Monday, March 14, 2011

Biji Buah Bintaro Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Karya PenelitianAdrian Wahyu Dewanto

XI IPA 1 SMA Negeri 8 Tangerang
ABSTRAK
Mencari dan mengolah sumber energi yang ramah lingkungan perlu adanya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang sehat, hijau, asri dan untuk tidak selalu tegantung pada pasokan bahan bakar minyak fosil. Tanaman Bintaro (Cerbera odollam Gaertn)merupakan salah satu tanaman yang bijinya mengandung kadar lemak/minyak sebesar 46-64% dan dapat diolah menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.


Biji Bintaro yang telah melalui proses pengeringan dan pengepresan akan diperoleh minyak mentah yang disebut crude cerbera oil (CCO). Ampas hasil proses pengepresan biji Bintaro dapat dibuat briket bahan bakar dan dapat dibuat kompos untuk pupuk tanaman, sehingga dalam pengembangan sumber energi biji Bintaro tidak menghasilkan sampah (zero waste).
Kata kunci: Sikap kepedulian Lingkungan; Tanaman Bintaro sumber energi ramah lingkungan.

1.       Pendahuluan
Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP/United Nations Environment Program) mencanangkan "Deklarasi Kota-kota Hijau" diantaranya; masalah energi, pengurangan limbah, perencanaan kembali wilayah perkotaan, pembangunan taman-taman kota, sarana angkutan umum, kesehatan lingkungan dan sumber-sumber air. Energi dan transportasi mendapat penekanan pada penggunaan dan pengadaan energi alternatif non fossil yang bersih dan ramah lingkungan.

Pengembangan energi harus memiliki karakter terbarukan, efisien dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan. Eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber bahan bakar nabati menjadi sebuah usaha atau cara penghematan energi sekaligus penyelamatan lingkungan hijau. Memanfaatkan sumber energi nabati terkadang harus berhadapan dengan sumber bahan pangan. Banyak tumbuhan yang diharapkan dapat menjadi bahan baku pembuatan BBN ternyata diperlukan untuk bahan pangan, misalnya jagung, ketela pohon, kelapa sawit dan lain-lain. Dalam hal seperti ini kemudian muncul kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan jika biofuel akan dikembangkan (food security).

Dengan mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, asri, bersih dan hijau, dimana suasana lingkungan dapat membuat udara segar dan nyaman bagi penghuninya. Terkait dengan isu pemanasan global, penghijauan lingkungan dan ketahanan pangan, maka perlu adanya program intensifikasi dan diversifikasi untuk menemukan jenis-jenis tumbuhan baru penghasil energi.
Pengamatan atas ketertarikan untuk meneliti tentang tanaman Bintaro adalah bentuk fisik dari buah dan bunganya yang indah dan hal ini tidak pernah dimanfaatkan secara maksimal. Pembuktian awal bahwa biji Bintaro mengandung minyak semakin tampak jelas ketika biji Bintaro kering disulut api hingga menyala dan biji tersebut tidak segera habis jadi arang, tetapi dapat mempertahankan nyala api dalam waktu cukup lama. Hal itu kemungkinan karena ada kandungan minyak di dalam biji buah.
Penelitian tentang manfaat tanaman Bintaro tersebut sejak Januari hingga April 2009 di beberapa wilayah JABODETABEK.

2.       Tinjauan Pustaka.
Biasanya tumbuh di bagian tepi daratan mangrove atau hutan rawa pesisir atau di pantai hingga jauh ke darat (400 m d.p.l), menyukai tanah pasir, terbuka terhadap udara serta ditempat-tempat yang tidak teratur tergenang air pasang surut..
Penyebaran pohon ini hampir di seluruh Indonesia. Tercatat di Bali, Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Timor, dan Irian Jaya serta tersebar juga di Papua New Guinea, Kepulauan Bismarck, dan seluruh Kepulauan Solomon.
Klasifikasi:
Kingdom                      Plantae – Plants
Subkingdom          :       Tracheobionta - Vascular plants
Superdivision             Spermatophyta - Seed plants
Division                 :       Magnoliophyta - Flowering plants
Class                            Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass                      Asteridae
Order                            Gentianales
Family                          Apocynaceae - Dogbane family
Genus                           Cerbera L.
Species                        Cerbera odollam Gaertn.
Diperkirakan ada sekitar 47 species yang telah diketemukan pada genus ini.
3.       Percobaan
Pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan analisa kandungan kimia dan sifat fisika dari biji Bintaro dengan mengektraksi biji untuk mendapatkan minyak, sedangkan pada penelitian kali ini, dilakukan juga percobaan dengan peralatan yang ada di Laboratorium Kimia Analis LIPI, selain itu juga melakukan aktivitas percobaan pengepresan biji Bintaro di B2TE – PUSPITEK, LIPI - SERPONG – TANGERANG untuk mendapatkan minyak Bintaro.
Beberapa peralatan pada penelitian dan percobaan yang digunakan dalam penelitian itu, yakni; soxhlet,cawan, palu, oven, furnace 550°C blender, kain, gelas ukur 300 ml, peralatan, neraca 3 lengan, , mesin pres, alat destilasi dan cetakan briket, botol bekas ukuran kecil kecil + tutup yang terbuat dari logam, ember bekas cat tembok ukuran 20 kg dan pengaduk kayu.
Sedangkan bahan-bahan yang dipersiapkan diantaranya; biji kering bintaro +/- 5 kg, sekam padi +/- 10 kg, tepung tapioka/singkong 0.5kg, sampah sayuran (organik) 5 kg, kotoran kambing 5kg air, pelarut n-heksana. KOH, alkohol 96 %  250cc.
Dalam proses percobaan kali ini beberapa langkah yang dilakukan Adrian Wahyu Dewanto, yakni biji Bintaro dikeluarkan dari buahnya dengan bantuan golok dan palu, kemudian disangrai atau dijemur. Hal itu dapat juga dilakukan dengan bantuan oven dengan tujuan hanya untuk menguapkan kandungan air dan menguraikan minyak dalam biji buah tersebut. Biji yang sudah kering dan masih hangat dicampur dengan sekam kulit padi kemudian dimasukan kedalam mesin pres.
Tahap pertama proses pengepresan dihasilkan minyak dan ampas yang masih cukup mengandung minyak maka perlu diulang hingga ampas yang keluar benar-benar kering. Minyak yang dihasikan ditampung pada tempat yang bersih dan dapat langsung dipergunakan sebagai bahan bakar tanpa dicampur lagi dengan BBM, atau juga dapat diproses lebih lanjut seperti penyaringan untuk membersihkan dan menjernihkan sehingga mendapatkan metil ester.
Tahap kedua ampas kering ditampung atau dikumpulkan pada ember untuk dibuat menjadi briket arang atau diolah menjadi kompos untuk pupuk tanaman sehingga, dalam proses ini tidak menghasilkan sampah (zero waste).
Minyak biji Bintaro itu bisa memiliki daya bahan bakar selama 11,8 menit, sedangkan minyak tanah 5,6 menit dengan takaran 1 ml minyak biji Bintaro dan minyak tanah. Itu menunjukkan bahwa minyak biji Bintaro memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah.
4.       Hasil dan Pembahasan
4.1  Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi pelarut dilakukan dengan peralatan soxhlet dan sebagai pelarutnya adalah n-heksana. Prinsip kerja ekstraksi minyak dengan peralatan soxhlet adalah sebagai berikut: pelarut n-heksana dalam labu bulat diuapkan dengan heating mantle, dan keluar melalui pipa terluar dari soxhlet menuju kondensor. Di dalam kondensor akan terjadi pendinginan, sehingga uap pelarut tersebut berubah menjadi cair kembali dan turun ke dalam soxhlet untuk mengekstraksi minyak dan senyawa-senyawa non polar lainnya yang terdapat dalam biji bintaro. Setelah cairan di dalam soxhlet penuh, maka minyak biji bintaro yang telah terekstraksi beserta pelarutnya akan turun melalui pipa kecil bagian dalam dari soxhlet menuju labu bulat, jadi prinsip ekstraksi dengan ekstraksi soxhlet adalah ekstraksi sinambung, artinya pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi selalu baru atau fresh hasil pengembunan dari uap pelarut. Proses ekstraksi ini berlangsung terus menerus selama ± 6-8 jam.  Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, telah ditentukan komposisi asam lemak penyusun trigliserida yang terkandung pada minyak biji bintaro, yaitu dapat dilihat pada tabel berikut.

Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji Bintaro
Asam Lemak
Nama Sistematik
Hasil Analisis (%)
Miristat
Tetradekanoat
0,17
Palmitat
Heksadekanoat
17,90
Stearat
Oktadekanoat
4,38
Oleat
cis-9-oktadekenoat
36,64
Linoleat
cis-9,12-oktadekadienoat
23,44
Linolenat
cis-9,12,15-oktadekatrienoat
2,37
Total Asam Lemak
84,90
Keterangan: Ada beberapa asam lemak yang belum dapat diidentifikasi oleh karena keterbatasan asam lemak standar. Sehingga pada penelitian kali ini dilakukan kembali penentuan komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji bintaro untuk mendapatkan total asam lemak hingga 100%.

Setelah proses soxhlet tersebut selesai, larutan hasil ekstraksi kemudian dipindahkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan sejumlah Na2SO4 anhidrat. Dalam hal ini, Na2SO4 anhidrat berfungsi sebagai penarik air yang mungkin masih ada dalam larutan. Larutan tersebut kemudian disaring dan pelarut yang masih ada diuapkan dengan rotatory evaporator menggunakan penangas air pada suhu 70°C.

Penggunaan alat rotatory evaporator dimaksudkan agar pelarut yang digunakan dapat menguap sebelum titik didihnya, sehingga pemisahan pelarut dari minyak biji bintaro menjadi lebih cepat dan senyawa organik yang ada tidak rusak, karena pemanasannya tidak terlalu tinggi. Setelah semua pelarut n-heksana diuapkan, maka minyak biji Bintaro yang diperoleh ditimbang, kemudian dihitung rendemen minyak yang dihasilkan terhadap berat kering serbuk biji Bintaro.
Tabel 4.1 Rendemen Minyak Biji Bintaro Hasil Ekstraksi
Serbuk Inti Biji Bintaro (g)
Minyak Bintaro (g)
Kandungan (%)
189,94*
101,12*
53,24*
276,47
191,33
69,22
36,71
142,19
59,65
Kandungan rata-rata
60,7
*) hasil penelitian sebelumnya

4.2. Pengepresan
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pemisahan minyak dari bahan yang berupa biji-bijian dan paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang tinggi kadar minyaknya yaitu sekitar 30-70 persen. Sebagaimana kita ketahui bersama, minyak biji Bintaro terkandung dalam bahan berbentuk biji dengan kandungan minyak sekitar 35-45%. Berdasarkan hal tersebut maka metoda ekstraksi yang paling sesuai untuk biji Bintaro yaitu teknik pengepresan mekanis. Dua cara yang umum digunakan pada pengepresan mekanis biji Bintaro yaitu pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller pressing).

Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang dapat digunakan sekitar 140,6 kg/cm. Besarnya tekanan yang digunakan akan mempengaruhi sedikit-banyaknya minyak Bintaro yang dihasilkan. Untuk teknik pengepresan hidrolik, sebelum dilakukan pengepresan, biji Bintaro perlu mendapat perlakuan pendahuluan berupa dipanaskan/dioven dan dicampur dengan sekam kulit padi. Biji Bintaro dipanaskan bertujuan untuk menggumpalkan atau menguraikan kandungan protein dan lemak/minyaknya.

Dengan pengepresan hidrolik dapat dihasilkan rendemen minyak sampai dengan 30 persen. Dengan cara ini biji Bintaro dipress menggunakan pengepresan berulir (screw) yang berjalan secara kontinyu. Tipe alat pengepres berulir yang digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal (single screw press) atau pengepres berulir ganda (twin screw press). Rendemen minyak Bintaro yang dihasilkan dengan teknik pengepres berulir tunggal (single screw press) sekitar 25 – 35%, sedangkan dengan teknik pengepres berulir ganda (twin screw press) dihasilkan rendemen minyak sekitar 40 - 45 persen.

4.3. Pemurnian Minyak
Tujuan pemurnian adalah untuk menghilangkan komponen-komponen yang tidak diinginkan, seperti bau yang kurang sedap, warna yang kurang menarik serta rasa yang tidak enak. Lemak atau minyak kasar yang dihasilkan dari proses ekstraksi tersebut masih mengandung kotoran-kotoran yang bukan golongan trigliserida. Dalam proses pemurnian minyak nabati terdapat dua tahap penting, yakni tahap netralisasi (penetralan) dan tahap bleaching (pemucatan warna). Tahap netralisasi (penetralan) adalah proses untuk memisahkan senyawa-senyawa terlarut seperti asam lemak bebas, fosfatida dan beberapa pigmen (bahan berwarna). Minyak dengan kandungan asam lemak bebas tinggi, biasanya dipisahkan dengan menggunakan uap panas dalam keadaan vakum, kemudian ditambahkan alkali. Sedangkan minyak dengan asam lemak bebas rendah, cukup ditambahkan larutan NaOH, garam Na2CO3 atau larutan KOH sehingga asam lemak ikut fase air dan terpisah dari minyaknya.

Berdasarkan data sifat-fisiko kimianya, yaitu dengan membandingkan nilai angka asam (jumlah asam lemak bebas) terhadap angka penyabunannya (jumlah total asam lemak), diperoleh kandungan asam lemak bebas dari minyak biji bintaro kurang dari 2%, yang berarti nilai ini cukup rendah. Sehingga proses netralisasi (penetralan) cukup dengan menambahkan larutan alkali, dalam hal ini digunakan larutan KOH. Sampel minyak yang akan dinetralisasi, dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol 96% dan selanjutnya ditambahkan KOH sesuai dengan bilangan asamnya, dengan tujuan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas yang terdapat pada minyak biji Bintaro. Penambahan etanol 96% selain berfungsi untuk melarutkan minyak, juga dapat melarutkan sabun yang terbentuk dari hasil reaksi antara asam-asam lemak bebas minyak biji Bintaro dengan larutan KOH. Untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi, campuran tersebut dipanaskan sambil diaduk dengan magnetic stirrer pada suhu 64oC. Selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan sejumlah n-heksana untuk menarik lapisan minyak (fasa organik) dari fasa airnya (sabun yang terlarut dalam alkohol). Kemudian lapisan atas (lapisan minyak/fasa organik) diambil dan dipindahkan ke dalam beaker untuk dilakukan tahap bleaching(pemucatan warna).

Pada tahap bleaching (pemucatan warna), lapisan minyak (fasa organik) ditambahkan sejumlah kecil adsorben seperti bleaching earth (tanah pemucat) dan karbon aktif. Zat warna dalam minyak akan diserap oleh permukaan adsorben dan juga akan menyerap suspensi koloid (gum dan resin) serta hasil degradasi minyak misalnya peroksida. Adsorben yang digunakan adalah campuran bentonit 2% dan karbon aktif 0,2%. Penambahan bentonit dan karbon aktif sebagai adsorben warna sangat efektif untuk memucatkan dan menghilangkan beberapa zat warna yang terdapat dalam minyak. Lapisan minyak dalam n-heksana (fasa organik) yang telah ditambahkan campuran bentonit dan karbon aktif ini, kemudian disaring beberapa kali sampai tidak ada lagi warna hitam pada kertas saring dan pelarut n-heksana diuapkan dengan menggunakan alat rotatory evaporator. Terlihat jelas bahwa terjadi perubahan warna dari minyak biji Bintaro yang sebelum pemurnian berwarna coklat menjadi berwarna kuning setelah dilakukan pemurnian.

5.       Kesimpulan dan saran
Penelitian tentang biodiesel yang terus berkembang saat ini, diharapkan dapat menemukan sumber-sumber bahan baku yang berasal dari minyak atau lemak tanaman non pangan. Karena pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan percobaan pembuatan biodiesel (metil ester) dari minyak biji Bintaro. Minyak biji Bintaro tersebut diekstrak dengan menggunakan peralatan soxhlet dengan pelarut n-heksana selama 6-8 jam. Minyak yang dapat diekstrak dari biji Bintaro adalah sekitar 60,70% dari berat serbuk kering. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji bintaro terdiri dari; asam palmitat (4,91%), asam palmitoleat (17,7%), asam stearat (3,21%), asam oleat (34,02%), asam elaidat (8,54%), asam linoleat (16,74%), asam linolelaidat (4,49%), dan asam linolenat (0,40%).

Serangkaian optimasi kondisi reaksi telah dilakukan untuk memperoleh konversi metil ester yang optimal, dan diperoleh kondisi optimum pada perbandingan mol minyak dan metanol (1:9), dengan katalis KOH 0,5% berat, dan waktu reaksi 40 menit. Selanjutnya, kondisi optimum ini digunakan untuk sintesis biodiesel minyak biji Bintaro yang akan diuji karakteristiknya. Metil ester (biodiesel) yang diperoleh sebesar 91,32% terhadap berat minyak. Hasil pengujian beberapa karakteristik biodiesel dari minyak biji Bintaro memenuhi standar internasional untuk minyak solar, dan termasuk klasifikasi bahan bakar minyak diesel.

Pada penelian yang dilakukan saat ini minyak mentah dihasilkan dengan cara pengepresan dan memanfaatkan ampasnya untuk dibuat briket dan kompos, sehingga pada proses produksi ini tidak ada sampah yang dapat mencemarkan lingkungan. Minyak mentah yang dihasilkan dari mesin pres dapat langsung atau dicampur  dengan minyak tanah untuk dipergunakan sebagai bahan bakar. Briket yang sudah kering juga dapat langsung dipergunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara. Kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan dari bahan dasar ampas proses pengerpresan dapat diperguna sebagai pupuk tanaman baik itu tanaman pertanian maupun tanaman hias sehingga pH tanah terjaga dan lingkungan akan selalu terlihat hijau, asri dan teduh. Pada perkembangan penelitian kelak insyaallah akan diadakan penelitian dengan mengembangkan produksi minyak mentah biji Bintaro, uji kelayakan (kalor/panas) dari minyak dan briket berbahan dasar biji Bintaro.

5.1. Kesimpulan
1.        Bintaro adalah tanaman yang cocok untuk tanaman penghijauan dan tanaman hias baik diperkotaan maupun dilingkungan perumahan penduduk, selain relatif mudah ditanam dan mempunyai toleransi terhadap berbagai jenis tanah dan iklim, berakar kuat dan berdaun lebat serta ketika berbuah tanpa mengenal musim.
2.        Pohon Bintaro mengandung racun (cerberin) yang berbahaya bagi manusia jika memakannya secara langsung, tetapi bisa juga bermanfaat sebagai obat dan pembasmi serangga penggangu seperti rayap.
3.        Hasil penelitian biji Bintaro layak diolah menjadi biofuel, yaitu bahan bakar pengganti bahan bakar yang diolah dari fosil (BBM).
4.        Ampas sisa pemerasan minyak biji Bitaro dapat dimanfaatkan sebagai arang briket atau dibuat kompos, hal ini menjadikan pengolahan produksi menuju zero waste (tak ada sampah yang tersisa/terbuang).
5.        Dengan memanfaat biji Bintaro sebagai sumber energi terbarukan, maka menjamin tersedianya bahan pangan (food security) dan membuka lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan.

5.2. Saran
1.        Pengetahuan dan teknologi tanaman Bintaro sebagai tanaman sumber energi hijau perlu kiranya adanya sosialisasi dan budidaya tanaman Bintaro agar pengembangan lebih efisien, efektif dan tepat.
2.        Kemandirian dibidang energi hanya mungkin apabila kita melepaskan ketergantungan pada minyak yang berasal dari fosil, pemakaian energi harus disesuaikan dengan kebutuhan (hemat) dan yang paling penting pengkajian tentang pengetahuan sumber-sumber energi yang baru dan ramah lingkungan harus terus dilakukan, maka harapan penulis teman-teman pelajar sejak dini sudah belajar tentang program intensifikasi, diversifikasi dan konservasi tanaman sebagai sumber energi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2000. Biofuels. For Sustainable Transportation. US Department of Energy, National Renewable Energy Laboratory (US DOE-NREL).USA
Anonimus.2002a. Biodiesel Kelapa Sawit, Alternatif BBM Ramah Lingkungan http://www.sinarharapan.co.id/iptek/index.html
Anonimus, 2002b. Biodiesel Production and Quality. http://www.astm.org/
American Standard Technical Material – ASTM PS 121-99. 2000. Provisional specification for biodiesel fuel (B100) blend stock for distillate fuels. American Society for Testing and Materials. United States.
AOAC. 1985. Official Method of Analysis of the Association of Official Analylitical Chemists, Association of Official Analytical Chemists, Washington, D.C.
Apriyantono, A., D.Fardiaz, N.L.Puspitasari, Sedarnawati, S.Budiyanto, 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. IPB Press.
Boer, R, Masripatin N, June T, Dahlan E.N. 2001. Greenhouse Gas Mitigation Technologies in Forestry Sector: Status, Prospects and Barries of Their Implementation in Indonesia. UNDP - Climate Change Enabling Activity Project.
Chang, L.C, Gills J.J, Bhat K.P, Luyengi L, Farnsworth N.R, Pezzuto J.M, Kinghorn A.D. 2000. Activity Guided Isolation of Constituents of Cerbera manghas with Antiproliferative and Antiestrogenic Activities. Bioorganic and Medical Chemistry Letters 10(21): 2431–2434.

PLN Beli Listrik dari PLTP (Geothermal)

Jakarta, Kompas - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sepakat membeli listrik yang dihasilkan dari enam pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan total kapasitas daya 435 megawatt. Hal ini tertuang dalam perjanjian jual-beli listrik dengan dua pengembang PLTP, yakni PT Pertamina Geothermal Energy dan PT Westindo Utama Karya.

Hal ini sebagai implementasi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 02 Tahun 2011 tentang penugasan kepada PT PLN untuk membeli tenaga listrik dari PLTP dan harga patokan pembelian tenaga listrik oleh PLN dari PLTP. Kepastian pembelian listrik dari panas bumi sesuai harga lelang yang dilakukan pemerintah daerah dan kepastian harga patokan tertinggi 9,7 sen dollar AS per kWh.
Perjanjian jual-beli listrik itu ditandatangani Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan, Dirut Pertamina Geothermal Energy (PGE) Abadi Poernomo, dan Dirut PT Westindo Utama Karya Agus Rachman, Jumat (11/3) di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta. Penandatanganan perjanjian itu disaksikan Menteri BUMN Mustafa Abubakar dan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh.

Jadi, PGE mengembangkan lima PLTP, yaitu PLTP Lumut Balai (2 x 55 MW) di Sumatera Selatan, PLTP Ulubelu unit 3 dan 4 (2 x 55 MW) di Tanggamus Lampung, PLTP Lahendong unit 5 dan 6 (2 x 20 MW) di Sulawesi Utara, PLTP Karaha (1 x 30 MW), dan PLTP Kamojang unit 5 (2 x 2,5 MW) di Jawa Barat. Adapun PT Westindo Utama Karya mengembangkan PLTP Atadei (2 x 2,5 MW) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Menurut Abadi, PT PGE dan PLN sepakat menetapkan harga dasar listrik untuk PLTP Lumut Balai unit 1, 2, 3, dan 4 serta PLTP Ulubelu Unit 3 dan 4 sebesar 7,53 sen dollar AS per kWH. Adapun harga dasar listrik PLTP Lahendong unit 5 dan 6, PLTP Karaha dan PLTP Kamojang unit 5 sebesar 8,25 sen dollar AS per kWh. Jangka waktu produksi unit PLTP selama 30 tahun mulai terhitung tanggal operasi komersial dari unit PLTP itu.

”Penandatanganan perjanjian jual-beli listrik ini diharapkan akan mempercepat pembangunan pembangkit proyek percepatan pembangkit listrik 10.000 megawatt tahap kedua, khususnya untuk PLTP,” kata Dahlan.

Kerja sama itu juga akan memperkuat ketersediaan pasokan di sejumlah daerah dan memberi stimulus bagi para calon investor dalam pengembangan listrik dari energi terbarukan, khususnya panas bumi. (EVY)

Sumber : Harian Kompas, Senin,14 Maret 2011

BNI Go Green: Panduan Hidup Hijau

24 Tindakan Praktis Untuk Mengurangi Laju Perubahan Iklim

Kata Pengantar

Kepedulian BNI terhadap Perubahan Iklim dan Pemanasan Global, sudah menjadi komitmen usaha yang akan diterapkan secara berkesinambungan.

Sejak deklarasi BNI GRIYA Green Design 2008 pada bulan April, yang ditandatangani oleh Wakil Direktur Utama dan Direktur Kredit Konsumen BNI, Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Lansekap Indonesia, Himpunan Desainer Indonesia, REI (Real Estate Indonesia) dan Majalah Griya Asri, maka gerak usaha BNI akan lebih difokuskan bagi mitra dan nasabah yang mendukung program peduli pada kelestarian lingkungan dan pembangunan yang ramah lingkungan.

Konsep produk-produk BNI juga memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung bagi kelestarian lingkungan, diantaranya adalah dengan cara mensosialisasikan serta memberikan edukasi bagi para nasabah dan mitra kerja BNI. Dalam mewujudkan hal tersebut, kami meluncurkan buku praktis “PANDUAN HIDUP HIJAU”. Buku ini memuat hal-hal sederhana yang bisa kia lakukan dalam mengupayakan hidup lebih sehat dan nyaman, tetapi juga berdampak besar dalam mencegah perubahan iklim yang sedang terjadi.

Melalui panduan sederhanaini juga diharapkan seluruh komponen masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya berpartisipasi dalam upaya mengurangi Perubahan Iklim dan Pemanasan Global yang semakin mengancam kelangsungan hidup anak cucu kita di masa datang.

Tim Penerbit : BNI GRIYA, MAJALAH GRIYA ASRI & GREEN DESIGN

COMMUINTY

Penggagas : Diah Sulianto

Tim Pelaksana : A.Iskandarsjah Latief, Rifky Sungkar, Djoni D.Waridan.

Editor : Priandono Nurhadi, Ronny Tanumihardja

Desain Grafis : Yuli Istanto

Foto : Istimewa dan Ahkmul Hakim

Produksi : Basuki Heru S

Marketing : Indrawati Moeripto

Tim Pelaksana : Griya Asri – Tualang Adventures

BAHAYA PERUBAHAN IKLIM

Bayangkan kejadian ini : Kota-kota di pesisir pantai tenggelam akibat naiknya permukaan laut, memicu migrasi besar ke arah daratan yang lebih tinggi. Kondisi ini diperburuk dengan sulitnya mendapat makanan dan air tawar akibat kekeringan berkepanjangan, menggagalkan panen tanaman pangan.

Bahkan saat hujan datang, air akan turun dengan deras sekali, seringkali diiringi badai, menciptakan malapetaka banjir besar. Bantuan juga sulit diharapkan karena tidak ada negara yang lolos dari perubahan iklim, semuanya sibuk dengan urusan bencana di tempat masing-masing.

Kejadian ini bukanlah cerita fiksi ilmiah. Laporan dari IPCC-kumpulan ilmuwan di seluruh dunia dan pada tahun 2007, menyatakan perubahan iklim adalah nyata dan situasi katastropik seperti digambarkan di atas sangat mungkin terjadi bila kita tidak mencegah perubahan ini.

Sebanyak lebih dari 30% tumbuhan dan binatang akan punah jika suhu naik, naik antara 1,8 derajat – 4 derajat C diakhir abad ini, (Intergorvernmental Panel on Climate Change – IPCC 2007).

Terdapat peningkatan besar jumlah bencana dari 200-250 pada periode 1987 – 1997, menjadi 2 kali lipat pada 7 tahun pertama di abad 21, Kenaikan ini hampir semuanya disebabkan oleh bencana yang terkait dengan kondisi cuaca. (Climate Guide 2007).

PENYEBAB IKLIM BERUBAH

Manusia penyebab semua ini. Pola konsumsi dan gaya hidup boros penggunaan energi berbahan bakar fosil, penggundulan serta kebakaran hutan, menyebabkan buangan CO2 ke atmosfer meningkat tajam.

Gas ini merupakan unsur utama penyusun gas rumah kaca di atmosfer memantulkan kembali panas yang dilepas oleh permukaan bumi setelah menerima cahaya matahari.

Semakin tinggi konsentrasi CO2, semakin banyak panas dipantulkan, suhupun naik. Peningkatan konsentrasi CO2 secara drastis dalam beberapa dekade belangkangan inilah yang membuat suhu bumi melonjak dalam waktu singkat mengakibatkan iklim menjadi liar, cepat berubah-ubah dan sulit diprediksi.

Selama seratus tahun terakhir, suhu udara permukaan bumi kenaikan hingga 0,80 C. (The Rough Guide to Climate Change, 2008).

IPCC memperkirakan tinggi permukaan air laut telah naik rata-rata 2,5mm per tahun. Bila ini terus terjadi, pada tahun 2030, Indonesia bisa kehilangan 2000 pulau. (Indonesia dan Perubahan Iklim, 2007).

EMISI KARBON DARI HUNIAN KITA

Tidak disangka ternyata rumah kita dan berbagai bangunan lainnya merupakan sumber emisi gas rumah kaca tidak bisa dianggap remeh.

Bangunan menyumbang 7,9% emisi global gas rumah kaca dan jika faktor penggunaan listrik dimasukkan, angka ini membengkak menjadi 33% dari total emisi global pada tahun 2004.

Ini disebabkan konsumsi energi bangunan begitu besar terutama untuk aktifitas operasional seperti penggunaan AC, penerangan, pemanas air atau peralatan berbasis listrik.

Cara temukan untuk menekan emisi gas rumah kaca ini adalah dengan meningkatkan efisiensi energi pada bangunan. Untuk dapat melakukan ini, yang diperlukan hanyalah informasi yang tepat dan perubahan perilaku kita.

Bangunan mengkonsumsi sekitar 30-40% dari total energi global (UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).

Dengan menggunakan teknologi yang ada dan dalam waktu singkat, konsumsi energi bangunan baru maupun lama dapat dipotong 30-50% tanpa peningkatan biaya investasi yang nyata (UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).

KITA BISA BERBUAT SESUATU

“Isu perubahan iklim adalah masalah global jadi harus pemerintah yang bergerak untuk mengatasi masalah ini”. Benar, peran pemerintah Negara di seluruh dunia sangatlah penting dalam memecahkan masalah ini.

Namun mengingat laju perubahan iklim terjadi begitu cepat dan berbahaya, maka tidak ada jalan lain semua lapisan masyarakat harus turut serta dalam memerangi perubahan iklim, sebelum semuanya terlambat. Gaya hidup dan pola konsumsi yang boros energi harus diubah.

Melalui cara-cara sederhana seperti pada halaman-halaman berikut ini, kita bisa merubah keadaan, Semakin banyak orang mau bertindak semakin besar harapan bumi ini untuk pulih dari kerusakan dan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi anak cucu kita.

Pada 31 Maret 2007, melalui gerakan Earth Hour sekitar 2,2 juta penduduk kota Sidney-Ausrtralia beserta 2.100 perkantoran mematikan semua lampu selama jam hingga mampu mengurangi konsumsi energi 10,2% di seluruh kota (www.earthhour.org).

1. Gunakan Lampu Flourescent

Cara termudah untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan mengganti bohlam lampu pijar di rumah anda dengan lampu neon kompak atau dikenal dengan istilah Compact Flourescent Lamp (CFL). Lampu neon berbentuk seperti ice cream cone dan berukuran kecil ini, sangat hemat energi, mengkonsumsikan listrik 75% lebih rendah dibandingkan dengan bohlam lampu biasa.

Lampu CFL juga mengeluarkan panas lebih sedikit sehingga mengurangi penggunaan listrik untuk sistem pendingin (AC). Bandingkan dengan bohlam biasa, hampir 85% dari daya akan diubah menjadi panas, bukan cahaya ! Memang harga lampu neon kompak lebih mahal dibandingkan bohlam biasa, namun kemampuannya menghemat pemakaian listrik dan umurnya yang jauh lebih panjang (sampai 12.000 jam), akan menguntungkan anda karena mengurangi tagihan listrik rumah setiap bulannya.

Australia menjadi Negara pertama yang melarang penjualan lampu pijar pada tahun 2012. Langkah ini akan mengurangi emisi karbon hingga 4 juta ton dan mengurangi tagihan listrik untuk lampu hingga 66% Jika satu juta rumah masing-masing menggunakan 4 lampu hemat energi maka 900.000 ton gas rumah kaca akan terhapuskan. (Live Earth 2007)

2. Naikan Suhu AC

Kedinginan dalam ruang ber-AC? Kadang sampai harus memakai pakaian tebal atau selimut ! Menggelikan tetapi itu sering terjadi.

Sebenarnya ini mudah diatasi secara sederhana: naikan suhu pada pengatur AC. Di daerah tropis seperti Indonesia, suhu udara yang dibutuhkan agar orang dapat beraktifitas nyaman berkisar antara 240-260 C. Jadi tidak perlu mengatur AC di rumah pada suhu kurang dari 200C.

Semakin dingin suhu semakin besar energi listrik yang diperlukan. Itu hanya menambah biaya tagihan dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.

Peserta konfrensi dihimbau untuk tidak menggunakan pakaian jas dan dasi, untuk menciptakan suasana lebih nyaman dan mengurangi penggunaan AC sehingga menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan. Demikian pengumuman dari Panitia Konfrensi PBB mengenai Perubahan Iklim 2007 di Bali.

3. Undanglah Angin Dan Cahaya

Ciptakan kenyamanan dalam rumah anda dengan membiarkan angin dan cahaya matahari masuk. Perbanyak atau perlebar bukaan dalam rumah baik berbentuk jendela maupun ventilasi. Biarkanlah udara dari luar mengalir ke dalam rumah, mengganti udara lama dan menyejukan ruangan.

Beri jalan kepada cahaya matahari untuk masuk dan menerangi bagian dalam rumah. Jika dirasa sinar matahari yang masuk membuat rumah menjadi panas, cegahlah dengan menggunakan jenis kaca atau kaca film yang dapat menahan sinar inframerah dan ultraviolet.

Dengan mengundang kedua elemen ini, anda dapat menurunkan pemakaian AC dan lampu, berarti hemat energi. Hemat energi berarti hemat pengeluaran karena penggunaan listrik anda berkurang.

Dinegara maju integrasi strategi pencahayaan alami pada gedung komersial mampu menurunkan biaya energi hingga 1/3, daerah tropis seperti di Indonesia memiliki cahaya alami melimpah karena matahari bersinar terus sepanjang tahun.

4. Pakai Peralatan Hemat Energi

Tanpa disadari banyak peralatan elektronik atau kebutuhan rumah tangga yang boros listrik, ada di rumah kita. Mulai dari mesin cuci, kulkas, AC, oven, pompa air, pemanas air, seterika listrik, TV, komputer sampaui tape atau home theater.

Periksalah apakah peralatan tersebut termasuk jenis yang hemat energi. Biasanya terdapat logo standar hemat energi seperti Energi Star atau baca kebutuhan konsumsi daya listriknya dan bandingkan dengan model terbaru.

Jika peralatan anda masih termasuk yang boros listrik saat mau mengganti, pilihlah model yang hemat energi.

Pasang pemanas tenaga matahari (solar thermal) di atap rumah. Manfaatkan energi gratis dari sinar matahari.

Penggunaan peralatan kantor hemat energi dapat mengurangi penggunaan AC sehingga memotong biaya energi dan emisi gas rumah kaca sebesar 20-30% (Green Office Guide, 2001).

5. Hindari Stanby Mode

Ketika memadamkan televisi dengan menggunakan remote control, kita berpikir terputus sudah aliran listrik ke peralatan ini. Salah ! Mematikan dengan remote, berarti memposisikan televisi pada stanby atau sleep mode.

Pada posisi ini semua peralatan elektronik-televisi, tape atau komputer masih mengkonsumsi listrik, menyedot energi secara diam-diam.

Karena itu matikanlah peralatan elektronik dengan cara menekan tombol on-off atau jika tidak terlalu merepotkan cabut saja stop kontaknya.

Di negara Inggris Raya, perilaku meninggalkan peralatan elektronik dalam posisi standby, menimbulkan kerugian hingga 11 milyar poundsterling di tahun 2010, demikian sebuah studi menyebutkan (BBC News).

Cabut saja kontak charger telepon genggam atau pemutar MP3 anda, saat tidak digunakan agar tidak ada energi listrik yang terbuang sia-sia.

6. Hijaukan Komputer Anda

Pada masa kini, komputer sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun tempat kerja. Tentu saja peralatan ini menyedot listrik, namun melalui beberapa tindakan sederhana berikut pemakaian energi bisa menjadi lebih efisisen :


  1. matikan komputer dan monitor jika sudah tidak digunakan atau ditinggal cukup lama.
  2. matikan monitor dan atur komputer pada posisi sleep atau hibernate jika ditinggal sebentar.
  3. hindari penggunaan screensaver karena mengkonsumsi banyak energi
  4. pertimbangkan memakai laptop daripada desktop karena lebih hemat listrik
  5. pertimbangkan menggunakan layar LCD dari pada monitor biasa karena hemat listrik
Dalam setahun, lebih dari 30 milyar kilowatthour (KWH) listrik terbuang sia-sia akibat kebanyakan dari kita lupa mematikan komputer saat tidak digunakan. (www.local-cooling.com)

7. Bebas dari Stirofoam

Hidup memang lebih mudah dengan adanya stirofoam. Kita bisa gunakan untuk membungkus barang yang akan dibawa atau dikirim sehingga lebih tahan terhadap benturan.

Kita juga bisa pakai sebagai kemasan makan pada gelas minum yang bisa menahan panas, praktis dan murah. Tapi coba bayangkan, stirofoam bekas kita pakai tersebut tetap akan ada sampai ribuan tahun. Bahan ini memang termasuk jenis sulit sekali untuk dapat terurai di tanah.

Belum lagi disinyalir stirofoam ternyata mengandung zat styrene yang berbahaya bagi kesehatan. Lebih bijaksana jika kita mulai berhenti menggunakan barang ini. Toh, hidup juga tidak akan terlalu sulit tanpa adanya stirofoam.

Mintalah selalu minuman hangat yang anda pesan di restoran atau kafe disajikan dengan menggunakan gelas keramik atau mug, bukan cup stirofoam.

Stirofoam terbuat dari polystyrene yang berbahan baku minyak bumi. Semakin banyak stirofoam diproduksi berarti semakin banyak gas rumah kaca yang dihasilkan.

8.Kurangi Plastik

Banyak diantara kita yang kecanduan kantung plastik atau kresek. Belanja dimana pun dengan barang besar atau kecil, banyak atau sedikit, selalu dimasukkan ke dalam kantung plastik.

Harap diketahui kantung plastik ini sebenarnya terbuat dari minyak bumi dan gas alam, penyebab emisi gas rumah kaca.

Selain itu kantung plastik juga suit diuraikan, sehingga sampahnya berserakan dimana-mana hingga ratusan tahun.

Jadi sebaiknya kita kurangi penggunaan plastik ini. Masukkan barang belanjaan ke tas yang kita bawa jika muat atau bawalah sendiri tas atau kantung dari kain untuk barang belanjaan.

Sekitar 500 milyar – 1 triliun kantung plastik digunakan oleh penduduk di seluruh dunia dalam setiap tahun. (National Geographic News, 2003)

Untuk menekan konsumsi kantung plastik, pemerintah Irlandia menggenakan pajak bagi pemakai kantung ini sementara China melarang setiap toko memberikan kantung palstik gratis dan menganjurkan pembeli untuk membawa tas kain atau keranjang sendiri.

9. Hindari Bahan Beracun

Tanpa terasa, hidup kita saat ini telah berdampingan dengan bahan-bahan beracun. Beberapa diantaranya merupakan bahan yang digunakan sehari-hari baik di kamar mandi, kamar tidur, ruang keluarga, dapur maupun di halaman rumah. Bahkan tanpa disadari kitapun sering mengkonsumsi bahan makanan mengandung racun berbahaya.

Kenalilah bahan-bahan beracun tersebut demi kesehatan kita dan kelestarian lingkungan. Gantilah dengan bahan lain yang aman atau jika terpaksa tetap memakai, baca aturan pakai dan gunakan seaman mungkin.

  • Bahan makanan tercemar pestisida menempel pada sayuran segar-cuci dengan air mengalir
  • Cat tembok, beberapa cat masih menggunakan bahan timbal – gunakan cat bebas logam berat,
  • Pembasmi serangga, Residu racun menempel – ganti dengan raket nyamuk.
  • Hair-spray, AC berbahan dasar CFC, menyebabkan lubang pada ozon – cari produk yang non –CFC.
  • Baterai  mengandung logam berat – Pakai baterai isi ulang.
  • Genteng asbes, seratnya bila terlepas ke udara bisa terhirup oleh manusia – pasang genteng selain asbes.
10.Terapkan 3R

3R (Reduce, Reuse, Recycle)

Berbagai barang yang digunakan sehari-hari, kebanyakan berasal dari proses pembuatan yang menghasilkan gas CO2. Mengurangi pembelian barang sekali pakai atau menggunakan suatu barang berulang-ulang sebelum dibuang akan memberikan sumbangan dalam mengurangi perubahan iklim. Ada tiga prinsip bisa diterapkan yaitu Reduce (kurang), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang).

Kurangi penggunaan kantung plastik atau kemasan seperti botol atau bungkus plastik maupun barang-barang sekali pakai.

Gunakan kembali kaleng bekas tempat susu atau makanan untuk pot tanaman, manfaatkan kedua sisi kertas sebelun dibuang, pakai baterai yang bisa diisi ulang, sumbangkan pakaian atau komputer beks agar dapat dimanfaatkan kembali oleh orag lain.

Daur ulang sampah dapur dan sisa makanan menjadi pupuk kompos.

11.Mari Meng-kompos

Tumpukan sampah memenuhi perkotaan, menimbulkan bau tak sedap dan pemandangan tidak mengenakan adalah sesuatu hal yang tidak perlu terjadi. Sebenarnya sampah dapat dikurangi sejak dari rumah.

Sebagian besar sampah rumah tangga adalah sampah organik atau basah, dihasilkan dari dapur seperti sisa-sisa makanan. Sampah ini dapat diurai menjadi kompos, berguna sebagai pupuk tanaman. Mengubah kebiasaan, hanya itu yang perlu dilakukan! Sediakan dua macam tempat sampah, satu untuk organik sedangkan yang lain untuk non organik.

Dengan cara sederhana ini, lingkungan jadi bersih dan tanaman pun tumbuh sehat karena dipupuk dengan kompos dari sampah yang kaya.

Sampah organik dari dapur dan halaman merupakan porsi terbesar sampah yang dihasilkan kota-kota di Indonesia mencapai 60-75%.

Cacing sangat bermanfaat dalam proses pengomposan sampah. Dengan menambahkan mahluk ini pada tumpukan sampah organik maka kita tidak perlu repot untuk melakukan pengadukan. Kompos yang dihasilkan pun lebih kaya akan nutrisi bagi tanaman.

12. Hematlah Air

Sayangilah air karena kini air bersih tidak melimpah seperti dulu lagi. Sumber-sumber air semakin berkurang, sementara kebutuhan meningkat terus.

Menyusutnya hutan atau ruang terbuka hijau sebagai tempat resapan air, tercemarnya sungai-sungai ditambah suhu udara yang makin panas membuat air bersih kian susah didapat.

Maka jangan buang air sia-sia berhematlah dengan cara :

  1. Stop kebocoran pada kran, pipa dan kloset
  2. Tutup kran pada saat gosok gigi, bercukur atau mencuci piring
  3. Pilih mandi dengan pancuran dari pada berendam
  4. Isi penuh mesin cuci sebelum dinyalakan
  5. Gunakan kloset efisien air
Hanya dengan meningkatkan 10% efisiensi penggunaan air di seluruh dunia, kita akan dapat menghemat air yang cukup untuk memasok semua air keperluan hunian di seluruh kawasan dunia. (Sandra Postel-World Watch Institute)

Hanya 30% dari populasi perkotaan dan 8% dari populasi pedesaan di Indonesia yang memiliki akses ke air bersih (WWF-Indnesia) (YK)

Source: Divisi Konsumen BNI 46

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...