Wednesday, September 30, 2009

Kemarau Baru Selesai November 2009

Petani Memilih Tak Olah Lahan

Musim kemarau di wilayah Cirebon dan sekitarnya tahun ini diperkirakan baru berakhir bulan November. Kemarau yang memicu suhu udara tinggi, kekeringan, dan potensi kebakaran hutan itu menimbulkan konsekuensi mundurnya musim tanam padi di pantura Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. Sawah di sejumlah daerah itu baru bisa ditanami akhir 2009 atau malah awal 2010.

Kepala Badan Meteorologi Jatiwangi, Majalengka, Eko Sunaryo, Senin (28/9), mengungkapkan, suhu udara di Wilayah III Cirebon rata-rata 37 derajat celsius. Suhu itu diprediksi tidak akan banyak berubah hingga musim hujan tiba pertengahan November 2009. "Dalam kondisi suhu tinggi, kebakaran hutan atau puting beliung berpotensi terjadi, bahkan kebakaran permukiman sekalipun," katanya.

Angin puting beliung berpotensi muncul di daerah dengan hamparan tanah datar luas, seperti Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka. Kedatangannya juga tidak bisa diprediksi. Sementara kebakaran hutan hampir selalu terjadi di Gunung Ciremai yang masuk wilayah Kuningan dan Majalengka serta hutan jati di Indramayu. Potensi kebakaran makin besar karena kemarau tahun ini kerap disertai tiupan angin kencang.

Berdasarkan data tahun 2006, kemarau panjang waktu itu menyebabkan kebakaran besar di Ciremai dan menghanguskan 1.450 hektar hutan. Adapun kebakaran pada 2008 terjadi di Desa Pasawahan, Kuningan, dan menyebabkan tidak kurang dari 150 hektar hutan hangus. Kebakaran itu juga menghanguskan sebagian tanaman pelindung yang baru berumur setahun.

Di Indramayu, kebakaran hutan biasanya melanda hutan jati dan kayu putih milik Perum Perhutani di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan Indramayu. Sepanjang musim kemarau tahun ini tercatat luas hutan yang terbakar sedikitnya 180,51 hektar.

Lahan tidur

Sejumlah petani di Cirebon hingga kini membiarkan lahan mereka tidur karena tidak bisa ditanami palawija, apalagi padi, akibat kekurangan air. Mereka memilih menunggu datangnya musim hujan pada akhir tahun.

Casmadi (39), petani dari Desa Kedongdong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, mengaku tidak ada air meskipun daerahnya termasuk daerah beririgasi. Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun, ia hanya bisa panen setahun dua kali. Bahkan, jika sedang benar-benar tidak beruntung, panen hanya setahun sekali. Meski demikian, kondisi tahun ini sedikit lebih baik karena musim hujan mundur hingga Juni. Tak pelak ada tanaman musim kemarau yang bisa dipanen.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Cirebon Ali Efendi mengatakan, selama lima tahun ini telah terjadi pergeseran musim. Lima tahun lalu musim kemarau berakhir Oktober, tetapi kini November. Senada dengan Eko, Ali juga memprediksi masa tanam 2009 baru berlangsung pada akhir 2009 atau awal 2010. Menurut Ali, kondisi tersebut masih relatif baik karena kemarau tidak sampai akhir tahun atau awal 2010 akibat El Nino.

Soal kondisi lahan, ia menambahkan, hanya lahan di daerah tertentu yang bisa tanam tiga kali setahun karena dekat dengan mata air. Selain itu, petani biasanya menanam palawija pada musim seperti ini. (nit)

Selasa, 29 September 2009 | 12:00 WIB

Cirebon, Kompas -  http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/29/12004517/kemarau.baru.selesai.november.

No comments:

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...