Salah satu produk ponsel Sony Ericsson yang di kalangan orang muda dikenal dengan sebutan SonEr adalah seri Cyber-shot C510, perangkat komunikasi seluler yang terjangkau yang berusaha menghadirkan nuansa glokal, sebuah upaya untuk berpikir secara global, tapi bertindak atau berperilaku secara lokal.
Dirancang secara khas Sony Ericsson, ponsel C510 dalam rancang bentuk
Sepertinya, SonEr C510 ingin menarik minat pengguna dua etnik terbesar di Pulau Jawa ini menggunakan produknya. Secara demografis, kedua etnik ini memang menjadi penduduk dengan persentase terbesar dibanding etnik lain dalam kemajemukan penduduk Indonesia.
Memang menjadi sebuah persoalan sendiri untuk menggunakan bahasa daerah dalam menu ponsel, tapi ini adalah sebuah upaya kreatif untuk menarik pangsa pengguna ponsel yang lumayan besar di kalangan masyarakat Indonesia.
Untuk menerjemahkan ”Update service”, misalnya, menu bahasa Jawa menyebutnya ”Update layanan” dan bahasa Sunda ”Apdét ladén”. Sedangkan menu ”Flight mode”, yang biasa digunakan untuk mematikan sinyal seluler ketika melakukan penerbangan, dalam menu bahasa Jawa tetap disebut ”Flight mode” dan dalam menu Sunda disebut ”Modeu hiber”.
SonEr C510 memiliki semua fitur ponsel masa kini, mulai dari kamera 3,2 megapiksel dengan kemampuan deteksi wajah, akselerometer untuk menampilkan foto digital secara horizontal maupun vertikal, Smile Shutter yang memungkinkan memotret otomatis pada saat obyek tersenyum, serta mengikuti tren jejaring sosial dengan fasilitas menu
Dengan berat 92 gram dan harga yang terjangkau dibanding seri sejenis, C510 juga memiliki fitur 3G untuk bisa mengakses jaringan internet secara cepat serta menjadi ponsel yang memiliki semua kemudahan dan kelengkapan multimedia. Pengguna C510 pun tidak menjadi asing menggunakan perangkatnya karena pilihan menu yang memungkinkan untuk menggunakan ponsel terbaru SonEr ini secara maksimal.
Kamis, 16 Juli 2009 | 04:43 WIB
Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04430898/berbahasa.jawa.dan.sunda
No comments:
Post a Comment