Monday, October 19, 2009

BTDC Melakukan Pemulihan Terumbu Karang


Adanya kesadaran terhadap kondisi terumbu karang, Bali Tourism Development Corporation (BTDC), sebagai pengelola kawasan resor Nusa Dua, melakukan inisiatif pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan pantai setempat.

"Pemulihan ekosistem terumbu karang yang telah terdegradasi itu dilakukan lewat program restorasi di lokasi terumbu karang pesisir Nusa Dua," kata pimpinan proyek, Pariama Hutasoit di Denpasar, Sabtu (17/10).

Kegiatan restorasi sebenarnya telah diawali dengan penelitian struktur ekologi komunitas karang dan ikan karang di kawasan pesisir Nusa Dua, sejak awal Juli 2009.

Kemudian dilanjutkan kegiatan restorasi karang dengan membuat media karang buatan (artificial reef), yang didesain secara khusus menyesuaikan kondisi perairan Nusa Dua.

"Sebanyak 14 struktur artificial reef yang diberi nama Submarine Reef, telah ditempatkan di lokasi terumbu yang rusak di Nusa Dua, pada 6 Oktober lalu. Dua struktur lagi akan ditempatkan 20 Oktober, bersamaan dengan kegiatan Nusa Dua Fiesta 2009," katanya.

Penggunaan terumbu karang buatan itu diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kompleksitas topografi secara cepat, substrat yang stabil bagi karang dan avertebrata lainnya, tempat penyelaman dan snorkeling alternatif untuk mengalihkan tekanan dari terumbu alami.

Penempatan media Fish Agregation Device diharapkan dapat menarik keberadaan ikan, sehingga secara langsung akan memperbanyak jenis-jenis ikan yang ada di kawasan terumbu karang Nusa Dua.

"Tujuan kami melakukan restorasi untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang yang telah terdegradasi. Ini adalah bentuk komitmen kami pada pelestarian lingkungan yang diharapkan didukung berbagai pihak, baik pengusaha, turis, nelayan, dan juga aparat keamanan pantai," komentar Direktur Utama BTDC, I Made Mandra.

Sementara Nyoman Sayun, ketua KUD Merta Segara Samuh, Nusa Dua mengatakan, kondisi terumbu karang Nusa Dua kini di bawah ancaman serius. Hal itu disebabkan masih terjadinya praktek perikanan merusak, seperti penggunaan pottasium sianida dan pembuangan jangkar ke karang, baik oleh kapal nelayan maupun kapal wisata.

Kondisi tersebut dikhawatirkan akan semakin merusak habitat terumbu karang Nusa Dua yang tinggal sedikit itu. "Kami sangat mendukung program ini dan berharap dengan adanya restorasi karang, praktek merusak tersebut tidak terjadi lagi," ucapnya.

Pihaknya telah lama memikirkan agar kawasan pesisir Nusa Dua dilindungi dengan payung hukum dan dibuatkan zonasi, sehingga keberadaan terumbu karang tetap terjaga.

Upaya perlindungan tersebut, selain untuk melindungi aset wisata bahari, juga akan dapat menjamin ketersediaan ikan bagi masyarakat pesisir Nusa Dua.

Hal itu mengingat di masa lalu habitat terumbu karang di Nusa Dua terdapat banyak ikan, dan nelayan lokal tidak perlu memancing di lokasi yang jauh.

"Namun sekarang, kondisinya sudah jauh berubah. Dulu saya bisa menangkap tongkol di Nusa Dua, tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ucap Sayun


SABTU, 17 OKTOBER 2009 | 14:14 WIB





No comments:

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...