Sekam padi yang biasanya dibakar di tempat atau ditumpuk untuk dijadikan pupuk dikumpulkan dan dibawa ke PLTS. Tentu saja sekam yang sudah menyampah ini akan dihargai dengan uang. Sekam yang dibakar akan menghasilkan panas yang bisa digunakan untuk membangkitkan tenaga PLTS. Nah, abu sebagai hasil pembakaran ternyata tidak terbuang percuma. Ada pabrik semen yang siap menadahi abu ini untuk dijadikan bahan campuran semen yang ramah lingkungan dan murah. Ramah lingkungan sebab pembuatan semen saat ini menghasilkan tahi arang (clinker). Menurut Bank Dunia, tahi arang menyumbang sekitar 4% dan total emisi gas rumah kaca.
Tak ada teknologi canggih di sini. Hanya pembangkit yang menggunakan turbin bertenaga uap yang dirancang untuk membakar sekam. Sebenarnya mirip dengan pembangkit listrik tenaga gas atau batubara. Meski begitu, PLTS yang ada di Thailand diperkirakan akan menghemat sekitar 88.000 ton batubara atau 59 juta liter bahan bakar mmnyak.
Pengembang PLTS ini, AT Biopower, sedang mengerjakan empat buah PLTS senilai AS $ 27 juta (sekitar Rp 270 miliar) yang berlokasi di Thailand bagian tengah. Sedangkan di Bali kapasitas yang terpasang sekitar 22 Megawatt dan diperkirakan akan beroperasi akhir tahun ini. Kapasitas sebesar itu dapat digunakan untuk memasok listrik bagi sekitar 60.000 rumah tangga.
PLTS di Thailand, yang berlokasi di Provinsi Pichit, akan membutuhkan sekitar 150.000 ton sekam setahunnya. Untuk memenuhi sekam sebanyak itu mereka telah menandatangani 100 buah kontrak dengan petani lokal. Prospek serupa juga tenjadi di Bali. “Akan ada pekerjaan tambahan,” ujar Pandu Sjahrir dari Syahrir Securities, perusahaan berbasis di Jakarta yang membantu pengembangan PLTS di Bali. Ia menjelaskan lebih rinci bahwa akan ada pengepul sekam, PLTSnya sendiri membutuhkan karyawan, dan petani yang memperoleh pendapatan tambahan.
Dan listrik yang dijual ke PLN, PLTS Bali ini berharap menangguk pemasukan sekitar Rp 96 miliar setahun. Sedangkan abu yang dihasilkan nantinya akan dijual ke perusahaan semen dengan nilai sekitar 4,6 miliar setahun. PLST Pichit malahan sudah memperoleh kesepakatan dengan perusahaan semen di sana untuk membeli abu harus
Hasil pembakaran sekam
Hasil lainnya dan PLTS ialah pengurangan gas karbon dioksida (CO). Diperkirakan akan ada 80.000 ton pengurangan gas CO, Jika diuangkan, ini setara dengan sekitar Rp 8 miliar.
Mudah-mudahan ide PLTS ini bisa memberi pencerahan bagi daerah yang merupakan lumbung padi untuk memanfaatkan sekamnya. Kalau sudah begitu, tak perlulah listrik byar-pet atau terkena oglangan. Ini juga membantu kampanye hemat energi pemerintah. (TST/YdS)
Sumber : INTISARI No.506 / September 2005
Rubrik HALAMAN HIJAU, hlm 122 - 123
No comments:
Post a Comment