Wednesday, July 29, 2009

40.000 Hektar Sawah Terancam Kekeringan

Sekitar 40.000 hektar sawah di Jawa Barat terancam kekeringan hingga akhir 2009. Sebagian besar sawah yang terancam kekeringan karena El Nino itu berada di pantai utara. Pemerintah perlu segera memperbaiki irigasi yang rusak untuk antisipasi.

Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jabar Entang Sastraatmadja di Bandung, Selasa (28/7), mengatakan, potensi kehilangan dari gagal panen akibat kekeringan sekitar 5 ton gabah kering giling (GKG) per hektar. Harga GKG sekitar Rp 2.600 per kg.

Antisipasi kekeringan harus dilakukan secara sistematis dan tidak parsial dengan pembenahan irigasi teknis dan pedesaan. Saat ini hampir 45 persen dari total irigasi di Jabar sebanyak 6.954 jaringan dalam keadaan rusak.

"Pendekatannya jangan seperti pemadam kebakaran. Kalau sudah terjadi kekeringan parah, baru ribut-ribut. Selain itu, pemerintah juga perlu menjamin pasar," ujarnya. Entang mengatakan, luas keseluruhan sawah di Jabar sekitar 900.000 hektar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Daerah Jabar Oo Sutisna mengatakan, ancaman kekeringan paling parah antara lain di Kabupaten Indramayu, Majalengka, Subang, Cirebon, dan Karawang. Ia sudah mendapatkan laporan, sekitar 500 hektar di Indramayu kekeringan.

"Kekeringan sudah terlihat di mana-mana. Saya (hari ini) akan ke Indramayu melihat lapangan. Mudah-mudahan saja nanti cuaca berubah menjadi lebih baik," katanya.

Pertumbuhan padi di Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut yang sebagian besar masih berusia dua bulan dikhawatirkan terhambat akibat kekeringan tersebut. Target produksi padi Jabar 2009 sebanyak 10,78 juta ton GKG diharapkan tidak terganggu kekeringan itu.

Komoditas semusim

Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan menganjurkan petani yang memiliki sawah di lahan yang tidak terjangkau irigasi teknis agar mengalihkan komoditas mereka pada musim kemarau ini. Imbauan tersebut juga berlaku bagi petani yang menggarap lahan yang dilalui irigasi teknis tetapi tidak terjangkau air.

Kepala Subdinas Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Ina Dewi Kania mengungkapkan, total luas lahan pertanian yang terhubung saluran irigasi di Kabupaten Bandung 15.000 hektar lebih. Sekitar 60 persen di antaranya kurang berfungsi optimal akibat kebocoran dan kerusakan infrastruktur.

"Kami hanya bisa mengimbau petani agar tidak memaksakan diri menanam padi bila lahan mereka tidak terairi," tutur Ina.

Komoditas yang ditawarkan dinas pertanian adalah sayuran semusim dan tanaman yang membutuhkan air lebih sedikit ketimbang padi, seperti mentimun, sawi, dan kedelai. Selain itu, pihaknya juga memiliki pompa air yang bisa dipinjam petani untuk menarik air dari sumber terdekat bila jaraknya memungkinkan.

Dengan alih komoditas, dinas pertanian tidak khawatir terganggunya pencapaian target produksi gabah di Kabupaten Bandung karena masih ada masa tanam berikutnya yang dimulai pada September 2009. Produksi gabah hingga April 105.012 ton, sementara target produksi tahun 2009 sebanyak 300.000 ton. (bay/eld)

Rabu, 29 Juli 2009 | 15:42 WIB

Bandung, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/29/15423714/40.000.hektar.sawah.terancam.kekeringan

Tuesday, July 28, 2009

Deteksi Dini Bahan Radioaktif

Terjadinya ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton hampir dua minggu lalu merupakan indikasi lemahnya sistem pengamanan hotel tersebut. Sistem yang ada tidak mampu mendeteksi lalu lintas benda-benda berbahaya, termasuk bom. Aris Sanyoto

Akibat yang ditimbulkan bukan hanya korban jiwa. Lebih dari itu, citra Kota Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya adalah tidak aman. Akibat langsungnya adalah batalnya kunjungan tim Manchester United (MU) ke Jakarta. Akibat lain, mungkin memengaruhi para investor dan turis yang tadinya ingin datang ke Indonesia. Bisa dibayangkan betapa besar kerugian ekonomi yang ditimbulkan.

Menghadapi situasi di atas, biasanya kita cenderung reaktif. Di mana-mana dianjurkan mengaktifkan dan meningkatkan sistem keamanan. Petugas keamanan secara teliti memeriksa setiap orang yang masuk ke fasilitas-fasilitas publik, pos-pos siskamling diaktifkan, dan lain sebagainya.

Biasanya itu bersifat hanya sesaat. Setelah beberapa waktu berselang akan kendur lagi. Begitu seterusnya. Pola ini tentu diamati pelaku teror sehingga dia tahu kapan harus bertindak dan kapan harus bersembunyi.

Terus-menerus

Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang mampu mendeteksi dini terhadap lalu lintas benda-benda berbahaya secara terus-menerus. Sistem yang mampu bekerja secara maksimal tanpa harus banyak bergantung pada orang (penjaga).

Contoh paling mudah adalah penggunaan pesawat sinar-X bagasi pada bandara. Demi alasan keamanan bersama, setiap benda yang akan masuk ke fasilitas penting (hotel) harus melewati pemeriksaan dengan alat tersebut. Tanpa terkecuali.

Cara ini merupakan sistem deteksi yang mampu melihat secara jelas benda-benda yang melewati tanpa harus membongkarnya (non-destructive test). Sistem ini diyakini mampu mencegah benda-benda berbahaya masuk dan sekaligus menjaga privacy pelanggan (tidak harus membongkar isi koper).

Bom yang meledak di beberapa tempat di Indonesia selama ini adalah jenis bom konvensional. Artinya, bom yang menggunakan bahan peledak konvensional dicampur benda-benda yang mampu menghasilkan efek lebih saat meledak (seperti baut). Selain bom konvensional, belakangan juga dikenal bom kotor (dirty bomb). atau yang lebih dikenal dengan radioactive dispersal devices (RDD).

Bom kotor merupakan salah satu jenis bom yang mengombinasikan bahan peledak konvensional (dinamit) dan bahan radioaktif. Tingkat keparahan akibat bom tergantung dari jenis dan aktivitas (kekuatan) bahan radioaktif yang digunakan. Target utamanya adalah untuk menimbulkan kepanikan luar biasa ketika orang tahu bom yang meledak memancarkan radiasi.

Kepanikan luar biasa ini akan mengakibatkan efek berantai, seperti kecelakaan di jalan raya karena orang berusaha secepatnya menjauh dari lokasi ledakan. Pada akhirnya juga menimbulkan banyak korban. Akibat lain dari ledakan bom kotor adalah terjadinya kontaminasi radioaktif di lokasi ledakan sehingga lokasi tersebut memancarkan radiasi dalam rentang waktu yang lama.

Sebagai contoh, apabila bahan radioaktif yang digunakan adalah Cesium-137, lokasi itu akan memancarkan radiasi hingga ratusan tahun mengingat waktu paro bahan radioaktif tersebut 30 tahun. Jika itu yang terjadi, perlu usaha luar biasa untuk mengembalikan ke kondisi semula (dekontaminasi).

Sebagai ilustrasi, adalah bom kotor dengan sumber radioaktif Cs-137 dengan aktivitas 100 Ci—satuan aktivitas pemecahan diri sebuah unsur radioaktif. Sumber ini biasa dipergunakan dalam kegiatan non-destructive test (NDT) untuk menguji sambungan pipa pada industri pertambangan minyak dan gas atau pengukuran ketinggian fluida dalam tangki (gauging).

Dari segi dimensi, ukuran sumber radiasi ini sangat kecil (sebesar kancing baju), tetapi mampu menghasilkan pancaran radiasi gamma sekitar 40 microsievert per jam dalam radius 100 meter. Nilai ini signifikan tinggi ditinjau dari ukuran keselamatan. Radiasi jenis ini mampu menembus beton sehingga untuk mengurangi intensitas pancaran radiasi sampai menjadi setengahnya diperlukan beton setebal 4,8 cm.

Perdagangan gelap

Menurut data Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dari tahun 1993 sampai dengan 31 Desember 2007 telah terjadi 1.340 peristiwa perdagangan gelap yang melibatkan bahan nuklir dan radioaktif. Peristiwa itu bisa merupakan jalan singkat penyebaran persenjataan bom kotor dan terorisme. Di Indonesia penggunaan bahan radioaktif berkembang sangat pesat untuk berbagai tujuan positif.

Misalnya, penggunaan bahan radioaktif Iridium-192 dan Cobalt-60 untuk memeriksa sambungan pipa-pipa pertambangan (NDT), Cesium-137, Americium-241, Stronsium-90 untuk merekam sifat-sifat hidrokarbon pada industri pertambangan, bahan-bahan radioaktif yang dipakai mengukur level cairan dalam suatu tangki/kaleng (gauging), dan masih banyak lagi.

Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu sistem pengawasan yang lebih terintegrasi terhadap bahan-bahan radioaktif. Sistem yang mampu mendeteksi secara dini lalu lintas bahan radioaktif.

Hal tersebut bisa dilakukan, misalnya dengan pemasangan alat surveymeter atau monitor radiasi secara permanen (fixed monitor) di lokasi strategis (jalan protokol, pelabuhan, pintu masuk hotel berbintang, dan lain-lain). Alat ini mampu mendeteksi secara dini benda-benda yang mengandung bahan radioaktif.

Prinsip kerja peralatan tersebut hampir sama dengan prinsip pengukuran ketinggian fluida (cairan) di dalam kaleng. Ketika ada pancaran radiasi dari bahan radioaktif yang melewati detektor, muncul respons dalam bentuk audio atau bahkan audiovisual.

Sistem ini mampu bekerja penuh 24 jam sehingga benar-benar efektif untuk mendeteksi benda-benda mengandung bahan radioaktif. Agar responsif, detektor ini dapat diatur di skala paling kecil (paling sensitif).

Sistem itu dapat dibangun dengan menggiatkan kerja sama antara pihak Badan Pengawas Tenaga Nuklir, kepolisian, Departemen Perhubungan, dan instansi terkait yang lain. Semoga dengan cara ini, meletusnya bom oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab tidak perlu terulang lagi. Apalagi sampai melibatkan bom kotor, bom radioaktif. Semoga.

Selasa, 28 Juli 2009 | 04:01 WIB

Penulis: ARIS SANYOTO Alumnus IAEA-Post Graduate in Radiation Protection and Security of Radioactive Sources, Malaysia, tahun 2003

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/04013627/deteksi.dini.bahan.radioaktif

Dampak El Nino Belum Terjadi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pusat memastikan, dampak fenomena El Nino belum terjadi sepenuhnya di Indonesia. Suhu permukaan air laut yang seharusnya dingin sehingga memunculkan musim kemarau yang sebetulnya, sampai saat ini suhu permukaan air laut masih hangat sehingga hujan sporadis masih terjadi di beberapa tempat.

Kepala Bidang Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat Soetamto, Senin (27/7), pada acara diskusi BMKG dan media di Lampung tentang pemahaman dasar meteorologi, mengatakan, pemantauan dari Mei 2009, fenomena El Nino atau naiknya suhu muka air laut di kawasan ekuator sudah terjadi di Indonesia. Akan tetapi, fenomena tersebut ternyata belum memengaruhi suhu permukaan air laut di perairan Indonesia menjadi dingin.

Pada kondisi sebelumnya, begitu fenomena El Nino terjadi, suhu di permukaan air laut akan dingin. Kelembaban akan rendah sehingga tidak terjadi hujan.

”Untuk fenomena El Nino 2009 ini aneh. Sampai Juli 2009 perairan Indonesia justru masih hangat sehingga di beberapa wilayah masih timbul hujan dengan curah hujan di bawah 50 milimeter,” ujar Soetamto.

Soetamto mengatakan, berdasarkan pemantauan, yang terjadi selama satu bulan terakhir adalah anomali atau hal yang tidak biasa, yaitu naik turunnya suhu muka air laut di Indonesia dengan cepat. Kenaikan dan penurunan antara minus setengah hingga satu derajat celsius.

BMKG pusat memasukkan fenomena tersebut sebagai anomali yang dimungkinkan terjadi akibat perubahan iklim karena terjadinya perubahan alam dan ulah manusia.

BMKG menggolongkan fenomena El Nino tahun ini sebagai anomali karena El Nino biasanya terjadi periodik setiap 4 hingga 6 tahun sekali. Akan tetapi, mulai tahun 2000 hingga 2006 dan 2009, periode terjadinya fenomena tersebut tidak lagi sesuai.

Terhadap anomali tersebut, BMKG pusat masih terus melakukan pemantauan. ”Pada Agustus 2009 dimungkinkan suhu muka air laut mulai turun sehingga curah hujan makin kecil,” ujar Soetamto.

Dimungkinkan fenomena El Nino yang menimbulkan dampak terjadinya musim kemarau yang sangat kering akan mulai terjadi pada September hingga November. Namun, dampaknya akan terjadi secara berbeda di setiap wilayah. Fenomena El Nino bergerak dari arah Australia menuju timur Indonesia dan terus ke bagian barat Indonesia. (hln)

Selasa, 28 Juli 2009 | 04:03 WIB

Bandar Lampung, Kompas - http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/04030917/dampak.el.nino.belum...terjadi

Izin Lingkungan Diadopsi

Komisi VII DPR dan pemerintah akhirnya sepakat untuk mengadopsi izin lingkungan dalam Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Izin itu menjadi instrumen baru syarat terbitnya izin kegiatan usaha dari departemen sektor.

”Kami benar-benar ingin melindungi daya dukung lingkungan,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Sonny Keraf, yang juga Ketua Panitia Khusus RUU PLH, di Jakarta, Senin (27/7).

Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan sejumlah asosiasi usaha, muncul kekhawatiran pengetatan izin mengganggu investasi. Pasalnya, proses birokrasi bertambah rumit.

Izin lingkungan didahului beberapa langkah, yakni data daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam proses kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), serta analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Jika KLHS mengkaji kawasan ekosistem, amdal disusun per rencana kegiatan pada sebuah lokasi yang dinilai telah memenuhi syarat.

”Izin lingkungan jadi syarat keluarnya izin kegiatan dari departemen teknis,” kata Sonny. Tanpa izin lingkungan, rencana kegiatan, seperti pertambangan, industri, atau kegiatan lain yang berpotensi berdampak bagi lingkungan, tak bisa dijalankan.

Sekretaris Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) Arief Yuwono menyatakan, izin lingkungan tidak untuk menghambat investasi, tetapi menjaga keseimbangan pembangunan di tengah cepatnya laju kerusakan lingkungan.

Pasal-pasal dalam RUU PLH dinilai terobosan. ”Yang lebih penting, bagaimana benar-benar dapat dioperasikan,” katanya.

Pekan lalu KNLH membahas detail pasal RUU PLH. Rencananya, pembahasan bersama Komisi VII dilanjutkan pekan ini.

Hingga sekarang rencana kegiatan yang mengubah rona awal lingkungan dijalankan tanpa izin lingkungan, tetapi mengandalkan dokumen amdal yang penyusunannya sering bermasalah.

Sebagai contoh, kegiatan di lapangan sudah berlangsung sebelum dokumen amdal disetujui. Berbagai koreksi dalam pembahasan dokumen amdal pun hanya menjadi catatan yang tidak disusul perbaikan kegiatan.

Akibatnya, kerusakan lingkungan terus terjadi sekalipun sebuah kegiatan sudah didahului kajian amdal.

Kejar waktu

Pembahasan RUU ditargetkan selesai awal September 2009 sebelum masa bakti DPR berakhir.

Hingga pekan ini pembahasan telah menyelesaikan 301 inventarisasi masalah dari total 585 buah. Pembahasan akan dilanjutkan pekan depan.

Untuk kualitas, sejumlah pihak menawarkan pendampingan, termasuk menyiapkan para ahli, selama dibutuhkan. Tawaran di antaranya datang dari koalisi LSM, Institut Pertanian Bogor, dan kemitraan. (GSA)

Selasa, 28 Juli 2009 | 03:54 WIB

Jakarta, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/03541643/izin.lingkungan.diadopsi

Target Solusi Elektronik Dunia

Bagi kalangan industri elektronik, tidak ada istilah boleh merasa puas. Industri elektronik harus terus menggempur pasar dengan berbagai inovasi produk yang dinamis. Kekuatan riset dan pengembangan inovasi produk tadi memainkan peran kunci di sini. Semuanya lantas dikemas dalam sebuah strategi bisnis yang menjadi kunci penting. Stefanus Osa

Kekuatan riset dan pengembangan dalam menciptakan inovasi terbaru itulah yang sangat kental terungkap dalam 2009 Asia Commercial Display Road Show di Jimbaran, Bali, 2-4 Juli 2009. Berbagai produk dengan kecanggihan inovasinya ditampilkan dalam ruang pertemuan yang dihadiri perwakilan divisi Business Solutions LG Electronics se-Asia Pasifik.

Tak dapat dimungkiri, sebagian besar konsumen, khususnya di pasar domestik, sudah dirasuki dengan perang harga antarprodusen. Di satu sisi, produsen berupaya memproduksi dan memperbesar pangsa pasar. Di lain sisi, konsumen tetap saja mencari produk yang murah sekaligus kecanggihan teknologi.

Produsen elektronik LG dari Korea, misalnya, sejak meluncurkan bisnis audio mobil tahun 1971, terus berinovasi dengan berbagai pengembangan.

Bukti ketidakpuasan juga ditunjukkan dengan meluncurkan flatron untuk monitor LCD. Tahun 2008, LG pun berpartner dengan Nissan memproduksi audio-video navigasi. Tahun 2009, LG Electronics pun mengembangkan strategi bisnis dengan LG Business Solutions.

LG terus melejit dengan berbagai langkah strategis untuk memimpin pasar global. Indonesia kini menjadi target pasar ketiga dalam pengembangan strategi solusi bisnis setelah India dan Australia.

Presiden dan CEO LG Electronics Asia Woody Nam menilai, fokus strategi solusi bisnis sangat diharapkan oleh konsumen pada masa depan. Hardware, software, konten, dan sistemnya menjadi tantangan global.

Manager Marketing Business Solutions LG Adrian Lim menjelaskan, ”Visi bisnis LG adalah memungkinkan partner dalam menciptakan nilai yang sustainable dengan solusi terdepan. Visi harus didasari perangkat yang cerdas dan hubungan sinergis dengan partner bisnis.”

Sebuah transformasi dari sekadar perlengkapan elektronik menjadi solusi yang dibutuhkan perusahaan menjadi tujuan utamanya. Melalui pengembangan organisasi, LG membuat langkah perubahan dalam pemasaran business to business dan riset serta pengembangan.

Keunikan dari setiap inovasi teknologi selalu ditampilkan kekuatan dalam menghemat energi listrik. Bukan hanya bentuk yang stylist sesuai kebutuhan zaman atau kerampingannya sesuai keinginan konsumennya.

Pasar potensial

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Riset, dan Teknologi Rachmat Gobel secara terpisah saat peluncuran LCD Panasonic Viera Series baru-baru ini mengakui, Indonesia merupakan pasar potensial, khususnya produk elektronik.

Rachmat mengakui, permintaan elektronik tetap tumbuh walau daya beli melemah akibat krisis. Data Electronic Marketer Club menunjukkan, selama kuartal I-2009, penjualan produk elektronik di Indonesia senilai Rp 4,38 triliun atau naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008.

Angka penjualan ini kian bertambah seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi dan masih rendahnya tingkat kepemilikan barang elektronik. Lemari es, misalnya, tingkat kepemilikannya hanya 19 persen, mesin cuci 4 persen, AC 3 persen, televisi 56 persen, setrika listrik 27 persen, pompa air 24 persen, dan kipas angin 38 persen.

Saat ini perkembangan teknologi elektronik begitu pesat sehingga tren permintaan pasar juga bergeser dari produk berbasis analog ke digital. ”Untuk itu kita butuh strategi pengembangan industri elektronik yang bisa mengikuti pergeseran tersebut agar laku,” katanya.

Ini merupakan peluang mendorong investasi pengembangan pabrik TV Plasma dan LCD ke Indonesia. Apalagi hampir semua perusahaan elektronik terbesar global sudah beroperasi di Indonesia, seperti LG, Panasonic, Toshiba, dan Samsung.

Rachmat mengatakan, hanya perlu memberikan stimulus fiskal dan arah kebijakan yang fokus untuk menarik investor supaya bersedia menanamkan modal bagi pengembangan produk dan komponen elektronik berbasis digital serta memperkuat infrastruktur pendukungnya.

Selasa, 28 Juli 2009 | 03:35 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/03354526/target.solusi.elektronik.dunia

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...