Tuesday, July 28, 2009

Dampak El Nino Belum Terjadi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pusat memastikan, dampak fenomena El Nino belum terjadi sepenuhnya di Indonesia. Suhu permukaan air laut yang seharusnya dingin sehingga memunculkan musim kemarau yang sebetulnya, sampai saat ini suhu permukaan air laut masih hangat sehingga hujan sporadis masih terjadi di beberapa tempat.

Kepala Bidang Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat Soetamto, Senin (27/7), pada acara diskusi BMKG dan media di Lampung tentang pemahaman dasar meteorologi, mengatakan, pemantauan dari Mei 2009, fenomena El Nino atau naiknya suhu muka air laut di kawasan ekuator sudah terjadi di Indonesia. Akan tetapi, fenomena tersebut ternyata belum memengaruhi suhu permukaan air laut di perairan Indonesia menjadi dingin.

Pada kondisi sebelumnya, begitu fenomena El Nino terjadi, suhu di permukaan air laut akan dingin. Kelembaban akan rendah sehingga tidak terjadi hujan.

”Untuk fenomena El Nino 2009 ini aneh. Sampai Juli 2009 perairan Indonesia justru masih hangat sehingga di beberapa wilayah masih timbul hujan dengan curah hujan di bawah 50 milimeter,” ujar Soetamto.

Soetamto mengatakan, berdasarkan pemantauan, yang terjadi selama satu bulan terakhir adalah anomali atau hal yang tidak biasa, yaitu naik turunnya suhu muka air laut di Indonesia dengan cepat. Kenaikan dan penurunan antara minus setengah hingga satu derajat celsius.

BMKG pusat memasukkan fenomena tersebut sebagai anomali yang dimungkinkan terjadi akibat perubahan iklim karena terjadinya perubahan alam dan ulah manusia.

BMKG menggolongkan fenomena El Nino tahun ini sebagai anomali karena El Nino biasanya terjadi periodik setiap 4 hingga 6 tahun sekali. Akan tetapi, mulai tahun 2000 hingga 2006 dan 2009, periode terjadinya fenomena tersebut tidak lagi sesuai.

Terhadap anomali tersebut, BMKG pusat masih terus melakukan pemantauan. ”Pada Agustus 2009 dimungkinkan suhu muka air laut mulai turun sehingga curah hujan makin kecil,” ujar Soetamto.

Dimungkinkan fenomena El Nino yang menimbulkan dampak terjadinya musim kemarau yang sangat kering akan mulai terjadi pada September hingga November. Namun, dampaknya akan terjadi secara berbeda di setiap wilayah. Fenomena El Nino bergerak dari arah Australia menuju timur Indonesia dan terus ke bagian barat Indonesia. (hln)

Selasa, 28 Juli 2009 | 04:03 WIB

Bandar Lampung, Kompas - http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/04030917/dampak.el.nino.belum...terjadi

Izin Lingkungan Diadopsi

Komisi VII DPR dan pemerintah akhirnya sepakat untuk mengadopsi izin lingkungan dalam Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Izin itu menjadi instrumen baru syarat terbitnya izin kegiatan usaha dari departemen sektor.

”Kami benar-benar ingin melindungi daya dukung lingkungan,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Sonny Keraf, yang juga Ketua Panitia Khusus RUU PLH, di Jakarta, Senin (27/7).

Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan sejumlah asosiasi usaha, muncul kekhawatiran pengetatan izin mengganggu investasi. Pasalnya, proses birokrasi bertambah rumit.

Izin lingkungan didahului beberapa langkah, yakni data daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam proses kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), serta analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Jika KLHS mengkaji kawasan ekosistem, amdal disusun per rencana kegiatan pada sebuah lokasi yang dinilai telah memenuhi syarat.

”Izin lingkungan jadi syarat keluarnya izin kegiatan dari departemen teknis,” kata Sonny. Tanpa izin lingkungan, rencana kegiatan, seperti pertambangan, industri, atau kegiatan lain yang berpotensi berdampak bagi lingkungan, tak bisa dijalankan.

Sekretaris Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) Arief Yuwono menyatakan, izin lingkungan tidak untuk menghambat investasi, tetapi menjaga keseimbangan pembangunan di tengah cepatnya laju kerusakan lingkungan.

Pasal-pasal dalam RUU PLH dinilai terobosan. ”Yang lebih penting, bagaimana benar-benar dapat dioperasikan,” katanya.

Pekan lalu KNLH membahas detail pasal RUU PLH. Rencananya, pembahasan bersama Komisi VII dilanjutkan pekan ini.

Hingga sekarang rencana kegiatan yang mengubah rona awal lingkungan dijalankan tanpa izin lingkungan, tetapi mengandalkan dokumen amdal yang penyusunannya sering bermasalah.

Sebagai contoh, kegiatan di lapangan sudah berlangsung sebelum dokumen amdal disetujui. Berbagai koreksi dalam pembahasan dokumen amdal pun hanya menjadi catatan yang tidak disusul perbaikan kegiatan.

Akibatnya, kerusakan lingkungan terus terjadi sekalipun sebuah kegiatan sudah didahului kajian amdal.

Kejar waktu

Pembahasan RUU ditargetkan selesai awal September 2009 sebelum masa bakti DPR berakhir.

Hingga pekan ini pembahasan telah menyelesaikan 301 inventarisasi masalah dari total 585 buah. Pembahasan akan dilanjutkan pekan depan.

Untuk kualitas, sejumlah pihak menawarkan pendampingan, termasuk menyiapkan para ahli, selama dibutuhkan. Tawaran di antaranya datang dari koalisi LSM, Institut Pertanian Bogor, dan kemitraan. (GSA)

Selasa, 28 Juli 2009 | 03:54 WIB

Jakarta, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/03541643/izin.lingkungan.diadopsi

Target Solusi Elektronik Dunia

Bagi kalangan industri elektronik, tidak ada istilah boleh merasa puas. Industri elektronik harus terus menggempur pasar dengan berbagai inovasi produk yang dinamis. Kekuatan riset dan pengembangan inovasi produk tadi memainkan peran kunci di sini. Semuanya lantas dikemas dalam sebuah strategi bisnis yang menjadi kunci penting. Stefanus Osa

Kekuatan riset dan pengembangan dalam menciptakan inovasi terbaru itulah yang sangat kental terungkap dalam 2009 Asia Commercial Display Road Show di Jimbaran, Bali, 2-4 Juli 2009. Berbagai produk dengan kecanggihan inovasinya ditampilkan dalam ruang pertemuan yang dihadiri perwakilan divisi Business Solutions LG Electronics se-Asia Pasifik.

Tak dapat dimungkiri, sebagian besar konsumen, khususnya di pasar domestik, sudah dirasuki dengan perang harga antarprodusen. Di satu sisi, produsen berupaya memproduksi dan memperbesar pangsa pasar. Di lain sisi, konsumen tetap saja mencari produk yang murah sekaligus kecanggihan teknologi.

Produsen elektronik LG dari Korea, misalnya, sejak meluncurkan bisnis audio mobil tahun 1971, terus berinovasi dengan berbagai pengembangan.

Bukti ketidakpuasan juga ditunjukkan dengan meluncurkan flatron untuk monitor LCD. Tahun 2008, LG pun berpartner dengan Nissan memproduksi audio-video navigasi. Tahun 2009, LG Electronics pun mengembangkan strategi bisnis dengan LG Business Solutions.

LG terus melejit dengan berbagai langkah strategis untuk memimpin pasar global. Indonesia kini menjadi target pasar ketiga dalam pengembangan strategi solusi bisnis setelah India dan Australia.

Presiden dan CEO LG Electronics Asia Woody Nam menilai, fokus strategi solusi bisnis sangat diharapkan oleh konsumen pada masa depan. Hardware, software, konten, dan sistemnya menjadi tantangan global.

Manager Marketing Business Solutions LG Adrian Lim menjelaskan, ”Visi bisnis LG adalah memungkinkan partner dalam menciptakan nilai yang sustainable dengan solusi terdepan. Visi harus didasari perangkat yang cerdas dan hubungan sinergis dengan partner bisnis.”

Sebuah transformasi dari sekadar perlengkapan elektronik menjadi solusi yang dibutuhkan perusahaan menjadi tujuan utamanya. Melalui pengembangan organisasi, LG membuat langkah perubahan dalam pemasaran business to business dan riset serta pengembangan.

Keunikan dari setiap inovasi teknologi selalu ditampilkan kekuatan dalam menghemat energi listrik. Bukan hanya bentuk yang stylist sesuai kebutuhan zaman atau kerampingannya sesuai keinginan konsumennya.

Pasar potensial

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Riset, dan Teknologi Rachmat Gobel secara terpisah saat peluncuran LCD Panasonic Viera Series baru-baru ini mengakui, Indonesia merupakan pasar potensial, khususnya produk elektronik.

Rachmat mengakui, permintaan elektronik tetap tumbuh walau daya beli melemah akibat krisis. Data Electronic Marketer Club menunjukkan, selama kuartal I-2009, penjualan produk elektronik di Indonesia senilai Rp 4,38 triliun atau naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008.

Angka penjualan ini kian bertambah seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi dan masih rendahnya tingkat kepemilikan barang elektronik. Lemari es, misalnya, tingkat kepemilikannya hanya 19 persen, mesin cuci 4 persen, AC 3 persen, televisi 56 persen, setrika listrik 27 persen, pompa air 24 persen, dan kipas angin 38 persen.

Saat ini perkembangan teknologi elektronik begitu pesat sehingga tren permintaan pasar juga bergeser dari produk berbasis analog ke digital. ”Untuk itu kita butuh strategi pengembangan industri elektronik yang bisa mengikuti pergeseran tersebut agar laku,” katanya.

Ini merupakan peluang mendorong investasi pengembangan pabrik TV Plasma dan LCD ke Indonesia. Apalagi hampir semua perusahaan elektronik terbesar global sudah beroperasi di Indonesia, seperti LG, Panasonic, Toshiba, dan Samsung.

Rachmat mengatakan, hanya perlu memberikan stimulus fiskal dan arah kebijakan yang fokus untuk menarik investor supaya bersedia menanamkan modal bagi pengembangan produk dan komponen elektronik berbasis digital serta memperkuat infrastruktur pendukungnya.

Selasa, 28 Juli 2009 | 03:35 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/03354526/target.solusi.elektronik.dunia

MESIN KOMPOS KIAT HILANGKAN KOTA TERKOTOR

BEKASI - Pemërintah Kota (Pemkot) Bekasi terus berupaya menghilangkan citra Kota Bekasi sebagai kota terkotor. Salah satunya dengan menyediakan mesin pengolala sampah di pasar-pasar. Sampah diolah menjadi kompos. Piala Adipura menjadi target program ini.

Sampah pasar yang selama ini menjadi sebuah persoalan pelik dihadapi pemeritah daerah, termasuk di Kota Bekasi, secara berangsur mulai teratasi. Sekalipun belum semua sampah pasar dapat dijadikan pupuk kompos, setidaknya di lima pasar terbesar milik Pemkot Bekasi telah ditempatkan mesin pengolah sampah.

Misalnya, di Pasar Kranji dan Pasar Baru. Di sana, mesin tersebut sudah difungsikan. Sampah pasar yang umumya sisa-sisa sayuran kini diolah menjadi pupuk kompos. Hanya saja, kemampuan mesin untuk mengolah semua sampah tersebut masih tebatas. Tetapi setidaknya, upaya mengolola sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis sudah dimulai di daerah ini

Bahkan, pengolahan sampah menjadi pupuk kompos tidak hanya dilakukan di lima pasar terbesar di daerali tersebut. Kini, 100 unit mesin pengolah sampah berkapasitas kecil sedang dipesan Pemkot Bekasi. Mesin itu akan ditempatkan di sekolah-sekolah, termasuk di kantor-kantor kelurahan. Selain dapat mengolah dan menghancukan sampah menjadi pupuk kompos, mesin itu juga dapat memilah sampah organik dan non-organik.

Di tempat pembuangan sampah milik Pemkot Bekasi, TPA Sumur Baru di Kecamatan Bantar Gebang, sampah pun sudah sejak lama diolah menjadi pupuk kompos. Sementara itu, tumpukan sampah di TPA yang sudah puluhan tahun dan menghasilkan gas metan; kini diolah menjadi tenaga pembangkit listrik bekerja sama dengan pihak ketiga PT Gikoko Indonesia.

Jika selama ini sampah menjadi persoalan pelik di daerah ini seperti dikeluhkan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad; kini sampah menjadi barang berharga dan memiliki nilai ëkononiis tinggi setelah dilakukan pengolahan..Tidak hanya dijadikan kompos, tetapi industri pengolah sampah juga telah berdiri di Kota Bekasi. Pengolahan sampah menjadi barang benilai ekonomis terkait juga dengan program kebersihan di daerah ini. Asal tahu saja, Kota Bekasi dua tahun terakhir mendapat predikat menjadi kota metropolitan terkotor di Indonesia.

Bekasi Berubah

Predikat kota metropolitan terkotor se-Indonesia itulah yang membuat Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad pusing tujuh keliling. Karena itulah, Mochtar yang dikenal
orang dekat Dewan Pimbina PDI Perjuangan Taufiq Kiemas itu mulai menggalakkan gerakan kebersihan. “Saya ingin Kota Bekasi ini berubah dari daerah terkotor menjadi terbersih,” katanya kepada SH saat mengitari 12 lokasi se Kota Bekasi terkait dengan
gerakan kebersihan yang kini digalakkan, Sabtu (2 1/2) siang.

Sekarang pun, di daerah perbatasan Ibu Kota ini, Pemkot Bekasi sedang menggalakkan Jumat dan Sabtu Bersih. Setiap Jumat pagi, semua kantor pemerintahan melakukan gerakan kebersihan setidaknya di lingkungan kantor masing-masing. Sebelum masuk kantor, semua karyawan di lingkungan Pemerintahan Kota Bekasi wajib terjun ke lapangan untuk melakukan gerakan kebersihan. Gerakan Jumat Bersih tersebut selama ini sudah terlupakan.

Sementar itu, setiap hari Sabtu, gerakan kebersihan dilakukan di setiap wilayah kecamatan dan wilayah sekolah negeri se-Kota Bekasi. Gerakan kebersihan setiap Sabtu ini melibatkan masyarakat, termasuk para pelajar yang wajib melakukan gerakan kebersihan, radius 500 meter dari lingkungan sekolah.

Terkait gerakan kebersihan itu, para pejabat di lingkungan Pemkot Bekasi merasa terusik sebab bagi pejabat penangungjawab dinas instansi, tidak ada lagi alasan hari Sabtu untuk berlibur. Semua pejabat yang terkait dengan jabatannya sebagai pimpinan unit kerja harus terjun ke lapangan.

Tidak hanya sekadar terjun ke lapangan, tetapi bagi pejabat yang lingkungan kantornya kotor, mereka pun disetrap (kena sanksi), bahkan disuruh push up seperti yang di lingkungan Kantor Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (DPP-PJU), serta Dinas Pendidikan. Tiga pejabat eselon II di-setrap oleh Wali Kota Bekasi di hadapan semua bawahannya. Sang Wali Kota dengan nada tinggi juga mengancam jika hingga Juni 2009 lingkungan kantor setiap dinas masih kotor, pejabatnya akan dicopot untuk di-nonjob-kan.

Kota Bekasi kini terus berusaha keras untuk mengubah citra kota metropolitan terkotor di Indonesia menjadi kota metropolitan terbersih dan menyabet Piala Adipura. Tetapi, apa bisa hanya dengan mesin pengolah sampah tanpa mengubah perilaku warga Kota Bekasi yang se-enak perutnya membuang sampah sembarangan?

Sumber : JONDER SIHOTANG, SINAR HARAPAN / 24 Februari 2009, Hlm. 9

Mengundang Burung, Mendatangkan WISATAWAN

Bayangkan bila di sekitar tempat tinggal kita, hidup berbagai burung. Kicauan burung dan pemandangan satwa udara yang beterbangan ini akan membuat suasana terasa alami. Tapi lingkungan yang membuat burung bisa hidup tenteram berdampingan dengan manusia tentu lingkungan yang asri serta aman dari gangguan, baik berupa ancaman terhadap keselamatan hidup mereka maupun pencemaran yang mengganggu sumber makanan mereka. Tempat-tempat macam itu bukannya tidak ada. Desa Ketingan di Yogyakarta dan Pulau Rambut di Jakarta adalah salah dua contohnya.

Ketingan terletak sekitar 2 km arah barat dari jalan lingkar utara Yogyakarta. Secara administratif, desa ini berada di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Meskipun masih terhitung kota, suasana asri masih kental terasa di desa seluas sekitar 44 ha itu. Ini gara-gara penduduknya kompak menjamin kelestarian habitat burung.

Pohon-pohon tinggi dan rumpun bambu yang “memagari” jalan desa ternyata menarik burung-burung untuk singgah. Kuntul dan blekok adalah tamu terbanyak dan berkembangbiak. Ini karena kepala desa dan warga sepakat melestarikan Ada berbagai papan peringatan yang melarang perburuan burung. Yang melanggar, akan kena sanksi sedesa.

Bagi masyarakat Ketingan, keberadaan burung itu memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari sekadar menjadikannya lauk sekejap di meja makan. Pemandangan kerumunan kuntul dan blekok menjadi penyejuk hati. Di pagi hari burung kuntul mulai bergerak mencari makan di persawahan. Mereka sama sekali tak takut pada para petani yang membajak sawah. Tanah yang telah dibajak justru memudahkan para burung berburu cacing, ketam, dan siput. Jadi, ada hubungan timbal balik yang sama-sama menguntungkan.

Kini Ketingan telah menjadi desa wisata. Pemerintah desa bersama warga didukung Balai Konservasi Sumber Daya Alam membangun menara pandang untuk memudahkan wisatawan mengamati burung. Mereka juga membangun kolam makan untuk burung dan sarana wisata lain seperti rumah joglo. Masyarakat Ketingan merasa, perekonomian dan kesejahteraan mereka makin membaik setelah kedatangan para burung dan Wisatawan!

Suasana serupa bisa kita jumpai di Pulau Rambut Kepulauan Seribu, Jakarta Pulau kecil tak berpenduduk di Teluk Jakarta ini berjarak sekitar 3 km dari Pantai Tanjung Pasir, Tangerang. Banyak burung yang hanya menjadikan pulau seluas 45 ha ini sebagai tempat persinggahan untuk bertelur dan berkembang biak. Dari waktu ke waktu, jumlah dan jenis penghuninya bisa beragam. Ada elang bondol, pecuk ular, raja udang biru kecil, cekakak, cangak abu, kuntul perak kedil yang langka dan unik. Menurut catatan Flora Fauna International, tahun 2005 ditemukan 26 jenis burung air dan total 64 spesies burung yang ada di sini. Termasuk di dalamnya, bangau bluwok, jenis bangau paling terancam punah berstatus rentan.

Birding Indonesia buku rujukan khusus bagi pengamat burung terbitan Periplus Hongkong, bahkan sudah memasukkan Pulau Rambut dalam daftar lokasi pengamatan yang wajib dikunjungi para pengamat burung termasuk juru foto alam dan peneliti. Di sana tersedia menara pengamatan burung agar lebih leluasa menikmati dan mengabadikan tingkah polah burung-burung air yang melakukan kegiatan persarangan di pucuk-pucuk pohon

Sudah terbayang, suaka margasatwa macam Pulau Rambut pun merupakan sumber devisa. Asal kelestariannya tetap tenjaga. Tentu saja yang bisa dilakukan adalah menjaga habitatnya tidak rusak serta tidak mencemari ‘laut sekitar Pulau Rambut yang menjadi tempat burung-burung mencari ikan dan 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta.

Jadi, jangan asal tembak, Mas! Jangan pula buang sampah sembarangan, Bung!

Dr. Dharmawan Lingga Artama, di Yogyakarta / Christ

HALAMAN HIJAU – Majalah Intisari No. 519 / Oktober 2006

Hlm 122-123

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...