Friday, December 3, 2010

Penyerang Wikileaks Sebut Dirinya "Hacktivist"

RAHASIA - Kalimat dalam dokumen diplomatik yang dirilis WikiLeaks dan menunjukkan Amerika Serikat memiliki senjata nuklir di Eropa, tepatnya di Jerman, Belanda dan Belgia.

Seseorang yang menyebut dirinya sebagai hacktivist (hacker + activist?) mengaku sebagai pelaku serangan terhadap situs web kontroversial Wikileaks. Sejak situs tersebut mengumumkan akan mengungkapkan lebih dari 250.000 dokumen rahasia milik Pemerintah AS, dua kali serangan jenis DDoS terjadi.

Serangan pertama terjadi beberapa jam sebelum dokumen-dokumen sensitif itu diunggah ke subdomain baru htttp://cablegate.wikileaks.org, Minggu (28/11/2010). Serangan DDoS kedua yang lebih masif dilaporkan terjadi Selasa (30/11/2010).

"Www.wikileaks.org - Tango Down - karena berusaha membahayakan kehidupan pasukan kita, 'aset lain', & hubungan luar negeri # WikiLeaks # gagal," tulis pengguna Twitter dengan nama @th3j35t3r dalam bahasa Inggris. Ia pun meledek sumber informasi Wikileaks dengan mengatakan, "Jika saya salah satu sumber Wikileaks saat ini, saya akan sedikit cemas. Jika mereka tidak dapat melindungi situsnya, bagaimana mereka melindungi sumbernya."

Bukan kali pertama Jester melakukan serangan untuk melumpuhkan situs web. Sebelumnya, ia juga mengaku telah melumpuhkan situs-situs yang disebutnya propaganda teroris. Jester menyebut dirinya hacktivist untuk kebaikan. Menghalangi jalur komunikasi untuk teroris, simpatisan, penyumbang, fasilitator, rezim yang menindas, dan orang buruk lainnya. Dalam video yang dimuat di blog-nya, ia mengaklaim sebagai mantan anggota militer—tanpa menyebutkan kesatuannya—dan sempat bertugas di Timur Tengah.

01 Desember 2010
Source:http://tekno.kompas.com/read/2010/12/01/10234219/Penyerang.Wikileaks.Sebut.Dirinya.Hacktivist

No comments:

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...