Saturday, September 19, 2009

E-mail, Masih Perlu Punya atau Nggak Sih?

E-mail siapa yang tidak tahu, siapa yang tidak punya atau siapa yang tidak perduli dengan E-mail? Banyak pertanyaan untuk sebagian orang, karena beda strata, beda latar belakang, beda pekerjaan, menjadikan e-mail memiliki grade. Gradenya dapat bermacam-macam, 1. Sangat Penting, 2. Penting, 3. Biasa Saja 4. Tidak Penting.

Nah, Anda berada di mana nanti akan tahu sendiri setelah membaca ulasan ini. Caranya sederhana, dapat dimengerti oleh siapapun karena tulisan ini akan mengulas tidak secara teknis tetapi berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis kepada beberapa pengguna email. Berikut ulasannya.

E-mail berasal dari asal kata Electronic Mail atau surat elektronik, yang artinya sebuah surat yang dikirimkan secara elektronik. Apa bedanya dengan telex/telegraph jaman dulu yang biasa dipakai oleh perbankan dan militer?

E-mail di jaman serba komputer dan internet sangat berbeda arti secara harfiahnya, bukan hanya surat yang dikirimkan secara elektronik, tetapi sebuah surat yang berisi berbagai macam fungsi. Ada fungsi editing, arsip, lampiran (attachment), management file, mailing list, sebagai sebuah kotak surat dan masih banyak fungsi yang lain.

E-mail dari mulai ditulis, dikirim, hingga diterima dan dibaca semuanya ditangani secara elektronis. Umumnya e-mail dibuat (atau ditulis) menggunakan Mail User Agent (MUA) lebih umum dikenal sebagai Email client), kemudian proses pengiriman ditangani oleh Mail Transfer Agent (MTA) yang sering juga disebut sebagai mail server. MUA juga digunakan untuk membuka dan membaca email kembali.

Alamat diperlukan dalam proses pengiriman e-mail. Namun tidak seperti alamat surat yang lazim kita gunakan. Sistem pengalamatan pada email menggunakan format identitas dan domain yang digabung menggunakan karakter '@' (at, dibaca et). Misalnya e-mail saya adalah servicedcc@yahoo.com. Artinya email bernama servicedcc provider yang digunkaan adalah yahoo.com sehingga alamat lengkap e-mail adalah penggabungan nama dengan penyedia tersebut yang dibatasi oleh char @.

E-mail saat ini digunakan beragam fungsi oleh user yang memakainya, mulai dari untuk kegiatan marketing, accounting, technical, human resources, executive communication, kepentingan komunitas, sampai dengan mahasiswa dan ibu-ibu rumah tangga.

Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari e-mail: 1. Komunikasi yang super cepat (dalam hitungan detik), 2. Tidak perlu kertas lagi (Paperless), 3. Hemat biaya (tidak perlu beli perangko dll) 3. Sangat pribadi (privacy dan security) 4. Dapat menyimpan sebagai arsip (selama tidak dihapus dan dibuang), 5. Dapat digunakan sebagai user account pribadi (identitas) untuk mailbox bila bertukar kartu bisnis dengan pihak lain, dan sebagainya.

Untuk masalah penting tidak penting dari e-mail ini dapat ditanyakan pada diri sendiri lewat beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Berapa kali Anda membuka e-mail dalam 1 hari:
a. pagi saja, siang saja atau sore saja
b. pagi dan sore saja.
c. Setiap waktu
d. Tidak pernah

2. Berapa kali Anda membalas e-mail dalam 1 hari:
a. 1 x
b. 3 x
c. Lebih dari 3 x
d. Tidak pernah

3.Untuk apakah e-mail account tersebut:
a.Urusan kerja
b.Urusan sekolah
c.Urusan lain-lain
d.Yang penting punya

4. Apakah selalu mengingat user name dan password e-mail:
a. Ya dan disimpan ditempat rahasia
b. Ya dan diingat-ingat saja
c. Ya kadang-kadang ingat
d. Tidak

5. Apakah pernah menghapus e-mail box:
a. Ya setiap hari
b. Ya setiap minggu
c. Ya setiap bulan
d. Tidak pernah

6.Setelah mengirim e-mail apakah Anda menghubungi orang tersebut:
a. Ya untuk konfirmasi
b. Ya untuk mengingatkan
c. Menunggu replynya saja
d. Tidak perlu

Dari beberapa pertanyaan sederhana ini dapat dilihat ke diri sendiri untuk apakah e-mail tersebut bagi kita, dan yang paling penting adalah apakah perlu punya email atau tidak? Karena ini akan berhubungan dengan perilaku kita terhadap pekerjaan sehari-hari, seberapa sering menggunakan e-mail dan seberapa penting e-mail tersebut bagi kehidupan kita.

Berdasarkan pengamatan penulis dari 10 orang yang memiliki account email hanya 3 orang yang selalu membaca emailnya setiap waktu, mengelola e-mail boxnya dan selalu menggunakan email boxnya untuk identitas.

Minggu depan akan penulis lanjutkan dengan serangan-serangan terhadap e-mail box user.

Jakarta, 15 September 2009
Penulis: IGN Mantra - Analisa Keamanan Jaringan ID-SIRTII

87% Email yang Dikirim Adalah 'Sampah'

Geliat spam alias pesan sampah yang digelontorkan spammer tak kunjung terlihat penurunan berarti. Pada bulan Agustus 2009 misalnya, volume spam rata-rata mencapai 87% dari semua email yang lalu lalang.

Menurut laporan Symantec Messaging & Web Security, peredaran spam bertemakan kesehatan terjadi penurunan menjadi rata-rata mencapai 6,73%, sedangkan lebih dari 29% dari spam adalah spam yang berhubungan dengan Internet.

"Model yang digunakan untuk menghitung persentase spam sekarang memasukan pemblokiran pada lapisan jaringan selain penyaringan lapisan SMTP, dan hasilnya merupakan pandangan yang lebih akurat mengenai persentase spam yang aktual di Internet," jelas Symantec dalam keterangan tertulisnya yang dikutip detikINET, Sabtu (19/9/2009).

Untuk menghindari filter antispam, spammer seringkali menggunakan teknik pengacauan, dengan menyalahgunakan merk dan taktik-taktik lain untuk mencoba dan mempersulit penyaringan konten untuk identifikasi pesan spam.

"Akhir-akhir ini Symantec telah mengamati sebuah serangan spam yang memelesetkan kesamaan kata (homograph spoofing) sehingga sebuah nama domain yang diplesetkan hampir atau sangat menyerupai nama domain merek yang sangat terkenal," lanjutnya. ( ash / ash )

Jakarta, 19 Agustus 2009

10 Inovasi Strategis di Dunia Masa Depan

Inovasi adalah kunci masa depan. Kesejahteraan yang dicapai manusia saat ini tidaklah terlepas dari inovasi yang telah dilahirkan pada masa lampau. Melalui berbagai penemuan yang telah diciptakan saat ini, kita pun dapat ”mengintip” masa depan.

Hal-hal yang dulu hanya bisa disaksikan di film-film fiksi dan buku ternyata menjelma sebagai realitas. Memandang sangat pentingnya inovasi, seperti diungkapkan Presiden AS Barack Obama dalam pidato mingguannya di radio dan media cyber, 1 Agustus 2009, Livescience merilis 10 obyek inovasi strategis yang telah dirintis dan akan menentukan pada masa depan.

Peralatan pembaca pikiran

Adam Wilson, ilmuwan dari Teknik Biomedis University of Wisconsin, AS, menciptakan sebuah interface (antarmuka untuk komputer) yang mampu menerjemahkan pikiran ke dalam bentuk teks.

Sistem antarmuka yang bekerja pada alat berupa elektrode dan kabel terkoneksi di kepala ini mampu mengubah sinyal listrik menjadi bentuk fisik, seperti tangan memindahkan cursor.

Teknologi ini sangat bermanfaat bagi pasien yang tak bisa berkomunikasi sama sekali, seperti penderita stroke atau penyakit langka Lou Gehrig (Amyotrophic Lateral Sclerosis) untuk bisa ”berbicara”. Alat ini dapat difungsikan sebagai alat pengetes kejujuran.

Keliling dunia 90 menit

Dari novel dan film kita ketahui, Phileas Fogg asal Inggris mampu mengelilingi dunia dalam 80 hari pada awal tahun 1870-an. Ke depan orang bisa hanya butuh kurang dari sejam untuk ke belahan dunia lain.

Dalam penelitian yang disponsori Pusat Sains Angkatan Udara AS dan Angkatan Udara Brasil, mimpi transportasi canggih dibangun di atas teknologi propulsi laser kecepatan hipersonik. Riset pimpinan Leik Myrabo, profesor Teknik Dirgantara dari Institut Politeknik Rensselaer, Troy, AS, ini tengah dilakukan di Laboratorium Hipersonik dan Aerodinamika Henry T Nagamatsu di Sao Jose, Brasil.

Kekuatan puncaknya dapat mencapai skala gigawatt. Alat ini diklaim mampu meluncurkan nano-satelit (1-10 kilogram) dan mikro-satelit (10-100 kilogram) ke orbit rendah dalam sekejap. Teknologi ini juga didesain untuk meluncurkan pesawat ke stasiun luar angkasa.

Lengan bionik

Ingat tokoh Luke ”Skywalker” di film Star Wars? Ya, tangan kanannya yang putus adalah sebuah lengan bionik. Tidak lama lagi, para veteran korban perang ataupun mereka yang terlahir tanpa lengan dan tungkai kaki bisa menikmati teknologi canggih Skywalker ini.

Banyak pusat penelitian di dunia mengembangkan lengan dan kaki bionik. Salah satunya adalah Touch Bionics yang telah memasarkan produknya, lengan i-LIMB. Lengan bionik ini memiliki kontrol intuitif.

Elektrode desain khusus ditempatkan di permukaan kulit untuk membaca sinyal-sinyal otot (myoelectric) yang dikirimkan otot di tungkai/lengan yang tersisa. Lengan i-LIMB berbahan dasar plastik itu dapat bergerak layaknya tangan biasa. Teknologi bionik yang tak kalah canggih tengah dirintis Miguel Nicolelis (Duke University, AS). Lengan buatan rancangannya, digerakkan otak langsung.

”Gadget” indera keenam

Pranav Mistry, mahasiswa program doktor dari Media Lab Massachusetts Institute of Technology (MIT), menciptakan alat Sixth Sense, yang bisa menampilkan informasi virtual tiga dimensi saat berinteraksi dengan obyek yang dilihat.

Sebagai contoh, dengan melihat kulit wajah sebuah buku, beragam informasi: resensi, harga, bahkan komentar tentang buku itu, langsung muncul di hadapan kita layaknya tayangan dari sebuah proyektor LCD.

Sixth Sense adalah sebuah gadget yang memungkinkan segala informasi di internet terhubung langsung dengan dunia nyata dan membentuk sajian bernama realitas tambahan. Gadget yang ringkas ini mengingatkan kita pada teknologi canggih di film Minority Report.

Teknologi ini menggabungkan webcam dan proyektor mini yang terkoneksi dengan ponsel cerdas secara nirkabel.

Organ tubuh artifisial

Suatu saat ke depan, manusia yang menderita penyakit gagal hati bisa memiliki organ hati baru. Bukan lagi sekadar transplantasi, melainkan sebuah organ asli. Colin McGucklin dan Nico Forraz—duo peneliti dari Newcastle University, Inggris— menciptakan lever artifisial.

Lever manusia pertama yang pernah diciptakan ini masih dalam skala prototipe. Ukurannya mini, setara sebuah koin ukuran kecil. Lever ini dibuat dari sel punca (stem cell) yang diambil dari tali pusat manusia.

Bioreaktor untuk menumbuhkan sel punca diperoleh dari NASA. Pada masa depan kemungkinan bukan hanya lever yang bisa diproduksi, melainkan juga organ-organ vital lain, seperti ginjal, bahkan jantung.

Memberi makan dunia

Mencukupi kebutuhan pangan dunia bakal menjadi hal sangat krusial pada masa depan. Ilmuwan terus berupaya menciptakan varietas gandum, jagung, dan beras unggulan yang bisa panen berlipat ganda. Termasuk menyesuaikan dengan gejala pemanasan global.

Seiring pesatnya riset bioteknologi, muncul ide pembuatan superfood—makanan berbentuk pil yang mencakup seluruh nutrisi yang dibutuhkan. Ada yang mengembangkan makanan sintetis dari sel punca hewan. Riset ini salah satunya dilakukan di Ulrecht University, Belanda.

Melenyapkan limbah

Limbah akan menjadi persoalan besar pada masa depan jika tidak diantisipasi serius. Di negara-negara maju, melalui pemanfaatan teknologi, berbagai sampah diolah menjadi bahan baku daur ulang. Bulu ayam, oleh peneliti di Virginia Tech, AS, bisa diolah menjadi senyawa polimer sebagai bahan untuk membuat plastik pada masa depan.

Menjiplak nuklir Matahari

Reaksi fusi nuklir menjaga Matahari tetap bersinar cemerlang selama miliaran tahun. Ed Moses, dari National Ignition Facility, AS, melakukan penelitian bertujuan menciptakan fusi nuklir seperti di Matahari.

Dia mencampur 150 mikrogram deuterium dan tritium yang ditembakkan dengan laser raksasa sebagai inti tenaga untuk membangkitkan fusi nuklir. Percobaan ini mirip dengan adegan cerita fiksi film Spiderman 2. Pada 2010 dijadwalkan tes, yang diprediksi menghasilkan energi hingga 500 triliun watt.

Merekayasa iklim Bumi

Salah satu cara mencegah pemanasan global adalah melalui rekayasa kebumian (geoengineering). Muncul berbagai gagasan geoengineering yang hi-tech, seperti membuat cermin atau menaburkan partikel pemantul sinar matahari. Untuk mengurangi badai topan di AS akan dicoba mengaduk lautan, oleh sejumlah armada kapal, agar air laut mendingin. Teknologi rekayasa kebumian kian dimungkinkan.

Membuat otak manusia

Masih banyak bagian dari otak manusia yang menyimpan misteri. Di balik miliaran neuron, tersembunyi segala pemikiran dan teknologi canggih yang tak pernah terbayangkan akan dilahirkan.

Peneliti yang tergabung dalam Blue Brain Project di Swiss mengumumkan rencana membuat otak artifisial beberapa dekade lagi. Simulasi dilakukan dengan membuat otak tikus buatan, menggunakan IBM Supercomputer Blue Gene.

Jakarta, 19 September 2009
Penulis: Yulvianus Harjono

Target Industri Sel Surya 50 MW

Dikombinasikan Fuel Cell Jadi Tren ke Depan

Setelah berlarut-larut merencanakan pembangunan industri sel surya dalam negeri, pemerintah pun mulai menargetkan produksi awal 50 megawatt per tahun. Badan usaha milik negara, PT LEN Persero, ditunjuk sebagai industri pelaksana produksi material sumber energi terbarukan ini.

”Cetak biru untuk kebijakan implementasi sel surya produksi dalam negeri, khususnya di perkotaan, sudah disiapkan dan akan dipaparkan kepada Presiden pada awal Oktober 2009,” kata Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Arya Rezavidi, Jumat (18/9) di Jakarta.

Menurut Arya, cetak biru tersebut berisi ketentuan penggunaan sel surya sebagai sumber energi listrik penerang jalan umum. Selain itu, ketentuan pembatasan penggunaan listrik PLN bagi gedung ataupun perumahan tertentu, agar selebihnya memanfaatkan sel surya.

Untuk memenuhi bauran energi pada 2025, pemerintah menargetkan pemanfaatan sel surya 800 megawatt. Kapasitas sel surya terpasang saat ini baru sekitar 10 megawatt sehingga peluang industri sel surya dalam negeri sebetulnya besar.

Menurut Arya, program pemanfaatan sel surya oleh pemerintah saat ini masih terpusat pada upaya menyuplai listrik di desa-desa yang memang terisolasi dan tak ada jaringan listrik. Investasi pengadaan sel surya impor pun masih cukup besar.

Dicontohkan, tahun 2008 dianggarkan pengadaan sel surya untuk daerah-daerah terpencil pada pos anggaran Kementerian Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal besarnya Rp 180 miliar. Adapun di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral jumlahnya mencapai Rp 400 miliar.

Tren ke depan

Arya mengungkapkan, pemerintah harus mengoptimalkan produksi sel surya dalam negeri karena penggunaan sel surya tak terhindarkan, ini sesuai dengan tren ke depan. Pemenuhan energi terbarukan antara lain dengan mengombinasikan sel surya dengan teknologi fuel cell (sel bahan bakar hidrogen).

”Prinsip kedua sumber energi terbarukan tersebut bisa saling melengkapi,” kata Arya.

Sel surya dalam kapasitas besar bersifat statis, dapat menunjang produksi hidrogen melalui proses elektrolisis. Hidrogen yang dihasilkan kemudian diproses menjadi bahan bakar yang dapat didistribusikan, seperti bahan bakar kendaraan konvensional sekarang.

Menurut pakar sel bahan bakar BPPT, Eniya Listiyani Dewi, produksi teknologi untuk sel bahan bakar dalam negeri sudah dapat dikembangkan. Saat ini sudah dihasilkan prototipe untuk kapasitas produksi listrik 700 watt.

”Untuk kapasitas 1 kilowatt baru-baru ini telah diuji coba, tetapi terdapat kebocoran pada membran sebagai jantung sel bahan bakar ini,” kata Eniya.

Menurut Eniya, ketertarikan investor atau industri dalam negeri untuk mengembangkan aplikasi sel bahan bakar saat ini memang ada. Namun, hal itu belum didukung infrastruktur sumber hidrogen.

”Kalau pemerintah ingin mengembangkan infrastruktur industri hidrogen, sebaiknya mendekati lokasi-lokasi industri gas yang ada,” kata Eniya.

Industri gas juga mengandalkan distribusi hidrogen melalui pipa. Selain itu, industri tersebut bisa terintegrasi dengan industri lain yang butuh hidrogen, seperti industri pupuk kimia.

”Beberapa investor yang menghubungi saya sudah bersedia mewujudkan kota hidrogen. Namun, pemerintah masih perlu mempersiapkan infrastruktur sumber hidrogennya,” kata Eniya Listiyani Dewi.

Kota hidrogen merupakan istilah untuk suatu kawasan yang tertata infrastrukturnya dengan mengoptimalkan hidrogen sebagai sumber energi utama yang ramah lingkungan.

Pihak BPPT bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada saat ini mengembangkan riset mesin pengubah atau reformer gas menjadi hidrogen. Alat ini dapat digunakan untuk memproduksi gas hidrogen dari sumber energi gas lain, seperti elpiji atau biogas.

”Reformer ini menjadi salah satu teknologi utama untuk menghasilkan hidrogen. Sekarang tinggal menunggu uji coba,” kata Eniya. (NAW)

Jakarta, 19 September 2009

Kompor Sawit Diperkenalkan ke Petani

Petani pemilik pohon kelapa sawit di Kampung Samprog, Desa Pangaur, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, mendapat kompor berbahan bakar biji sawit, Rabu (16/9). Pembagian kompor kepada 25 petani ini merupakan langkah lanjutan dari riset dan pembuatan kompor sawit yang disponsori anggota Dewan Penasihat Presiden, Prof Subur Budhisantoso.

Kompor berbahan pelat aluminium tersebut hasil temuan Bayu Himawan dan Achmad Witjaksono, yang sudah memiliki hak paten. Kompor sawit tersebut sudah mulai diproduksi perajin
di Purbalingga, Jawa Tengah, untuk diperdagangkan secara ekonomis atas izin Bayu dan Witjaksono.

”Orang kampung seperti saya pasti berani memakai kompor ini. Soalnya, kompornya seperti kompor minyak tanah. Enggak kaget lihatnya. Orang kampung saya takut pakai kompor gas. Rata-rata, seperti saya, masak pakai hawu (tungku) kayu bakar,” kata Ny Eneng Sumiati (43), warga yang hadir dalam acara penyerahan kompor tersebut di halaman Koperasi Petani Sawit di Kampung Samprog.

Ny Umdanah (34), warga lainnya, menambahkan, di kampungnya mudah mendapatkan biji sawit karena ada perkebunan sawit milik PTPN VIII. ”Banyak buah sawit yang tercecer. Saya juga punya pohon sawit,” ujarnya.

Prof Emil Salim yang hadir pada acara itu mengatakan, masyarakat harus mengembangkan semangat melawan kemiskinan. ”Manusia tidak dilahirkan miskin, tetapi dengan akal. Di sini ada sawit. Biji sawit dapat menjadi bahan bakar. Jadi, kenapa harus bergantung pada minyak tanah atau elpiji yang sulit mendapatkannya karena jauh dari jaringan distribusinya,” tutur Emil.

Menurut Bayu, kompor berisi 200 gram biji sawit kering akan menghasilkan nyala api selama 50 menit. Satu kilogram biji sawit kering menghasilkan nyala api selama 250 menit atau 4 jam 10 menit. Harga biji sawit per kilogramnya Rp 4.500. Atau, jika setiap keluarga aktivitas memasaknya tiga jam per hari, keluarga tersebut hanya perlu memiliki satu pohon kelapa sawit.

Selain memperkenalkan kompor sawit tersebut, anggota koperasi petani sawit berencana memproduksi dan memasarkan kompor tersebut di wilayah Bogor. Itu sebabnya, dalam acara pemberian kompor sawit stimulus tersebut, diundang pejabat atau aparat terkait. Di antaranya dari dinas sosial, transmigrasi, pembangunan daerah tertinggal, dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Aparat tersebutlah yang akan melakukan pelatihan dan bimbingan teknis untuk memberdayakan masyarakat agar memanfaatkan biji sawit. (RTS)

Bogor, 19 September 2009

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...