Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menargetkan nilai transaksi kartu kredit tahun 2011 meningkat hingga 30%. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan yang lebih tinggi dari 2010. Selama 2010, AKKI mencatat nilai transaksi kartu kredit telah tumbuh mencapai 20%.
Demikian disampaikan oleh Dewan Eksekutif AKKI yang juga General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI, Dodit W Probojakti kepada detikFinance di Jakarta, Minggu (02/01/2011).
"AKKI memperkirakan pertumbuhan kartu kredit dari sisi nilai transaksi akan berkisar 25-30% di 2011 dibandingkan 2010 yang diperkirakan sekitar 20%. Hal ini sejalan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang dicanangkan pemerintah dimana lebih tinggi dari 2010," ujar Dodit.
Ia mengungkapkan, kenaikan transaksi kartu kredit juga didorong oleh beberapa perusahaan penerbit yang memberikan program menarik seperti diskon dan bunga yang rendah.
"Seluruh penerbit kartu kredit termasuk BNI memberikan berbagai program yang memberikan banyak kemudahan kepada pemegang kartu antara lain wisata domestik dan mancanegara, kemudian ada juga yang memberikan diskon di berbagai resto dan cafe serta toko buku," kata Dodit.
Dodit juga mengatakan, program yang menarik lainnya antara lain program cicilan dengan bunga 0% selama 3-6 bulan dan program-program lainnya yang berhubungan dengan lifestyle seperti fashion dan festival.
Lebih jauh Dodit mengungkapkan, seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya, AKKI memperkirakan kenaikan transaksi baik dalam nilai dan jumlah serta item sebesar 20-30% di Desember karena musim liburan Natal dan tahun baru 2011.
Sampai dengan Oktober 2010, jumlah kartu kredit yang beredar tercatat sebanyak 13,22 juta kartu dengan rincian pemilik sekitar 6, 5juta orang. "Hal ini artinya 1 orang rata-rata memiliki 2 kartu kredit. Kemudian nilai transaksi dari Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010 sebesar Rp 146,8 triliun artinya rata-rata belanja perbulan sebesar Rp 14.7 triliun," paparnya.
Jumlah transaksi, lanjut Dodit sebanyak 18,1juta transaksi per bulan. Dengan jumlah kredit yang dikucurkan sampai Oktober 2010 sebesar Rp 37,1 triliiun.
02 Januari 2011
Source:http://www.detikfinance.com/read/2011/01/02/121631/1537533/5/nilai-transaksi-kartu-kredit-bakal-meningkat-30-di-2011?nd9911043
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Thursday, January 6, 2011
Nilai Pembobolan Kartu Kredit dan Debet Capai Rp 3 Miliar di 2010
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan jumlah pembobolan (fraud) Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) seperti kartu kredit dan kartu debet selama 2010 turun drastis dibandingkan dengan tahun 2009.
Bank sentral mencatat jumlah fraud APMK di 2009 mencapai 110.000 kasus dengan nilai mencapai Rp 44 miliar. Namun sampai dengan November 2010 jumlah fraud kartu kredit hanya 1.131 kasus dengan nilai kerugian sebesar Rp 3 miliar.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Biro Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo ketika ditemui detikFinance di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (6/1/2010).
"Di 2009 itu fraud APMK menggunakan teknologi yang canggih yakni kasusnya kebanyakan skimming bagi kartu debet atau pemalsuan data untuk kartu kredit. Di 2010 sudah berkurang bahkan sudah tidak ada lagi ketika terjadi migrasi kartu chip khusus kartu kredit dan pembenahan teknologi di kartu debet," jelas Aribowo.
Kasus yang terjadi di 2010 ini, lanjut Aribowo kebanyakan mengenai kasus yang tradisional yakni berupa penipuan seperti pergantian kartu dan penggunaan data pribadi. "Kasus skimming kartu debet itu sudah tidak ada lagi, sekarang justru kasusnya menggunakan cara tradisional," terangnya.
Lebih jauh Aribowo mengatakan, setiap tahunnya kartu kredit pertumbuhannya cukup besar baik dari sisi jumlah pemegang, nilai transaksi maupun dari nilai nominalnya.
"Kartu kredit sampai November 2010 itu mencapai 13,3 juta yang beredar di masyarakat dengan nilai transaksi itu mencapai 17 juta. Volumenya mencapai Rp 14,4 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya atau 2009 jumlah pemegang kartu kredit itu hanya mencapai 12,2 juta," papar Aribowo.
06 Jan 2011
Source:http://www.detikfinance.com/read/2011/01/06/142315/1540562/5/nilai-pembobolan-kartu-kredit-dan-debet-capai-rp-3-miliar-di-2010?f9911013
Bank sentral mencatat jumlah fraud APMK di 2009 mencapai 110.000 kasus dengan nilai mencapai Rp 44 miliar. Namun sampai dengan November 2010 jumlah fraud kartu kredit hanya 1.131 kasus dengan nilai kerugian sebesar Rp 3 miliar.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Biro Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo ketika ditemui detikFinance di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (6/1/2010).
"Di 2009 itu fraud APMK menggunakan teknologi yang canggih yakni kasusnya kebanyakan skimming bagi kartu debet atau pemalsuan data untuk kartu kredit. Di 2010 sudah berkurang bahkan sudah tidak ada lagi ketika terjadi migrasi kartu chip khusus kartu kredit dan pembenahan teknologi di kartu debet," jelas Aribowo.
Kasus yang terjadi di 2010 ini, lanjut Aribowo kebanyakan mengenai kasus yang tradisional yakni berupa penipuan seperti pergantian kartu dan penggunaan data pribadi. "Kasus skimming kartu debet itu sudah tidak ada lagi, sekarang justru kasusnya menggunakan cara tradisional," terangnya.
Lebih jauh Aribowo mengatakan, setiap tahunnya kartu kredit pertumbuhannya cukup besar baik dari sisi jumlah pemegang, nilai transaksi maupun dari nilai nominalnya.
"Kartu kredit sampai November 2010 itu mencapai 13,3 juta yang beredar di masyarakat dengan nilai transaksi itu mencapai 17 juta. Volumenya mencapai Rp 14,4 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya atau 2009 jumlah pemegang kartu kredit itu hanya mencapai 12,2 juta," papar Aribowo.
06 Jan 2011
Source:http://www.detikfinance.com/read/2011/01/06/142315/1540562/5/nilai-pembobolan-kartu-kredit-dan-debet-capai-rp-3-miliar-di-2010?f9911013
Wednesday, January 5, 2011
BCA Targetkan 2,5 Juta Kartu Kredit Baru
PT BCA Tbk optimistis pertumbuhan kartu kredit mencapai 10-15 persen pada tahun 2011 dari jumlah kartu kredit yang telah dilepas pada tahun 2010 sebesar 2,2 juta kartu, termasuk sekitar 1 juta kartu yang terintegrasi langsung dengan Flazz BCA. BCA siap melepas sekitar 2,4 juta - 2,5 juta kartu kredit sepanjang tahun ini.
"Saya pikir tahun ini adalah tahun yang masih cukup cerah untuk kartu kredit karena secara ekonomi makro sangat mendukung, lapangan kerja juga bisa terbuka luas, tidak ada yang mengkhawatirkan," kata General Manager Credit Card BCA, Santoso di Hotel Santika, Rabu (5/1/2011).
Selain itu, Santoso mengatakan optimistimenya didukung oleh fakta bahwa pendapatan per kapita penduduk Indonesia disebut naik ke angka sekitar 3.500 dollar AS. "Ini menjadi kabar gembira bagi industri kartu kredit," ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Santoso, penggunaan kartu kredit masih akan menjadi tren di tahun ini, terutama dalam memenuhi kebutuhan mendasar seperti penggunaan di supermarket, grosir dan restoran. Tren penggunaan kartu kredit di kebutuhan mendasar masih akan tinggi. Namun, pertumbuhan yang signifikan juga datang dari penggunaan kartu kredit untuk mode dan fesyen serta untuk membeli gadget atau barang-barang elektronik.
"Orang-orang sudah mulai mencari barang-barang yang luxurious, meski masih terbatas kemampuannya nanti. Apalagi, selain kebutuhan dasar, nanti juga penggunaan untuk gasoline akan besar. Kan mulai pakai pertamax," tambahnya.
Jika total transaksi kartu kredit tahun lalu mencapai Rp 20 triliun, Santoso menegaskan tahun ini BCA optimistis total transaksi tumbuh hingga 30-45 persen dengan NPL gross masih di bawah 3,5 persen.
05 Januari 2011
Masyarakat di Indonesia Paling Mudah Dapat Kartu Kredit
Nasabah perbankan di Indonesia ternyata paling mudah mendapatkan kartu kredit jika dibandingkan di negara-negara lain. Hal ini memicu banyaknya penyalahgunaan kartu kredit seperti 'Gestun' alias 'Gesek Tunai'.
Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat pertumbuhan pemegang kartu kredit di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan hingga 10% per tahunnya.
"Kita tahu semua masyarakat di negara Indonesia ini paling mudah mendapatkan kartu kredit, bayangkan saja di mal atau pusat perbelanjaan dan ditempat perdagangan itu masyarakat ditawar-tawari dan dengan mudahnya dapat mengajukan aplikasi kartu kredit," ujar Direktur Direktorat Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ronald Waas ketika ditemui disela acara Seacen di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Sabtu (11/12/2010).
Menurut Ronald, saat ini pemegang kartu kredit mencapai 13 juta sampai dengan September 2010 bahkan seiring dengan kebutuhan alat pembayaran non tunai diproyeksikan akan meningkat lebih tinggi pertahunnya.
"Per September 2010 itu nasabah pemegang kartu kredit sudah mencapai 13 juta nasabah, kedepan seiring dengan kebutuhan pembayaran non tunai maka kartu kredit akan semakin diminati," tuturnya.
Namun, Ronald mengungkapkan, seiring dengan mudahnya mendapatkan kartu kredit serta pertumbuhan yang terus meningkat penyelewengan dalam pemakaian kartu kredit juga semakin meningkat.
"Antara lain dengan Gestun, memang masyarakat saat ini senang menggunakan cara yang sebenarnya ilegal dalam mendapatkan dana cash," jelas Ronald.
Lebih lanjut Ronald menjelaskan, dengan maraknya Gestun maka akan mempengaruhi rasio kredit bermasalah (NPL) yang dapat terus meningkat. Oleh karena itu bank sentral, sambung Ronald, terus mengadakan edukasi untuk menjelaskan kepada masyarakat penggunaan kartu kredit berlebihan pada dasarnya akan berbahaya ketika tidak ada kemampuan untuk membayar.
"Pada dasarnya penerbitan kartu kredit itu tidak bisa dibatasi oleh BI maka kita hanya berusaha untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan kartu kredit secara bijak," ungkapnya.
Berdasarkan data bank sentral, Ronald memaparkan pemegang kartu kredit per September 2010 mencapai 13 juta dengan volume transaksi mencapai 147,3 juta transaksi. Nilai transaksinya tercatat sebesar Rp 118,9 triliun dengan rata-rata harian sekitar 16.500 transaksi .
12 Desember 2010
Source: http://www.detikfinance.com/read/2010/12/11/120025/1522286/5/masyarakat-di-indonesia-paling-mudah-dapat-kartu-kredit
Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat pertumbuhan pemegang kartu kredit di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan hingga 10% per tahunnya.
"Kita tahu semua masyarakat di negara Indonesia ini paling mudah mendapatkan kartu kredit, bayangkan saja di mal atau pusat perbelanjaan dan ditempat perdagangan itu masyarakat ditawar-tawari dan dengan mudahnya dapat mengajukan aplikasi kartu kredit," ujar Direktur Direktorat Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ronald Waas ketika ditemui disela acara Seacen di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Sabtu (11/12/2010).
Menurut Ronald, saat ini pemegang kartu kredit mencapai 13 juta sampai dengan September 2010 bahkan seiring dengan kebutuhan alat pembayaran non tunai diproyeksikan akan meningkat lebih tinggi pertahunnya.
"Per September 2010 itu nasabah pemegang kartu kredit sudah mencapai 13 juta nasabah, kedepan seiring dengan kebutuhan pembayaran non tunai maka kartu kredit akan semakin diminati," tuturnya.
Namun, Ronald mengungkapkan, seiring dengan mudahnya mendapatkan kartu kredit serta pertumbuhan yang terus meningkat penyelewengan dalam pemakaian kartu kredit juga semakin meningkat.
"Antara lain dengan Gestun, memang masyarakat saat ini senang menggunakan cara yang sebenarnya ilegal dalam mendapatkan dana cash," jelas Ronald.
Lebih lanjut Ronald menjelaskan, dengan maraknya Gestun maka akan mempengaruhi rasio kredit bermasalah (NPL) yang dapat terus meningkat. Oleh karena itu bank sentral, sambung Ronald, terus mengadakan edukasi untuk menjelaskan kepada masyarakat penggunaan kartu kredit berlebihan pada dasarnya akan berbahaya ketika tidak ada kemampuan untuk membayar.
"Pada dasarnya penerbitan kartu kredit itu tidak bisa dibatasi oleh BI maka kita hanya berusaha untuk melakukan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan kartu kredit secara bijak," ungkapnya.
Berdasarkan data bank sentral, Ronald memaparkan pemegang kartu kredit per September 2010 mencapai 13 juta dengan volume transaksi mencapai 147,3 juta transaksi. Nilai transaksinya tercatat sebesar Rp 118,9 triliun dengan rata-rata harian sekitar 16.500 transaksi .
12 Desember 2010
Source: http://www.detikfinance.com/read/2010/12/11/120025/1522286/5/masyarakat-di-indonesia-paling-mudah-dapat-kartu-kredit
4 Kiat Menangkal Tipuan Phising Pengincar Nasabah Bank
Aksi phising alias upaya pencurian informasi sensitif yang menyasar nasabah bank sudah berulang kali terjadi. Berikut adala empat kiat yang bisa dijadikan pegangan nasabah agar tak terperdaya dengan aksi tipu-tipu ini.
1. Cek Asal Usul Email
Modus yang biasa dilancarkan penjahat cyber adalah dengan mengirimkan email pancingan ke sejumlah orang. Isi surat elektronik tersebut biasanya meminta si calon korban untuk mengunjungi situs tertentu, untuk kemudian melakukan registrasi ulang (memasukkan username dan password e-banking nasabah).
Nah, bagi nasabah jangan lantas percaya jika mendapat email dengan model seperti ini. Cek dulu asal-usul si pengirim email, apakah menggunakan domain email resmi dari suatu bank tertentu atau tidak.
Sebab, jika mereka memakai domain email tak jelas, sudah tak usah dipercaya email tersebut. Meskipun di akhir email mereka mengaku-ngaku dari bank yang bersangkutan.
2. Tak Cukup Lewat EmailMelakukan registrasi ulang dengan memasukkan username dan password merupakan aktivitas yang sensitif. Jadi, penyampaian informasi terkait aktivitas ini juga tak bisa sembarangan, cuma lewat email.
Sejumlah bank mengaku jika menginginkan para nasabahnya melakukan registrasi ulang, mereka biasanya tak cuma memberi kabar lewat email. Namun juga melalui sarana yang lebih personal, yakni dihubungi secara langsung. Ada juga yang menggunakan surat resmi, meski dipadu-padankan dengan email pula. Setidaknya, pihak bank memperlakukan aktivitas ini dengan lebih profesional.
3. Telepon BalikJangan ragu untuk menelpon customer service bank yang Anda gunakan. Lebih baik waspada, ketimbang ragu-ragu namun malah berujung hal buruk bagi Anda.
4. Membedakan Situs Asli atau PalsuSitus lembaga keuangan yang digunakan untuk login biasanya memiliki sistem keamanan yang lebih ketat. Pertama, lihat alamat situsnya. Situs login harusnya menggunakan awalan 'https' bukan 'http'. Https merupakan merupakan versi aman dari http.
Akhiran 's' pada 'http' tersebut menandakan bahwa situs tersebut benar-benar telah 'secure', karena dilindungi oleh teknologi enkripsi data berupa Verisign SSL.
Di situs e-banking Bank Permata yang aspal, tercantum pula logo 'Verisign Security Site'. Bagi orang awam, tentu sulit membedakannya. Yang dapat menjadi salah patokan kesahihan sebuah situs e-banking yaitu URL yang tertulis adalah 'https'.
Kemudian di bagian kanan bawah browser (untuk Firefox) ada gambar gembok yang terkunci. Sementara untuk Internet Explorer (IE), gembok warna kuning ini ada di isian URL.
Demikian empat kiat singkat detikINET untuk membantu pembaca dalam menangkal aktivitas phising yang mengancam. Meski terkesan simple namun dampak yang akan diberikan oleh ketidakwaspadaan ini akan berakibat fatal.
Jika korban tanpa sadar mengisi username dan password pada situs aspal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa data-data personal tersebut, termasuk catatan aktifitas e-banking-nya, akan dapat diketahui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. ( ash / rns )
23 Desember 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/12/23/161957/1531864/510/4-kiat-menangkal-tipuan-phising-pengincar-nasabah-bank#queryString#
1. Cek Asal Usul Email
Modus yang biasa dilancarkan penjahat cyber adalah dengan mengirimkan email pancingan ke sejumlah orang. Isi surat elektronik tersebut biasanya meminta si calon korban untuk mengunjungi situs tertentu, untuk kemudian melakukan registrasi ulang (memasukkan username dan password e-banking nasabah).
Nah, bagi nasabah jangan lantas percaya jika mendapat email dengan model seperti ini. Cek dulu asal-usul si pengirim email, apakah menggunakan domain email resmi dari suatu bank tertentu atau tidak.
Sebab, jika mereka memakai domain email tak jelas, sudah tak usah dipercaya email tersebut. Meskipun di akhir email mereka mengaku-ngaku dari bank yang bersangkutan.
2. Tak Cukup Lewat EmailMelakukan registrasi ulang dengan memasukkan username dan password merupakan aktivitas yang sensitif. Jadi, penyampaian informasi terkait aktivitas ini juga tak bisa sembarangan, cuma lewat email.
Sejumlah bank mengaku jika menginginkan para nasabahnya melakukan registrasi ulang, mereka biasanya tak cuma memberi kabar lewat email. Namun juga melalui sarana yang lebih personal, yakni dihubungi secara langsung. Ada juga yang menggunakan surat resmi, meski dipadu-padankan dengan email pula. Setidaknya, pihak bank memperlakukan aktivitas ini dengan lebih profesional.
3. Telepon BalikJangan ragu untuk menelpon customer service bank yang Anda gunakan. Lebih baik waspada, ketimbang ragu-ragu namun malah berujung hal buruk bagi Anda.
4. Membedakan Situs Asli atau PalsuSitus lembaga keuangan yang digunakan untuk login biasanya memiliki sistem keamanan yang lebih ketat. Pertama, lihat alamat situsnya. Situs login harusnya menggunakan awalan 'https' bukan 'http'. Https merupakan merupakan versi aman dari http.
Akhiran 's' pada 'http' tersebut menandakan bahwa situs tersebut benar-benar telah 'secure', karena dilindungi oleh teknologi enkripsi data berupa Verisign SSL.
Di situs e-banking Bank Permata yang aspal, tercantum pula logo 'Verisign Security Site'. Bagi orang awam, tentu sulit membedakannya. Yang dapat menjadi salah patokan kesahihan sebuah situs e-banking yaitu URL yang tertulis adalah 'https'.
Kemudian di bagian kanan bawah browser (untuk Firefox) ada gambar gembok yang terkunci. Sementara untuk Internet Explorer (IE), gembok warna kuning ini ada di isian URL.
Demikian empat kiat singkat detikINET untuk membantu pembaca dalam menangkal aktivitas phising yang mengancam. Meski terkesan simple namun dampak yang akan diberikan oleh ketidakwaspadaan ini akan berakibat fatal.
Jika korban tanpa sadar mengisi username dan password pada situs aspal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa data-data personal tersebut, termasuk catatan aktifitas e-banking-nya, akan dapat diketahui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. ( ash / rns )
23 Desember 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/12/23/161957/1531864/510/4-kiat-menangkal-tipuan-phising-pengincar-nasabah-bank#queryString#
Subscribe to:
Posts (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...
-
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk menghentikan masuknya produk kayu dari hasil p...