BNI go green? Wow..emangnya bisa? Inilah pertanyaan yang sering kita dengar baik disampaikan oleh kalangan pegawai sendiri maupun oleh orang luar. Jawabannya adalah mengapa tidak bisa? Dimulai sejak era Dirut Sigit Pramono, momen bersejarah dimulai ketika tanggal 15 Desember 2005, BNI menandatangani kesepakatan dengan UNEP-FI (salah satu organ PBB dengan singkatan United Nation Environment Programme for Finance Initiative) untuk menerapkan bisnis dan investasinya dengan memperhatikan keberlanjutan (sustainability) dan kelestarian lingkungan.
Bahkan setelah ini, pada Desember 2007 BNI juga dipercaya sebagai official bank dalam Konferensi Tingkat Tinggi PBB Perubahan Iklim (United Nations – Climate Change Conference), di Bali. Mengapa BNI perlu melakukan pendekatan bisnis berwawasan lingkungan? Karena ternyata di balik isu-isu lingkungan terpendam besarnya potensi pembiayaan bank dalam menghadapi isu ini. Beberapa isu besar dalam perubahan iklim, diantaranya emisi gas rumah kaca, peningkatan karbon, krisis energi dan peningkatan permukaan air laut. Selain berperan di UNCCC 2007, BNI juga ditunjuk lagi oleh PBB menjadi official bank pada Konferensi Kelautan Dunia (WOC) di Manado bulan Mei 2009. Apa yang diminta oleh PBB pada beberapa kali kesempatan dapat menjadi inspirasi lembaga lainnya dan tentunya masyarakat luas bahwa komitmen BNI telah diakui sebagai layaknya sebuah prestasi yang tidak diklaim oleh internal bank tapi mendapatkan pengakuan dari pihak luar bahkan internasional.
Bahkan pada tanggal 02 Juli 2009 lalu, BNI berkomitmen lagi menjadi satu-satunya bank dalam negeri yang akan mendukung proyek Clean Development Mechanism (CDM). CDM merupakan program yang diluncurkan pada Perjanjian Kyoto untuk memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang mampu menurunkan tingkat emisi karbon.
Inspirasi Hijau: Produk KPR
Mau bukti? Ini bisa kita lihat dari produk KPR BNI Griya yang menerapkan konsep hijau dan asri bagi perumahan-perumahan yang didanai oleh BNI. Konsep BNI Griya juga melibatkan partisipasi beberapa pihak seperti kalangan developer (jumlahnya mencapai 1.000 developer) dan ikatan arsitek Indonesia. BNI juga membuat Buku panduan hijau yang memuat kiat-kiat praktis dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dilakukan dalam mengupayakan hidup lebih sehat dan nyaman, tetapi juga berdampak besar dalam mencegah perubahan iklim yang sedang terjadi.
Salah satu informasi dalam buku panduan hijau ini adalah bahwa ternyata perumahan dan berbagai bangunan lainnya merupakan sumber emisi gas rumah kaca. Bangunan menyumbang 7,9% emisi global gas rumah kaca dan jika faktor penggunaan listrik dimasukkan, angka ini membengkak menjadi 33% dari total emisi global pada tahun 2004. Ini disebabkan konsumsi energi bangunan begitu besar terutama untuk aktifitas operasional seperti penggunaan AC, penerangan, pemanas air atau peralatan berbasis listrik. Maka dari itu untuk menekan emisi gas rumah kaca ini adalah dengan meningkatkan efisiensi energi pada bangunan. Menurut UNEP Sustainable Construction and Building Initiative, bangunan mengkonsumsi sekitar 30-40% dari total energi global. Dengan menggunakan teknologi yang ada dan dalam waktu singkat, konsumsi energi bangunan baru maupun lama dapat dipotong 30-50% tanpa peningkatan biaya investasi yang nyata (Sumber: UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).
Inspirasi Hijau: Layanan paperless e-billing BNI
Selain untuk perumahan dalam skema pembiayaan KPR, ternyata inspirasi hijau BNI juga menular kepada pemegang kartu kredit BNI. Melalui fasilitas e-billing (tagihan dikirimkan ke nasabah via e-mail dalam bentuk file pdf) dan billing two in one (tagihan visa dan master yang beralamat sama digabungkan dalam satu amplop) maka BNI juga melakukan efisiensi kertas dan mengurangi emisi karbon. Mengapa demikian? Karena BNI Card Center saja setiap bulan rata-rata mencetak sebanyak 600.000 kertas lembar tagihan atau sama dengan 1200 rim kertas A4 (1 rim = 500 lembar). Sementara 1 (satu) batang pohon berusia 5 tahun setara dengan 1 rim jenis kertas A4. Melalui e-billing dan billing two in one tersebut, BNI dapat menghemat secara total sebesar 80 rim kertas A4 per bulan (7% dari kebutuhan bulanan). Dengan kata lain, secara sustainability BNI telah menghemat sebanyak 80 pohon per bulan atau 960 pohon per tahun! Bahkan untuk billing two in one BNI juga mengurangi efek emisi karbon dari kendaraan kurir BNI karena mereka tidak harus bolak-balik mengirimkan lembar tagihan ke alamat yang sama.
Inspirasi untuk Hijaunya Negeri
Selain hal-hal di atas BNI juga terlibat aktif dalam penanaman pohon di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu bukankah karya-karya BNI demi lingkungan dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia dan bagi masyarakat khususnya nasabah BNI? Andalah yang berhak menilainya.
Penulis: Leonard Tiopan Panjaitan/NPP: 23348, email: leonardpanjaitan@gmail.com
No comments:
Post a Comment