Jakarta - Ketersediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi broadband antara wilayah barat dan kawasan timur Indonesia dinilai masih belum merata.
Padahal, menurut Menkominfo Tifatul Sembiring, pembangunan infrastruktur merupakan langkah penting untuk meningkatkan persentase penggunaan telekomunikasi (teledensitas).
Dilihat dari data yang dirilis Depkominfo, teledensitas Indonesia masih terbilang rendah. Penetrasi telepon kabel PSTN baru 3,78%, fixed wireless access (FWA) 7,7, seluler 60,18%, dan Internet masih 13,34%.
"Itu sebabnya kami terus mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah timur agar bisa seimbang dengan ketersediaan infrastruktur di wilayah barat seperti Pulau Jawa dan Sumatra," ujarnya usai peresmian SKKL Jakabare dan Satelit Palapa D di kantor pusat Indosat, Jakarta, Selasa (17/11/2009).
Langkah para operator yang mau membangun infrastruktur broadband di kawasan timur dinilai sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan teledensitas melalui peningkatan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi.
Operator yang akan lebih dulu memulai pembangunan backbone di kawasan timur Indonesia adalah Telkom melalui pembangunan tahap pertama Palapa Ring dengan nama Mataram-Kupang Cable System. Pembangunan yang menelan biaya Rp 500 miliar ini mencakup rute Mataram-Kupang, Manado-Sorong, dan Fakfak-Makassar sepanjang 1.041 kilometer.
Sedangkan Indosat baru saja mengoperasikan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakabare yang akan menghubungkan Indonesia dengan Singapura dan Satelit Palapa D. Jakabare merupakan jaringan kabel laut sepanjang lebih dari 1.300 kilometer, meliputi pulau Jawa, Kalimantan, Batam, dan Singapura.
Sementara Satelit Palapa-D yang diluncurkan dari Xichang, China pada 31 Agustus lalu sudah diserahterimakan oleh kontraktor pada Indosat 28 Oktober lalu. Satelit Palapa-D menelan investasi sebesar US$ 220 juta dan diperkirakan akan break event point alias impas setelah tujuh tahun mengangkasa.
Tifatul berharap, pembangunan infrastruktur tak hanya melalui jalur Singapura dan Malaysia saja. Ia meminta operator juga akan mulai membuka jalur internasional melalui Hong Kong.
( rou / faw )
Selasa, 17 November 2009
Source:http://www.detikinet.com/read/2009/11/17/181800/1243591/328/pembangunan-broadband-harus-merata
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...
-
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk menghentikan masuknya produk kayu dari hasil p...
No comments:
Post a Comment