Uang elektronik alias e-money masih terus berkembang dan diminati masyarakat. Tingginya minat itu bisa dilihat dari jumlah kartu atau instrumen yang menjadi sarana e-money.
Berdasarkan data yang KONTAN peroleh, jumlah penerbitan instrumen e-money sampai Januari 2010 mencapai 3,1 juta kartu atau meningkat 7% dalam sebulan. Per akhir 2009, jumlah e-money masih 2,9 juta kartu.
Adapun peningkatan jumlah instrumen e-money secara year on year melesat 438,19% dari 576.000 pada Januari 2009 menjadi 3,1 juta per Januari 2010. Artinya, terjadi peningkatan sebanyak 2,52 juta instrumen e-money dalam waktu setahun.
Menurut Aribowo, Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), peningkatan jumlah instrumen terbesar masih berasal dari dua bank. "Bank Mandiri dan Bank Mega ," katanya kepada KONTAN, Senin (15/3).
Ia menambahkan, kebutuhan masyarakat terhadap transaksi yang aman dan mudah menjadi penyebab peningkatan jumlah kartu e-money tersebut.
Sayang, meski jumlah instrumen meningkat, selama sebulan itu transaksi e-money justru mengalami penurunan. Sebagai erbandingan, per akhir Desember 2009 nilai transaksi e-money mencapai Rp 64,7 miliar, sementara di akhir Januari 2010 nilainya hanya Rp 57,2 miliar, atau menurun sekitar 12%.
Penurunan ini terjadi karena volume transaksinya turun 0,68% dari 2,9 juta transaksi di akhir bulan Desember 2009 menjadi 1,99 juta transaksi per akhir Januari 2010.
Menurut Ariwibowo, sepanjang Januari 2010 rata-rata nilai per transaksi e-money hanya sebesar Rp 29.000 dengan rata-rata penggunaan transaksi sebanyak satu kali.
Selain itu, jumlah dana yangg tersisa di dalam kartu (float) yang masih digunakan juga menurun. Per Januari 2010, nilai dana float turun 1% bila dibandingkan akhir Desember 2009, yakni dari Rp 75,6 miliar menjadi Rp 74,6 miliar. "Secara industri, rata-rata dana yang tersimpan pada satu instrumen e-money sebesar Rp 24.000," tutur Aribowo.
Sebaliknya, dari sisi jumlah pihak rekanan penerbit kartu alias merchant, menunjukkan peningkatan sebesar 5% dalam sebulan. Jumlahnya menjadi 3.050 merchant. "Jumlah terminal transaksi juga mengalami kenaikan dari 23.120 terminal menjadi 23.572 terminal," terang Aribowo.
Menurut Direktur Ritel Bank Mega Kostaman S. Thayib, penerbit kartu bisa memperoleh dua keuntungan dari bisnis e-money ini, yaitu komisi dan dana float.
Dari e-money, selain komisi, bank bisa memperoleh bunga dari dana float. "Float fund ini merupakan dana murah bagi bank atau si penerbitnya," ujarnya.
Hingga kini, jumlah penerbit e-money terdiri dari sembilan penerbit, yang terdiri dari 5 bank dan 4 lembaga selain bank. Beberapa bank yang menerbitkan e-money seperti Bank Mandiri, Bank Mega dan Bank Central Asia (BCA). Sedangkan lembaga selain bank adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Indosat, dan PT Skyseb.
17 Maret 2010
Source:http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/keuangan/32214/Jumlah-E-Money-Naik-Transaksi-Turun
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sangat sepakat mengenai ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk membuat standarisasi sistem pembayaran pada...
-
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk menghentikan masuknya produk kayu dari hasil p...
No comments:
Post a Comment