Jakarta - Implementasi teknologi berbasis WiMax dan Long Term Evolution (LTE) belakangan menjadi buah bibir penggiat industri telekomunikasi dunia dan Tanah Air. Pun demikian, kehadiran kedua teknologi baru tersebut tetap diyakini tidak akan menggusur eksistensi 3G.
Menurut John Stefanac, Presiden Qualcomm Asia Tenggara dan Pasifik, ekosistem yang telah dibuat teknologi 3G sudah sangat mapan. Hal itu salah satunya mengacu pada jumlah pengguna 3G yang telah menembus angka 885 juta pelanggan di seluruh dunia.
"Artinya, volume pengguna berperan besar di sini, yang selanjutnya akan mengarah pada harga (yang akan terus turun)," tukasnya dalam temu media di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (12/11/2009).
Kemudian jika dilihat dari sisi pemain, lanjut John, sederet operator telekomunikasi di dunia juga sudah mendukung 3G. Sementara untuk WiMax dan LTE masih sebatas uji coba.
"Diperlukan pengalaman dan pengetahuan di situ, sedangkan konsumen hanya ingin tahu mendapat layanan yang baik," tukasnya.
Memang di atas kertas, WiMax dan LTE menjanjikan transfer data yang jauh lebih cepat ketimbang 3G. Jika 3G hanya mampu bermain di angka 3,6 Mbps, maka LTE bisa sampai 100 Mbps.
Kendati begitu, lanjut John, hal itu juga harus dilihat dari kaca mata investasi. Berapa dana yang harus dikucurkan untuk membangun jaringan baru dan menyediakan perangkat baru?. Hal itu juga harus ditunjang dari segi perangkat yang nantinya dipegang konsumen.
Tak ayal, bagi beberapa operator -- termasuk di Indonesia yang diwakili oleh Telkomsel dan Indosat-- pilihan menapak lebih dulu di tangga HSPA+ dianggap menjadi pilihan yang lebih bijak. Teknologi ini sudah memasuki HSPA+ rilis 7 yang mampu mendistribusikan data dengan kecepatan 21 Mbps, sedangkan untuk yang versi rilis 8 bisa sampai dua kali lebih cepat.
Namun yang pasti, ditegaskan John, WiMax ataupun LTE hanya akan jadi pelengkap 3G, bukan malah menggusurnya. "Lihat saja teknologi 2G yang sudah ada sejak beberapa tahun lalu, sampai saat ini masih ada kan?" pungkasnya. ( ash / faw )
Kamis, 12/11/2009 17:01 WIB ; SOURCE:http://www.detikinet.com/read/2009/11/12/155806/1240649/328/-wimax-dan-lte-tidak-akan-gusur-3g-
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Wednesday, November 18, 2009
5 Ponsel Pintar Terbaik Dunia
Jakarta - Ada banyak ponsel pintar di dunia saat ini yang punya kemampuan begitu hebat. Namun jika hanya lima saja yang dianggap layak masuk katagori terbaik, apa saja alasannya, dan mengapa?
Simak jawabannya dalam review yang disarikan dari Cnetberikut ini:
5. Samsung i8910 Omnia HD
Samsung, vendor ponsel asal Korsel ini belakangan giat membanjiri pasar dengan deretan ponsel kelas atas. Salah satu yang patut diperhitungkan jelas Omnia HD. Meski berukuran cukup besar, dengan berat 148 gram, ponsel ini tetap nyaman digenggam, bahkan terkesan elegan.
Aplikasi dan fitur yang ada memang bikin ngiler, di antaranya layar AMOLED besar dengan tampilan cemerlang. Kameranya 8 megapiksel dengan kemampuan video recording HD (high definition). Layar sentuh berbasis TouchWiz disebut-sebut sebagai yang terbaik dibanding milik ponsel Samsung lainnya. Masih kurang? Masih ada fitur Wi Fi, Bluetooth dan GPS.
4. HTC HD 2
HTC merilis HTC HD 2 atau kode namanya Leo, yang siap membuat vendor lainnya iri. Salah satu alasannya, layar touchscreen-nya yang berukuran 4,3 inch terbilang impresif. HTC HD 2 adalah ponsel berbasis Windows pertama yang ditautkan dengan interface HTC Sense yang sebelumnya menyambangi HTC Hero.
Ponsel ini juga dibekali prosesor dahsyat dari Qualcomm, yakni 1Ghz Snapdragon yang menjamin penggunaan aplikasi secepat kilat. Selain itu, masih ada fasilitas kamera 5 megapiksel, Bluetooth 2.1 dan jack headphone 3,5 mm.
3. BlackBerry Storm 2
Jika BlackBerry Storm edisi perdana boleh dibilang gagal meraih minat konsumen, tidak demikian halnya dengan Storm 2. Storm 2 tampil memuaskan dengan antarmuka touchscreenberbasis SurePress yang disempurnakan, sehingga lebih presisi dan nyaman saat digunakan.
Edisi ini juga sudah menyertakan Wi-Fi, memori yang lebih besar, serta sistem operasi yang lebih update. Dengan bodi yang terkesan premium, Storm 2 adalah pilihan yang bagus bagi penggemar BlackBerry.
2. Motorola Droid
Setelah cukup lama terpuruk, Motorola menghantam balik dengan Droid, sebuah handset high end berbasis sistem operasi terkini dari Google, yakni Android 2. Ponsel ini menjanjikanbrowsing web yang lebih cepat dan layanan dari Google (Mail, Apps, Search, Talk) nyaris tanpa cacat.
Bodinya cukup mewah dan solid, dibekali keyboard QWERTY sliding dengan tombol besar yang nyaman untuk mengetik. Layar sentuh WVGAnya terbilang besar dan berkualitas tinggi, memanjakan pengalaman mobile user. Tak hanya itu, kamera 5
megapikselnya tangguh untuk memotret.
1. iPhone 3GS
Singgasana iPhone sebagai rajanya ponsel tampaknya masih belum tergoyahkan. Meski sudah cukup lama beredar, handset andalan Apple ini masih laris manis bak kacang goreng.
Apa yang ditawarkan iPhone 3GS memang boleh dibilang belum ada tandingannya meski sudah banyak vendor coba menyaingi. Layar sentuh amat mumpuni, pemrosesan yang cepat serta utamanya, aplikasi melimpah ruah dari App Store, membuat handset ini masih terfavorit. ( fyk / rou )
Rabu, 18/11/2009 07:54 WIB , SOURCE:http://www.detikinet.com/read/2009/11/18/075423/1243745/317/5-ponsel-pintar-terbaik-dunia?topnews
Simak jawabannya dalam review yang disarikan dari Cnetberikut ini:
5. Samsung i8910 Omnia HD
Samsung, vendor ponsel asal Korsel ini belakangan giat membanjiri pasar dengan deretan ponsel kelas atas. Salah satu yang patut diperhitungkan jelas Omnia HD. Meski berukuran cukup besar, dengan berat 148 gram, ponsel ini tetap nyaman digenggam, bahkan terkesan elegan.
Aplikasi dan fitur yang ada memang bikin ngiler, di antaranya layar AMOLED besar dengan tampilan cemerlang. Kameranya 8 megapiksel dengan kemampuan video recording HD (high definition). Layar sentuh berbasis TouchWiz disebut-sebut sebagai yang terbaik dibanding milik ponsel Samsung lainnya. Masih kurang? Masih ada fitur Wi Fi, Bluetooth dan GPS.
4. HTC HD 2
HTC merilis HTC HD 2 atau kode namanya Leo, yang siap membuat vendor lainnya iri. Salah satu alasannya, layar touchscreen-nya yang berukuran 4,3 inch terbilang impresif. HTC HD 2 adalah ponsel berbasis Windows pertama yang ditautkan dengan interface HTC Sense yang sebelumnya menyambangi HTC Hero.
Ponsel ini juga dibekali prosesor dahsyat dari Qualcomm, yakni 1Ghz Snapdragon yang menjamin penggunaan aplikasi secepat kilat. Selain itu, masih ada fasilitas kamera 5 megapiksel, Bluetooth 2.1 dan jack headphone 3,5 mm.
3. BlackBerry Storm 2
Jika BlackBerry Storm edisi perdana boleh dibilang gagal meraih minat konsumen, tidak demikian halnya dengan Storm 2. Storm 2 tampil memuaskan dengan antarmuka touchscreenberbasis SurePress yang disempurnakan, sehingga lebih presisi dan nyaman saat digunakan.
Edisi ini juga sudah menyertakan Wi-Fi, memori yang lebih besar, serta sistem operasi yang lebih update. Dengan bodi yang terkesan premium, Storm 2 adalah pilihan yang bagus bagi penggemar BlackBerry.
2. Motorola Droid
Setelah cukup lama terpuruk, Motorola menghantam balik dengan Droid, sebuah handset high end berbasis sistem operasi terkini dari Google, yakni Android 2. Ponsel ini menjanjikanbrowsing web yang lebih cepat dan layanan dari Google (Mail, Apps, Search, Talk) nyaris tanpa cacat.
Bodinya cukup mewah dan solid, dibekali keyboard QWERTY sliding dengan tombol besar yang nyaman untuk mengetik. Layar sentuh WVGAnya terbilang besar dan berkualitas tinggi, memanjakan pengalaman mobile user. Tak hanya itu, kamera 5
megapikselnya tangguh untuk memotret.
1. iPhone 3GS
Singgasana iPhone sebagai rajanya ponsel tampaknya masih belum tergoyahkan. Meski sudah cukup lama beredar, handset andalan Apple ini masih laris manis bak kacang goreng.
Apa yang ditawarkan iPhone 3GS memang boleh dibilang belum ada tandingannya meski sudah banyak vendor coba menyaingi. Layar sentuh amat mumpuni, pemrosesan yang cepat serta utamanya, aplikasi melimpah ruah dari App Store, membuat handset ini masih terfavorit. ( fyk / rou )
Rabu, 18/11/2009 07:54 WIB , SOURCE:http://www.detikinet.com/read/2009/11/18/075423/1243745/317/5-ponsel-pintar-terbaik-dunia?topnews
Izin Wimax 6 Perusahaan Terancam Dicabut
Jakarta - Enam perusahaan pemenang tender broadband wireless access (BWA) di pita frekuensi 2,3 GHz terancam dicabut izin prinsipnya jika tak juga berhasil memenuhi kewajiban pembayarannya.
Kewajiban pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran up front fee dan biaya hak penyelenggaraan (BHP) frekuensi layanan Wimax tahun pertama.
Namun hingga tenggat waktu pembayaran berakhir 17 November 2009, keenam perusahaan tersebut tak juga berhasil memenuhi kewajibannya selaku pemenang tender.
Perusahaan yang mangkir itu adalah PT Internux, PT First Media, PT Jasnita Telekomindo, PT Berca Hardayaperkasa, Konsorsium Wimax Indonesia, serta Konsorsium PT Comtronics Systems dan PT Adiwarta Perdania.
Kepala Pusat Informasi Depkominfo, Gatot S Dewa Broto, menyatakan pihaknya masih akan memberi toleransi pembayaran hingga tiga hari ke depan, Jumat 20 November 2009.
"Namun jika sampai Jumat nanti mereka tak juga memenuhi komitmennya, izin prinsip yang telah kami berikan pada mereka akan kami cabut kembali," tegasnya saat dihubungi detikINET, Rabu (18/11/2009).
Depkominfo sendiri punya rencana untuk menender ulang sisa zona dan paket wilayah di luar area yang dimenangkan Telkom dan Indosat Mega Media (IM2). Kedua perusahaan yang juga menang tender itu dinyatakan telah memenuhi komitmen pembayarannya tepat waktu.
"Kami di internal juga memikirkan opsi untuk mencabut dan menenderkan kembali hak mereka selaku pemenang tender jika enam perusahaan tersebut tak jua bisa membayar sampai Jumat minggu ini," tandas Gatot.
Catatan: Dari enam perusahaan yang terancam dicabut izinnya untuk Wimax, ada dua yang ternyata bisa mengulur waktu pemenuhan kewajiban hingga Januari 2010. Simak lengkapnya dalam artikel 'Konsorsium Wimax Boleh Molor Sampai 2010'.
( rou / rou )
Rabu, 18/11/2009 09:55 WIB , SOURCE:http://www.detikinet.com/read/2009/11/18/023635/1243703/328/izin-wimax-6-perusahaan-terancam-dicabut
Kewajiban pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran up front fee dan biaya hak penyelenggaraan (BHP) frekuensi layanan Wimax tahun pertama.
Namun hingga tenggat waktu pembayaran berakhir 17 November 2009, keenam perusahaan tersebut tak juga berhasil memenuhi kewajibannya selaku pemenang tender.
Perusahaan yang mangkir itu adalah PT Internux, PT First Media, PT Jasnita Telekomindo, PT Berca Hardayaperkasa, Konsorsium Wimax Indonesia, serta Konsorsium PT Comtronics Systems dan PT Adiwarta Perdania.
Kepala Pusat Informasi Depkominfo, Gatot S Dewa Broto, menyatakan pihaknya masih akan memberi toleransi pembayaran hingga tiga hari ke depan, Jumat 20 November 2009.
"Namun jika sampai Jumat nanti mereka tak juga memenuhi komitmennya, izin prinsip yang telah kami berikan pada mereka akan kami cabut kembali," tegasnya saat dihubungi detikINET, Rabu (18/11/2009).
Depkominfo sendiri punya rencana untuk menender ulang sisa zona dan paket wilayah di luar area yang dimenangkan Telkom dan Indosat Mega Media (IM2). Kedua perusahaan yang juga menang tender itu dinyatakan telah memenuhi komitmen pembayarannya tepat waktu.
"Kami di internal juga memikirkan opsi untuk mencabut dan menenderkan kembali hak mereka selaku pemenang tender jika enam perusahaan tersebut tak jua bisa membayar sampai Jumat minggu ini," tandas Gatot.
Catatan: Dari enam perusahaan yang terancam dicabut izinnya untuk Wimax, ada dua yang ternyata bisa mengulur waktu pemenuhan kewajiban hingga Januari 2010. Simak lengkapnya dalam artikel 'Konsorsium Wimax Boleh Molor Sampai 2010'.
( rou / rou )
Rabu, 18/11/2009 09:55 WIB , SOURCE:http://www.detikinet.com/read/2009/11/18/023635/1243703/328/izin-wimax-6-perusahaan-terancam-dicabut
Tuesday, November 17, 2009
Hasil Pertemuan Kopenhagen Hanya 4 Kesepakatan Politik?
Konferensi perubahan iklim PBB yang akan diadakan di Kopenhagen, Denmark, Desember mendatang, kemungkinan tidak akan menghasilkan sebuah draft kesepakatan baru pengganti Protokol Kyoto.
Executive Secretary of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Yvo de Boer mengatakan, hasil yang paling memungkinkan adalah empat keputusan politik yang akan memberikan kejelasan, khususnya bagi dunia usaha.
Dalam wawancaranya dengan Environment & Energy Publishing (E&E), Yvo de Boer mengungkapkan, empat keputusan politik itu adalah pertama, berapa besar negara-negara industri akan menurunkan emisi gas rumah kacanya. Kedua, seberapa besar negara berkembang seperti China dan India akan membatasi pertumbuhan emisinya. Ketiga, bantuan seperti apa yang dibutuhkan negara berkembang untuk mengurangi emisi dan mengadaptasi pengaruh perubahan iklim dalam skala pendanaan. Dan keempat, bagaimana bantuan tersebut didistribusikan.
Yvo de Boer memandang, masih diperlukan adanya hal-hal yang disepakati di Kopenhagen, tetapi tidak mungkin hasil tersebut merupakan keputusan final dan mendetil tentang sebuah kesepakatan baru. Protokol Koyoto, yang berakhir masa komitmennya pada 2012 mendatang, berisi seperangkat peraturan mengenai target pengurangan emisi gas rumah kaca yang diratifikasi oleh 184 negara yang merupakan bagian dari konvensi iklim PBB. Pengecualian untuk Amerika Serikat yang hingga saat ini tidak meratifikasi kesepakatan tersebut.
Akan tetapi, Yvo de Boer mengapresiasi langkah Amerika Serikat yang kembali ke proses perundingan perubahan iklim dan turut mengikatkan diri di dalamnya. "Pelajaran besar yang saya dapatkan dari era Protokol Kyoto adalah pentingnya peran delegasi pemerintah yang mewakili Amerika Serikat dakan berkomunikasi dengan senat, mengenai hal apa saja yang bisa diterima dan tidak," kata Yvo de Boer.
Menurut pandangannya, penolakan Amerika Serikat atas Protokol Kyoto didasari dua alasan utama. Pertama, ketentuan dalam kesepakatan itu tidak melibatkan peran aktif dari negara-negara berkembang dan kedua, kesepakatan itu dirasakan merugikan bagi perekonomian Amerika Serikat.
Konferensi di Kopenhagen, tambah de Boer, akan menerapkan skenario yang jauh berbeda. Ia percaya, Presiden AS Barack Obama mampu meyakinkan China dan India untuk turut menandatangani perjanjian baru. Ketika ditanya, apakah resesi global akan mempengaruhi negosiasi di Kopenhagen, de Boer tak menampiknya, "Mari kita lihat, investasi dalam proyek energi terbarukan mengalami goncangan. Terutama, karena menurunnya harga minyak dan menurunnya aktivitas ekonomi," ujarnya.
Executive Secretary of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Yvo de Boer mengatakan, hasil yang paling memungkinkan adalah empat keputusan politik yang akan memberikan kejelasan, khususnya bagi dunia usaha.
Dalam wawancaranya dengan Environment & Energy Publishing (E&E), Yvo de Boer mengungkapkan, empat keputusan politik itu adalah pertama, berapa besar negara-negara industri akan menurunkan emisi gas rumah kacanya. Kedua, seberapa besar negara berkembang seperti China dan India akan membatasi pertumbuhan emisinya. Ketiga, bantuan seperti apa yang dibutuhkan negara berkembang untuk mengurangi emisi dan mengadaptasi pengaruh perubahan iklim dalam skala pendanaan. Dan keempat, bagaimana bantuan tersebut didistribusikan.
Yvo de Boer memandang, masih diperlukan adanya hal-hal yang disepakati di Kopenhagen, tetapi tidak mungkin hasil tersebut merupakan keputusan final dan mendetil tentang sebuah kesepakatan baru. Protokol Koyoto, yang berakhir masa komitmennya pada 2012 mendatang, berisi seperangkat peraturan mengenai target pengurangan emisi gas rumah kaca yang diratifikasi oleh 184 negara yang merupakan bagian dari konvensi iklim PBB. Pengecualian untuk Amerika Serikat yang hingga saat ini tidak meratifikasi kesepakatan tersebut.
Akan tetapi, Yvo de Boer mengapresiasi langkah Amerika Serikat yang kembali ke proses perundingan perubahan iklim dan turut mengikatkan diri di dalamnya. "Pelajaran besar yang saya dapatkan dari era Protokol Kyoto adalah pentingnya peran delegasi pemerintah yang mewakili Amerika Serikat dakan berkomunikasi dengan senat, mengenai hal apa saja yang bisa diterima dan tidak," kata Yvo de Boer.
Menurut pandangannya, penolakan Amerika Serikat atas Protokol Kyoto didasari dua alasan utama. Pertama, ketentuan dalam kesepakatan itu tidak melibatkan peran aktif dari negara-negara berkembang dan kedua, kesepakatan itu dirasakan merugikan bagi perekonomian Amerika Serikat.
Konferensi di Kopenhagen, tambah de Boer, akan menerapkan skenario yang jauh berbeda. Ia percaya, Presiden AS Barack Obama mampu meyakinkan China dan India untuk turut menandatangani perjanjian baru. Ketika ditanya, apakah resesi global akan mempengaruhi negosiasi di Kopenhagen, de Boer tak menampiknya, "Mari kita lihat, investasi dalam proyek energi terbarukan mengalami goncangan. Terutama, karena menurunnya harga minyak dan menurunnya aktivitas ekonomi," ujarnya.
MINGGU, 15 NOVEMBER 2009 | 16:39 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com -http://sains.kompas.com/read/xml/2009/11/15/16394819/hasil.pertemuan.kopenhagen.hanya.4.kesepakatan.politik
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com -http://sains.kompas.com/read/xml/2009/11/15/16394819/hasil.pertemuan.kopenhagen.hanya.4.kesepakatan.politik
Prihatin! Lahan Kritis Indonesia Capai 51,03 Juta Hektar
Kondisi lahan kritis Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, dengan jumlah total mencapai 51,03 juta hektar. 31,53 juta hektar dalam kondisi agak kritis, 14,72 juta hektar kritis, dan seluas 4,78 juta hektar yang tergolong sangat kritis.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat membuka Rapat Koordinasi dan Konsultasi Penyuluhan Kehutanan di Gedung Manggala Wana Bakti, Senin (16/11).
Menurut Zulkifli, illegal logging merupakan salah satu faktor yang memperburuk kondisi lahan kritis, selain pembakaran hasil hutan dan sampah yang juga menimbulkan emisi. “Membakar hasil hutan dan sampah dapat menimbulkan emisi dan merusak lingkungan,” ujar Zulkifli.
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk menghentikan budaya membakar hutan untuk pembukaan lahan baru. “Kebiasaan masyarakat untuk membakar hutan harus diubah,” jelasnya.
Untuk mengatasi illegal logging menurutnya harus dilakukan upaya membangun hubungan yang bagus, sinergi yang positif dengan lembaga terkait seperti dengan angkatan laut, gubernur, dan bupati. “Harus ada harmonisasi hubungan,” jelasnya.
Selain itu ia juga berupaya memperkuat Lembaga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di daerah-daerah. “Kita hanya akan mendidik dan mengawasinya,” tambahnya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat membuka Rapat Koordinasi dan Konsultasi Penyuluhan Kehutanan di Gedung Manggala Wana Bakti, Senin (16/11).
Menurut Zulkifli, illegal logging merupakan salah satu faktor yang memperburuk kondisi lahan kritis, selain pembakaran hasil hutan dan sampah yang juga menimbulkan emisi. “Membakar hasil hutan dan sampah dapat menimbulkan emisi dan merusak lingkungan,” ujar Zulkifli.
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk menghentikan budaya membakar hutan untuk pembukaan lahan baru. “Kebiasaan masyarakat untuk membakar hutan harus diubah,” jelasnya.
Untuk mengatasi illegal logging menurutnya harus dilakukan upaya membangun hubungan yang bagus, sinergi yang positif dengan lembaga terkait seperti dengan angkatan laut, gubernur, dan bupati. “Harus ada harmonisasi hubungan,” jelasnya.
Selain itu ia juga berupaya memperkuat Lembaga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di daerah-daerah. “Kita hanya akan mendidik dan mengawasinya,” tambahnya.
SENIN, 16 NOVEMBER 2009 | 12:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - http://sains.kompas.com/read/xml/2009/11/16/1228533/prihatin.lahan.kritis.capai.5103.juta.hektar
JAKARTA, KOMPAS.com - http://sains.kompas.com/read/xml/2009/11/16/1228533/prihatin.lahan.kritis.capai.5103.juta.hektar
Subscribe to:
Posts (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupak...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...