Tuesday, July 28, 2009

MESIN KOMPOS KIAT HILANGKAN KOTA TERKOTOR

BEKASI - Pemërintah Kota (Pemkot) Bekasi terus berupaya menghilangkan citra Kota Bekasi sebagai kota terkotor. Salah satunya dengan menyediakan mesin pengolala sampah di pasar-pasar. Sampah diolah menjadi kompos. Piala Adipura menjadi target program ini.

Sampah pasar yang selama ini menjadi sebuah persoalan pelik dihadapi pemeritah daerah, termasuk di Kota Bekasi, secara berangsur mulai teratasi. Sekalipun belum semua sampah pasar dapat dijadikan pupuk kompos, setidaknya di lima pasar terbesar milik Pemkot Bekasi telah ditempatkan mesin pengolah sampah.

Misalnya, di Pasar Kranji dan Pasar Baru. Di sana, mesin tersebut sudah difungsikan. Sampah pasar yang umumya sisa-sisa sayuran kini diolah menjadi pupuk kompos. Hanya saja, kemampuan mesin untuk mengolah semua sampah tersebut masih tebatas. Tetapi setidaknya, upaya mengolola sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis sudah dimulai di daerah ini

Bahkan, pengolahan sampah menjadi pupuk kompos tidak hanya dilakukan di lima pasar terbesar di daerali tersebut. Kini, 100 unit mesin pengolah sampah berkapasitas kecil sedang dipesan Pemkot Bekasi. Mesin itu akan ditempatkan di sekolah-sekolah, termasuk di kantor-kantor kelurahan. Selain dapat mengolah dan menghancukan sampah menjadi pupuk kompos, mesin itu juga dapat memilah sampah organik dan non-organik.

Di tempat pembuangan sampah milik Pemkot Bekasi, TPA Sumur Baru di Kecamatan Bantar Gebang, sampah pun sudah sejak lama diolah menjadi pupuk kompos. Sementara itu, tumpukan sampah di TPA yang sudah puluhan tahun dan menghasilkan gas metan; kini diolah menjadi tenaga pembangkit listrik bekerja sama dengan pihak ketiga PT Gikoko Indonesia.

Jika selama ini sampah menjadi persoalan pelik di daerah ini seperti dikeluhkan Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad; kini sampah menjadi barang berharga dan memiliki nilai ëkononiis tinggi setelah dilakukan pengolahan..Tidak hanya dijadikan kompos, tetapi industri pengolah sampah juga telah berdiri di Kota Bekasi. Pengolahan sampah menjadi barang benilai ekonomis terkait juga dengan program kebersihan di daerah ini. Asal tahu saja, Kota Bekasi dua tahun terakhir mendapat predikat menjadi kota metropolitan terkotor di Indonesia.

Bekasi Berubah

Predikat kota metropolitan terkotor se-Indonesia itulah yang membuat Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad pusing tujuh keliling. Karena itulah, Mochtar yang dikenal
orang dekat Dewan Pimbina PDI Perjuangan Taufiq Kiemas itu mulai menggalakkan gerakan kebersihan. “Saya ingin Kota Bekasi ini berubah dari daerah terkotor menjadi terbersih,” katanya kepada SH saat mengitari 12 lokasi se Kota Bekasi terkait dengan
gerakan kebersihan yang kini digalakkan, Sabtu (2 1/2) siang.

Sekarang pun, di daerah perbatasan Ibu Kota ini, Pemkot Bekasi sedang menggalakkan Jumat dan Sabtu Bersih. Setiap Jumat pagi, semua kantor pemerintahan melakukan gerakan kebersihan setidaknya di lingkungan kantor masing-masing. Sebelum masuk kantor, semua karyawan di lingkungan Pemerintahan Kota Bekasi wajib terjun ke lapangan untuk melakukan gerakan kebersihan. Gerakan Jumat Bersih tersebut selama ini sudah terlupakan.

Sementar itu, setiap hari Sabtu, gerakan kebersihan dilakukan di setiap wilayah kecamatan dan wilayah sekolah negeri se-Kota Bekasi. Gerakan kebersihan setiap Sabtu ini melibatkan masyarakat, termasuk para pelajar yang wajib melakukan gerakan kebersihan, radius 500 meter dari lingkungan sekolah.

Terkait gerakan kebersihan itu, para pejabat di lingkungan Pemkot Bekasi merasa terusik sebab bagi pejabat penangungjawab dinas instansi, tidak ada lagi alasan hari Sabtu untuk berlibur. Semua pejabat yang terkait dengan jabatannya sebagai pimpinan unit kerja harus terjun ke lapangan.

Tidak hanya sekadar terjun ke lapangan, tetapi bagi pejabat yang lingkungan kantornya kotor, mereka pun disetrap (kena sanksi), bahkan disuruh push up seperti yang di lingkungan Kantor Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum (DPP-PJU), serta Dinas Pendidikan. Tiga pejabat eselon II di-setrap oleh Wali Kota Bekasi di hadapan semua bawahannya. Sang Wali Kota dengan nada tinggi juga mengancam jika hingga Juni 2009 lingkungan kantor setiap dinas masih kotor, pejabatnya akan dicopot untuk di-nonjob-kan.

Kota Bekasi kini terus berusaha keras untuk mengubah citra kota metropolitan terkotor di Indonesia menjadi kota metropolitan terbersih dan menyabet Piala Adipura. Tetapi, apa bisa hanya dengan mesin pengolah sampah tanpa mengubah perilaku warga Kota Bekasi yang se-enak perutnya membuang sampah sembarangan?

Sumber : JONDER SIHOTANG, SINAR HARAPAN / 24 Februari 2009, Hlm. 9

No comments:

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...