Kita tidak pernah serius menganggap kemajuan teknologi komunikasi informasi sebagai sarana penting untuk menjaga pertumbuhan dan menyebar kesejahteraan rakyat kebanyakan di tengah resesi yang akan berkepanjangan dan persaingan global yang semakin ketat. Dalam pesta demokrasi tahun ini melalui pemilihan anggota legislatif dan presiden, tidak ada satu pun partai dan calon yang menjabarkan persoalan teknologi komunikasi informasi ini.
Kita sibuk dengan siapa yang akan menjadi Menkominfo pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kedua kali, 2009-2014. Padahal, selama lima tahun terakhir ini, departemen yang mengurusi telekomunikasi informasi tidak mampu memberikan perspektif kemajuan kepada negara dan bangsa di tengah kemajuan pesat telekomunikasi informasi.
Ukuran kemajuan bukan karena banyaknya peraturan yang malah membuat kekacauan dan ketidakjelasan di mana-mana. Akibatnya terasa sekarang ini ketika kita melaksanakan pesta demokrasi tanpa penggunaan berbagai perangkat teknologi komunikasi informasi yang pada tahun 2004 secara sukses diterapkan sebagai sarana penting diseminasi informasi kepada khalayak ramai.
Mimpi kita adalah bagaimana telekomunikasi dan informasi mampu menghasilkan
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, akan terjadi perubahan drastis industri teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi, bersamaan dengan berbagai kemajuan teknologi komunikasi informasi itu sendiri. Beberapa produsen ponsel kenamaan dunia sudah menyatakan bersiap untuk mulai memproduksi komputer kategori netbook yang sekarang harganya sudah setara dengan ponsel.
Ada dua hal yang akan berakibat pada pergeseran dan konvergensi seutuhnya dalam industri telekomunikasi informasi. Pertama, para pengguna yang sekarang memisahkan kebutuhan untuk bertelekomunikasi menggunakan ponsel serta mereka yang menggunakan komputer untuk mencari informasi akan memiliki produk tunggal yang bisa digunakan secara bersamaan.
Artinya, melalui produk netbook kita tidak hanya bekerja dan mengakses jejaring internet, tapi juga melakukan aktivitas lain, seperti panggilan teleponi, memanfaatkan jasa SMS, konferensi video jarak jauh, dan sebagainya. Sudah banyak netbook di pasaran yang sekarang memiliki fitur modem 3G di dalamnya yang sekarang hanya sebatas digunakan untuk mengakses data digital, belum percakapan teleponi.
Kedua, para operator pun akan mulai berbenah diri untuk menghadapi perubahan skema bisnis yang tidak lagi terbatas pada percakapan teleponi. Artinya, dengan modal besar operator seluler pun mulai menjajakan beragam produk komputer sebagai perluasan strategi bisnis mereka.
Keseluruhan lanskap bisnis teknologi komunikasi informasi pun akan berubah drastis. Toko-toko penjaja komputer, terutama yang melayani perakitan, akan kehilangan pangsa yang selama ini dinikmati untuk mempekerjakan karyawannya. Kita akan memasuki sebuah lingkungan bisnis tirani dan opresi yang dibungkus dengan kemasan melawan kekuasaan dan kekuatan bisnis asing.
Celakanya, sebagian besar operator seluler kita dikuasai pengusaha asing dengan kapital masif. Padahal, potensi pasar yang disediakan Indonesia untuk industri komunikasi dan informasi sangat besar dengan pertumbuhan yang impresif. Dan masa depan kita sekarang ini diejawantahkan pada perlunya Blackberry memiliki pusat pelayanan. Waduh!
Kamis, 16 Juli 2009 | 04:47 WIB
Penulis: René L Pattiradjawane
Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/16/04472547/masa.depan
No comments:
Post a Comment