Dampaknya adalah kenaikan harga, merugikan produsen di negara berkembang
MELBOURNE, Australia, 5 Agustus (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- "Berbagai upaya oleh serikat buruh, industri dan kelompok pemerhati lingkungan yang punya kepentingan pribadi untuk memperkenalkan pembatasan dagang tisu toilet akan menaikkan biaya hidup warga biasa Australia," kata Tim Wilson, Direktur Unit Kekayaan Intelektual dan Perdagangan Bebas di Lembaga Urusan Publik hari ini.
(Logo: http://www.newscom.com/cgi-bin/prnh/20100804/DC46284LOGO)
(Logo: http://photos.prnewswire.com/prnh/20100804/DC46284LOGO)
Komentar Bapak Wilson menyusul penerbitan makalah baru, Green Excuses: Collusion to Promote Protectionism? http://sustainabledev.org/wp-content/uploads/2010/08/100805-REPORT-Green-excuses-Collusion-to-promote-protectionism.pdf yang mengkaji pesan dan aktivitas industri, serikat buruh dan kelompok pemerhati lingkungan yang kian konsisten untuk menggunakan pembenaran lingkungan bagi Australia untuk memperkenalkan kembali upaya perlindungan (proteksionisme).
"Kelompok pemerhati lingkungan, industri dan serikat buruh di manca negara berkolusi untuk mengusulkan upaya perlindungan lingkungan yang akan meningkatkan biaya hidup. Itu tampaknya akan terjadi di Australia," kata Bapak Wilson.
"Kelompok lingkungan menginginkan lebih sedikit hutan di negara berkembang. Industri menginginkan upaya perlindungan lingkungan untuk memotong jumlah impor yang bersaing. Serikat buruh menginginkan proteksionisme hijau untuk menghentikan impor guna menjamin para pekerja tetap memperoleh pekerjaan dengan gaji tinggi. Namun itu semua akan memerlukan biaya untuk konsumen."
Contoh-contohnya mencakup:
- Kampanye Wake Up Woolworths!, yang terutama didanai oleh CFMEU untuk menyuruh Woolworths berhenti menggunakan impor Asia Pulp & Paper dalam produk tisu merek pribadi Selectnya.
- Tindakan hukum yang diambil olah pabrikan tisu untuk memberlakukan pembatasan dagang terhadap impor diberlakukan.
- CFMEU menyumbangkan $28.000 kepada Divisi Australia Selatan Partai Buruh Australia pada saat Partai itu mengumumkan akan melarang impor kayu tertentu.
"Dampak proteksionisme selalu sama - kepentingan pribadi industri membuat laba yang lebih besar dari konsumen karena tekanan yang kurang kompetitif."
"Dalam tiga puluh tahun terakhir Australia telah meruntuhkan dinding proteksionismenya. Serikat buruh, industri dan kelompok lingkungan sekarang mencoba menggunakan argumen lingkungan untuk menegakkannya kembali."
"Berbagai upaya untuk mendesak proteksionisme merupakan peringatan bahwa industri tidak selalu ramah terhadap perusahaan bebas," ujar Bapak Wilson.
Green Excuses: Collusion for Promote Protectionism?http://sustainabledev.org/wp-content/uploads/2010/08/100805-REPORT-Green-excuses-Collusion-to-promote-protectionism.pdf
terdapat di
http://www.sustainabledev.org & http://www.ipa.org.au
Video yang membahas kesimpulan laporan tersebut terdapat di http://www.sustainabledev.org
SUMBER: Lembaga Urusan Publik
MELBOURNE, Australia, 5 Agustus (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) -- "Berbagai upaya oleh serikat buruh, industri dan kelompok pemerhati lingkungan yang punya kepentingan pribadi untuk memperkenalkan pembatasan dagang tisu toilet akan menaikkan biaya hidup warga biasa Australia," kata Tim Wilson, Direktur Unit Kekayaan Intelektual dan Perdagangan Bebas di Lembaga Urusan Publik hari ini.
(Logo: http://www.newscom.com/cgi-bin/prnh/20100804/DC46284LOGO)
(Logo: http://photos.prnewswire.com/prnh/20100804/DC46284LOGO)
Komentar Bapak Wilson menyusul penerbitan makalah baru, Green Excuses: Collusion to Promote Protectionism? http://sustainabledev.org/wp-content/uploads/2010/08/100805-REPORT-Green-excuses-Collusion-to-promote-protectionism.pdf yang mengkaji pesan dan aktivitas industri, serikat buruh dan kelompok pemerhati lingkungan yang kian konsisten untuk menggunakan pembenaran lingkungan bagi Australia untuk memperkenalkan kembali upaya perlindungan (proteksionisme).
"Kelompok pemerhati lingkungan, industri dan serikat buruh di manca negara berkolusi untuk mengusulkan upaya perlindungan lingkungan yang akan meningkatkan biaya hidup. Itu tampaknya akan terjadi di Australia," kata Bapak Wilson.
"Kelompok lingkungan menginginkan lebih sedikit hutan di negara berkembang. Industri menginginkan upaya perlindungan lingkungan untuk memotong jumlah impor yang bersaing. Serikat buruh menginginkan proteksionisme hijau untuk menghentikan impor guna menjamin para pekerja tetap memperoleh pekerjaan dengan gaji tinggi. Namun itu semua akan memerlukan biaya untuk konsumen."
Contoh-contohnya mencakup:
- Kampanye Wake Up Woolworths!, yang terutama didanai oleh CFMEU untuk menyuruh Woolworths berhenti menggunakan impor Asia Pulp & Paper dalam produk tisu merek pribadi Selectnya.
- Tindakan hukum yang diambil olah pabrikan tisu untuk memberlakukan pembatasan dagang terhadap impor diberlakukan.
- CFMEU menyumbangkan $28.000 kepada Divisi Australia Selatan Partai Buruh Australia pada saat Partai itu mengumumkan akan melarang impor kayu tertentu.
"Dampak proteksionisme selalu sama - kepentingan pribadi industri membuat laba yang lebih besar dari konsumen karena tekanan yang kurang kompetitif."
"Dalam tiga puluh tahun terakhir Australia telah meruntuhkan dinding proteksionismenya. Serikat buruh, industri dan kelompok lingkungan sekarang mencoba menggunakan argumen lingkungan untuk menegakkannya kembali."
"Berbagai upaya untuk mendesak proteksionisme merupakan peringatan bahwa industri tidak selalu ramah terhadap perusahaan bebas," ujar Bapak Wilson.
Green Excuses: Collusion for Promote Protectionism?http://sustainabledev.org/wp-content/uploads/2010/08/100805-REPORT-Green-excuses-Collusion-to-promote-protectionism.pdf
terdapat di
http://www.sustainabledev.org & http://www.ipa.org.au
Video yang membahas kesimpulan laporan tersebut terdapat di http://www.sustainabledev.org
SUMBER: Lembaga Urusan Publik
No comments:
Post a Comment