This draft written by Leonard Tiopan Panjaitan, MT, GPS
1. Project Title Page
- Project Title: GP (Green Productivity) Project Improvement untuk meningkatan Jumlah Wisatawan Berbasis Agrowisata di Desa Sindangjaya Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
- Author(s):
- Ketua Tim GP: Rochiyat Setiawan (Dosen Politeknik Pariwisata JIHS SCBD)
- Anggota: Tim Mahasiswa Politeknik Pariwisata JIHS SCBD
- Date: 25 Oktober 2024
2. Executive Summary
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, melalui pengembangan agrowisata yang berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip Green Productivity (GP).
Metodologi yang digunakan meliputi:
- Analisis SWOT
- Penerapan GP Tools (Eco-mapping, Gap Analysis, Process Flow)
- Penerapan GP Technique 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
Temuan kunci dari proyek ini meliputi:
- Potensi besar Desa Sindangjaya sebagai destinasi agrowisata
- Dukungan pemerintah
- Kebutuhan akan peningkatan infrastruktur, kapasitas
SDM, dan promosi
- Peningkatan infrastruktur
- Pengembangan SDM
- Penguatan kelembagaan
- Penerapan teknologi
- Kerjasama dengan JIHS
3. Acknowledgments
Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1) Bapak Taufik Hidayat (Direktur JIHS)
2) P3D Pemerintah Propinsi DKI Jakarta
3) Trisakti Sustainability Center (TSC)
4) PCAP Kemnaker RI
atas dukungan dan partisipasinya dalam proyek ini. Kami juga berterima kasih kepada:
1) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur
2) Pemerintahan Desa Sindangjaya Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
3) Warga Masyarakat Desa Sindangjawa
atas dukungannya dalam pengembangan Desa Sindangjaya sebagai Desa Agrowisata.
4. Table of Contents
- Project Title Page
- Executive Summary
- Acknowledgments
- Table of Contents
- Introduction
- Latar Belakang Proyek GP
- Profil Desa Sindangjaya
- Tujuan Utama Proyek GP
- Project Schedule
- Methodology
- Training
- Planning
- Kondisi Umum Desa Sindangjaya
- Process Flow Diagram
- Process Details
- Resource Use
- Waste Generation
- GP Tools Analysis
- Problem Identification
- Objectives and Targets
- Generation & Evaluation of GP Options
- Option Generation
- Option Screening
- Option Evaluation
- Implementation
- GP Implementation Plan
- Implementation Process
- Training & Competency Development
- Monitoring & Review
- Monitoring & Evaluation
- Process Review
- Outcomes and Outputs
- Sustaining
a. Standardization
b. Future Improvement
- Conclusion
- Annexes
5. Introduction
- Latar Belakang Proyek GP: Green Productivity (GP) merupakan sebuah konsep yang lahir dari kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara peningkatan produktivitas dan pelestarian lingkungan. Konsep ini menekankan bahwa kemajuan ekonomi dan industri tidak harus merusak alam, melainkan dapat berjalan beriringan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. GP mendorong perusahaan dan organisasi untuk mengadopsi praktik-praktik yang efisien dalam penggunaan sumber daya, meminimalkan limbah, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam konteks pariwisata, GP berperan penting dalam menciptakan destinasi wisata yang berkelanjutan dan lestari. Penerapan GP dalam sektor pariwisata dapat berupa:
1) Penggunaan energi terbarukan.
2) Pengelolaan limbah yang efektif.
3) Konservasi air.
4) Pemanfaatan bahan baku lokal.
5) Pengembangan produk wisata yang ramah lingkungan.
Di Desa Sindangjaya, proyek GP ini difokuskan pada pengembangan agrowisata yang berkelanjutan. Agrowisata dipilih karena potensinya yang besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus melestarikan lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip GP, agrowisata di Desa Sindangjaya diharapkan dapat:
1) Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya (air, energi, pupuk).
2) Meminimalkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga.
3) Melestarikan keanekaragaman hayati.
4) Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
5) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Proyek GP ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan agrowisata berkelanjutan di daerah lain, serta berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
- Profil Desa Sindangjaya: Desa Sindangjaya, yang terletak di Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merupakan sebuah desa yang dianugerahi
dengan keindahan alam yang memukau dan potensi agrowisata yang melimpah.
Terletak di lereng pegunungan, desa ini menawarkan udara segar,
pemandangan alam yang hijau, dan suasana pedesaan yang tenang,
menjadikannya tempat yang ideal untuk melepas penat dari hiruk pikuk
perkotaan. Keindahan alam Desa Sindangjaya tidak hanya sebatas
pemandangan. Desa ini juga memiliki lahan pertanian yang subur, di mana
berbagai jenis tanaman seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias
tumbuh dengan baik. Potensi pertanian inilah yang menjadi dasar
pengembangan agrowisata di Desa Sindangjaya. Selain potensi alam, Desa
Sindangjaya juga memiliki masyarakat yang ramah dan terbuka terhadap
wisatawan. Keramahan penduduk lokal merupakan aset penting dalam
pengembangan pariwisata, karena dapat menciptakan kesan positif dan
pengalaman yang berkesan bagi para wisatawan. Dukungan pemerintah juga
menjadi faktor penting dalam pengembangan Desa Sindangjaya sebagai destinasi
agrowisata. Pemerintah daerah telah menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan
infrastruktur, mempromosikan potensi wisata, dan meningkatkan kapasitas
masyarakat di sektor pariwisata. Dengan segala potensi yang dimiliki, Desa
Sindangjaya memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi agrowisata
unggulan di Kabupaten Cianjur. Proyek GP ini diharapkan dapat menjadi
katalisator dalam mewujudkan potensi tersebut, sehingga dapat memberikan
manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Desa Sindangjaya, sekaligus
menjaga kelestarian lingkungan.
- Tujuan Utama Proyek GP:
1) Meningkatkan jumlah wisatawan ke Desa Sindangjaya melalui pengembangan agrowisata yang berkelanjutan.
2) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penerapan prinsip-prinsip GP.
3) Meningkatkan kualitas lingkungan di Desa Sindangjaya.
4) Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan agrowisata.
5) Mewujudkan Desa Sindangjaya sebagai desa wisata agrowisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
- Project Schedule: November 2024 – Juni 2025.
- Methodology: Meliputi:
1) Kunjungan ke lokasi
2) Diskusi dengan stakeholders
3) Analisis SWOT
4) Penerapan GP Tools (Eco-mapping, Gap Analysis, Process Flow)
5) Penerapan GP Technique 5S.
6) Training: Potensi kerjasama dengan JIHS dalam peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan pendampingan.
6. Planning
- Kondisi Umum Desa Sindangjaya:
1) Letak Geografis:
a. Luas wilayah 512 Ha, terdiri dari 5 Dusun, 9 RW, dan 45 RT.
b. Jarak dari Desa Sindangjaya ke Kantor Kecamatan 2 Km.
c. Jarak ke Kantor Kabupaten Cianjur 18 Km.
d. Jarak ke ibu kota Provinsi di Bandung 100 Km.
e. Jarak ke ibu kota Negara di Jakarta 90 Km.
2) Sumber Daya Alam: Lahan di Desa Sindangjaya sangat subur untuk pertanian, dan juga potensi di peternakan.
3) Sumber Daya Manusia: Umumnya masyarakat rela lahan miliknya dihibahkan untuk digunakan sarana pembangunan seperti: Untuk Jalan, Masjid, Wakaf Kuburan, Posyandu, dan lain-lain.
4) Sumber Daya Kelembagaan: Semangat masyarakat untuk aktif dalam berbagai organisasi dan kelembagaan masih sangat tinggi.
5) Sarana Lainnya: Saat ini kondisi sarana yang ada di Desa Sindangjaya terdiri dari:
a. Sarana Pelayanan Umum
b. Sarana keagamaan
c. Sarana Pendidikan
d. Sarana Kesehatan
e. Sarana Sosial
f. Sarana Olahraga
g. Sarana infrastruktur jalan
h. Sarana ekonomi dan informasi.
- Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths)
a. Potensi Alam: Desa Sindangjaya memiliki keindahan alam dan potensi agrowisata yang menarik.
b. Dukungan Pemerintah: Adanya dukungan dari Disbudpar Kabupaten Cianjur dan Kemenparekraf.
c. Keunikan Produk: Adanya potensi produk agrowisata yang khas dan berbeda dari daerah lain.
Kelemahan (Weaknesses)
a. Infrastruktur: Kondisi infrastruktur yang mungkin belum memadai.
b. SDM: Kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan desa wisata.
c. Promosi: Upaya promosi yang masih terbatas.
Peluang (Opportunities)
a. Tren Agrowisata: Meningkatnya minat wisatawan terhadap agrowisata.
b. Dukungan Teknologi: Pemanfaatan teknologi digital untuk promosi dan pemasaran.
c. Kerjasama dengan JIHS: Potensi kerjasama dengan JIHS dalam peningkatan kapasitas SDM.
Ancaman (Threats)
a. Bencana Alam: Potensi bencana alam yang dapat mengganggu kegiatan pariwisata.
b. Persaingan: Persaingan dengan destinasi wisata lain di sekitarnya.
c. Perubahan Iklim: Dampak perubahan iklim terhadap hasil pertanian dan kegiatan agrowisata.
- Process Details: Tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan.
- Resource Use: Tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan. Data penggunaan sumber daya (air, energi, listrik, dan lain-lain.) idealnya disajikan dalam bentuk data tahunan untuk memberikan gambaran yang komprehensif. Pengumpulan data ini penting untuk mengidentifikasi area potensial dalam efisiensi dan penghematan sumber daya.
- Waste Generation: Tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan. Identifikasi dan kuantifikasi jenis limbah (air limbah, limbah padat, limbah B3) yang dihasilkan dari aktivitas agrowisata di Desa Sindangjaya sangat penting. Data ini akan membantu dalam:
- Menerapkan strategi pengelolaan limbah yang efektif.
- Meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
- Mengidentifikasi peluang untuk daur ulang dan pemanfaatan limbah.
F. GP Tools Analysis:
- Eco-mapping: Memetakan Desa Sindangjaya untuk:
- Mengidentifikasi spot-spot agrowisata.
- Menetapkan jalur wisata.
- Menentukan area konservasi.
- Menentukan lokasi fasilitas pendukung (homestay, toilet, pusat informasi, dan lain-lain).
- Memetakan potensi agrowisata (perkebunan, sawah, peternakan, produk olahan).
- Gap Analysis: Membandingkan kondisi eksisting Desa Sindangjaya dengan standar desa wisata yang berkelanjutan untuk:
- Mengidentifikasi kesenjangan dalam infrastruktur, layanan, dan pengelolaan.
- Merumuskan strategi untuk mencapai standar yang diharapkan.
Tabel-1. Gap Analysis Desa Agrowisata Sindangjaya
Aspek |
Kondisi Saat Ini |
Kondisi yang Diharapkan |
Gap |
Strategi Perbaikan |
Infrastruktur |
Jalan akses terbatas, fasilitas umum minim |
Jalan akses memadai, fasilitas umum lengkap (toilet, area parkir, pusat informasi) |
Kurangnya fasilitas dan aksesibilitas |
Peningkatan infrastruktur jalan, pembangunan fasilitas umum |
SDM |
Pengetahuan tentang agrowisata dan GP terbatas |
Masyarakat terlatih dalam pelayanan wisata, pemasaran, dan pengelolaan lingkungan |
Kurangnya keterampilan dan pengetahuan |
Pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat oleh JIHS dan Disbudpar |
Kelembagaan |
BUMDes belum optimal dalam pengelolaan desa wisata |
BUMDes berperan aktif dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemasaran desa wisata |
Peran BUMDes perlu dioptimalkan |
Penguatan kapasitas BUMDes dalam pengelolaan desa wisata |
Promosi |
Promosi terbatas, belum memanfaatkan teknologi digital |
Promosi aktif melalui media sosial, website, dan platform digital lainnya |
Kurangnya strategi pemasaran yang efektif |
Pengembangan strategi pemasaran digital, pembuatan website desa wisata, dan pemanfaatan media sosial |
- Process Flow: Menganalisis alur proses kunjungan wisatawan untuk:
- Mengidentifikasi potensi perbaikan dalam memberikan pelayanan.
- Meningkatkan pengalaman wisata yang optimal.
- Menemukan titik-titik kritis yang memerlukan perhatian khusus.
Dengan demikian process flow dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tiba di Desa Sindangjaya
§ Check-in di homestay/penginapan.
§ Mendapatkan informasi tentang paket wisata dan kegiatan agrowisata.
2. Mengikuti Kegiatan Agrowisata
§ Mengunjungi perkebunan/sawah/peternakan.
§ Berpartisipasi dalam kegiatan bercocok tanam/panen.
§ Belajar tentang pengolahan produk agrowisata.
3. Menikmati Kuliner Khas
§ Mencicipi makanan dan minuman tradisional di desa wisata.
4. Mengunjungi Spot Wisata Lain
§ Menikmati keindahan alam di desa wisata.
§ Berinteraksi dengan masyarakat setempat.
5. Membeli Oleh-oleh
§ Membeli produk agrowisata dan kerajinan tangan khas Desa Sindangjaya.
6. Check-out dan Meninggalkan Desa Sindangjaya
- Problem Identification:
1. Keterbatasan Infrastruktur: Kondisi jalan dan aksesibilitas menuju Desa Sindangjaya perlu ditingkatkan untuk kenyamanan dan keamanan wisatawan.
2. Keterbatasan Kapasitas SDM: Masyarakat perlu ditingkatkan kapasitasnya dalam hal:
a. Pengelolaan agrowisata.
b. Hospitality (keramahan tamu).
c. Pemasaran (digital marketing, branding, dan lain-lain).
3. Promosi yang Terbatas: Strategi promosi Desa Sindangjaya sebagai destinasi agrowisata perlu diperluas dan ditingkatkan efektivitasnya.
4. Keterbatasan Fasilitas Pendukung: Fasilitas pendukung pariwisata perlu ditambah dan ditingkatkan kualitasnya, meliputi:
a. Homestay.
b. Toilet umum.
c. Pusat informasi.
d. Restoran/warung makan.
5. Kurangnya Kelembagaan yang Kuat: Dibutuhkan penguatan kelembagaan dalam hal ini BUMDES untuk bekerja secara profesional dan terstruktur untuk:
a. Mengelola dan mengembangkan agrowisata di Desa Sindangjaya secara berkelanjutan.
a. Melibatkan partisipasi masyarakat secara optimal.
H. Objectives and Targets:
1. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Sindangjaya sebesar 20% dalam satu tahun. Target ini perlu didukung dengan data kunjungan wisatawan saat ini sebagai baseline. (Catt Leo: contoh target 20%)
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor agrowisata sebesar 15% dalam satu tahun. Target ini perlu diukur dengan data pendapatan masyarakat dari agrowisata saat ini. (Catt Leo: contoh target 15%)
3. Meningkatkan kualitas lingkungan di Desa Sindangjaya melalui penerapan praktik-praktik GP. Indikator yang terukur perlu ditetapkan untuk menilai peningkatan kualitas lingkungan, misalnya:
a. Pengurangan volume sampah.
b. Peningkatan kualitas air.
c. Penggunaan energi terbarukan.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan agrowisata. Indikator partisipasi masyarakat perlu didefinisikan secara jelas, misalnya:
a. Jumlah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan agrowisata.
b. Jumlah kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang aktif.
5. Mewujudkan Desa Sindangjaya sebagai desa wisata agrowisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kriteria dan indikator desa wisata berkelanjutan perlu dirumuskan dengan mengacu pada standar yang ada.
7. Generation & Evaluation of GP Options
- Option Generation: Tahap ini melibatkan brainstorming untuk menghasilkan berbagai opsi peningkatan GP, misalnya:
1) Peningkatan infrastruktur:
a. Perbaikan jalan dan aksesibilitas.
b. Pembangunan fasilitas pendukung (toilet, pusat informasi, area parkir).
c. Penyediaan akses internet dan telekomunikasi.
2) Pelatihan dan pendampingan masyarakat:
a. Pelatihan pengelolaan agrowisata.
b. Pelatihan hospitality dan service excellence.
c. Pelatihan pemasaran dan branding.
d. Pendampingan dalam pengembangan produk agrowisata.
3) Pengembangan paket-paket wisata agrowisata yang menarik:
a. Paket wisata edukasi (bercocok tanam, panen, pengolahan hasil pertanian).
b. Paket wisata petualangan (trekking, camping).
c. Paket wisata budaya (kesenian, tradisi lokal).
4) Pemanfaatan teknologi untuk promosi dan pemasaran:
a. Pembuatan website dan media sosial.
b. Digital marketing (SEO, content marketing, social media marketing).
c. Pengembangan aplikasi mobile untuk informasi dan pemesanan.
5) Penguatan kelembagaan masyarakat:
a. Pendirian dan penguatan kelompok sadar wisata (pokdarwis).
b. Pengembangan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk pengelolaan agrowisata.
c. Kerjasama dengan lembaga/instansi terkait (pemerintah, LSM, perguruan tinggi).
- Option Screening: Meninjau dan memprioritaskan opsi-opsi yang dihasilkan berdasarkan kriteria:
1) Dampak: Opsi yang memiliki dampak paling besar terhadap pencapaian tujuan.
2) Feasibility: Opsi yang realistis dan dapat diimplementasikan dengan sumber daya yang ada.
3) Kesesuaian: Opsi yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
4) Keberlanjutan: Opsi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang.
- Option Evaluation:
1) Technical Evaluation: Menilai kelayakan teknis dari setiap opsi terpilih, meliputi:
a. Ketersediaan teknologi dan infrastruktur.
b. Keterampilan dan kemampuan SDM.
c. Kompleksitas implementasi.
2) Environmental Evaluation: Menganalisis dampak lingkungan dari setiap opsi, baik positif maupun negatif, meliputi:
a. Dampak terhadap kualitas air, udara, dan tanah.
b. Dampak terhadap keanekaragaman hayati.
c. Dampak terhadap penggunaan sumber daya alam.
3) Financial Evaluation: Menghitung biaya dan manfaat dari setiap opsi, meliputi:
a. Biaya investasi awal.
b. Biaya operasional dan pemeliharaan.
c. Potensi pendapatan dan keuntungan.
d. Analisis pengembalian modal (ROI).
8. Implementation
- GP Implementation Plan: Mengembangkan rencana kerja yang detail untuk setiap opsi terpilih, meliputi:
1) Timeline (jadwal kegiatan).
2) Penanggung jawab (individu/kelompok).
3) Anggaran (sumber dana dan alokasi).
4) Indikator keberhasilan (untuk monitoring dan evaluasi).
5) Mekanisme koordinasi dan komunikasi.
- Implementation Process: Melaksanakan rencana kerja yang telah disusun dengan:
1) Melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap.
2) Melakukan pengawasan dan pengendalian secara berkala.
3) Mendokumentasikan setiap proses dan kemajuan.
- Training & Competency Development:
1) Memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
a. Pelatihan hard skill (teknis): Pengelolaan agrowisata, budidaya tanaman, peternakan, pengolahan produk, dan lain-lain.
b. Pelatihan soft skill: Hospitality, komunikasi, service excellence, kewirausahaan, dan lain-lain.
2) Mengembangkan kompetensi SDM untuk menjamin keberlanjutan program.
D. Menerapkan GP Techniques: 5 S (Good House Keeping)
Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan jumlah wisatawan di Desa Agrowisata Sindangjaya. Berikut adalah contoh penerapan 5S di Desa Sindangjaya:
1. Seiri (Ringkas):
a. Identifikasi dan singkirkan barang-barang yang tidak perlu: Di area wisata, homestay, dan fasilitas umum, singkirkan barang-barang yang tidak terpakai, rusak, atau tidak relevan dengan kegiatan agrowisata.
b. Bersihkan area dari sampah dan material yang tidak diperlukan: Pastikan area wisata selalu bersih dan bebas dari sampah. Sediakan tempat sampah yang memadai dan mudah diakses.
c. Optimalkan tata letak ruang: Atur tata letak ruang di area wisata, homestay, dan fasilitas umum agar nyaman, efisien, dan estetis.
Contoh:
1) Singkirkan peralatan pertanian yang rusak atau tidak terpakai dari area wisata.
2) Bersihkan area sawah dan kebun dari gulma dan sampah.
3) Tata kembali ruang di pusat informasi agar lebih rapi dan informatif.
2. Seiton (Rapi):
a. Tata barang-barang dengan rapi dan mudah diakses: Simpan barang-barang yang diperlukan di tempat yang mudah dijangkau dan terlihat. Gunakan label yang jelas untuk memudahkan pencarian.
b. Sediakan tempat penyimpanan yang memadai: Pastikan setiap barang memiliki tempat penyimpanan yang tetap.
c. Terapkan sistem penyimpanan yang efisien: Gunakan rak, laci, atau kotak penyimpanan untuk mengorganisir barang-barang.
Contoh:
1) Susun rapi produk-produk agrowisata di etalase atau rak display.
2) Sediakan lemari atau rak untuk menyimpan peralatan pertanian dan perlengkapan homestay.
3) Gunakan label yang jelas untuk menandai jenis tanaman, lokasi wisata, dan fasilitas umum.
3. Seiso (Resik):
1) Bersihkan area secara berkala: Lakukan pembersihan area wisata, homestay, dan fasilitas umum secara rutin (misalnya, setiap hari, setiap minggu).
2) Libatkan masyarakat dalam menjaga kebersihan: Dorong masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan.
3) Perhatikan detail kebersihan: Bersihkan tidak hanya area yang terlihat, tetapi juga area yang tersembunyi (misalnya, sudut-sudut ruangan, kolong meja).
Contoh:
1) Sapu dan pel lantai di homestay dan pusat informasi setiap hari.
2) Bersihkan toilet umum secara berkala dan pastikan selalu tersedia air bersih dan sabun.
3) Rutin membersihkan area perkebunan dan peternakan dari sampah dan kotoran.
4. Seiketsu (Rawat):
a. Standarisasi kebersihan dan kerapian: Tetapkan standar kebersihan dan kerapian untuk semua area dan fasilitas di Desa Sindangjaya.
b. Lakukan pengecekan secara berkala: Lakukan inspeksi rutin untuk memastikan standar kebersihan dan kerapian selalu terjaga.
c. Dokumentasikan dan evaluasi: Catat hasil inspeksi dan lakukan evaluasi untuk perbaikan.
Contoh:
1) Buat jadwal pembersihan untuk semua area dan fasilitas.
2) Bentuk tim kecil yang bertugas melakukan inspeksi kebersihan dan kerapian secara berkala.
3) Sediakan buku tamu untuk menampung masukan dan saran dari wisatawan terkait kebersihan dan kerapian.
5. Shitsuke (Rajin):
a. Disiplin dan konsisten dalam menerapkan 5S: Jadikan 5S sebagai budaya dan kebiasaan di Desa Sindangjaya.
b. Edukasi dan sosialisasi: Berikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya 5S.
c. Berikan penghargaan dan motivasi: Berikan apresiasi kepada individu atau kelompok yang konsisten dalam menerapkan 5S.
Contoh:
1) Adakan pelatihan dan workshop tentang 5S untuk masyarakat.
2) Pasang poster dan spanduk tentang 5S di tempat-tempat strategis.
3) Berikan penghargaan kepada homestay atau pelaku usaha agrowisata yang paling bersih dan rapi.
Dengan menerapkan 5S secara konsisten, Desa Agrowisata Sindangjaya dapat menciptakan lingkungan yang bersih, rapi, dan nyaman bagi wisatawan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan kepuasan wisatawan.
9. Monitoring & Review
- Monitoring & Evaluation:
1) Memantau pelaksanaan kegiatan secara berkala untuk memastikan kesesuaian dengan rencana.
2) Mengumpulkan data dan informasi terkait pencapaian indikator keberhasilan.
3) Melakukan evaluasi secara periodik (bulanan, triwulanan, tahunan) untuk mengukur efektivitas program.
B. Process Review:
1) Menganalisis proses implementasi secara keseluruhan, mengidentifikasi kendala dan permasalahan yang muncul.
2) Merumuskan solusi dan tindakan korektif untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan efektivitas implementasi.
3) Melakukan pembelajaran dari pengalaman (lessons learned) untuk perbaikan di masa mendatang.
C. Outcomes and Outputs:
1) Mengukur dan melaporkan hasil yang dicapai dari implementasi GP, meliputi:
a. Peningkatan jumlah wisatawan (data kuantitatif).
b. Peningkatan pendapatan masyarakat (data kuantitatif).
c. Peningkatan kualitas lingkungan (data kuantitatif dan kualitatif).
d. Peningkatan partisipasi masyarakat (data kuantitatif dan kualitatif).
2) Mendokumentasikan dampak positif (outcomes) dan keluaran nyata (outputs) dari proyek GP.
10. Sustaining
- Standardization:
1) Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk semua aktivitas agrowisata, meliputi:
a. Pelayanan wisatawan.
b. Pengelolaan homestay.
c. Pengelolaan lingkungan.
d. Pengolahan produk agrowisata.
e. Pemasaran dan promosi.
2) SOP bertujuan untuk menjamin konsistensi dan keberlanjutan penerapan praktik-praktik GP.
- Future Improvement:
1) Merencanakan pengembangan agrowisata di Desa Sindangjaya secara berkelanjutan, misalnya:
a. Mengembangkan produk agrowisata baru yang inovatif dan bernilai tambah.
b. Memperluas jaringan pemasaran (online dan offline).
c. Meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas.
d. Mengembangkan atraksi wisata baru.
e. Menerapkan teknologi digital dalam pengelolaan agrowisata.
11. Conclusion
- Menyimpulkan temuan kunci dan pencapaian proyek GP secara ringkas.
- Menekankan dampak positif proyek terhadap:
1) Efisiensi sumber daya.
2) Kinerja lingkungan.
3) Penghematan biaya.
4) Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
12. Annexes
- Melampirkan informasi tambahan yang relevan, seperti:
1) Tabel data detail.
2) Gambar/foto.
3) Kuesioner.
4) Dokumentasi kegiatan.
5) Laporan keuangan BUMDES
6) Referensi:
1. Laporan Visitasi Leonard dan Ajen 25 dan 30 Oktober 2024
2. Soft copy profile Desa Sindangjaya
3. https://sindangjaya.desa.id/index.php/artikel/2020/3/5/profil-desa
5. Artikel, Jurnal dan lain-lain (Catt Leo: tambahkan referensi lain)
Catatan Leonard secara umum terkait Laporan GP Project ini:
1) Laporan ini masih memerlukan data dan informasi yang lebih detail untuk melengkapi beberapa bagian yang masih kosong.
2) Penting untuk melakukan pengumpulan data yang komprehensif dan akurat untuk mendukung analisis dan pengambilan keputusan.
3) Pelibatan aktif masyarakat dan stakeholders sangat penting dalam setiap tahap proyek untuk menjamin keberhasilan dan keberlanjutan.
No comments:
Post a Comment