Wednesday, January 26, 2011

Pasar Ritel Online Indonesia Tumbuh 50% Per Tahun

Transaksi jual beli secara online diyakini terus akan mengalami pertumbuhan tahun ini seiring tingginya jumlah pengguna Internet di Indonesia.

"Peningkatannya cukup tinggi, tahun ini bisa mencapai 50 persen," kata Direktur Retail Service Nielsen Yongky Susilo dalam siaran persnya beberapa waktu lalu.

Ditambahkannya, kehadiran toko online tersebut tidak akan menjadi ancaman bagi peritel lainya yang sudah eksis seperti hipermarket, supermarket, minimarket, dan peritel tradisional. Menurutnya, konsumen lah yang menentukan, sebab perkembangan ritel bergantung pada minat konsumen.

Seperti diketahui, jumlah toko online yang terdaftar di indoshopguide.com hingga tahun 2009 mencapai 139 unit yang terbagi dalam 12 kategori toko online sesuai dengan barang yang dijual.

"saat ini, memang pebisnis yang terjun di bidang online shopping adalah pelaku bisnis ritel yang memiliki dana minim, mengingat biaya untuk membuka gerai tak banyak," ujar Yongky.

Kalangan dari mahasiswa, lanjut Yongky, juga kemungkinan banyak yang menggelutinya, pasarnya juga cukup potensial yakni di kalangan mahasiswa sendiri.

Yongky mengakui konsumen ritel online memiliki segmen terbatas, lebih banyak konsumen yang berbelanja online dari kelas menengah ke atas dan yang melek lnternet.

Kendati akan tumbuh, lanjut Yongki ketersediaan barang terbatas, mengingat barang yang diperjualbelikan terbatas juga. "Lebih banyak barang jenis pakaian bayi, anak-anak, maupun dewasa," taambahnya.

Untuk mempertahankan keberlangsungan penjualan secara online, Yongky mengatakan hal itu dapat terjadi jika sistem pembayaran online yang jujur dan dipercaya. Sejumlah situs belanja online yang sudah cukup lama eksis di Indonesia seperti www.glodokshop.com dan www.glodok-elektronik.com, yang menjual berbagai produk elektronik dan perangkat rumah tangga.

Adapun peritel online skala kecil menengah yang baru tumbuh seperti www.griyaendras.com yang menjual berbagai pelengkapan busana muslim, pakaian anak-anak, dan bayi lebih banyak menembak pasar rumah tangga dan reseller.

Menurut Endras Ismiyati, pemilik situs www.griyaendras.com, pihaknya memiliki omzet setiap bulannya sekitar Rp10 juta dan menargetkan jumlah kunjungan rata-rata 200 hit setiap harinya.

Berdasarkan data dari lembaga riset International Data Corporation (IDC), nilai perdagangan lewat Internet di Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai USD3,4 miliar atau sekitar Rp30 triliun.

Penyedia layanan e-commerce di Indonesia baru mencapai sekira 3 persen meski pengguna Internet diperkirakan telah mencapai sebanyak 31 juta orang.
(tyo)
13 Desember 2010
Source:http://techno.okezone.com/read/2010/12/13/55/402700/55/pasar-ritel-online-indonesia-tumbuh-50-per-tahun

2011, Tokobagus.com Optimistis Transaksi Naik 200%

Tokobagus.com optimistis di 2011 ini jumlah transaksi di situs jual beli itu akan naik sekira 150 hingga 200 persen.

Hal ini diyakini setelah perusahaan melihat perkembangan yang sangat positif di tahun 2010 lalu. Salah satunya melalui survei yang dilakukan Tokobagus dengan melibatkan pembeli dan penjual yang bergabung dengan situs jual beli itu.

"Dalam survei yang dilakukan awal Januari 2011, terhadap perilaku transaksi pembeli dan penjual, didapati bahwa kami telah sukses meraih angka sebesar Rp300 miliar," ujar Direktur Tokobagus.com, Remco Lupker, dalam keterangannya, Rabu (26/1/2011).

Menurut Remco, survei ini menekankan pada beberapa parameter penting di dalamnya seperti produk apa yang diminati, berapa kali transaksi dilakukan, hingga nilai transaksi.

"Survei yang dilakukan awal Januari 2011 tersebut menggunakan metode dengan tingkat kepercayaan 99 persen dan margin error 5 persen. Hasilnya pada Desember 2010 terjadi transaksi sebanyak 90.000 kali dengan nilai omzet sebesar Rp300 miliar," papar Remco.

Transaksi ini, lanjutnya, dipengaruhi oleh beberapa produk yang mempunyai nilai jual tinggi, yaitu seperti properti dan otomotif. Selain itu survei juga digelar untuk melihat berapa rata-rata jumlah uang yang dibelanjakan pengunjung Tokobagus.com serta berapa kali mereka bertransaksi setiap bulannya.

"Tercatat sebanyak 30 persen pembeli mengeluarkan uang sekira Rp1 juta hingga Rp5 juta untuk belanja barang di Tokobagus.com. Sebanyak 3 persen menghabiskan uang hingga Rp10 juta rupiah untuk belanja, dan hanya 3 persen yang berbelanja di bawah Rp10.000 rupiah di situs jual beli kami," tutur Remco.

Sedangkan frekuensi Buyer melakukan transaksi di Tokobagus.com mencapai 42 persen dari total pengunjung. Menurut survei itu mereka melakukan transaksi 2 hingga 5 kali setiap bulannya, sedangkan pembeli yang hanya sesekali bertransaksi di Tokobagus.com sebanyak 21 persen setiap bulannya.

"Dengan pencapaian ini kami optimistis mampu menaikkan transaksi hingga 150 persen," tandas Remco.

Tokobagus.com merupakan salah satu situs jual-beli online gratisan yang terbesar di Indonesia yang lahir pada tahun 2005 di Bali. Hingga Agustus 2010 lalu situs jual beli itu tercatat memiliki 600 ribu member aktif serta memiliki ratusan subkategori iklan, mulai dari otomotif, properti sampai yang paling banyak di kunjungi, yaitu produk fashion. (srn)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/55/418247/2011-tokobagus-com-optimistis-transaksi-naik-200

IPTV Telkomvision Molor Hingga Pertengahan 2011

Layanan televisi berbasis internet protocol (IPTV) yang akan digadang oleh Telkomvision terus mengalami penundaan. Setelah sempat disebutkan akan diluncurkan September 2011, lalu ditunda di kuartal pertama, kini layanan tersebut malah molor sampai pertengahan tahun ini.

"Kami sengaja melakukan penundaan ini sampai dengan pertengahan 2011. Pasalnya kami ingin memantapkan dulu semua layanan sebelum dilempar ke konsumen," terang Direktur Utama PT Telkomvision, Elvizar KH, di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (26/1/2011).

Memang diakui Elvizar, penataan jaringan untuk IPTV tergolong membutuhkan waktu yang lama. Dia mencontohkan di Singapura saja membutuhkan waktu tiga tahun baru semuanya dapat berjalan dengan lancar.

IPTV sendiri memiliki beberapa keunggulan dari sisi fitur, di antaranya mampu merekam siaran TV yang mungkin ingin ditonton ulang atau terlewat oleh pelanggan. Dengan IPTV juga akan hadir fitur Video On Demand, dimana pelanggan dapat menyewa film secara online.

Telkom telah menyatakan untuk siap bekerja sama dengan PCCW sebagai penyedia perangkat. Selain itu dikabarkan, investasi yang disiapkan sekitar Rp1 triliun untuk biaya pengembangan jaringan telepon kabelnya guna menunjang layanan IPTV.

Angka tersebut di luar pengembangan konten yang menelan biaya sekitar USD10-15 juta. Besaran dana tersebut dialokasikan dari belanja modal perseroan tahun ini yang dianggarkan sebesar USD2,5 miliar.
(tyo)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/54/418254/iptv-telkomvision-molor-hingga-pertengahan-2011

BI Terima Aduan Teror SMS KTA di 085888509797

SMS penawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA) telah dianggap mengganggu pengguna ponsel. Pihak Bank Indonesia (BI) pun mengeluarkan nomor pengaduan.

"Pengguna ponsel yang merasa terganggu dengan SMS ini silakan mengadu ke nomor 085888509797. Nomor ini resmi dikeluarkan oleh pihak BI," ujar Kepala Biro Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Difi A Johansyah, kepada wartawan, Rabu (26/1/2011).

Ditemui saat peresmian Gedung Kantor BI Pontianak, Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pemimpin BI Pontianak, di Ruang Serbaguna Gedung BI Pontianak, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Difi mengatakan bahwa pengaduan itu akan digunakan oleh pihak BI untuk menelusuri SMS tersebut.

"Lewat nomor pengaduan KTA ini, nantinya kami akan menginvestigasi nomor SMS penawaran KTA yang masuk, untuk kemudian kami telusuri," ujar Difi.

SMS penawaran KTA memang dianggap cukup mengganggu para pengguna ponsel karena waktu pengirimannya yang dianggap terlalu sering. Bahkan para pengguna ponsel menganggap SMS tersebut sudah seperti teror yang kadang dikirimkan lebih dari 4 kali dalam sehari. (srn)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/54/418131/bi-terima-aduan-teror-sms-kta-di-085888509797

BKL: Kami Bukan Pengirim SMS Spam KTA

Layanan SMS Gateway yang dijalankan oleh PT Bumi Kharisma Lininusa (BKL) ternyata berbeda dengan pengiriman SMS KTA yang belakangan marak terjadi di antara pelanggan telekomunikasi. Malahan akibat ulah spam itu, BKL juga merasa dirugikan.

"Jelas kami merasa dirugikan oleh SMS spam Kredit Tanpa Agunan (KTA) tersebut. Kami yang menyediakan layanan SMS iklan secara resmi, kok malah disangkutpautkan dengan mereka," terang GM PT Bumi Kharisma Lininusa Happy Santosa, saat disambangi okezone di kantornya, di Jakarta, Rabu (26/1/2011).

"Kami beda dengan mereka. Mereka itu penyebar SMS spam. Kami juga bingung kenapa ikut dikaitkan. Padahal SMS iklan dari kita, yang diterima pelanggan, bukan berasal dari nomor seluler biasa. Malah SMS kami cenderung tidak ada nomornya, hanya ada nama produk pengiklan," tandasnya.

Happy menduga, cara yang digunakan oleh spammers SMS tersebut menggunakan metode yang murah meriah. Maksudnya, bisa dengan mencari nomor ponsel di internet atau menggunakan nomor secara acak (random).

Memang diakui olehnya, perusahaanya juga menyediakan software SMS center yang mereka sebut Sempro. Teknologi ini mampu mengirimkan SMS broadcast tanpa bantuan dari pihak operator. Namun dia tegaskan, software tersebut selain mahal juga tidak serta merta diisi dengan data pelanggan operator.

"Software kami yang paling murah itu bernilai Rp3,5 juta, loh. Itu hanya Software dan hardwarenya. Jadi menurut saya tidak mungkin juga mereka mau mengeluarkan uang banyak untuk membeli software ini," tukas Happy.

Dijelaskan olehnya, software Sempro ini telah digunakan oleh banyak perusahaan, kebanyakan memang digunakan untuk memaksimalkan pelayanan kepada konsumen suatu perusahaan, seperti informasi tagihan atau tempat pengaduan.

"Kalau mereka mendapatkan informasi nomor pelanggan. Ya, mereka mendapatkan sendiri dengan cara-cara yang biasanya sudah disetujui. Software kami juga tidak digunakan hanya untuk SMS center saja tapi juga merapikan data-data pelanggan seperti phonebook," tandasnya.

Klien Sempro sendiri banyak terdiri dari perusahaan dengan beragam layanan, mulai dari airlines, perbankan, automotif dan lain sebagainya.
(tyo)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/54/418213/54/bkl-kami-bukan-pengirim-sms-spam-kta

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...