Demikian disampaikan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta di Jakarta, Senin (24/8).
Dia menjelaskan, lapangan kerja baru itu cukup untuk menampung angkatan kerja baru yang pada 2010 diperkirakan mencapai 1,8 juta orang. Namun, belum dapat ditampung sisa penganggur yang sudah ada. Oleh karena itu, penganggur masih akan mencapai 9,1 juta orang.
”Itu setara dengan tingkat pengangguran 8 persen terhadap angkatan kerja. Lebih rendah dibandingkan dengan 2009, yakni lebih dari 8 persen,” ujar Paskah.
Anggota Komisi XI DPR, Dradjad H Wibowo, mempermasalahkan angka penyerapan tenaga kerja dari setiap persen pertumbuhan ekonomi yang diungkapkan pemerintah. Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi bisa menciptakan 700.000 lapangan kerja baru.
”Pemerintah perlu menjelaskan, apakah lapangan kerja yang tercipta itu cukup berkualitas. Jangan sampai angka penyerapan itu termasuk lapangan kerja sektor informal,” kata Dradjad.
Kepala BPS Rusman Heriawan menjelaskan, dalam jangka panjang, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan menciptakan 400.000 lapangan kerja baru. Namun, setiap tahun selalu ada tantangan yang muncul dari sisi pasokan dunia kerja dan lapangan kerja, terutama di sektor pendidikan.
Pendidikan, kata Rusman, bisa berdampak pada peningkatan angkatan kerja jika akses ke pendidikan sangat sulit. Namun, jika dunia pendidikan memberikan peluang lebih banyak, angkatan kerja bisa ditekan.
”Dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen, lapangan kerja baru yang tercipta mencapai 2 juta. Padahal, angkatan kerjanya selalu ada pada kisaran 2 juta-2,4 juta per tahun,” tutur Rusman.
Dengan demikian, lanjutnya, itu berarti, jika kebijakan yang dilakukan biasa saja, tidak ada tambahan program yang projob (berorientasi menyerap tenaga kerja), tingkat pengangguran 2010 tidak akan berkurang signifikan. ”Karena angkatan kerja barunya bertambah lebih besar,” ujar Rusman.
Selasa, 25 Agustus 2009 | 04:20 WIB
Jakarta, Kompas -
No comments:
Post a Comment