Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jabar Entang Sastraatmadja di Bandung, Selasa (28/7), mengatakan, potensi kehilangan dari gagal panen akibat kekeringan sekitar 5 ton gabah kering giling (GKG) per hektar. Harga GKG sekitar Rp 2.600 per kg.
Antisipasi kekeringan harus dilakukan secara sistematis dan tidak parsial dengan pembenahan irigasi teknis dan pedesaan. Saat ini hampir 45 persen dari total irigasi di Jabar sebanyak 6.954 jaringan dalam keadaan rusak.
"Pendekatannya jangan seperti pemadam kebakaran. Kalau sudah terjadi kekeringan parah, baru ribut-ribut. Selain itu, pemerintah juga perlu menjamin pasar," ujarnya. Entang mengatakan, luas keseluruhan sawah di Jabar sekitar 900.000 hektar.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Daerah Jabar Oo Sutisna mengatakan, ancaman kekeringan paling parah antara lain di Kabupaten Indramayu, Majalengka, Subang, Cirebon, dan Karawang. Ia sudah mendapatkan laporan, sekitar 500 hektar di Indramayu kekeringan.
"Kekeringan sudah terlihat di mana-mana. Saya (hari ini) akan ke Indramayu melihat lapangan. Mudah-mudahan saja nanti cuaca berubah menjadi lebih baik," katanya.
Pertumbuhan padi di Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut yang sebagian besar masih berusia dua bulan dikhawatirkan terhambat akibat kekeringan tersebut. Target produksi padi Jabar 2009 sebanyak 10,78 juta ton GKG diharapkan tidak terganggu kekeringan itu.
Komoditas semusim
Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan menganjurkan petani yang memiliki sawah di lahan yang tidak terjangkau irigasi teknis agar mengalihkan komoditas mereka pada musim kemarau ini. Imbauan tersebut juga berlaku bagi petani yang menggarap lahan yang dilalui irigasi teknis tetapi tidak terjangkau air.
Kepala Subdinas Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Ina Dewi Kania mengungkapkan, total luas lahan pertanian yang terhubung saluran irigasi di Kabupaten Bandung 15.000 hektar lebih. Sekitar 60 persen di antaranya kurang berfungsi optimal akibat kebocoran dan kerusakan infrastruktur.
"Kami hanya bisa mengimbau petani agar tidak memaksakan diri menanam padi bila lahan mereka tidak terairi," tutur Ina.
Komoditas yang ditawarkan dinas pertanian adalah sayuran semusim dan tanaman yang membutuhkan air lebih sedikit ketimbang padi, seperti mentimun, sawi, dan kedelai. Selain itu, pihaknya juga memiliki pompa air yang bisa dipinjam petani untuk menarik air dari sumber terdekat bila jaraknya memungkinkan.
Dengan alih komoditas, dinas pertanian tidak khawatir terganggunya pencapaian target produksi gabah di Kabupaten Bandung karena masih ada masa tanam berikutnya yang dimulai pada September 2009. Produksi gabah hingga April 105.012 ton, sementara target produksi tahun 2009 sebanyak 300.000 ton. (bay/eld)
Rabu, 29 Juli 2009 | 15:42 WIB
Bandung, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/29/15423714/40.000.hektar.sawah.terancam.kekeringan
No comments:
Post a Comment