"Sarana sanitasi (secara nasional) lebih buruk dari pemenuhan air bersih (layak)," tegas Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas Nugroho Tri Utomo menjawab pertanyaan Media Indonesia seusai acara program hibah air minum di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (4/5).
Ia menjelaskan secara nasional baru 65 persen penduduk di perkotaan dan pedesaan memiliki jamban keluarga. Itu pun masih harus dicermati kelayakan sarana dan prasarananya apakah masih berdekatan dengan sumur atau tidak.
Sedangkan melalui program MDGS 2014 diharapkan terjadi peningkatan menjadi 78 persen penduduk memiliki jamban. Masih tingginya penduduk yang belum memiliki jamban secara layak dan sehat tersebut menjadi perhatian serius pemerintah.
Sehingga program ke depan adalah mencermati secara menyeluruh kualitas sarana dan prasarana terkait hal itu. Sebab, lanjut dia, buruknya sarana jamban keluarga berakibat pada kualitas air bersih di sumur dangkal atau sumur gali yang digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Data di Bappenas menyebutkan sekitar 60 persen-70 persen sumur milik warga tercemar e-coli. Bakteri tersebut berasal dari jamban yang berdekatan dengan sumur.
Tidak hanya itu, kata dia, sebagian besar sungai-sungai di Indonesia juga airnya sudah tercemar e-coli. "Sehingga air sungai di Indonesia tidak layak minum," ujarnya. (BN/OL-04)
04 Mei 2011
No comments:
Post a Comment