaran TV digital yang dicanangkan pada 20 Mei lalu, di mana selama ini penangkapan siaran percobaan ini masih menggunakan STB. Untuk siaran tidak berger (fixed reception) ini ditunjuk dua konsorsium, yaitu Konsorsium TVRI-Telkom dan Konsorsium Televisi Digital Indonesia. Secara total, yang mengudara saat ini ada 12 stasiun dan gambar bisa ditangkap di sekitar kawasan Jabodetabek.

”Tuner” ganda

Pada tahap awal masa transisi dari analog ke digital ini tentu akan menyulitkan kalau hanya memproduksi TV yang hanya bisa menerima siaran digital. Apalagi masa transisi itu akan berlangsung sampai tahun 2018. Selama ini siaran digital masih dianggap percobaan dan sebagian besar kanal TV di pita frekuensi UHF masih dipergunakan untuk siaran analog sehingga tidaklah mengherankan jika LGEIN menerapkan dua tuner (penerima) ganda sekaligus. Selain menangkap siaran digital, kedua TV yang diluncurkan juga bisa menangkap siaran analog seperti biasa, pemrograman stasiun TV bisa dilakukan secara otomatis maupun manual.

Dalam percobaan menggunakan TV seri 47LH50YD, Kompas sengaja menggunakan jenis antena dalam yang paling murah, dengan harapan akan memberikan daya tangkap yang paling minimal. Dengan antena dalam yang panjang kabelnya hanya sekitar 1 meter itu ternyata bisa menangkap ke-12 stasiun bertransmisi digital yang saat ini mengudara.

Memang ada satu-dua stasiun yang ditangkap tidak sempurna, tetapi jika digunakan antena luar, masalah ini pasti bisa segera teratasi.

Pada siaran digital hanya ada dua kondisi, jika bisa diterima normal, akan didapatkan gambar yang sempurna sama dengan kualitas asli yang dikirim. Jika tidak, gambar akan cacat sehingga gambar dan suara akan rusak, putus-putus (gambar maupun suara), sampai hilang sama sekali.

Berbeda dari sistem analog, penerimaan sempurna pun masih memungkinkan munculnya bayangan (ghost). Ini terjadi karena tuner menerima gelombang pantulan, baik dari gedung-gedung seperti kebanyakan di kota besar maupun oleh perbukitan. Kelemahan ini sudah dikoreksi pada rangkaian elektronik digital sehingga hanya sinyal terkuat yang diterima.

Penerimaan tidak sempurna pada sistem analog akan memunculkan gambar tidak jelas. Muncul gangguan noise pada gambar dan suara, mulai dari gambar suram sampai gambar menyemut, sementara suara juga bisa sayup-sayup sampai terputus-putus.

Penerimaan dengan tuner digital yang terintegrasi dalam chip membuat penerimaan digital lebih sempurna. Jika menggunakan kabel untuk menghubungkan ke pesawat, baik dari STB maupun tuner digital luar bisa mengurangi kualitas sekalipun mungkin sulit dibedakan dengan mata telanjang.

Daya transmisi dan tingginya antena pemancar ikut menentukan kualitas penerimaan gambar. Konsorsium TVRI-Telkom menggunakan pemancar digital berkekuatan 1,2 kW, sedangkan Konsorsium Televisi Digital Indonesia menggunakan pemancar dengan kekuatan 5 kW.

Fitur lain

Salah satu kelemahan dari TV LCD adalah pada kemampuan merespons gerakan cepat sehingga sering menimbulkan cacat berupa gerakan kabur atau judder. Pihak LG menyempurnakan kemampuan ini dengan teknologi TruMotion 200 Hz sehingga mampu mereproduksi hingga 200 gambar setiap detik.

Hal ini masih diperkuat dengan kecepatan waktu respons (response time) hingga 2 milidetik. Kecepatan ini berguna untuk membuat gerakan gambar pada film dengan aksi cepat menjadi tampil lebih halus dan tak berbayang.

Penangkapan sinyal digital ini masih dalam kualitas standard definition (SD) yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kualitas TV biasa. Kelebihannya, satu kanal analog bisa dipergunakan sampai enam kanal digital. Pada penangkapan high definition (HD) biasanya digunakan decoder terpisah. Biasanya siaran HD merupakan siaran TV berbayar.

Untuk tidak mengurangi kualitas gambar dan suara dari decoder ke pesawat TV, maka dihubungkanlah dengan kabel high definition multimedia interface (HDMI) atau sama seperti menghubungkan dengan pemutar Blu-ray. Untuk pesawat ini dibutuhkan HDMI versi 1.3 atau yang lebih tinggi. Penggunaan versi yang lebih rendah bisa menimbulkan kerdipan (flicker) atau bahkan tidak keluar gambar sama sekali.

Kelengkapan lain dari TV yang sudah lolos pengujian pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)—sebagai badan resmi yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan pengujian setiap perangkat TV digital yang beredar di pasaran Indonesia—adalah adanya port USB 2.0. Selain memutar berkas musik MP3, juga membuka gambar dalam format JPEG dan film dalam format tertentu.

Sayang tidak disediakan sarana Bluetooth seperti yang ada pada seri lain. Dengan koneksi Bluetooth, pengguna bisa memutar musik, mendengarkan musik stereo tanpa kabel, ataupun membuka file lain dari perangkat seperti telepon seluler.

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:40 WIB

Penulis:AW Subarkah

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04404267/sejarah.tv.digital.baru.dimulai

PONSEL KAMERA Resolusi Tinggi Sentuhan Nokia

Bagi produsen ponsel Nokia asal Finlandia, menghadirkan berbagai seri terbaru ponsel menjadi tradisi penting untuk terus-menerus dilakukan sebagai strategi untuk menguasai pangsa pasar ponsel yang terus-menerus diperbarui sesuai dengan selera konsumen maupun kemajuan teknologi itu sendiri.

Sebenarnya, di kalangan konsumen sendiri maupun bisnis secara keseluruhan, kehadiran ponsel-ponsel baru Nokia (terutama seri N yang kaya dengan beragam multimedia) tidak mengubah secara signifikan persentase pangsa pasar. Bahkan, ketika perubahan perilaku konsumen yang mengakses jejaring sosial semakin meningkat pun, komposisi kehadiran ponsel seri terbaru tidak mengubah pangsa pasar maupun minat konsumen.

Misalnya, akhir tahun lalu dominasi ponsel paling populer di Indonesia merek Nokia masih dikuasai oleh seri lama seperti Nokia 6600, N70, maupun N73 yang bertahan lumayan lama sebagai 10 ponsel yang diminati konsumen. Fenomena ini juga terjadi di Malaysia (dengan tambahan N95), Thailand (termasuk N72), dan Filipina.

Semua ponsel Nokia seri N ini termasuk ponsel yang bertahan lebih dari dua tahun sehingga asumsi kita bahwa ponsel bergerak dan tumbuh sebagai perangkat fesyen ternyata meleset kalau memerhatikan statistik tadi. Fenomena ini dalam beberapa urutan juga terjadi di Singapura seperti N85 dan N82, tapi konsumen negara tetangga ini juga menggemari ponsel seri E71 dan E51.

Ponsel seri N terbaru Nokia setelah memperkenalkan seri N97 sebagai ponsel cerdas dengan layar sentuh dan papan ketik QWERTY, Nokia pekan lalu memperkenalkan seri N86 yang memfokuskan pada penggunaan kamera digital dengan resolusi delapan (8) megapiksel, dan fungsi geser dua arah atas dan bawah yang menyembunyikan tombol teleponi dan tombol multimedia untuk memutar musik atau memperbesar foto digital.

Sekilas, kehadiran N86 adalah sebuah kelangsungan dari seri N sebelumnya yang membosankan secara desain maupun fitur. Namun, sepertinya Nokia masih tetap piawai dan mampu memberikan sentuhan menarik atas produk seri N ini.

Kehadirannya memang menjadikan ponsel berkamera ini memiliki resolusi paling tinggi, setara dengan kamera digital kelas prosumer yang sekarang sangat terjangkau dan menjadi minat banyak orang untuk dimiliki. Di sisi lain, kehadiran N86 8MP ini menjadi penting sebagai wujud persaingan kemampuan adu ajang teknologi sebelum kehadiran produk Samsung paling baru seri Pixon 12.

Nokia N86 memiliki tampilan layar OLED yang terang, mampu menghadirkan 16 juta warna pada layar 2,6 inci (diagonal 6,6 cm), koneksi HSDPA memungkinkan untuk mengirim foto digital secara cepat, serta kapasitas penyimpanan internal sebesar 8 GB.

Sebagai ponsel di era jejaring sosial, kamera digital N86 ini menjadi gadget penting menarik karena mampu menghasilkan foto-foto digital dengan resolusi yang tajam dan mudah untuk berbagi di berbagai situs jejaring internet. Dan berbagai fitur ini semua dikemas dan disentuh Nokia sebagai bukti kemampuannya untuk menghadirkan ponsel mutakhir. (rlp)

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:44 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04440182/resolusi.tinggi.sentuhan.nokia

SENTUHAN MASA DEPAN Rancangan Minimalis Sistem Operasi Android

Teknologi layar sentuh sebenarnya sudah lama berada di sekitar kita dan baru terasa pemanfaatannya ketika berbagai ragam informasi digital menjadi terlalu banyak masuk ke perangkat ponsel dan tidak cukup memadai untuk dikendalikan dengan tombol-tombol teleponi.

Adalah perusahaan High Tech Computer Corp (HTC) asal Taiwan yang menjadi pelopor pembuatan dan perancang ponsel cerdas yang memperkenalkan berbentuk personal digital assistant (PDA) menggunakan sistem operasi Windows Mobile, menjadikan layar sentuh sekarang memiliki nuansa yang berbeda.

Ketika ponsel cerdas dan ponsel PDA masih menyandang merek O2, gadget dengan merek ini dianggap mewakili statuta masyarakat hi-tech menikmati segala kemajuan teknologi terbaru serta lebih futuristik dibandingkan gadget lain. Dan, ketika Apple memperkenalkan iPhone, teknologi layar sentuh dikembangkan secara maksimal oleh HTC yang mengembangkan gadget menggunakan merek sendiri.

Banyak produk layar sentuh yang dikembangkan dalam kemasan gadget ponsel cerdas dan ponsel PDA yang dikembangkan HTC, dan produk terakhir diperkenalkan di pasar menandai era baru penggunaan teknologi layar sentuh. Riset dan pengembangan yang dilakukan HTC dalam mengembangkan HTC menghasilkan teknologi yang disebut TouchFLO, teknologi layar sentuh dengan fitur Touch Cube menampilkan aplikasi PDA dalam kubus tiga dimensi untuk memudahkan penggunaan akses aplikasi di atas sistem operasi Windows Mobile.

Dan, teknologi TouchFLO ini menjadi matang dan siap memasuki era baru seperti yang dicerminkan dalam produk HTC terbaru masing-masing HTC Magic yang menggunakan sistem operasi Android versi terbaru dan HTC Touch Pro2 yang merupakan kombinasi ponsel PDA layar sentuh dan papan ketik QWERTY.

Rancangan minimalis

Ketika pertama kali menggunakan HTC Magic dengan sistem operasi Android, bagi mereka yang sudah mencoba berbagai ragam ponsel cerdas maupun ponsel PDA akan langsung menikmati kehadiran ponsel cerdas dengan sistem operasi terbaru buatan Google ini. Kematangan teknologi mendesain dan mencangkokkan beragam teknologi dalam faktor bentuk kecil memang terlihat keunggulan HTC yang berpengalaman membuat beragam gadget canggih.

Produk HTC Magic memiliki sistem start-up yang terbilang cepat, menunjukkan kalau sistem operasi Android ini sangat ringan dibandingkan dengan sistem operasi ponsel cerdas atau ponsel PDA lain di pasaran. Memiliki berat 120 gram dengan rancang dimensi 113 x 55 x 14 mm, HTC Magic sangat ringan di genggaman tangan serta tipis untuk masuk ke dalam saku baju.

Dibandingkan sistem operasi Android G1, sistem operasi yang digunakan HTC Magic lebih matang dan siap untuk bersaing dengan berbagai sistem operasi yang sudah tersedia sebelumnya di pasaran. Produk HTC Magic dirancang sepenuhnya menggunakan layar sentuh walaupun rancang desain keseluruhan produk ini masih kalah minimalis dibandingkan dengan iPhone.

Produk terbaru HTC ini masih memiliki enam tombol di bagian depan serta tombol panjang di sisi kiri untuk memperkecil dan memperbesar volume suara. Untuk mengakses menu Android pada HTC Magic masih diperlukan tombol yang berlabel Menu atau ke tombol berbentuk rumah untuk kembali ke bagian depan kendali aplikasi Android.

Pada saat menu muncul di layar monitor 3,2 inci (diagonal 8,12 cm) dengan resolusi 320 x 480 piksel, layar sentuh baru berfungsi secara utuh seperti halnya iPhone. Menggunakan prosesor Qualcomm MSM72000A dengan kecepatan komputasi 528 MHz, HTC Magic memiliki memori internal 512 MB, koneksi HSDPA dengan kecepatan 7,2 Mbps, koneksi Bluetooth, sistem nirkabel 802.11 b/g, serta kamera digital dengan resolusi 3,2 megapiksel.

Produk canggih dengan desain menawan HTC Magic ini bisa menjadi pesaing berat iPhone yang unggul dengan berbagai aplikasi yang tersedia di Apple Store. Produk buatan HTC ini juga nantinya akan mengembangkan penyediaan aplikasi sejenis yang berbayar dan gratis, memberikan berbagai pilihan aplikasi yang menarik untuk digunakan.

Kokoh

Produk lain yang tidak kalah canggih produk terbaru HTC adalah Touch Pro2 sebagai ponsel PDA menggunakan sistem operasi Windows Mobile 6.1 Professional yang terbaru buatan Microsoft. Rancang desain Touch Pro2 ini terasa kokoh di tangan dan kemasan plastik yang membungkus produk ini sekilas seolah seperti produk mahal yang terbuat dari stainless steel.

Produk Touch Pro2 ini menjadi ponsel PDA terbaik yang menunjukkan pengalaman mengembangkan produk sejenis selama beberapa tahun terakhir ini. Mereka yang tidak terbiasa dengan ponsel PDA ini akan menganggap produk ini terlalu berat dan besar, memiliki layar 3,6 inci (diagonal 9,14 cm) dengan resolusi WVGA menghasilkan 65.000 warna.

Dilengkapi dengan koneksi TV-out, memungkinkan HTC Touch Pro2 ini terhubung ke monitor TV dan mengakses berbagai informasi dalam tayangan layar yang lebih lebar. Sepintas, ukurannya mirip seri N97 buatan Nokia yang terbaru dengan faktor bentuk yang sama, menempatkan papan ketik QWERTY di bawah layar sentuh tersembunyi.

Tapi ketika memegang produk Touch Pro2 ini, terasa kalau gadget buatan Taiwan ini lebih besar dan lebih berat dengan berat 178,5 gram. Dimensi rancangannya pun terasa besar dalam ukuran 116 x 59,2 x 16,65 mm dan memiliki semua fitur telekomunikasi maupun teknologi informasi yang disediakan berdasarkan aplikasi berbasis Windows Mobile.

Dan, salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Touch Pro2 ini adalah pada bagian belakangnya, selain memiliki lubang kecil tempat kamera digital dengan resolusi 3,2 megapiksel, terdapat tombol lain yang disebut sebagai Straight Talk dan bila ditekan memungkinkan untuk melakukan percakapan teleponi konferensi didengar oleh banyak orang.

Baik HTC Magic maupun HTC Touch Pro2 merepresentasikan kemajuan gadget canggih telekomunikasi yang diantisipasi sebagai produk yang mampu menampung besarnya jumlah informasi digital, kemudahan untuk mengakses jejaring sosial, serta mencerminkan gaya hidup modern. (rlp)

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:37 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04375095/rancangan.minimalis.sistem.operasi.android

PERUBAHAN TEKNOLOGI Peluang Baru Penerima TV Digital

Isu utama yang mengedepan ketika muncul gagasan perubahan teknologi penyiaran analog ke digital adalah adanya beban yang harus ditanggung masyarakat. Ini terjadi karena jutaan pesawat televisi yang sekarang (baca televisi analog) bakal tidak bisa digunakan.

Tentu hal ini dengan cepat mengundang antipati, sekalipun kemudian ada perangkat Set-top Box (STB) yang bisa ”membantu” TV analog menangkap siaran TV digital. Alat pengubah sinyal transmisi digital ke analog ini harganya relatif murah.

Kalau melihat harga STB sekarang (sekitar Rp 300.000), pada tahun 2018, saat penyiaran TV sudah beralih ke digital, sudah akan lebih murah nilainya. Selain dalam bentuk STB, penerima digital bisa hanya dalam bentuk tuner atau penerima digital dan output-nya langsung ke saluran input S-video pada TV seperti ketika menghubungkan perangkat DVD atau VCD.

Tentu hal ini juga akan memberikan inspirasi bagi para produsen elektronik di dalam negeri yang dipercaya membuat STB atau tuner digital. Dengan demikian, beban membeli STB sedikit terkurangi atau bahkan tidak dirasakan memberatkan konsumen.

Ini mengingatkan upaya perusahaan elektronik sekitar awal tahun 1990-an yang masih dikuasai kelompok peru-sahaan-perusahaan Jepang. Mereka membuat perekam dan sekaligus pemutar kaset video yang di dalamnya sudah di-cangkokkan tuner TV.

Hal serupa bisa dilakukan pada tuner digital maupun STB, paling tidak pada perekam DVD yang sudah banyak terdapat di negeri ini. Bahkan tidak mungkin pada saatnya perekam Blueray bisa menjadi pilihan, terutama untuk merekam siaran digital dalam format high definition (HD).

Ini merupakan tantangan untuk para produsen daripada hanya sekadar membuat STB atau tuner digital saja. Untuk STB saat ini sudah bisa dibuat PT Inti, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), dan PT Panggung Elektronik (Akari). Adapun untuk penerima televisi digital sudah diproduksi di dalam negeri oleh PT LG Electronics Indonesia dan Polytron.

Kalau melihat banyaknya kemungkinan variasi perangkat elektronik yang bisa diproduksi, ini berarti akan memberikan banyak pilihan baru buat konsumen. Dengan demikian, mulai sekarang konsumen bisa merancang pusat hiburan di rumah mereka dan sudah seharusnya produsen membantu memberikan solusi.

Yang sebenarnya tidak bahagia adalah stasiun-stasiun TV yang sekarang sudah mapan. Bukan hanya mereka harus mengganti sebagian perangkat pemancarnya untuk bisa mentransmisikan sinyal secara digital, tetapi juga dengan semakin banyaknya stasiun TV baru yang akan muncul. Hal ini mengingat satu kanal analog yang sekarang bisa digunakan sekitar enam kanal digital baru, pasti akan mengurangi kue keuntungan mereka.

Dalam percobaan yang dilakukan Kompas dengan pesawat 47LH50YD, TV digital pertama di Indonesia yang dibuat LG Electronics Indonesia bisa ditangkap 12 siaran TV digital di Jakarta. Penggunaan kanal digital percobaan ini tidak mengganggu kanal analog yang saat ini masih beroperasi penuh pada pita frekuensi UHF (ultra high frequency).

Kebanyakan siaran percobaan ini merupakan siaran paralel dari siaran analognya, seperti TVRI (1 dan 2), TPI, RCTI, SCTV, TV One, ANTV, Trans TV, Trans7, dan MetroTV. Sedangkan yang berbeda seperti TV Edukasi (menayangkan masalah pendidikan) dan Telkom dengan tayangan olahraga kriket yang lebih dikenal di India.

Sejak pencanangan TV digital Agustus tahun lalu ini pemerintah memberikan kesempatan percobaan pada dua konsorsium, selain membagi STB pada masyarakat. Konsorsium yang mendapat izin adalah KTDI (Konsorsium Televisi Digital Indonesia) dan konsorsium TVRI-Telkom.

Selain percobaan untuk standar DVB-T sebagai standar penyiaran televisi digital terestrial tidak bergerak (fixed reception) di Indonesia itu, juga ditunjuk dua konsorsium untuk uji coba siaran TV digital bergerak (mobile TV), yaitu Konsorsium Tren Mobile dan Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa dengan standar Digital Video Broadcasting for Handheld (DVB-H). (AWE)

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:39 WIB

Source: http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04392198/peluang.baru.penerima.tv.digital

AKSES INTERNET Modem 3G bagi Jejaring Sosial Internet

Jejaring internet dengan nuansa sosial memiliki daya tarik sendiri di kalangan pengguna internet Indonesia. Dan, Indonesia masuk ke dalam jejaring sosial digital skala global dengan pengguna yang tumbuh secara eksponensial, baik akses menggunakan komputer maupun ponsel.

Sampai sekarang tidak ada yang bisa memastikan berapa besar pertumbuhan pengguna internet di Indonesia, terutama mereka yang mengakses situs-situs jejaring sosial, seperti Facebook, Friendster, Blogger, dan WordPress. Para pengamat industri internet memperkirakan, page per view (PPV) Facebook di Indonesia setiap bulan bisa mencapai 2-3 miliar PPV.

Dampak yang ditimbulkan sangat luas serta mencakup ke industri dan bisnis lain. Salah satunya adalah operator telekomunikasi yang memiliki infrastruktur jaringan 3G memungkinkan siapa saja mengakses jejaring internet di mana saja dan kapan saja.

Yang kita saksikan, misalnya, penjualan perangkat Blackberry buatan Kanada meningkat pesat dengan penjualan lebih dari 25.000 unit setiap bulan. Produk lain juga mengalami peningkatan pesat karena dampak akses Facebook ini adalah modem USB, seperti produk ZTE MF 626 yang memiliki fitur rongga memuat kartu SD Micro yang berfungsi sebagai penyimpan digital tambahan bagi komputer.

Modem ZTE MF 626 ini mudah digunakan oleh siapa saja karena ketika dimasukkan ke rongga USB komputer ada aplikasi yang terpasang secara otomatis untuk mengakses jaringan seluler 3G/HSDPA yang secara teoretis memiliki kecepatan 3,6 Mbps.

Kemampuan modem ZTE, perusahaan telekomunikasi ternama di RRC, terbilang sangat stabil dan akan berperilaku sesuai dengan lingkungan jaringan seluler yang digunakan. Kecepatan akan bertambah secara otomatis ketika akses 3G memungkinkan dan tidak banyak digunakan serta akan menyesuaikan diri ke jaringan data GPRS atau EDGE ketika jaringan penuh oleh pengguna. Dan, ZTE MF 626 juga memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan SMS dari komputer. (rlp)

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:42 WIB

Source: http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04421156/modem.3g.bagi.jejaring.sosial.internet

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...