Thursday, July 30, 2009

Telkom Genjot Bisnis Voice dan Data Melalui SLI 007

Melihat besarnya peluang bisnis sambungan langsung internasional (SLI) membuat PT Telkom berniat mengoptimalkan layanan SLI 007 untuk meraih peningkatan revenue bagi perusahaan.

Kendati saat ini sudah ada 3 operator yang menyediakan fasilitas SLI namun hal tersebut tidak menyurutkan minat Telkom.

"Kami lihat peluang untuk peningkatan revenue dari pasar masih terbuka lebar," kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia (29/7).

Optimisme tersebut hadir lantaran Telkom melihat perkembangan trafik serta marketshare SLI Telkom yang menjanjikan.

Eddy menjelaskan, dari sisi trafik internasional, baik incoming maupun outgoing, durasi trafik SLI hingga 5 Juni 2009 secara total mencapai 814,3 juta menit. Dari total tersebut, komposisi incoming sebesar 77% sedang sisanya outgoing.

Dengan performa tersebut marketshare SLI Telkom yang mulai beroperasi sejak tahun 2007 pada bulan Juni 2009 mencapai 42%.

Untuk melengkapi layanan voice melalui SLI 007 Telkom juga berencana menggarap layanan data internasional seperti IPLC (International Private Leased Circuit) memiliki prospek yang cukup baik di Indonesia. "Pertumbuhan pengguna IPCL mencapai 40% setahun," tandas Eddy.

Jakarta, 29 Juli 2009

Konsorsium Televisi Digital Luncurkan Siaran Digital

PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupakan kerjasama enam stasiun televisi swasta, yaitu SCTV, ANTV, Metro TV, Trans Tv, Trans7, dan TvOne.

Direktur utama KTDI, Ishadi SK menjelaskan, mereka akan menggandeng instansi Pemerintah untuk terlibat dalam siaran KTDI. "Dengan demikian, siaran KTDI memiliki nilai tambah dari sisi informasi seperti ramalan cuaca, berita keuangan, lalu lintas, peringatan dini bencana alam, dan lainnya," tutur Ishadi.

Uji coba siaran digital KTDI sebenarnya telah berlangsung sejak pertengahan Januari 2009. Cuma, peresmian uji coba oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono baru dilakukan hari ini (20/5), bertepatan hari Kebangkitan Nasional.

Direktur KTDI, Supeno Lembang menjelaskan, masyarakat bisa menikmati siaran uji coba televisi digital KTDI. Caranya, dengan membeli set top box, yaitu sebuah perangkat penerima yang telah dilengkapi DVB-T Tuner untuk menerima siaran digital. "KTDI tidak menjual set top box, tapi dapat diperoleh di toko-toko elektronik terdekat," kata Supeno.

Saat ini, siaran digital KTDI dipancarkan dengan kekuatan 5 Kw pada frekuensi 46 UHF atau 674 Mhz.

Jakarta, 20 Mei 2009

Konsorsium Televisi Digital Luncurkan Siaran Digital

PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupakan kerjasama enam stasiun televisi swasta, yaitu SCTV, ANTV, Metro TV, Trans Tv, Trans7, dan TvOne.

Direktur utama KTDI, Ishadi SK menjelaskan, mereka akan menggandeng instansi Pemerintah untuk terlibat dalam siaran KTDI. "Dengan demikian, siaran KTDI memiliki nilai tambah dari sisi informasi seperti ramalan cuaca, berita keuangan, lalu lintas, peringatan dini bencana alam, dan lainnya," tutur Ishadi.

Uji coba siaran digital KTDI sebenarnya telah berlangsung sejak pertengahan Januari 2009. Cuma, peresmian uji coba oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono baru dilakukan hari ini (20/5), bertepatan hari Kebangkitan Nasional.

Direktur KTDI, Supeno Lembang menjelaskan, masyarakat bisa menikmati siaran uji coba televisi digital KTDI. Caranya, dengan membeli set top box, yaitu sebuah perangkat penerima yang telah dilengkapi DVB-T Tuner untuk menerima siaran digital. "KTDI tidak menjual set top box, tapi dapat diperoleh di toko-toko elektronik terdekat," kata Supeno.

Saat ini, siaran digital KTDI dipancarkan dengan kekuatan 5 Kw pada frekuensi 46 UHF atau 674 Mhz.

Jakarta, 20 Mei 2009

Wednesday, July 29, 2009

Notebook Kantoran, Bisa Buat Kerja Kapan dan Dimana Saja

INILAH enaknya hidup di zaman yang sudah maju seperti sekarang. Orang bisa ngantor di mana saja selama ada notebook yang terkoneksi dengan jaringan internet.

Satu generasi lalu boleh jadi hal itu masih sebatas mimpi. Namun, sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi, Anda bisa melanjutkan pekerjaan kantor di mana saja, termasuk di rumah sekali pun.

Maka, bekerja di luar kantor mulai menjadi tren selama sepuluh tahun terakhir. Hal ini bisa terwujud karena banyak muncul peralatan kantor yang memudahkan aktivitas semacam itu. Salah satunya adalah notebook kantoran.

Produsen notebook memang cukup gencar melakukan penetrasi pasar. Misalnya, getol meluncurkan notebook kantoran berukuran kecil dan multifungsi. Bahkan, tak jarang mereka membentuk divisi khusus untuk melayani penjualan ke sektor bisnis maupun pemerintah. “Pasarnya sangat bergairah dan diprediksi terus berkembang,” kata Tahir Abdullah, Kepala Unit Bisnis Departemen PC PT Aneka Infokom Tekindo, distributor Toshiba.

Meski gencar meluncurkan produk, umumnya produsen cenderung berhati-hati dalam memproduksi notebook kantoran. Soalnya, produk tersebut harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan kantor.

Misalnya, tidak terlalu fokus mengembangkan perangkat multimedia. Ambil contoh, loudspeaker di notebook untuk kantor biasanya didesain standar, sehingga tidak terlalu berlebihan dalam gaya dan desain.

Lebih kuat, lebih aman

Selain itu, gaya dan model notebook kantoran juga tampil lebih konvensional. Beda dengan komputer jinjing umumnya yang memiliki desain terbaru. “Notebook kantoran itu di desain khusus untuk kerja, tapi bisa juga dipakai untuk keperluan personal,” ujar Shendy Kurniawan, Senior Account Manager PT Robicomp Karya Utama, distributor Dell.

Meski begitu, notebook kantoran memiliki keunggulan dalam hal keamanan, daya tahan, dan kemudahan dalam perawatan. “Soal daya tahan, notebook kantoran lebih unggul, termasuk soal security untuk data,” tutur Yohan Wijaya, Country Business Manager, Commercial Notebook, Personal Systems Group Hewlett-Packard (HP) Indonesia.

Notebook kantoran memang dirancang lebih kuat dan tahan guncangan. Selain itu, memakai magnesium alloy yang lebih keras. “Sehingga aman jika kena tumpahan minuman di keyboard-nya,” kata Shendy.

Sesuai kebutuhan

Keunggulan lainnya, notebook kantor juga lebih hemat energi karena tidak mengonsumsi listrik sebanyak komputer desktop.

Berkat berbagai keunggulan itu, penjualan notebook kantoran terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, misalnya, penjualan melonjak hingga 40%. “Banyak yang mencari notebook ini karena karyawan bisa menjadi lebih produktif dengan konsep bekerja anytime anywhere. Ini menguntungkan buat perusahaan,” tutur Tahir.

Saat ini, cukup banyak pilihan notebook kantoran yang beredar di pasar. Karena itu, sebelum membeli, pastikan komputer jinjing itu benar-benar sesuai kebutuhan Anda. Jangan sampai notebook yang kadung dibeli tidak mampu mendukung kinerja Anda, atau di dalam notebook tersebut terkandung banyak fasilitas yang sebetulnya tidak Anda butuhkan.

Nah, setelah mengidentifikasi produk, Anda bisa menghubungi distributor resmi yang tersebar di pusat perbelanjaan.

Cuma, sebelum jadi membeli, Anda tetap harus jeli terhadap berbagai promosi dan program penjualan yang ditawarkan distributor. “Harus diketahui secara jelas berapa lama garansi dan bagaimana perbaikan jika terjadi masalah,” kata Yohan.

Biasanya, notebook berkualitas tinggi memiliki jangka waktu garansi cukup lama. Misalnya, memberikan garansi pemakaian hingga tiga tahun. Tidak hanya itu, produsen juga berani memberikan pelayanan ekstra purna jual. “Kami sudah melakukan ini, misalnya dengan mengadakan hotline room yang siaga untuk dipanggil jika ada masalah,” jelas Shendy.

Tak kalah pentingnya, Anda pun harus memastikan kerjasama bisnis antara produsen notebook dengan distributor. Ini untuk menjaga agar ada jaminan soal ketersediaan layanan, perawatan, dan suku cadang.

Biasanya, kerjasama bisnis itu meliputi kontrak kerjasama jangka panjang untuk pengadaan yang lebih terprogram, termasuk pergantian unit.

Banyak pilihan

Soal harga tentu bervariasi sesuai dengan spesifikasinya. Misalnya, Dell memilih tidak mematok harga pada setiap notebook kantoran bikinannya. “Yang pasti rata-rata harganya di atas US$ 1.000 per unit,” kata Shendy.

Asal tahu saja, saat ini hampir seluruh produsen terkemuka meramaikan pasar notebook kantoran ini. Selain Dell, produsen laptop lainnya yang membidik pasar ini adalah HP. Notebook kantor buatannya adalah HP EliteBook 6930p.

Notebook ini memiliki produktivitas tinggi karena mampu bertahan dengan baterai selama 24 jam. Produk ini ditawarkan bagi perusahaan yang segmentasinya menengah ke atas.

Produk terbaru HP adalah EliteBook 2530p. Ini adalah HP EliteBook terkecil dan teringan dengan built-in optical drive. “Untuk HP jenis EliteBook ini dijual antara US$ 1.100 sampai US$ 2.000,” ujar Yohan.

Toshiba juga menawarkan banyak pilihan untuk kalangan kantoran maupun pebisnis. Tipe yang paling akrab adalah Toshiba Satellite dan Portege. Tipe Satellite digunakan untuk kantoran di sektor pendidikan, sedangkan di sektor pemerintahan banyak menggunakan tipe Portege atau Satellite Pro. Kedua produk ini dijual di kisaran US$ 700–US$ 1.500.

Selain itu, Toshiba juga menyediakan notebook untuk pebisnis di industri perkebunan, perminyakan, maupun pertambangan. Biasanya, industri seperti itu membutuhkan notebook tahan banting dan tahan cuaca. Toshiba membanderol notebook besutannya itu di kisaran Rp 10 juta–Rp 18 juta.

Seperti produsen lain, Toshiba pun memasarkan produk dengan cara kredit. Jadi, karyawan perusahaan bisa membawa pulang notebook dengan cara mencicil. “Soal pembiayaan kami bekerjasama dengan perbankan,” kata Tahir.

26 Juli 2009

Source:http://weekend.kontan.co.id/index.php/read/xml/gadget/3393/notebook-kantoran-bisa-buat-kerja-kapan-dan-dimana-saja#more-3393

Teknologi Mikroturbin untuk Substitusi Diesel

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mempersiapkan aplikasi teknologi mikroturbin untuk substitusi mesin diesel. Selain menghasilkan listrik, teknologi mikroturbin mampu memproduksi panas sebagai sumber energi baru dengan sumber energi juga berupa gas tetapi dengan emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan mesin diesel.

”Mikroturbin tergolong teknologi baru yang belum pernah kita aplikasikan,” kata Kepala Balai Besar Teknologi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi MAM Oktaufik, Senin (27/7) di Jakarta.

Menurut Oktaufik, dengan dana hibah dari Global Environment Facility melalui Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) akan diimpor enam unit mikroturbin kapasitas 30 kilowatt-65 kilowatt dari Amerika Serikat. Dari total dana hibah 6 juta dollar AS, selain untuk pengadaan mikroturbin, juga untuk menunjang penguatan kapasitas pengusaha produsen listrik selama lima tahun.

Batas kapasitas produksi listrik mikroturbin di bawah 1.000 kilowatt dengan peralatan yang minim. Ini berfungsi menunjang desentralisasi energi atau pemenuhan energi tanpa transmisi sentralistik. Saat ini biaya peralatan teknologi ini masih terlampau tinggi, yaitu antara 3 kali dan 4 kali lipat mesin diesel.

Harga investasi awal untuk produksi 1 kilowatt mesin diesel berkisar 500 dollar AS (Rp 5 juta), sedangkan dengan mikroturbin bisa mencapai 2.000 dollar AS (Rp 20 juta). Teknologi ini menggunakan bahan bakar biogas atau metana.

”Karena bentuk mikrohidro relatif kecil, di Amerika Serikat juga digunakan untuk mesin kendaraan bus,” ujar Oktaufik.

Assistant Country Director UNDP Indonesia Budhi Sayoko mengatakan, pengadaan mikroturbin adalah untuk program substitusi mesin-mesin diesel yang selama ini digunakan untuk gedung atau perkantoran. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi produksi listrik dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

”UNDP akan memberikan dana hibah 6 juta dollar AS. Saat ini sedang dibahas untuk menghindari peran pihak ketiga dalam proses tendernya,” kata Budhi.(NAW)

Rabu, 29 Juli 2009 | 03:47 WIB

Jakarta, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/29/03470192/teknologi.mikroturbin.untuk.substitusi.diesel

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...