Saturday, August 1, 2009

Apakah itu WiMAX?

WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga merupakan teknologi dengan open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’, ataupun backhaul.

Perkembangan Teknologi Wireless

Standar BWA yang saat ini umum diterima dan secara luas digunakan adalah standar yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineering (IEEE), seperti standar 802.15 untuk Personal Area Network (PAN), 802.11 untuk jaringan Wireless Fidelity (WiFi), dan 802.16 untuk jaringan Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX).

Pada jaringan selular juga telah dikembangkan teknologi yang dapat mengalirkan data yang overlay dengan jaringan suara seperti GPRS,EDGE, WCDMA, dan HSDPA. Masing-masing evolusi pada umumnya mengarah pada kemampuan menyediakan berbagai layanan baru atau mengarah pada layanan yang mampu menyalurkan voice, video dan data secara bersamaan (triple play). Sehingga strategi pengembangan layanan broadband wireless dibedakan menjadi Mobile Network Operator (MNO) dan Broadband Provider (BP). Perbandingan beberapa karakteristik sistem wireless data berkecepatan tinggi digambarkan oleh First Boston seperti berikut.

Perbandingan Perkembangan Teknologi Wireless
WiFi 802.11gWiMAX 802.16-2004*WiMAX 802.16eCDMA2000 1x EV-DOWCDMA/ UMTS
Approximate max reach (dependent on many factors)100 Meters8 Km5 Km12 Km12 Km
Maximum throughput54 Mbps75 Mbps (20 MHz band)30 Mbps (10 MHz band)2.4 Mbps (higher for EV-DV)2 Mbps (10+ Mbps fpr HSDPA)
Typical Frequency bands2.4 GHz2-11 GHz2-6 GHz400,800,900,1700,1800,1900,2100 MHz1800,1900,2100 MHz
ApplicationWireless LANFixed Wireless Broadband (eg-DSL alternative)Portable Wireless BroadbandMobile Wireless BroadbandMobile Wireless Broadband

Sekilas Tentang WiMAX

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah tanda sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standar IEEE 802.16. WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak jauh. WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps), WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last mile’ broadband connections,backhaul, dan high speed enterprise.

Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah standar teknis yang bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11dengan ETSI (European Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN.

Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX. Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau dikenal dengan BWA.

Spektrum Frekuensi WiMAX

Sebagai teknologi yang berbasis pada frekuensi, kesuksesan WiMAX sangat bergantung pada ketersediaan dan kesesuaian spektrum frekuensi. Sistem wireless mengenal dua jenis band frekuensi yaitu Licensed Band dan Unlicensed Band. Licensed band membutuhkan lisensi atau otoritas dari regulator, yang mana operator yang memperoleh licensed band diberikan hak eksklusif untuk menyelenggarakan layanan dalam suatu area tertentu. Sementara Unlicensed Band yang tidak membutuhkan lisensi dalam penggunaannya memungkinkan setiap orang menggunakan frekuensi secara bebas di semua area.

WiMAX Forum menetapkan 2 band frekuensi utama pada certication profile untuk Fixed WiMAX (band 3.5 GHz dan 5.8 GHz), sementara untuk Mobile WiMAX ditetapkan 4 band frekuensi pada system profile release-1, yaitu band 2.3 GHz, 2.5 GHz, 3.3 GHz dan 3.5 GHz.

Secara umum terdapat beberapa alternatif frekuensi untuk teknologi WiMAX sesuai dengan peta frekuensi dunia. Dari alternatif tersebut band frekuensi 3,5 GHz menjadi frekuensi mayoritas Fixed WiMAX di beberapa negara, terutama untuk negara-negara di Eropa, Canada, Timur-Tengah, Australia dan sebagian Asia. Sementara frekuensi yang mayoritas digunakan untuk Mobile WiMAX adalah 2,5 GHz.

Isu frekuensi Fixed WiMAX di band 3,3 GHz ternyata hanya muncul di negara-negara Asia. Hal ini terkait dengan penggunaan band 3,5 GHz untuk komunikasi satelit, demikian juga dengan di Indonesia. Band 3,5 GHz di Indonesia digunakan oleh satelit Telkom dan PSN untuk memberikan layanan IDR dan broadcast TV. Dengan demikian penggunaan secara bersama antara satelit dan wireless terrestrial (BWA) di frekuensi 3,5 GHz akan menimbulkan potensi interferensi terutama di sisi satelit.

Elemen Perangkat WiMAX

Elemen/ perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti antena, kabel dan asesoris lainnya.

Base Station (BS)

Merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol(IP). Dari BS ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:

  • NPU (networking processing unit card)
  • AU (access unit card)up to 6 +1
  • PIU (power interface unit) 1+1
  • AVU (air ventilation unit)
  • PSU (power supply unit) 3+1

Antena

Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani.

Subscriber Station (SS)

Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.

Teknologi WiMAX dan Layanannya

BWA WiMAX adalah standards-based technology yang memungkinkan penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen wireline. WiMAX menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user dan base station. WiMAX juga merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperabilty antar perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan kemampuan pengiriman data hingga 10 Mbps/user.

Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman data yang lebih tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil. Namun demikian kemampuan mobility dari Mobile WiMAX masih berada dibawah kemampuan teknologi selular.

Tinjauan Teknologi

WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan standar dan implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti WiFi yang beroperasi berdasarkan standar Wireless LAN IEEE802.11. Namun, dalam implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi.

Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah standar pada lapis kedua, dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC pada WiMax menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan (scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh sejumlah sumber daya (sepertitimeslot), maka jaringan nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.

Standar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupang, instalasi, konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.

Banyaknya institusi yang tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan standar 802.162.

Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana standar 802.16n.

Manfaat dan Keuntungan

Banyak keuntungan yang didapatkan dari terciptanya standardisasi industri ini. Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih tinggi. Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat mengisi celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL (Digital Subscriber Line).

WiMAX salah satu teknologi memudahkan mereka mendapatkan koneksi Internet yang berkualitas dan melakukan aktivitas. Sementara media wireless selama ini sudah terkenal sebagai media yang paling ekonomis dalam mendapatkan koneksi Internet. Area coverage-nya sejauh 50 km maksimal dan kemampuannya menghantarkan data dengan transfer rate yang tinggi dalam jarak jauh, sehingga memberikan kontribusi sangat besar bagi keberadaan wireless MAN dan dapat menutup semua celah broadband yang ada saat ini. Dari segi kondisi saat proses komunikasinya, teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak pandang yang lurus dan bebas dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak memungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah BTS (Base Transceiver Stations), mereka mungkin masih dapat menikmati koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut.

Selain itu, dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama mereka berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.

Sistem kerja MAC-nya (Media Access Control) yang ada pada Data Link Layer adalah connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi berbentuk video dan suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman dengan kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Anda tinggal memasang PCI card yang kompatibel dengan standar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi dengan WiMAX. Atau mungkin Anda tinggal membeli antena portabel dengan interface ethernet yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendapatkan koneksi Internet dari BTS untuk fixed wireless.

Test Equipment WiMAX

Vendor / Manufactures WiMAX

Berikut adalah perusahaan pembuat perangkat WiMAX

Semester I 2009: Kredit Seret, Laba Perbankan Tetap Tumbuh

Aliran kredit perbankan menipis di tahun ini. Bahkan, nilai kredit di sejumlah bank terlihat mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Meski penyaluran kredit masih mini dan pertumbuhannya minus, namun bank tetap mampu mencetak laba. Maklumlah, bank masih mempertahankan bunga kredit. Di saat bunga simpanan turun, tentu margin bank bertambah besar.

PT Bank Permata Tbk. termasuk bank yang mengalami pertumbuhan kredit. Per akhir semester I-2009 kredit Bank Permata bertambah Rp 3,35 triliun dari posisi akhir tahun menjadi Rp 36,7 triliun. Artinya, kredit Bank Permata hanya naik 10%.

Pertumbuhan kredit di PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) lebih rendah lagi, hanya Rp 1,7 triliun. Kredit Bank Panin per akhir Juni 2009 sebesar Rp 37,02 triliun, naik dari Rp 35,27 triliun di akhir 2008. Jadi, pertumbuhan kredit Bank Panin sepanjang tahun ini hanya 4,9%. "Penyaluran kredit turun karena penurunan permintaan kredit di saat krisis global dan Pemilihan Umum,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Panin Jasman Ginting, Kamis (30/7).

PT Bank CIMB Niaga Tbk. mengalami hal yang sama. Kredit mereka hanya naik sekitar Rp 400 miliar atau 0,6% dari Rp 72,2 triliun di akhir 2008 menjadi Rp 72,6 triliun per akhir Juni 2009. "Para pengusaha masih menunggu-nunggu waktu yang tepat untuk mengambil kredit," kilah Direktur Bisnis CIMB Niaga Handoyo Soebali.

Sedangkan di PT Bank OCBC NISP Tbk. penyaluran kredit malah minus. Kredit OCBC NISP tahun ini negatif 6,7%. Nilai kredit OCBC NISP di akhir Juni 2009 Rp 18,9 triliun, turun dari Rp 20,27 triliun per akhir 2008.

Laba masih tinggi

Kendati aliran kredit berjalan seret, namun para bankir tetap mengail laba yang besar di sepanjang semester pertama. Lihat saja laba bersih Bank permata yang masih sebesar Rp 325 miliar.

Direktur Utama Bank Permata Stewart D. Hall bilang, kenaikan laba bersih Bank Permata terutama berasal dari kenaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya. "Pendapatan bunga bersih Rp 1,4 triliun atau naik 15% dari posisi yang sama tahun lalu," katanya.

Bank CIMB Niaga juga mencatat kenaikan laba bersih hingga 20%, dari Rp 578 miliar menjadi Rp 696 miliar.
Sementara Bank OCBC NISP membukukan pertumbuhan laba 10,4%, dari Rp 146,96 miliar di semester I 2008 menjadi Rp 162,3 miliar pada tahun ini. Hanya Bank Panin yang labanya berkurang dari Rp 478 miliar per 30 Juni 2008 menjadi Rp 340 miliar per 30 Juni 2009.

Jakarta, 31 Juli 2009

Source:http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/18842/Kredit-Seret-Laba-Perbankan-Tetap-Tumbuh

UU ITE Menjerat Prita Lantaran Sudah Diberlakukan

Kejaksaan Agung menilai kasus Prita yang kembali memasuki tahapan pemeriksaan selanjutnya semata untuk kebaikan Prita sendiri. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, M. Jasman Pandjaitan, menilai meski kasus Prita kembali disidangkan namun tidak akan berhubungan langsung dengan adanya penambahan masa tahanan.

"Jangan terlalu jauh, ikuti saja prosesnya, kemarin kan hakim sudah menahan, gak bisa lagi dong Prita ditahan dan sudah dianulir tidak perlu ada penahanan lagi" ujar Jasman, Jumat (31/7).

Jasman mengatakan selama ini pokok pengusutan kasus tersebut baru memasuki tahapan pemberkasan belum masuk pokok perkara. "Kita lihat dulu di perkara pokoknya. Kita uji apakah apa yang disampaikan oleh Prita itu tindak pencemaran atau tidak, itu nanti dia akan diuji," tegasnya.

Menurut Jasman perkara Prita memang akan disidangkan kembali. Bahkan putusan sela pengadilan tinggi yang menganulir putusan pengadilan negeri Tangerang, menurut Jasman, cukup bijaksana untuk mengakomodir kepentingan penuntut umum maupun yang mewakili kepentingan masyarakat maupun kepentingan Prita sendiri.

"Karena putusan PN Tangerang masih menyangkut masalah formil belum pokok perkara dan apabila perkara ini dibuka kembali di PN Tangerang dengan membuka kembali pokok perkara maka ada kepastian hukum apakah memang terbukti merupakan perbuatan pencemaran nama baik," ujarnya.

Terkait penggunaan UU ITE dalam menuntut Prita, Jasman bilang hal itu dilakukan karena memang undang-undang tersebut sudah diberlakukan.

Jakarta, 31 Juli 2009

Adu Pintar dan Canggih Sistem Operasi Ponsel Pintar

MALAS menenteng-nenteng notebook? Ganti saja dengan netbook. Si netbook masih terasa besar? Silakan Anda gunakan ponsel smartphone.

Ya, kita bisa tetap bekerja dengan menggunakan ponsel pintar sebagaimana memakai PC, laptop, maupun netbook. Keleluasaan itu tak lepas dari dukungan sistem operasi alias operating system (OS) si handset.

Sama seperti pada PC, notebook, dan netbook, sistem operasi pada ponsel merupakan “jiwa” yang mengatur hardware dan software. Semakin pintar si smartphone, sistem operasinya juga lebih kompleks.

OS-lah yang bertanggung jawab mengoperasikan smartphone, misalnya menjalankan fungsi keyboard, browsing, e-mail, SMS, multimedia messaging (MMS). OS pula yang melakukan sinkronisasi antara aplikasi software dengan fungsi perangkat keras, seperti memutar musik, merekam, atau memotret.

OS smartphone yang populer antara lain Windows Mobile, Symbian, BlackBerry, Palm, Android dan iPhone. Masing-masing OS memiliki keunggulan dan kelemahan.

Kecuali di BlackBerry dan iPhone yang mengembangkan OS-nya sendiri, umumnya, satu vendor memakai beberapa OS untuk menjiwai seri-seri produk mereka. Sony Ericsson, misalnya, pernah menggunakan OS bikinan sendiri pada ponsel seri W995, W508, C903, dan C901. Mereka pernah mencangkokkan Symbian UIQ pada ponsel seri P1i, P990 dan seri P lain; serta Symbian S60 pada Satio U1i dan Windows Mobile pada X1.

Sesuaikan dengan manfaat

Awal tahun ini SE bergabung dengan Open Handset Alliance dan akan mengembangkan ponsel berbasis Android keluaran Google. “Semuanya didasarkan pada dasar pendekatan pengembangan produk di SE yang mengutamakan kebutuhan konsumen,” kata Djunadi Satrio, Kepala Pemasaran SE Mobile Communications Indonesia.

Jadi pilih OS yang mana? Menurut VP Channel Management Telkomsel, Gideon Eddi Purnomo, ada dua hal yang menjadi pertimbangan konsumen memilih OS smartphone, yaitu kebutuhan dan gaya hidup.

Dari segi kebutuhan, Windows Mobile dan Palm sangat kuat di fungsi-fungsi kantor, seperti faks, presentasi, dan segala hal yang bisa dilakukan komputer. Maklum, pengembang Windows Mobile adalah Microsoft, embahnya software komputer.

Sementara untuk gaya hidup, seperti pemutar video, memotret, atau memutar musik, Symbian lebih cocok. OS ini relatif sederhana karena pengembangnya adalah vendor besar seperti Nokia, SE, dan Motorola.

Komunikasi lewat e-mail atau chatting bisa sangat maksimal dan hemat dengan OS BlackBerry. “Black Berry punya kemampuan memampatkan data sehingga penggunaan GPRS lebih murah, konsumen yang sangat peduli tarif tentu senang,” kata Gideon.

Lain halnya dengan OS iPhone. Keunggulannya sebagai smartphone yang stylish dan menghibur belum bisa disaingi OS lain “Lifestyle dan sentimen di kelompok sosial konsumen lebih dominan,” lanjut Gideon.

Di tengah persaingan sengit itu, terseliplah OS Android yang banyak menyita perhatian para vendor, seperti HTC dan SE. Daya tarik Android adalah sifatnya yang open source alias bebas dikembangkan siapa saja.

Gideon menyarankan konsumen fokus ke manfaat smartphone. “Cari smartphone dengan OS yang memang bermanfaat untuk hidup dan karier Anda,” imbuhnya.

Push E-Mail: Pakai BlackBerry, Ovi Mail, atau Internet?

Salah satu kecanggihan sistem operasi smartphone adalah push e-mail. Fungsi ini kini sudah sepopuler pesan singkat alias SMS.

Cara kerjanya, ketika sebuah e-mail masuk ke akun seseorang, layanan “push” akan mengirimnya secara otomatis ke perangkat smartphone Anda. Sementara e-mail “asli” tetap berada di inbox. Jadi, handset bisa menerima e-mail secara real time dan tersambung dengan layanan messenger lain.

Push e-mail merupakan fasilitas andalan BlackBerry. Vendor asal Kanada ini bersedia “membagi” teknologi mereka ke handset lain berbasis Symbian dan Windows Mobile lewat Blackberry Connect.

Namun, tentu saja, fungsi software berbayar itu tidak semaksimal messaging di mesin BlackBerry asli. Contoh saja, besarnya lampiran (attachment) dalam sebuah e-mail maksimal cuma 32 kilo-byte (kb). Selain itu, biaya operasional software ini juga lebih mahal daripada BlackBerry sendiri. Untuk berlangganan layanan ini dari operator, selisihnya bisa sebesar Rp 25.000 per bulan.

Nokia yang gerah dengan push e-mail BlackBerry, Februari lalu meluncurkan Ovi Mail. “Sekarang, hanya dengan satu alat kita bisa mengakses semua e-mail serta instant messaging (IM). Nokia Messaging mudah diinstal karena hanya memerlukan alamat e-mail serta password untuk mengaktifkan e-mail atau IM,” ungkap Vice President Sales Southeast Asia and Pacific, Nokia Chris Carr.

Anda juga bisa men-download software push e-mail dari internet. Salah satu yang cukup populer di Indonesia adalah Emoze. Aplikasinya hanya mempan digunakan di handset berbasis OS Windows Mobile dan Symbian. Sayangnya, aplikasi gratis tersebut tidak bisa membaca lampiran dari e-mail.

Agar mampu membaca e-mail berlampiran, software Seven mungkin bisa menjadi pilihan. Namun, tak seluruh aplikasi ini gratis. Ia bisa digunakan untuk ponsel Windows Mobile 5, Symbian S60v3 dan Symbian UIQ v3, Palm OS 5.x, Sony Ericsson J2ME, serta Nokia S40 J2ME.

Software push e-mail yang lebih variatif adalah Morange. Sama seperti Seven, ada dua macam Morange, yakni VIP (berbayar) dan gratis. Dengan Morange, semua fitur chat, RSS reader, IM ganda, membaca lampiran, penyimpanan dan fasilitas lainnya bisa dinikmati. Jika Anda tak berlangganan VIP harus siap-siap kecewa, Morange gratis hanya berumur sebulan.

Namun, hati-hati, tidak semua software tadi cocok untuk semua OS ponsel. Kalau tidak cocok, bisa-bisa Anda malah membuat ponsel hang, atau malah kehabisan batere. Maklum, daya untuk mengoperasikan push e-mail bisa menyedot tenaga batere dan tentu saja pulsa Anda.

Jakarta, 18 Juli 2009

source:http://weekend.kontan.co.id/index.php/read/xml/gadget/3283/adu-pintar-dan-canggih-sistem-operasi-ponsel-pintar#more-3283

Sinar Matahari Bersifat Karsinogen

Para ahli kanker internasional menetapkan bahwa tabung yang memancarkan sinar ultraviolet (tanning beds) dan semua benda yang memancarkan radiasi ultraviolet masuk kategori atas akan risiko kanker. Mereka bahkan menempatkan tingkat bahayanya sama dengan racun arsenik dan gas mustar. Selama bertahun-tahun para ilmuwan memosisikan radiasi ultraviolet dan sinar matahari yang membuat kulit coklat sebagai ”mungkin bersifat karsinogenik”.

Analisis terbaru terdiri dari 20 kali penelitian telah menyimpulkan bahwa risiko kanker kulit telah melompat sampai 75 persen ketika orang mulai menggunakan tanning beds sebelum usia 30 tahun. Para ahli juga menemukan bahwa semua jenis ultraviolet menyebabkan mutasi yang membahayakan terhadap mencit, yang membuktikan bahwa radiasi tersebut bersifat karsinogenik. Pada penelitian sebelumnya hanya disebutkan satu jenis radiasi ultraviolet yang berbahaya. Dengan klasifikasi yang baru ini, tembakau, virus hepatitis B, dan pembersih cerobong juga bersifat karsinogenik.

Riset tersebut telah dipublikasikan di jurnal kesehatan Lancet Oncology, Rabu (29/7), oleh para ahli di International Agency for Research on Cancer di Lyon, Perancis, yang mengurus kanker dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). ”Orang perlu diingatkan akan bahaya menggunakan sunbeds,” ujar Vincent Cogliano, salah seorang peneliti kanker. ”Kami berharap, budaya yang keliru ini akan berubah sehingga para remaja tidak lagi berpikir untuk menggunakan sunbeds agar kulitnya bisa kecoklatan,” katanya.(AP/ISW)

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/30/0449427/kilas.iptek

Ponsel Ramah Lingkungan: Semoga Ramah Di Kantong Juga


SELAMA ini para vendor handset banyak menjual kecanggihan barang dagangan mereka. Tapi, kampanye Go Green rupanya membuat para produsen itu memperhatikan faktor lingkungan.

Maka, maraklah ponsel-ponsel ramah lingkungan. Operator pun langsung menyambut ponsel ramah lingkungan tersebut. Salah satunya adalah Indosat yang pekan lalu resmi meluncurkan ponsel Gaya (tenaga surya).

Bundling tersebut merupakan buah kerjasama Indosat dengan Comtiva Technology, produsen ponsel asal Amerika Serikat. Asyiknya, ponsel ramah lingkungan ini harganya sangat terjangkau, yakni Rp 480.000.

Ponsel Gaya tidak kalah dengan ponsel pada umumnya yang bertenaga listrik biasa. Dengan desain yang cukup trendi, ponsel ini tahan goncang dan tahan debu, jadi sangat cocok untuk kegiatan luar. Dari sisi manajemen daya, ponsel ini memiliki automatic charge yang akan mengisi batere jika terkena sinar matahari. Panel surya di belakang handset akan bekerja jika kapasitas batere kurang dari 90%.

Jika membeli ponsel ini, pelanggan akan mendapatkan kartu Mentari. Fiturnya antara lain, setiap akumulasi isi ulang Rp 20.000, pelanggan akan mencicipi bonus 50 SMS, bonus internet 100 menit dan bonus bicara hingga 120 menit. Ponsel Gaya akan beredar di masyarakat umum pada akhir Juli mendatang.

Pada tahap awal, Indosat menyediakan sejumlah 5.000 unit ponsel Gaya. “Hingga akhir tahun 2009, kami berkomitmen menyediakan 50.000 unit,” jelas Group Head Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya.

Produsen mapan memble

Sejatinya, pemain awal produk alternatif ini adalah Samsung dan kemudian Sharp. Belakangan, menyusul vendor asal China Hi-Tech Wealth (HTW). Sementara vendor yang sudah mapan seperti Nokia, Sony Ericsson dan Motorola terkesan adem ayem.

Sebagai pelopor, Samsung langsung mengeluarkan dua jenis ponsel tenaga surya pada Juni lalu. Keduanya adalah seri Samsung E1107 Crest Solar dan Samsung Blue Earth yang berbentuk candy bar.

Pada ponsel Samsung, panel surya bekerja menyerap energi jika ponsel dimatikan. Setiap pengisian ulang selama 1 jam, ponsel bisa memberi tenaga 5 - 10 menit. “Hasil dapat berbeda tergantung pada situasi,” jelas JK Shin, EVP & Head of Mobile Communication Division Samsung Electronics.

Crest Solar menyasar kelas low end. Spesifikasinya, dual band GSM, radio, nada dering MP3, lampu senter, dan mobile tracker. Harganya sekitar US$ 59 (Rp 5,9 juta dengan kurs Rp 10.000 per dolar AS). Sementara Blue Earth, berteknologi layar sentuh dengan material luar dari daur ulang botol air. Sayang, harga Blue Earth dan spesifikasinya belum diketahui.

The Solar Ketai buatan Sharp mempunyai keunggulan tambahan, yakni tahan air. Ponsel ini memiliki sensor ultra violet yang menentukan kapan saatnya harus “berjemur”. Dengan berjemur selama 10 menit, si ponsel bisa kuat dipakai bicara 1 menit atau 2 jam waktu siaga.

HTW menawarkan ponsel berbentuk clamshell ini yang harganya Rp US$ 510 (Rp 5,1 jutaan). Sementara ZTE menawarkan ponsel ramah lingkungan seharga US$ 40 per unit (Rp 4 jutaan).

Operator tak mau kalah

Yang jelas, tak hanya vendor saja yang berlomba menghijaukan diri dengan handset ramah lingkungan, melainkan para operator tak mau kalah. Mereka mencoba Go Green dengan membuat base transceiver station (BTS) menggunakan energi alternatif, mulai dari tenaga biofuel hingga tenaga surya.

Telkomsel misalnya sudah menegakkan 78 BTS dengan energi alternatif ramah lingkungan berupa tenaga surya, tenaga air, dan tenaga angin. Rencananya, Telkomsel akan membangun 4.000 BTS ramah lingkungan lagi, terutama di daerah yang pasokan listriknya terbatas.

Tren penghijauan BTS ini juga menular ke operator lain, seperti XL dengan biofuel, Three dan Axis dengan hidrogen, dan Indosat dengan biodiesel. Tri dan AXIS menyukai hidrogen karena selain hemat memang baik untuk lingkungan.

Kelebihannya, tidak bising, tidak beracun, tidak berbau karena zat buangannya berupa unsur air dan memiliki efisiensi proses yang jauh lebih baik dibanding sistem konvensional.

AXIS memvariasikan hidrogen dan matahari untuk suplai energi BTS-nya. Sebut saja BTS di kawasan Minas Barat, Sumatra Barat dan Deli Serdang Sumatra Utara.

Menurut Direktur Pemasaran AXIS Johan Buse, program penggunaan energi alernatif ini masih proyek percontohan. “Terobosan ini bisa memungkinkan kami untuk membangun BTS di area yang belum kami layani,” katanya.

AXIS juga memperkenalkan sistem hemat energi dan sistem pendingin di semua BTS-nya. Tujuannya, mengurangi penggunaan sumber daya dan emisi CO2. AXIS juga akan memperkenalkan turbin angin untuk memaksimalkan tenaga angin yang tersedia di sebagian wilayah di Indonesia.

Suresh Reddy, Chief Commercial Officer HCPTI -operator Tri- bilang, sejak awal tahun ini sudah ada 10 BTS Tri dari 6.500 BTS yang menggunakan energi hidrogen. “Ke depan kami akan memperbanyak energi hidrogen,” cetus Suresh.

Perkembangan energi alternatif Tri ini agak lambat. Alasan Suresh, karena mempertimbangkan kesiapan logistik, terutama di kawasan yang sulit mendapat tabung hidrogen.

Sementara Indosat mencoba memberdayakan petani biji jarak di sekitar lokasi BTS-nya. Indosat mengoperasikan enam BTS di Alas – Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dengan bahan bakar biodiesel. Energi itu dari hasil olahan perasan biji jarak 250 petani.

Rencananya, Indosat akan membangun 200 unit BTS bertenaga alternatif, dengan target 50 unit BTS setiap tahun. Selain biodeiesel, Indosat juga mengkombinasikan tenaga surya dan tenaga angin. Di Bali, sudah ada 20 BTS Indosat yang masih dalam tahap uji coba menggunakan dua energi alternatif tersebut.

Ponsel Ramah Lingkungan: Semoga Ramah Di Kantong Juga

SELAMA ini para vendor handset banyak menjual kecanggihan barang dagangan mereka. Tapi, kampanye Go Green rupanya membuat para produsen itu memperhatikan faktor lingkungan.

Maka, maraklah ponsel-ponsel ramah lingkungan. Operator pun langsung menyambut ponsel ramah lingkungan tersebut. Salah satunya adalah Indosat yang pekan lalu resmi meluncurkan ponsel Gaya (tenaga surya).

Bundling tersebut merupakan buah kerjasama Indosat dengan Comtiva Technology, produsen ponsel asal Amerika Serikat. Asyiknya, ponsel ramah lingkungan ini harganya sangat terjangkau, yakni Rp 480.000.

Ponsel Gaya tidak kalah dengan ponsel pada umumnya yang bertenaga listrik biasa. Dengan desain yang cukup trendi, ponsel ini tahan goncang dan tahan debu, jadi sangat cocok untuk kegiatan luar. Dari sisi manajemen daya, ponsel ini memiliki automatic charge yang akan mengisi batere jika terkena sinar matahari. Panel surya di belakang handset akan bekerja jika kapasitas batere kurang dari 90%.

Jika membeli ponsel ini, pelanggan akan mendapatkan kartu Mentari. Fiturnya antara lain, setiap akumulasi isi ulang Rp 20.000, pelanggan akan mencicipi bonus 50 SMS, bonus internet 100 menit dan bonus bicara hingga 120 menit. Ponsel Gaya akan beredar di masyarakat umum pada akhir Juli mendatang.

Pada tahap awal, Indosat menyediakan sejumlah 5.000 unit ponsel Gaya. “Hingga akhir tahun 2009, kami berkomitmen menyediakan 50.000 unit,” jelas Group Head Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya.

Produsen mapan memble

Sejatinya, pemain awal produk alternatif ini adalah Samsung dan kemudian Sharp. Belakangan, menyusul vendor asal China Hi-Tech Wealth (HTW). Sementara vendor yang sudah mapan seperti Nokia, Sony Ericsson dan Motorola terkesan adem ayem.

Sebagai pelopor, Samsung langsung mengeluarkan dua jenis ponsel tenaga surya pada Juni lalu. Keduanya adalah seri Samsung E1107 Crest Solar dan Samsung Blue Earth yang berbentuk candy bar.

Pada ponsel Samsung, panel surya bekerja menyerap energi jika ponsel dimatikan. Setiap pengisian ulang selama 1 jam, ponsel bisa memberi tenaga 5 - 10 menit. “Hasil dapat berbeda tergantung pada situasi,” jelas JK Shin, EVP & Head of Mobile Communication Division Samsung Electronics.

Crest Solar menyasar kelas low end. Spesifikasinya, dual band GSM, radio, nada dering MP3, lampu senter, dan mobile tracker. Harganya sekitar US$ 59 (Rp 5,9 juta dengan kurs Rp 10.000 per dolar AS). Sementara Blue Earth, berteknologi layar sentuh dengan material luar dari daur ulang botol air. Sayang, harga Blue Earth dan spesifikasinya belum diketahui.

The Solar Ketai buatan Sharp mempunyai keunggulan tambahan, yakni tahan air. Ponsel ini memiliki sensor ultra violet yang menentukan kapan saatnya harus “berjemur”. Dengan berjemur selama 10 menit, si ponsel bisa kuat dipakai bicara 1 menit atau 2 jam waktu siaga.

HTW menawarkan ponsel berbentuk clamshell ini yang harganya Rp US$ 510 (Rp 5,1 jutaan). Sementara ZTE menawarkan ponsel ramah lingkungan seharga US$ 40 per unit (Rp 4 jutaan).

Operator tak mau kalah

Yang jelas, tak hanya vendor saja yang berlomba menghijaukan diri dengan handset ramah lingkungan, melainkan para operator tak mau kalah. Mereka mencoba Go Green dengan membuat base transceiver station (BTS) menggunakan energi alternatif, mulai dari tenaga biofuel hingga tenaga surya.

Telkomsel misalnya sudah menegakkan 78 BTS dengan energi alternatif ramah lingkungan berupa tenaga surya, tenaga air, dan tenaga angin. Rencananya, Telkomsel akan membangun 4.000 BTS ramah lingkungan lagi, terutama di daerah yang pasokan listriknya terbatas.

Tren penghijauan BTS ini juga menular ke operator lain, seperti XL dengan biofuel, Three dan Axis dengan hidrogen, dan Indosat dengan biodiesel. Tri dan AXIS menyukai hidrogen karena selain hemat memang baik untuk lingkungan.

Kelebihannya, tidak bising, tidak beracun, tidak berbau karena zat buangannya berupa unsur air dan memiliki efisiensi proses yang jauh lebih baik dibanding sistem konvensional.

AXIS memvariasikan hidrogen dan matahari untuk suplai energi BTS-nya. Sebut saja BTS di kawasan Minas Barat, Sumatra Barat dan Deli Serdang Sumatra Utara.

Menurut Direktur Pemasaran AXIS Johan Buse, program penggunaan energi alernatif ini masih proyek percontohan. “Terobosan ini bisa memungkinkan kami untuk membangun BTS di area yang belum kami layani,” katanya.

AXIS juga memperkenalkan sistem hemat energi dan sistem pendingin di semua BTS-nya. Tujuannya, mengurangi penggunaan sumber daya dan emisi CO2. AXIS juga akan memperkenalkan turbin angin untuk memaksimalkan tenaga angin yang tersedia di sebagian wilayah di Indonesia.

Suresh Reddy, Chief Commercial Officer HCPTI -operator Tri- bilang, sejak awal tahun ini sudah ada 10 BTS Tri dari 6.500 BTS yang menggunakan energi hidrogen. “Ke depan kami akan memperbanyak energi hidrogen,” cetus Suresh.

Perkembangan energi alternatif Tri ini agak lambat. Alasan Suresh, karena mempertimbangkan kesiapan logistik, terutama di kawasan yang sulit mendapat tabung hidrogen.

Sementara Indosat mencoba memberdayakan petani biji jarak di sekitar lokasi BTS-nya. Indosat mengoperasikan enam BTS di Alas – Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dengan bahan bakar biodiesel. Energi itu dari hasil olahan perasan biji jarak 250 petani.

Rencananya, Indosat akan membangun 200 unit BTS bertenaga alternatif, dengan target 50 unit BTS setiap tahun. Selain biodeiesel, Indosat juga mengkombinasikan tenaga surya dan tenaga angin. Di Bali, sudah ada 20 BTS Indosat yang masih dalam tahap uji coba menggunakan dua energi alternatif tersebut.

Jakarta, 23 Juli 2009

source:http://weekend.kontan.co.id/index.php/read/xml/gadget/3401/ramah-lingkungan-semoga-ramah-di-kantong-juga

Opini: Penilaian Tingkat Kesiapan (Readiness Level) Penciptaan Lapangan Kerja Ramah Lingkungan (Green Jobs) di Propinsi Daerah Khusus Jakarta

Catatan: Opini ini pertama kali ditulis pada September 2024 oleh Leonard Tiopan Panjaitan, MT, CSRA, GPS Pendahuluan Jakarta sebagai pusat...