Friday, July 17, 2009

PONSEL GLOKAL Berbahasa Jawa dan Sunda

Buat produsen ponsel Sony Ericsson, menghasilkan produk yang digunakan di seluruh dunia tidak cukup an sich sebagai perangkat telekomunikasi seluler, sebagai industri dan bisnis yang terus bersaing secara ketat. Dan tren global ini ingin diterjemahkan memiliki nuansa lokal yang dikenal dengan istilah glocal—global lokal (glokal).

Salah satu produk ponsel Sony Ericsson yang di kalangan orang muda dikenal dengan sebutan SonEr adalah seri Cyber-shot C510, perangkat komunikasi seluler yang terjangkau yang berusaha menghadirkan nuansa glokal, sebuah upaya untuk berpikir secara global, tapi bertindak atau berperilaku secara lokal.

Dirancang secara khas Sony Ericsson, ponsel C510 dalam rancang bentuk candybar ini terasa seksi di tangan penggunanya, memiliki keunikan yang mampu untuk menampilkan pilihan menu tidak hanya dalam bahasa Indonesia, tapi juga dalam bahasa Jawa maupun Sunda.

Sepertinya, SonEr C510 ingin menarik minat pengguna dua etnik terbesar di Pulau Jawa ini menggunakan produknya. Secara demografis, kedua etnik ini memang menjadi penduduk dengan persentase terbesar dibanding etnik lain dalam kemajemukan penduduk Indonesia.

Memang menjadi sebuah persoalan sendiri untuk menggunakan bahasa daerah dalam menu ponsel, tapi ini adalah sebuah upaya kreatif untuk menarik pangsa pengguna ponsel yang lumayan besar di kalangan masyarakat Indonesia.

Untuk menerjemahkan ”Update service”, misalnya, menu bahasa Jawa menyebutnya ”Update layanan” dan bahasa Sunda ”Apdét ladén”. Sedangkan menu ”Flight mode”, yang biasa digunakan untuk mematikan sinyal seluler ketika melakukan penerbangan, dalam menu bahasa Jawa tetap disebut ”Flight mode” dan dalam menu Sunda disebut ”Modeu hiber”.

SonEr C510 memiliki semua fitur ponsel masa kini, mulai dari kamera 3,2 megapiksel dengan kemampuan deteksi wajah, akselerometer untuk menampilkan foto digital secara horizontal maupun vertikal, Smile Shutter yang memungkinkan memotret otomatis pada saat obyek tersenyum, serta mengikuti tren jejaring sosial dengan fasilitas menu blogging dan memuat rekaman video digital di YouTube.

Dengan berat 92 gram dan harga yang terjangkau dibanding seri sejenis, C510 juga memiliki fitur 3G untuk bisa mengakses jaringan internet secara cepat serta menjadi ponsel yang memiliki semua kemudahan dan kelengkapan multimedia. Pengguna C510 pun tidak menjadi asing menggunakan perangkatnya karena pilihan menu yang memungkinkan untuk menggunakan ponsel terbaru SonEr ini secara maksimal. (rlp)

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:43 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04430898/berbahasa.jawa.dan.sunda

TELEKOMUNIKASI INFORMASI Masa Depan

Kita tidak pernah serius menganggap kemajuan teknologi komunikasi informasi sebagai sarana penting untuk menjaga pertumbuhan dan menyebar kesejahteraan rakyat kebanyakan di tengah resesi yang akan berkepanjangan dan persaingan global yang semakin ketat. Dalam pesta demokrasi tahun ini melalui pemilihan anggota legislatif dan presiden, tidak ada satu pun partai dan calon yang menjabarkan persoalan teknologi komunikasi informasi ini.

Kita sibuk dengan siapa yang akan menjadi Menkominfo pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kedua kali, 2009-2014. Padahal, selama lima tahun terakhir ini, departemen yang mengurusi telekomunikasi informasi tidak mampu memberikan perspektif kemajuan kepada negara dan bangsa di tengah kemajuan pesat telekomunikasi informasi.

Ukuran kemajuan bukan karena banyaknya peraturan yang malah membuat kekacauan dan ketidakjelasan di mana-mana. Akibatnya terasa sekarang ini ketika kita melaksanakan pesta demokrasi tanpa penggunaan berbagai perangkat teknologi komunikasi informasi yang pada tahun 2004 secara sukses diterapkan sebagai sarana penting diseminasi informasi kepada khalayak ramai.

Mimpi kita adalah bagaimana telekomunikasi dan informasi mampu menghasilkan multiplier effect untuk memberikan pekerjaan yang luas dengan nilai tambah yang memadai bagi anak-anak muda bangsa ini dan masyarakat pada umumnya, tidak hanya sekadar merakit komputer atau menjual ponsel China di toko-toko.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, akan terjadi perubahan drastis industri teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi, bersamaan dengan berbagai kemajuan teknologi komunikasi informasi itu sendiri. Beberapa produsen ponsel kenamaan dunia sudah menyatakan bersiap untuk mulai memproduksi komputer kategori netbook yang sekarang harganya sudah setara dengan ponsel.

Ada dua hal yang akan berakibat pada pergeseran dan konvergensi seutuhnya dalam industri telekomunikasi informasi. Pertama, para pengguna yang sekarang memisahkan kebutuhan untuk bertelekomunikasi menggunakan ponsel serta mereka yang menggunakan komputer untuk mencari informasi akan memiliki produk tunggal yang bisa digunakan secara bersamaan.

Artinya, melalui produk netbook kita tidak hanya bekerja dan mengakses jejaring internet, tapi juga melakukan aktivitas lain, seperti panggilan teleponi, memanfaatkan jasa SMS, konferensi video jarak jauh, dan sebagainya. Sudah banyak netbook di pasaran yang sekarang memiliki fitur modem 3G di dalamnya yang sekarang hanya sebatas digunakan untuk mengakses data digital, belum percakapan teleponi.

Kedua, para operator pun akan mulai berbenah diri untuk menghadapi perubahan skema bisnis yang tidak lagi terbatas pada percakapan teleponi. Artinya, dengan modal besar operator seluler pun mulai menjajakan beragam produk komputer sebagai perluasan strategi bisnis mereka.

Keseluruhan lanskap bisnis teknologi komunikasi informasi pun akan berubah drastis. Toko-toko penjaja komputer, terutama yang melayani perakitan, akan kehilangan pangsa yang selama ini dinikmati untuk mempekerjakan karyawannya. Kita akan memasuki sebuah lingkungan bisnis tirani dan opresi yang dibungkus dengan kemasan melawan kekuasaan dan kekuatan bisnis asing.

Celakanya, sebagian besar operator seluler kita dikuasai pengusaha asing dengan kapital masif. Padahal, potensi pasar yang disediakan Indonesia untuk industri komunikasi dan informasi sangat besar dengan pertumbuhan yang impresif. Dan masa depan kita sekarang ini diejawantahkan pada perlunya Blackberry memiliki pusat pelayanan. Waduh!

Kamis, 16 Juli 2009 | 04:47 WIB

Penulis: René L Pattiradjawane

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04472547/masa.depan

RUU LINGKUNGAN PPNS Boleh Menahan Pelanggar Lingkungan

Jakarta, Kompas - Pembahasan Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup salah satunya memberi kewenangan kuat kepada penyidik pegawai negeri sipil. Wewenangnya mulai dari memeriksa kebenaran laporan, dokumen, hingga menangkap dan menahan pelanggar lingkungan.

Namun, permulaan dan hasil penyidikan harus dilaporkan kepada penyidik kepolisian. ”Kami tidak mengambil kewenangan polisi. Hanya koordinasinya diperkuat,” kata Sekretaris Meneg LH Arief Yuwono di Jakarta, Selasa (14/7). Sebelumnya, Meneg LH Rachmat Witoelar juga mengungkapkan harapannya tentang penambahan wewenang PPNS.

Pada Bab XV tentang Penyidikan, terdapat sembilan kewenangan PPNS, seperti memeriksa kebenaran laporan, memeriksa orang/badan hukum, meminta keterangan dan bukti, serta memeriksa pembukuan, catatan, dan dokumen.

Lainnya, menyita bahan dan barang hasil pelanggaran, meminta bantuan ahli terkait penyidikan, memasuki lokasi untuk memotret, dan membuat rekaman video. Terakhir, wewenang menangkap dan menahan tersangka pelanggar lingkungan.

”Kami memberi wewenang besar atas dasar lemahnya penegakan hukum selama ini. Namun, draf ini masih butuh masukan dari banyak pihak,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Sonny Keraf, yang juga memimpin pembahasan RUU PLH itu. Mengenai nama RUU, koalisi organisasi nonpemerintah memberi usulan nama RUU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sonny mengatakan, konsekuensi penambahan wewenang itu adalah peningkatan profesionalitas PPNS. Potensi penyalahgunaan wewenang tetap disadari.

Usulan lain terkait keberadaan Komisi Nasional Perlindungan Lingkungan. Komisi tersebut dibutuhkan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan terorganisasi. Bila keberadaannya disetujui, peran PPNS kembali seperti semula. ”Komisi akan membentuk penyidik sendiri yang profesional,” kata Sonny. (GSA)

Rabu, 15 Juli 2009 | 04:30 WIB

Source:http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/07/15/04302214/ppns.boleh.menahan.pelanggar.lingkungan.

Enam Burung Sumatera Terancam Punah untuk Prangko

Jakarta, Kompas - Sebanyak enam jenis burung yang terancam punah dengan habitat hutan tropis di Sumatera dijadikan gambar prangko baru. Prangko senilai Rp 2.500 yang diterbitkan masing-masing 300.000 lembar tersebut akan diluncurkan pada Rabu (15/7) ini oleh Menteri Kehutanan MS Kaban berkaitan kegiatan Perayaan Keragaman Burung di Indonesia.

”Kita turut prihatin, pembukaan hutan terus berlangsung dan mengancam kepunahan burung-burung,” kata Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Darori pada konferensi pers, Selasa di Jakarta.

Darori didampingi Direktur Pos pada Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Ingrid R Pandjaitan serta Ketua Dewan Burung Indonesia Ani Mardiastuti.

Dari keenam jenis burung tersebut, menurut Lembaga Konservasi Dunia (International Union for Conservation of Nature/IUCN), dinyatakan mendekati terancam punah (near threatened) meliputi luntur kasumba (Harpactes kasumba), julang jambul hitam (Aceros corrugatus), cekakak hutan melayu (Actenoides concretus), dan kuau raja (Argusianus argus).

Dua jenis burung berikutnya, mentok rimba (Cairina scutulata) dan bangau storm (Ciconia storm), dinyatakan IUCN dalam status genting (endangered).

”Jenis burung mentok rimba itu dulu ada di Jawa, tetapi sekarang sulit ditemui lagi. begitu pula untuk bangau storm,” kata Ani Mardiastuti.

Di samping kiri adalah Gbr. Burung Cekakak hutan melayu (Actenoides concretus)

Ingrid Pandjaitan mengungkapkan, penerbitan prangko dengan gambar enam burung terancam punah yang saat ini masih bisa ditemui di Sumatera itu selain menjadi alat tukar bayar, juga menjadi wahana edukasi.

Darori mengatakan, penyelamatan jenis burung yang terancam punah dapat dilakukan dengan mencontoh perlakuan pada burung jalak bali (Leucopsar rothschildi) yang ditangkap, kemudian ditangkarkan.

Sekitar 10 tahun yang lalu, sulit sekali ditemukan jalak bali ini, tetapi dengan bantuan berbagai lembaga swadaya masyarakat, sekarang dapat dikembangbiakkan. ”Baru-baru ini data di Yokohama, Jepang, saja ada 300 ekor jalak bali,” kata Darori.

Darori mengatakan, kepunahan satwa, seperti harimau jawa, akibat larangan penangkapannya untuk ditangkarkan. Kebijakan seperti ini semestinya dihindarkan. (NAW)

Rabu, 15 Juli 2009 | 04:32 WIB

Source:http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/07/15/04324469/enam.burung.sumatera.terancam.punah..untuk.prangko

Thursday, April 24, 2008

BNI BEREMPATI

BNI BEREMPATI *

Berbagi Dalam Energi, Maritim, Penghijauan, Pariwisata, Seni dan Teknologi

I. Pendahuluan

Sepanjang tahun 2007 peranan Bank BNI dalam memenuhi tanggungjawab social telah dijalankan dengan sempurna dalam beberapa jenis program bantuan pendidikan, kesehatan, agama dsb. Bahkan BNI meraih MDGs Award tanggal 26 November 2007 dari PBB. Lantas apakah kita hanya berpuas diri pada sektor-sektor tersebut dan tidak tergugah hati untuk memperbaiki kualitas lingkungan sekitar kita yang sudah mulai mengalami kerusakan ? Sayang sekali apabila sekolah-sekolah telah dibangun namun banjir masih saja menggenangi lingkungan sehingga aktivitas pendidikan terganggu. Program CSR BNI Berempati berdimensi jangka panjang dan bersifat natural resources renewal [pembaruan sumber daya alam]. Indonesia adalah negeri dengan 70% perairan dan 30% daratan dengan sempadan sekililingnya adalah 72% lautan. Ironisnya, kondisi global saat ini sangat mengkhawatirkan umat manusia. Pemanasan global naik rata-rata 0,6 derajat Celsius selama dasawarsa terakhir. Es kutub utara dan selatan mencair, menaikkan permukaan laut 3 cm. Kenaikan suhu akan membawa air leluasa memasukan daratan di seantero negeri [Sinar Harapan, 4/01/2008, hal.6]. Buktinya adalah sungai Bengawan Solo telah meluap hingga ke Gresik Jawa Timur dengan menimbulkan kerugian materiil sekitar ratusan Milyar rupiah.

Tanggungjawab sosial korporasi saat ini bukan hanya berhubungan dengan peningkatan taraf hidup komunitas masyarakat namun dapat diperluas dengan tanggung jawab kepada alam sekitarnya dimana manusia hidup dan berinteraksi. Di sinilah sebenarnya korporasi sekaliber BNI dapat memainkan peranannya secara unik dan terintegrasi antara alam dan manusia. Green BNI ! Ya, BNI yang hijau, sehijau salah satu warna korporatnya. Betapa saya merindukan bank BNI dapat menjadi lokomotif perubahan di Tanah Air dengan ikut serta mewujudkan alam lingkungan yang bersih, nyaman dan sekaligus menghasilkan nilai ekonomis buat masyarakat luas. Sekarang mari kita lihat progam CSR seperti apa yang dapat kita tawarkan sehingga hasilnya dapat memperkuat citra BNI dan sekaligus menguntungkan BNI secara long-term. BNI Berempati adalah program CSR yang bertumpu pada 4 [empat] keseimbangan potensi sumber daya terbaharukan dengan basis pengetahuan, yakni : alam, energi, seni dan teknologi. Inilah modal CSR yang unik, terintegral dan bersifat give and get. Berikan kepada masyarakat maka BNI akan mendapatkan hasilnya.

II. Energi

BNI menanam kelapa sawit ! Inilah jargon metaphor untuk transformasi bisnis BNI yang tangguh dan kompetitif di masa datang. Namun kini BNI dapat benar-benar menanam pohon jarak atau pohon singkong dalam program CSR yang berbasis energi terbaharukan. BNI dapat menjadi sponsor untuk individu-individu, LSM, koperasi maupun perusahaan yang berupaya mencari terobosan pemakaian bahan bakar biologis seperti biofuel dari pohon jarak atau bioetanol dari pohon singkong. Di Sukabumi, tiga bulan silam Wiren Iskandar menawarkan bioetanol produksinya kepada para supir angkutan kota. Hal ini mendapat respon positif dari para supir karena harganya yang sangat ekonomis dibandingkan dengan bensin. Lima ratus liter bioetanol produksinya sehari, habis mengisi tangki-tangki angkot. Alumnus Universitas Tarumanegara itu meraup omzet Rp.111 juta sebulan dari perniagaan bioetanol [Trubus, terbit 01 Januari 2008]. Inilah program CSR yang dapat dilakukan BNI sehingga pada akhirnya BNI dapat meraup keuntungan baik secara profit maupun good corporate image di masyarakat. Bersama masyarakat BNI dapat membangun depot-depot atau kilang-kilang bioetanol di beberapa kota sehingga masyarakat kalangan bawah dapat membeli secara lebih murah selain ramah lingkungan. Selain itu, BNI dapat memberikan dana riset kepada orang-orang semacam Wiren Iskandar sehingga produksi bioetanol dari pohon singkong atau pohon jarak ini dapat bersifat masal, efisien, efektif dan ekonomis. Seluruh kendaraan dinas BNI di seluruh Indonesia dapat menggunakan bahan bakar etanol ini. BNI menjadi pionir dalam hal pemanfaatan energi terbaharukan. Lambat-laun apabila prospek bisnis ini cerah maka para pelaku bisnis biofuel ini dapat mengajukan kredit ke BNI.

III. Maritim dan Penghijauan

Seperti yang disinggung di atas, Indonesia adalah 70% perairan maka sebaiknya program CSR ini melibatkan dunia kelautan di Tanah Air. BNI dapat memberikan bantuan pembangunan sarana dan pra-sarana seperti : pemberian perahu motor, alat penangkap ikan yang lebih modern dan pembangunan perkampungan nelayan yang bersih. Di samping itu perkampungan nelayan banyak yang tidak memiliki akses ke sumber listrik seperti di kepulauan Aruri di Biak, Papua. Program CSR BNI dapat meliputi penyediaan generator set [genset] bagi mereka.

Cegah Deforestasi ! Program CSR BNI harus berperan serta secara langsung untuk mengurangi emisi karbon seperti yang diamanatkan dalam Bali Roadmap pada Konferensi UNCCC di Bali, Desember 2007 lalu. BNI dapat melakukan penghijauan kembali hutan-hutan yang telah dirusak oleh para pelaku illegal logging maupun akibat perambahan hutan dengan cara membakar. Penghijauan dilakukan bekerjasama dengan LSM seperti Walhi, ELSAM, Pelangi Indonesia dll. Citra BNI sebagai Bank BUMN akan semakin besar karena kepeduliannya yang besar terhadap pelestarian lingkungan hidup. Di samping itu, BNI dapat ikut mengklaim dirinya sebagai Green BNI [BNI Hijau], korporat pertama yang memiliki komitmen terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Keterlibatan pegawai BNI dapat bersifat massal dimana para pegawai secara kolektif pada periode tertentu, misalnya di hari Sabtu/Minggu/Hari Libur lainnya, dengan berkoordinasi dengan LSM Lingkungan Hidup mengadakan bakti lingkungan di hutan-hutan yang gundul, atau bakti lingkungan di kawasan-kawasan yang lingkungannya sudah hancur. Di samping itu, di kantor-kantor cabang BNI di kota-kota besar yang rawan banjir seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dsb, BNI menjadi poinir pembuatan sumur biopori untuk resapan air guna mengantisipasi banjir. Pembuatan sumur biopori sangat mudah dan ekonomis.

IV. Pariwisata dan Seni

Visit Indonesia 2008. BNI dapat mengambil bagian dalam mempromosikan 7 [tujuh] juta wisatawan manca negara untuk datang ke Tanah Air. Caranya adalah dengan mensponsori festival-festival kebudayaan di Tanah Air. Pegawai BNI dapat menjadi peserta karnaval-karnaval kebudayaan, kirab budaya atau bazaar budaya. Tentunya dengan variasi sebaran BNI di seluruh Indonesia maka bibit-bibit pegawai yang berbakat dalam bidang seni dapat ikut tersalurkan. Selain itu, BNI memiliki cabang di luar negeri seperti Singapore, Hongkong, Tokyo, New York dan London, maka BNI dapat berperan-serta mempromosikan Indonesia di negara-negara tersebut dengan cara membuka outlet pariwisita di sana. Hal ini tentunya bekerjasama dengan Departemen Pariwisata dan Kebudayaan serta mitra/agen turisme lokal. Di samping itu, kerjasama promosi ini dapat membawa keuntungan buat BNI yakni, lalu lintas devisa wisatawan tersebut dapat diakomodir di Bank BNI. Mengingat beberapa waktu lalu Malaysia mengklaim telah mematenkan beberapa karya seni seperti Batik, Lagu Rasa Sayange, Tarian Reog Ponorogo maka BNI dapat menyalurkan dana kepada lembaga-lembaga budaya untuk membantu mendaftarkan paten dari warisan budaya di negeri ini. Ini demi menegakkan harga diri bangsa. Sejauh yang diketahui penulis, biaya pembuatan hak paten [HAKI] adalah paling mahal Rp.6 juta per kasus.

V. Teknologi

Di tahun 2007 BNI telah mendapatkan 3 [tiga] buah ISO 9001:2000 untuk bidang teknologi maka sudah saatnya BNI menyalurkan ilmu teknologinya kepada masyarakat. Program CSR dapat membantu sekolah-sekolah dalam penyediaan perangkat komputer dan akses internet untuk pendidikan. Prioritas CSR ini untuk sekolah-sekolah dasar sampai menegah di kawasan Indonesia Timur sehingga mereka tidak tertinggal jauh dengan koleganya di P.Jawa. Di samping itu, BNI dapat menyediakan fasilitas jaringan komputer ke beberapa Rumah-rumah Sakit yang belum melek teknologi. Dimana antara bagian-bagian poli kesehatan [Misal : Poli Umum, THT, Gigi, Kandungan, Paru, Kulit dan Kelamin, Jantung] dipasang jaringan komputer LAN sehingga setiap dokter yang melakukan diagnosa atau mengambil tindakan medis dapat melihat riwayat medis pasien dari sebuah komputer. Jadi menulis resep, mencatat riwayat penyakit dilakukan menggunakan PC yang terkoneksi secara LAN [Local Area Network]. Dengan demikian citra BNI jelas meningkat besar dalam dunia medis dan sebagai timbal balik intrinsik-nya, arus dana dan sistem payroll Rumah Sakit tersebut dapat dikelola oleh Bank BNI.

Selain hal-hal di atas, penulis menyarankan agar BNI membuat terobosan dengan mengalokasikan saham secara gratis sebesar 1 [satu] juta lembar untuk para wirausahawan kecil/mikro serta badan-badan lingkungan hidup dan pelestarian alam. Meskipun menjadi pemegang saham minoritas, mereka dapat memberikan solusi alternatif kepada Manajemen BNI seputar pengembangan usaha kecil/mikro di masa depan dan proyek pelestarian lingkungan hidup secara berkesinambungan. Oleh karenanya Manajemen BNI secara korporasi ikut bertanggungjawab dalam pembangunan berkelanjutan dan mencapai MDGs di tahun 2015. Dan Green BNI bukan suatu slogan kosong. Dengan demikian Program CSR dapat benar-benar diwujudkan dalam dalam seluruh lapisan masyarakat.

* Penulis : Leonard T. Panjaitan [Pegawai Divisi BSK, NPP : 23348] ; No Hp : 081510008779

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...