Ratusan pengusaha wartel (warung telekomunikasi) mendesak operator seluler menyelesaikan kewajiban pembayaran biaya air time. Namun, dari enam operator yang menunggak, kenapa hanya XL yang didemo?
"Operator yang lain sudah setuju untuk melunasi pembayaran biaya air time, tinggal XL yang belum," tutur Anton, juru bicara dari Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia.
Untuk mendesak XL memenuhi kewajiban melunasi biaya air time periode April 2005- Januari 2007, ratusan orang yang mengatasnamakan Forum Penyelamat Wartel melakukan demo di depan kantor XL di Menara Prima.
Menurut Anton, kewajiban para operator untuk membayar biaya air time sudah tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Postel no 1982/djpt3/10/2008 tertanggal 15 Oktober.
Enam operator yang belum menyelesaikan pembayaran biaya air time adalah Telkomsel, Indosat, XL, Mobile 8, Natrindo, dan Sampoerna Telecom
Sebagai informasi, biaya air time wartel adalah dana bagi hasil untuk penggunaan jasa telepon dari wartel ke ponsel. ( faw / faw )
18 Maret 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/03/18/134310/1320357/328/dari-6-operator-hanya-xl-yang-didemo
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Wednesday, April 7, 2010
Digencet Ponsel, Pengusaha Wartel Kembang Kempis
Bisnis wartel yang dulu begitu berjaya kini hanya bisa meratapi nasib karena tergerus kemajuan teknologi. Banyak dari mereka yang terpaksa gulung tikar.
Dijelaskan Anton dari Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia, kembang kempisnya usaha wartel disebabkan oleh serbuan layanan seluler. Masyarakat sudah begitu mudah membeli ponsel yang tak lagi menjadi barang mewah.
"Dampaknya tak bisa dihindari, banyak wartel yang gulung tikar karena sepi," ujarnya ketika ditemuidetikINET saat berunjuk rasa di depan kantor XL Axiata, Kamis (18/3/2010).
Tanda-tanda keruntuhan wartel, kata Anton, sejatinya sudah terlihat sejak awal 2008 lalu. Di masa itu, perangkat genggam mulai diobral bak kacang goreng dengan harga ratusan ribu rupiah.
Ditambah lagi, tak beberapa lama kemudian, tarif layanan seluler ikut banting harga. Jelas, hal ini semakin memperparah penderitaan pengusaha wartel yang kian ditinggalkan penggemarnya.
Kini ratusan pengusaha wartel yang tergabung dalam Forum Penyelamatan Wartel tengah memperjuangkan hak mereka menuntut biaya air time dari operator seluler.
Ada 6 operator yang dituntut membayar dana sebesar Rp 54 miliar itu, yakni Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Natrindo Seluler, Sampoerna Telecom, dan Mobile 8. ( ash / faw )
18 Maret 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/03/18/142227/1320424/328/digencet-ponsel-pengusaha-wartel-kembang-kempis
Dijelaskan Anton dari Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia, kembang kempisnya usaha wartel disebabkan oleh serbuan layanan seluler. Masyarakat sudah begitu mudah membeli ponsel yang tak lagi menjadi barang mewah.
"Dampaknya tak bisa dihindari, banyak wartel yang gulung tikar karena sepi," ujarnya ketika ditemuidetikINET saat berunjuk rasa di depan kantor XL Axiata, Kamis (18/3/2010).
Tanda-tanda keruntuhan wartel, kata Anton, sejatinya sudah terlihat sejak awal 2008 lalu. Di masa itu, perangkat genggam mulai diobral bak kacang goreng dengan harga ratusan ribu rupiah.
Ditambah lagi, tak beberapa lama kemudian, tarif layanan seluler ikut banting harga. Jelas, hal ini semakin memperparah penderitaan pengusaha wartel yang kian ditinggalkan penggemarnya.
Kini ratusan pengusaha wartel yang tergabung dalam Forum Penyelamatan Wartel tengah memperjuangkan hak mereka menuntut biaya air time dari operator seluler.
Ada 6 operator yang dituntut membayar dana sebesar Rp 54 miliar itu, yakni Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Natrindo Seluler, Sampoerna Telecom, dan Mobile 8. ( ash / faw )
18 Maret 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/03/18/142227/1320424/328/digencet-ponsel-pengusaha-wartel-kembang-kempis
Sejumlah Operator Dapat Penghargaan Call Center
Kualitas layanan call center di Indonesia banyak dinilai masyarakat belum memenuhi standar dan masih mengenakan tarif berbayar yang justru berlawanan dengan tujuan pelayanan pelanggan. Meski demikian, call center sejumlah operator tetap diganjar penghargaan.
Berdasarkan rilis masing-masing operator, Telkom, Telkomsel, Indosat, IM2, Mobile-8 Telecom, baru saja menerima penghargaan Call Center Award for Service Excellence (CCSEA) 2010 dari Carre-Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre-CCSL) yang bekerja sama dengan majalah Marketing.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/4/2010), dijelaskan bahwa penilaian performansi Call Center dalam penghargaan ini didasarkan pada tiga titik sentuhan pelanggan yaitu Access, System & Procedure, serta People.
Penghargaan ini berdasarkan Call Center Service Excellence Index (CCSEI) 2010 yang diperoleh dari pemantauan kinerja sepanjang semester II tahun 2009 yang dimulai dari Juli hingga Desember 2009. Sementara, pengukurannya berdasarkan actual experience dengan menggunakan mystery caller terstandar CarreCCSL.
Untuk sektor telekomunikasi, Call Center Indosat masuk kategori Excellence dengan indeks di atas rata-rata industri dengan total CCSEI sebanyak 81,929. Selain Indosat, peraih penghargaan lainnya adalah Telkom dan Mobile-8.
Telkom melalui Contact Center Telkom 147 berhasil mendapatkan dua penghargaan dari 15 kategori yang diperlombakan. Saat ini contact centre Telkom 147 dioperasikan oleh anak usahanya, PT Infomedia Nusantara (Infomedia) untuk melayani kontak pelanggan terkait layanan produk Telkom, seperti Flexi, Speedy dan telepon rumah.
Adapun Mobile-8 mendapatkan penghargaan yang sama dengan urutan kinerja teratas dan mendapatkan penilaian terbaik atau excellence performance dengan meraih nilai akhir 80.733. Mobile-8 juga pernah meraih penghargaan ini dua tahun sebelumnya, 2009 dan 2010.
"Penghargaan ini merupakan apresiasi besar atas usaha kami untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan Fren Duo, Fren Sobat, dan Mobi," kata Merza Fachys, selaku Presiden Direktur Mobile-8, melalui keterangan pers. ( rou / faw )
01 April 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/04/01/123824/1330223/328/sejumlah-operator-dapat-penghargaan-call-center
Berdasarkan rilis masing-masing operator, Telkom, Telkomsel, Indosat, IM2, Mobile-8 Telecom, baru saja menerima penghargaan Call Center Award for Service Excellence (CCSEA) 2010 dari Carre-Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre-CCSL) yang bekerja sama dengan majalah Marketing.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/4/2010), dijelaskan bahwa penilaian performansi Call Center dalam penghargaan ini didasarkan pada tiga titik sentuhan pelanggan yaitu Access, System & Procedure, serta People.
Penghargaan ini berdasarkan Call Center Service Excellence Index (CCSEI) 2010 yang diperoleh dari pemantauan kinerja sepanjang semester II tahun 2009 yang dimulai dari Juli hingga Desember 2009. Sementara, pengukurannya berdasarkan actual experience dengan menggunakan mystery caller terstandar CarreCCSL.
Untuk sektor telekomunikasi, Call Center Indosat masuk kategori Excellence dengan indeks di atas rata-rata industri dengan total CCSEI sebanyak 81,929. Selain Indosat, peraih penghargaan lainnya adalah Telkom dan Mobile-8.
Telkom melalui Contact Center Telkom 147 berhasil mendapatkan dua penghargaan dari 15 kategori yang diperlombakan. Saat ini contact centre Telkom 147 dioperasikan oleh anak usahanya, PT Infomedia Nusantara (Infomedia) untuk melayani kontak pelanggan terkait layanan produk Telkom, seperti Flexi, Speedy dan telepon rumah.
Adapun Mobile-8 mendapatkan penghargaan yang sama dengan urutan kinerja teratas dan mendapatkan penilaian terbaik atau excellence performance dengan meraih nilai akhir 80.733. Mobile-8 juga pernah meraih penghargaan ini dua tahun sebelumnya, 2009 dan 2010.
"Penghargaan ini merupakan apresiasi besar atas usaha kami untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan Fren Duo, Fren Sobat, dan Mobi," kata Merza Fachys, selaku Presiden Direktur Mobile-8, melalui keterangan pers. ( rou / faw )
01 April 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/04/01/123824/1330223/328/sejumlah-operator-dapat-penghargaan-call-center
Bisnis UKM Bisa Triliunan Rupiah Berkat TIK
Perputaran bisnis di kalangan para pelaku usaha skala kecil dan menengah (UKM), nilainya bisa melonjak triliunan rupiah jika saja mereka menerapkan solusi teknologi komunikasi informasi (TIK) yang tepat.
Executive General Manager Telkom Divisi Business Service Slamet Riyadi menuturkan, prospek bisnis UKM melalui TIK akan mencapai Rp 18,6 triliun di tahun 2014 mendatang. Melonjak 60,3% dari nilai bisnis di 2010 yang diperkirakan berjumlah Rp 11,6 triliun.
"Dengan solusi TIK yang tepat, bisnis UKM per tahunnya bisa tumbuh 12,83% jika dilihat dari Compound Annual Growth Rate atau CAGR," jelasnya melalui surat elektronik yang dikutip detikINET, Senin (29/3/2010).
Melalui dukungan solusi TIK yang sesuai kebutuhan para pebisnis UKM, Slamet bahkan optimistis nilai bisnis di kalangan pengusaha kelas small medium enterprise (SME) ini akan mulai meningkat 10,9% menjadi Rp 12,87 triliun di tahun 2011 mendatang.
Menurut Slamet, komunitas UKM atau SME yang melek TIK, mulai tumbuh dan membutuhkan solusi serta mobilitas yang bisa menunjang kelancaran bisnisnya. Kebutuhan akan TIK di segmen UKM ini, sayangnya, selama ini belum dilayani secara serius.
"Itu sebabnya, Telkom membentuk Divisi Business Service atau DBS untuk melayani para pelaku bisnis UKM ini. Posisi kami di sini tidak hanya sekadar memberikan solusi TIK saja, namun juga untuk membantu masyarakat memberdayakan ekonominya," papar Slamet.
DBS sendiri dibentuk khusus oleh Telkom untuk mengelola pelanggan bisnis yang sebagian besar merupakan segmen UKM. Pada segmen ini, Telkom akan menawarkan beragam solusi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis melalui penerapan TIK yang tepat.
"Beberapa aplikasi cloud computing berbasis platform as as services (PAAS) sudah disiapkan Telkom, di antaranya e-UKM, aplikasi untuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), aplikasi untuk pengelolaan koperasi, pendidikan, dan lainnya," papar Slamet.
Berdasarkan catatan Kementerian Koperasi, hingga Juni 2009 lalu jumlah koperasi di Indonesia telah mencapai 166.155 unit, dengan permodalan koperasi aktif yang terdiri dari modal sendiri Rp 27,27 triliun dan modal luar Rp 36,25 triliun dengan nilai volume usaha Rp 55,26 triliun.
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu juga mencatat jumlah UKM di Indonesia sebanyak 520.220 unit. Diperkirakan akan ada 600.000 pelaku UKM baru pada 2010 ini. Sementara dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan sejak Januari 2008-Januari 2010 sekitar Rp 17,541 triliun untuk 2,4 juta debitur.
Sektor tertinggi investasi yang dilakukan kalangan SME atau UKM adalah pada bidang jasa (57%), perdagangan (20%), dan manufaktur (23%). SME atau UKM bahkan ditengarai memberi kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto nasional sebesar 54%. ( rou / rou )
29 maret 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/03/29/083242/1327349/319/bisnis-ukm-bisa-triliunan-rupiah-berkat-tik
Executive General Manager Telkom Divisi Business Service Slamet Riyadi menuturkan, prospek bisnis UKM melalui TIK akan mencapai Rp 18,6 triliun di tahun 2014 mendatang. Melonjak 60,3% dari nilai bisnis di 2010 yang diperkirakan berjumlah Rp 11,6 triliun.
"Dengan solusi TIK yang tepat, bisnis UKM per tahunnya bisa tumbuh 12,83% jika dilihat dari Compound Annual Growth Rate atau CAGR," jelasnya melalui surat elektronik yang dikutip detikINET, Senin (29/3/2010).
Melalui dukungan solusi TIK yang sesuai kebutuhan para pebisnis UKM, Slamet bahkan optimistis nilai bisnis di kalangan pengusaha kelas small medium enterprise (SME) ini akan mulai meningkat 10,9% menjadi Rp 12,87 triliun di tahun 2011 mendatang.
Menurut Slamet, komunitas UKM atau SME yang melek TIK, mulai tumbuh dan membutuhkan solusi serta mobilitas yang bisa menunjang kelancaran bisnisnya. Kebutuhan akan TIK di segmen UKM ini, sayangnya, selama ini belum dilayani secara serius.
"Itu sebabnya, Telkom membentuk Divisi Business Service atau DBS untuk melayani para pelaku bisnis UKM ini. Posisi kami di sini tidak hanya sekadar memberikan solusi TIK saja, namun juga untuk membantu masyarakat memberdayakan ekonominya," papar Slamet.
DBS sendiri dibentuk khusus oleh Telkom untuk mengelola pelanggan bisnis yang sebagian besar merupakan segmen UKM. Pada segmen ini, Telkom akan menawarkan beragam solusi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis melalui penerapan TIK yang tepat.
"Beberapa aplikasi cloud computing berbasis platform as as services (PAAS) sudah disiapkan Telkom, di antaranya e-UKM, aplikasi untuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), aplikasi untuk pengelolaan koperasi, pendidikan, dan lainnya," papar Slamet.
Berdasarkan catatan Kementerian Koperasi, hingga Juni 2009 lalu jumlah koperasi di Indonesia telah mencapai 166.155 unit, dengan permodalan koperasi aktif yang terdiri dari modal sendiri Rp 27,27 triliun dan modal luar Rp 36,25 triliun dengan nilai volume usaha Rp 55,26 triliun.
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu juga mencatat jumlah UKM di Indonesia sebanyak 520.220 unit. Diperkirakan akan ada 600.000 pelaku UKM baru pada 2010 ini. Sementara dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan sejak Januari 2008-Januari 2010 sekitar Rp 17,541 triliun untuk 2,4 juta debitur.
Sektor tertinggi investasi yang dilakukan kalangan SME atau UKM adalah pada bidang jasa (57%), perdagangan (20%), dan manufaktur (23%). SME atau UKM bahkan ditengarai memberi kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto nasional sebesar 54%. ( rou / rou )
29 maret 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/03/29/083242/1327349/319/bisnis-ukm-bisa-triliunan-rupiah-berkat-tik
Tri Sewa 2000 Menara Indosat 12 Tahun
Hutchison CP Telecom (Tri) menyewa 2000 menara telekomunikasi yang dimiliki Indosat untuk jangka waktu 12 tahun. Menara yang disewa masih bisa bertambah mengingat Indosat punya lebih dari 10.000 menara yang tersebar di seluruh nusantara.
Perjanjian sewa ini ditandatangani oleh Sidarta Sidik selaku Direktur Intercarier, Regulatory & Government Relations Tri, serta Fadzri Sentosa, Director & Chief Wholesale and Infrastructure Officer Indosat, di Jakarta, Rabu (7/4/2010).
Kedua operator tersebut, sayangnya tak mau mengungkap nilai kontrak bisnis dari perjanjian sewa menara yang baru saja dilakukan. Namun keduanya beralasan, kerjasama B2B menara bersama ini merupakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah agar tercipta efisiensi di industri telekomunikasi.
Menurut Presiden Direktur Tri, Manjot Mann, kerja sama sewa menara ini jelas menguntungkan pihaknya karena tak perlu repot-repot membangun menara baru untuk memperluas ekspansi layanannya ke seluruh Indonesia.
"Tri akan melanjutkan inisiatif menara bersama ini guna lebih memfokuskan pada pertumbuhan pelanggan yang didukung oleh inovasi marketing dan peningkatan kualitas layanan," kata dia.
Mann menambahkan, selain peningkatan jaringan dan perbaikan cakupan layanan, kerjasama ini juga bisa mengefisiensikan investasi infrastruktur di daerah yang sudah matang dan mengalihkannya ke daerah lain yang masih terbatas, atau bahkan belum dijangkau oleh sarana telekomunikasi.
Selain menyewa menara dari Indosat, Tri yang sudah lebih dari tiga tahun menggelar layanannya di Indonesia, sebelumnya juga sempat menjalin kerja sama sewa menara dengan operator seluler Telkomsel.
07 April 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/04/07/190419/1334164/328/tri-sewa-2000-menara-indosat-12-tahun
Perjanjian sewa ini ditandatangani oleh Sidarta Sidik selaku Direktur Intercarier, Regulatory & Government Relations Tri, serta Fadzri Sentosa, Director & Chief Wholesale and Infrastructure Officer Indosat, di Jakarta, Rabu (7/4/2010).
Kedua operator tersebut, sayangnya tak mau mengungkap nilai kontrak bisnis dari perjanjian sewa menara yang baru saja dilakukan. Namun keduanya beralasan, kerjasama B2B menara bersama ini merupakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah agar tercipta efisiensi di industri telekomunikasi.
Menurut Presiden Direktur Tri, Manjot Mann, kerja sama sewa menara ini jelas menguntungkan pihaknya karena tak perlu repot-repot membangun menara baru untuk memperluas ekspansi layanannya ke seluruh Indonesia.
"Tri akan melanjutkan inisiatif menara bersama ini guna lebih memfokuskan pada pertumbuhan pelanggan yang didukung oleh inovasi marketing dan peningkatan kualitas layanan," kata dia.
Mann menambahkan, selain peningkatan jaringan dan perbaikan cakupan layanan, kerjasama ini juga bisa mengefisiensikan investasi infrastruktur di daerah yang sudah matang dan mengalihkannya ke daerah lain yang masih terbatas, atau bahkan belum dijangkau oleh sarana telekomunikasi.
Selain menyewa menara dari Indosat, Tri yang sudah lebih dari tiga tahun menggelar layanannya di Indonesia, sebelumnya juga sempat menjalin kerja sama sewa menara dengan operator seluler Telkomsel.
07 April 2010
source:http://www.detikinet.com/read/2010/04/07/190419/1334164/328/tri-sewa-2000-menara-indosat-12-tahun
Subscribe to:
Posts (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupak...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...