Saturday, July 18, 2009

Anggaran Konservasi Masih Minim

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dephut, Darori, mengatakan sampai saat ini tidak ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk menjalankan program konservasi di Indonesia.

"Ditjen PHKA Dephut diberi alokasi dana Rp600 miliar untuk seluruh kegiatan perlindungan hutan, pelestarian alam termasuk konservasi. Tidak adanya anggaran khusus bagi konservasi tentu saja ini tak mencukupi," kata Darori, seusai penjelasan Penerbitan Perangko Pusaka Hutan Sumatera dengan Ditjen Postel dan Yayasan Burung Indonesia, Selasa (14/7).

Padahal, menurut dia, plasma nutfah pada kawasan konsevasi di Indonesia yang harus di jaga tak ternilai, bahkan dibandingkan nilai kayunya yang hanya 5 persen

Karena itu, tegas Diakui Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati (KKH), Dephut, Harry Santoso, pihaknya sudah mulai menggagas adanya dana bergulir (revolving fund) untuk melaksanakan berbagai program konservasi.

"Pengelolaan kawasan konservasi tak hanya bisa lagi mengandalkan dana departemen yang di bagi-bagi untuk berbagai program krusial lainnya. Jadi, kita akan menyusun bagaimana bisa menjalankan program konservasi dengan dana bergulir, sehingga kegiatan konservasi bisa terus berjalan," kata Harry.

Dengan dana konservasi yang minim, katanya, Dephut dituntut kreatif dan inovatif dalam mengupayakan beragam pelestarian flora dan fauna di hutan Indonesia, khususnya yang sudah masuk dalam daftar enangered species (spesies langka), seperti burung di Indonesia .

Salah satu upaya melestarikan spesies burung, kata dia, dengan menerbitkan perangko seri Burung Indonesia. "Kami mengapresiasi Ditjen Postel dan Burung Indonesia yang ikut bantu Dephut melestarikan sejumlah spesies burung di Indonesia yang sudah kritis keberadaannya," kata Darori.

Menurut Darori, jumlah spesies yang terancam punah di Indonesia sampai 2009 sebanyak 117 jenis dari 1.598 jenis. Dephut, menurut dia, sudah memprioritaskan 26 jenis burung yang harus di lestarikan. Dari 26 jenis prioritas itu, 6 jenis yang kita publikasikan lewat penerbitan perangko ini.

Menurut Lembaga Konservasi Dunia (Union for Conservation of Nature/IUCN), 117 jenis burung di Indonesia yang terancam punah di Indonesia diantaranya 68 jenis masuk kategori rentan (vulnerable), 32 jenis masuk kategori genting dan 17 jenis masuk kategori kritis.

Sementara itu berdasarkan data BirdLife Internasional per Juni 2009, Indonesia berada pada posisi kelima dari lima negara dengan jumlah burung tertinggi (1.598 jenis). Indonesia juga berada pada posisi ke 3 dari lima negara dengan jenis burung terancam punah dan menjadi negara dengan endemisitas jenis burung tertinggi mengungguli Peru, Brasil, Meksiko, dan Kolombia. (Ant/OL-03)

JAKARTA--MI: Selasa, 14 Juli 2009 23:27 WIB

No comments:

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...