Kelompok yang disebut Forum Ekonomi-ekonomi Besar (MEF) itu bermaksud membantu membuat perjanjian baru untuk menahan laju pembuangan gas rumah kaca, guna menggantikan Prokokol Kyoto saat perjanjian itu habis berlakunya pada 2012.
Pertemuan ketiga kelompok diputuskan ketika pembicaraan iklim di seluruh dunia macet, sebelum pertemuan puncak besar Kopenhagen Desember, yang ditujukan untuk menghasilkan perjanjian PBB yang baru.
Selama 12 hari pembicaraan perubahan iklim internasioal itu berakhir pekan lalu di Jerman tanpa hasil. Tidak ada solusi bagaimana membagi beban pengurangan emisi pada masa depan.
Negara-negara miskin meminta pengurangan yang signifikan dari negara-negara kaya, yang menurut sejarah, sebagian besar harus dipersalahkan karena masalah sekarang ini.
Mereka kebanyakan minta pengurangan sekitar 25-40 persen pada 1020 dibanding dengan tingkat pengurangan 1990. Beberapa negara, termasuk China, telah mengatakan 40 persen haruslah minimal.
Di negara-negara maju, Uni Eropa telah menawarkan pengurangan sedikitnya 20 persen pada 1990, tetapi Jepang dan AS sejauh ini menawarkan pengurangan sekitar delapan dan empat pesen berturut-turut.
MEF diluncurkan Presiden AS Barack Obama di belakang prakarsa pendahulunya, George W Bush. Anggota-anggotanya telah bertemu di Washington dan Paris pada April dan Mei.
Pesertanya termasuk Australia, Brasil, Inggris, Kanada, China, Republik Ceko, Denmark, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Swedia dan AS, dan juga ke-27 negara Uni Eropa.
"Wakil-wakil dari Uni Emirat Arab, Norwegia, dan Spanyol akan mengambil bagian sebagai pengamat," demikian dikatakan beberapa pejabat Meksiko.
Pembicaraan itu tiba ketika dukungan internasional meningkat pada proposal Meksiko yang bertujuan mengumpulkan miliaran dollar untuk memerangi perubahan iklim melalui lembaga yang disebut Green Fund.
Rencana itu akan mewajibkan semua pemerintah untuk membayar uang kontan berdasar pada formula yang mencerminkan ukuran produk domestik bruto masing-masing negara.
Membantu Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam Penerapan Sustainable Finance (Keuangan Berkelanjutan) - Environmental & Social Risk Analysis (ESRA) for Loan/Investment Approval - Training for Sustainability Reporting (SR) Based on OJK/GRI - Penguatan Manajemen Desa dan UMKM - Membantu Membuat Program dan Strategi CSR untuk Perusahaan. Hubungi Sdr. Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRA di: leonardpanjaitan@gmail.com atau Hp: 081286791540 (WA Only)
Sunday, July 26, 2009
Negara Pembuat Polusi Dunia Bertemu, Bisakah Bumi Diselamatkan?
Menteri-menteri lingkungan dari negara pembuat polusi terbesar dunia, termasuk AS dan China, Senin (22/6), bertemu di Meksiko dalam upaya AS untuk mempercepat kerja ke arah perjanjian iklim penting PBB.
SELASA, 23 JUNI 2009 | 10:56 WIB
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke
| Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...
-
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk menghentikan masuknya produk kayu dari hasil p...
-
PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupak...
No comments:
Post a Comment