Wednesday, September 8, 2010

ITU Desak RIM Buka AKses Informasi Kepada Semua Negara

Semua pemerintah dan negara yang memerangi terorisme berhak menuntut kepada pembuat BlackBerry untuk memberikan akses informasi pengguna BlackBerry, ungkap Kepala Badan Telekomunikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pejabat tersebut menyatakan bahwa RIM harus mengizinkan semua lembaga penegak hukum untuk mengakses data pelanggannya, semua pemerintahan di seluruh dunia memiliki hak yang sah untuk mengupayakan keamanan yang tak boleh diabaikan.

Sekeretaris Jenderal International Telecommunication Union, Hamadoun Toure, dilansir TheStar.com (2/9/2010) menyatakan bahwa semua pemerintah yang melakukan perang melawan teroriosme memiliki hak untuk menuntut akses ke data informasi pengguna BlackBerry yang berbasis di Waterloo, Ontario Kanada.

"Tuntutan-tuntutan tersebut memiliki dasar yang kokoh," ujarnya kepada Associated Press pada Rabu (1/9/2010)." Sehingga dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan sektor privat dalam menangani isu-isu keamanan.

RIM telah menyatakan akan mematuhi semua ketentuan hukum, namun tidak dapat memberikan informasi teks semua email yang dikirimkan melalui layanan korporat RIM, yang didisain berdasarkan keamanan komunikasi.

ITU memang tidak memiliki kekuatan sebagai regulator, tetapi pernyataan Toure menjadi barometer sentimen 192 negara anggota ITU, yang berharap agar Toure kembali terpilih kembali pada pemilihan untuk periode kedua pada akhir tahun ini.

Setidaknya ada 5 negara anggota ITU - India, Indonesia, Liabnon, Saudi Arabia dan United Arab Emirates- yang telah mempertimbangkan pemblokiran beberapa layanan BlackBerry tertentu terkait sistem enkripsi yang sangat ketat pada perangkat BlackBerry dan berpotensi disalahgunakan untuk menggelapkan aktivitas terorisme dan kriminal.

Isu ini memang tak sepenuhnya disambut gembira. Bagi kelompok kemerdekaan sipil tekanan terhadap BlackBerry tak disambut baik, faktanya menurut kelompok ini, tekanan terhadap RIM lebih banyak dimotori oleh pemerintah-pemerintah yang otoriter dan tak mampu memantau warganya yang menggunakan BlackBerry.

Tentu saja pendapat ini tidaklah tepat sebab penentangan terhadap teknologi RIM juga datang dari Jerman dan Uni Eropa.

Berbagai pemerintahan di Amerika Serikat dan negara-negara lain tak memiliki masalah dengan teknologi enkripsi. Email masih dapat diselidiki malalui jalur-jalur legal, misalnya melalui surat perintah pengadilan untuk memeriksa server-server korporat milik perusahaan-perusahaan pengguna BlackBerry.

Namun solusi semacam ini belum memuaskan banyak pejabat di Asia dan Timur Tengah, yang telah mengajukan tuntutan agar RIM melakukan modifikasi sehingga mereka dapat melakukan akses penuh terhadap semua email BlackBerry saat ditransmisikan.

RIM telah menegaskan bahwa sistemnya dirancang untuk menangkal siapapun kecuali pelanggannya dari komunikasi yang dideskripsi.

Perwakilan RIM di London belum menanggapi permintaan Toure tersebut.

(Martin Simamora)

Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/09/itu-desak-rim-buka-akses-informasi.html
07 Sep 2010

No comments:

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...