Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendata kekayaan intelektual atas pengembangan dan riset berbagai jenis tanaman yang ada di kebun raya. Bunga picis kecil atau Hoya lacunosa menjadi contoh tanaman bunga hias yang diprioritaskan mendapatkan perlindungan varietas tanaman dari negara layaknya paten.
”Perolehan hak atas kekayaan intelektual pada jenis tanaman tertentu berarti menghargai perisetnya. Selain itu, juga memberi kontribusi perlindungan ekonomi bagi negara ketika tanaman tersebut dibudidayakan dan menjadi komoditas perdagangan internasional,” kata Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bambang Subiyanto, Selasa (25/8).
Bambang ketika dihubungi sedang berada di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, untuk memberikan sosialisasi mengenai pentingnya pendataan jenis tanaman yang berpotensi ekonomi. Sosialisasi juga akan dilanjutkan di kebun raya lainnya, seperti Kebun Raya Bedugul, Bali.
Beberapa kebun raya yang dikelola LIPI saat ini meliputi Kebun Raya Bogor, Cibodas, Purwodadi, dan Bedugul.
Berdasarkan riset Sri Rahayu dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor di bawah LIPI, jenis tanaman hias hoya itu berbunga sepanjang tahun, kecuali pada Mei-Juni. Pembentukan bunga secara majemuk dan bertandan ini berlangsung cukup lama 4-5 minggu.
Satu tandan menghasilkan belasan bunga yang tumbuh secara berurutan. Saat satu kuncup bunga mekar dapat bertahan selama tiga sampai empat hari kemudian layu. Selama mekar bunga mengeluarkan nektar berwarna kuning dan menimbulkan aroma harum.
”Jenis bunga ini berpotensi untuk dibudidayakan. Hak atas kekayaan intelektual yang diupayakan sekarang menjadi perlindungan dari negara ketika bunga ini menjadi komoditas ekspor,” kata Bambang. (NAW)
Rabu, 26 Agustus 2009 | 03:53 WIB
Jakarta, Kompas - http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/26/03531467/lipi.menda
No comments:
Post a Comment