Friday, July 31, 2009

Pantai Utara Jakarta Kritis

Kondisi lingkungan di pantai utara Jakarta dalam kondisi kritis. Dari 32 kilometer garis pantai Jakarta, hanya tiga kilometer pantai atau 10 persen yang masih ditumbuhi mangrove.

Kepala Kantor Pengelola Lingkungan Hidup (KPLH) Jakarta Utara Hotman Silaen, Jumat (30/7) di Jakarta Selatan, mengatakan, ketiadaan penahan gelombang itu menyebabkan pantai utara Jakarta rawan terhadap pengikisan atau abrasi.

Idealnya, hutan mangrove seharusnya terdapat di sepanjang pantai. Namun, saat ini tidak mungkin menumbuhkan mangrove di sepanjang pantai karena banyak yang sudah digunakan sebagai pelabuhan, hotel, dan taman hiburan.

”Jakarta seharusnya memiliki hutan mangrove minimal sepanjang 15 kilometer. Tanpa mangrove, gelombang laut akan menggerus pantai,” kata Hotman.

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Peni Susanti mengatakan, Pemprov DKI akan menanami lahan seluas 40 hektar di kawasan Angke-Kapuk dengan tanaman bakau. Saat ini sudah ada sekitar 296,7 hektar hutan mangrove yang menjadi sabuk hijau di pantai utara, di kawasan Angke-Kapuk.

Kawasan yang menjadi bagian sabuk hijau adalah Hutan Lindung Angke Kapuk seluas 44,76 hektar dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk 99,82 hektar, Kebun Bibit Angke Kapuk 10,51 hektar, Suaka Marga Satwa Muara Angke 25,02 hektar, dan Transmisi PLN 23,7 hektar. Selain itu terdapat juga di Cengkareng Drain 28,39 hektar, Jalan Tol Sedyatmo dan Jalur Hijau seluas 95,50 hektar, serta Ecomarine Tourism Muara Angke 7 hektar.

Salah satu perusahaan yang akan menghijaukan kawasan sabuk hijau itu adalah PT Kapuk Naga Indah (KNI). Manajer Komunikasi dan Hubungan Media PT KNI Kosasih Wirahadikusumah mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas kawasan sabuk hijau seluas 17,8 hektar.

PT KNI akan membangun tanggul sebelum menghijaukan kawasan sabuk hijau. Tanggul tersebut diperlukan agar bibit bakau tidak mati dilanda gelombang laut. (ECA)

Jumat, 31 Juli 2009 | 03:39 WIB

Jakarta, Kompas - http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/31/03393673/pantai.utara.jakarta.kritis

Sampah Elektronik Bisa Didaur Ulang

Perkembangan teknologi elektronik di dunia saat ini telah jadi bagian dari keseharian kita. Hampir semua aktivitas masyarakat butuh perangkat ini. Hal ini memicu peningkatan volume sampah elektronik yang berdampak buruk terhadap lingkungan hidup.

”Salah satu cara mengurangi dampak sampah elektronik adalah lewat proses daur ulang,” kata Chandra P Mahjoeddin, ahli lingkungan dari TES-AMM Indonesia, perusahaan daur ulang sampah elektronik, Kamis (30/7) di Jakarta. Karena itu, masyarakat diminta memberi sampah elektronik, seperti ponsel yang tak terpakai untuk didaur ulang.

”Sebuah ponsel dibuat dari berbagai bahan, seperti plastik di penutup dan berbagai elemen logam di peralatan elektronik, seperti charger dan aksesori, yang bisa didaur ulang,” kata Bambang N Gyat, Representatif TES-AMM Indonesia. Setiap bagian dari ponsel dapat didaur ulang.

Sejauh ini ada beberapa sumber sampah elektronik atau peralatan elektronik bekas yang tak terpakai, yaitu daerah komersial, area industri, rumah tangga, dan fasilitas publik. Beberapa jenis sampah elektronik adalah alat rumah tangga, seperti lemari es, mesin cuci, blender, dan alat komunikasi, seperti telepon seluler.

Beberapa sampah elektronik lain adalah mainan anak-anak, kamera digital, komputer jinjing, dan alat-alat olahraga. ”Sampah elektronik menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Salah satunya, keterbatasan bumi dalam mendaur ulang plastik yang banyak dipakai sebagai bahan baku alat elektronik,” ujarnya.

Masalah lain adalah eksploitasi sumber daya alam yang ketersediaannya terbatas, seperti emas, perak, litium, besi, dan tembaga.

Peran produsen

Atas dasar itu, produsen alat elektronik perlu berperan serta dengan memproduksi produk ramah lingkungan dan menjalankan program daur ulang produk yang mereka hasilkan. Nokia, produsen telepon seluler, misalnya, punya program ponsel daur ulang secara sukarela yang dimulai tahun 1997 di Swedia dan Inggris. Kini produsen itu memiliki lebih dari 5.000 titik penempatan boks daur ulang ponsel dan aksesori di 85 negara, termasuk Indonesia.

Para konsumen juga bisa berperan serta dengan memakai produk multifungsi dan mendaur ulang peralatan elektronik bekas. Namun, tingkat kesadaran masyarakat tentang daur ulang sampah elektronik masih amat rendah. Konsumen bisa ikut gerakan peduli lingkungan dengan membantu daur ulang sampah elektronik, seperti ponsel.

Hasil survei konsumen secara global oleh Nokia menunjukkan, 3 dari 4 orang tidak terpikir untuk mendaur ulang ponsel bekas mereka. Hanya 3 persen konsumen mendaur ulang ponsel. ”Bahkan mereka tidak tahu telepon seluler dan aksesori bekas bisa didaur ulang,” kata Francis Cheong, Manajer Regional Nokia Bidang Market Environmental Affairs, SEAP.

Padahal, daur ulang ponsel bekas berdampak positif terhadap lingkungan. Sebagai contoh, sebuah ponsel bekas yang telah didaur ulang bisa mengurangi emisi gas karbon dioksida 12.585 kilogram. Situs www.epa.gov menyebutkan, 2 juta ponsel yang didaur ulang mengurangi dampak emisi gas rumah kaca setara polusi dari 1.368 kendaraan bermotor selama setahun.

Jika 3 miliar jiwa dari semua orang yang memiliki ponsel di seluruh dunia masing-masing mendaur ulang satu ponsel, akan mengurangi bahan baku 240.000 ton. Manfaat lain adalah mengurangi gas rumah kaca setara 4 juta kendaraan bermotor. ”Gerakan daur ulang sampah elektronik secara global dimulai dari kesadaran diri dan partisipasi yang menghasilkan kontribusi signifikan dalam melestarikan lingkungan berkelanjutan,” kata Francis. (EVY)

Jumat, 31 Juli 2009 | 03:38 WIB

Jakarta, Kompas - http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/31/03384792/sampah.elektronik.bisa.didaur.ulang

Variasi Uji Coba BlackBerry CDMA Lebih Rumit

Indosat belum juga menunjukan tanda-tanda akan merilis BlackBerry CDMA untuk layanan StarOne. Jangankan memasarkan, uji cobanya saja diakui belum rampung sampai detik ini.

Padahal sebelumnya, operator ini berjanji akan merilis layanan BlackBerry untuk CDMA pada Mei 2009 lalu. Namun sejumlah kendala masih belum terselesaikan sehingga rencana peluncuran jadi terkatung-katung.

"Kita belum luncurkan BlackBerry CDMA bukan karena sertifikat impor RIM (produsen BlackBerry) dibekukan. Kalau pun tidak dibekukan tetap saja kami belum bisa, karena uji cobanya saja masih belum selesai," jelas Chief Marketing Officer Indosat, Guntur Siboro, di Hard Rock Cafe, Jakarta, Kamis (30/7/2009) malam.

Lebih lanjut ia menjelaskan, uji coba untuk BlackBerry CDMA memakan waktu relatif lebih lama dibanding BlackBerry GSM seperti yang saat ini beredar di pasaran. "Karena standardisasinya tak seperti GSM."

"Di AS, BlackBerry CDMA semua di-inject, tidak ada yang RUIM card. Jadi mesti disesuaikan. Segala kemungkinan kami coba, baik inject maupun dengan kartu RUIM. Variasi percobaannya lebih banyak. Jadi makan waktu lebih lama," pungkas pria yang sebelumnya menjabat direktur di Indosat itu.

Adapun tipe perangkat BlackBerry CDMA, biasanya memiliki nomor seri akhir 50. Misalnya, BlackBerry Curve seri 8350, Bold 9050, Storm 9550, dan lainnya.

Sejatinya, tak hanya Indosat yang akan merilis BlackBerry untuk CDMA. Operator lainnya yang juga menyatakan siap adalah Smart Telecom. Sementara, Telkom (Flexi), Bakrie Telecom (Esia), dan Mobile-8 Telecom baru sebatas mempertimbangkan.
( rou / ash )

Jakarta, 31 Juli 2009

Teknologi 4G LTE Sulit Masuk ke Indonesia

Ada dua hal yang menyebabkan operator seluler di Indonesia terancam tak bisa mengimplementasikan teknologi jaringan generasi keempat (4G) berbasis Long Term Evolution (LTE). Apa saja?

Alasan pertama karena masalah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). 4G LTE kemungkinan tak bisa diimplementasikan di Indonesia jika perusahaan teknologi asing yang mengusung inovasi tersebut tak mampu mengajak mitra lokal bekerja sama memenuhi ketentuan kandungan dalam negeri.

"Kemungkinan TKDN seperti di Wimax BWA akan diterapkan juga di LTE agar tercipta equal level playing field. Jika para pengusung LTE tidak bisa memenuhi TKDN, bisa saja tidak bisa diimplementasi di Indonesia," kata Direktur Standardisasi Ditjen Postel Depkominfo, Azhar Hasyim, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/7/2009).

Sejauh ini di Wimax BWA, baru dua perusahaan yang dinyatakan lulus TKDN oleh pemerintah, yakni Harrif dan TRG. Keduanya memperoleh sertifikasi perangkat untuk 4G Wimax BWA dengan standar nomadic atau 16d.

"Ada banyak perusahaan asing yang mengajukan sertifikasi, tetapi kami tolak karena tidak mampu memenuhi TKDN. Bahkan ada juga yang memasukkan sertifikasi perangkat Wimax standar mobile atau 16e. Padahal lelang untuk Wimax 16e baru dilakukan tahun depan," kata Azhar.

Sudah ditunggu

Kembali ke LTE, teknologi seluler ini sejatinya merupakan pengembangan terakhir dalam hal akses data bergerak dengan standar IEEE 802.20. Teknologi ini sudah ditunggu oleh sejumlah operator seluler seperti Telkomsel, Indosat, dan Excelcomindo Pratama (XL) untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan akses data mereka.

Jelas saja, LTE yang merupakan kelanjutan dari 3G/HSPA, lebih mudah untuk diimplementasikan karena dari aspek ketersediaan spektrum, LTE dapat digunakan pada alokasi frekuensi yang tersedia saat ini.

Namun demikian, LTE bisa saja tidak dibutuhkan oleh operator seluler. Sebab, jika dilihat dari perkembangan teknologi seluler sejak evolusi GSM, ketika memasuki era LTE ada garis terputus. Ini yang jadi alasan kedua.

"Terdapat persimpangan mau memilih Wimax atau LTE. Sementara, di masa depan akan ada terminal yang memungkinkan Wimax dan LTE bisa dalam satu perangkat. Kalau sudah seperti ini, apa ada urgensi LTE dikembangkan di Indonesia," pungkasnya. ( rou / faw )

Jakarta, 30 Juli 2009

Data Bergerak akan Lampaui Trafik Suara di 2011

Seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan yang mengakses internet dan men-download data melalui piranti bergerak, pertumbuhan trafik data bergerak (mobile data) naik dua kali lipat setiap tahun.

Bahkan, Nokia Siemens Networks memperkirakan bahwa dengan tingkat pertumbuhan saat ini, pada 2011 data bergerak akan melampaui trafik suara dan tumbuh secara eksponensial hingga 2013.

Dalam memenuhi kebutuhan trafik data yang tumbuh pesat ini Nokia Siemens Networks sendiri telah berhasil mencapai tonggak bersejarah dengan melayani 500 juta pengguna data bergerak, setara dengan sekitar 40% trafik data bergerak di seluruh dunia saat ini

Faktor pendorong yang membuat NSN meraih prestasi tersebut adalah beragam solusi inti paket (packet core) yang memungkinkan para operator menangani pelanggan layanan bergerak dalam jumlah besar, bahkan ketika mereka menggunakan layanan data secara intensif, melalui perangkat jaringan yang jumlahnya sangat sedikit.

Dikutip detikINET dari keterangan tertulis, Jumat (31/7/2009), solusi ini dipadukan dengan inovasi teknik seperti Direct Tunnel, yang menyediakan arsitektur konektivitas flat yang lebih sederhana bagi operator. Solusi ini diklaim membuat peningkatan kapasitas seiring pertumbuhan trafik menjadi lebih mudah dan menguntungkan.

Jakarta, 31 Juli 2009

Indonesia akan Jadi Pengguna BlackBerry Terbesar Dunia

Jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia yang saat ini berkisar 300-400 ribu pelanggan, diproyeksi akan menjadi yang terbanyak di seluruh dunia dalam waktu dekat. Wajar saja, pertumbuhan ponsel cerdas besutan Research in Motion (RIM) ini melesat hampir 500% tahun lalu.

Meski RIM selaku produsen pinsipal BlackBerry tengah bermasalah soal pusat layanan di Indonesia--yang berimbas dibekukannya sertifikasi impor barang, namun faktanya tetap tak menyurutkan niat banyak orang untuk terus berlangganan BlackBerry. Ponsel pabrikan Kanada ini terus diburu pelanggan, baik lewat mitra operator maupun importir paralel.

"Pengguna BlackBerry terbanyak dunia saat ini ada di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Di AS sendiri penggunanya berkisar satu juta. Saya rasa Indonesia tak lama lagi akan melampaui angka itu," kata Chief Marketing Officer Indosat, Guntur Siboro, di Jakarta, Jumat (31/7/2009).

Di Indonesia sendiri, operator yang telah menjadi mitra RIM dalam menyelenggarakan akses dan pemasaran BlackBerry sudah cukup banyak. Sejak Indosat mempelopori layanan itu pada akhir 2004, berangsur-angsur operator lain ikut menyusul, seperti Telkomsel, Excelcomindo Pratama (XL), dan terakhir Natrindo Telepon Seluler (Axis).

Tak sampai di situ, Smart Telecom dan Hutchison CP Telecom (Tri/3) kabarnya juga akan ikut bergabung menjadi mitra RIM untuk menggelar akses BlackBerry. Tak ketinggalan Telkom (Flexi), Bakrie Telecom, dan Mobile-8 Telecom yang kabarnya juga cukup berminat. Jadi, bisa dipastikan dengan makin banyaknya penyedia layanan, BlackBerry akan makin booming di Indonesia.

Perkuat Jaringan

Indosat sebagai sang pelopor BlackBerry, tentu tak ingin kalah saing dengan kompetitornya. Demi mempertahankan kualitas layanan pelanggan, operator ini berupaya terus memperkuat akses koneksi jaringannya yang terhubung langsung ke server RIM di Kanada.

Kapasitas bandwidth dedicated-nya ke server prinsipal BlackBerry ditambah, dari 20 Mbps menjadi 50 Mbps. Peningkatan kali ini merupakan lanjutan dari peningkatan kapasitas link sebelumnya, yang dari 10 Mbps menjadi 20 Mbps, Maret 2009 lalu.

Nah, sejak kapasitasnya meningkat hingga 150%, pengguna BlackBerry Indosat seharusnya bisa lebih mudah mengakses internet, mengirimkan attachment email, dan pastinya chatting lewat BlackBerry Messenger.

"Ini bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan BlackBerry Indosat. Sehingga mereka dapat menikmati akses layanan yang makin cepat dan dapat diandalkan," jelas Guntur.

Peningkatan kapasitas backbone ke RIM ini juga dilakukan Indosat sebagai bagian dari antisipasi terhadap tren penambahan pelanggan BlackBerry di Indonesia. Saat ini pengguna Indosat telah lebih dari 120 ribu pelanggan. ( rou / faw )

Jakarta, 31 Juli 2009

Jika Internet Mahal, Artinya Wimax Gagal

Pemerintah dan para pemenang tender pita frekuensi 2,3 GHz untuk akses jaringan broadband wireless access (BWA), menyatakan optimismenya akan layanan internet yang cepat dan terjangkau bagi kantong semua lapisan masyarakat.

"Kalau harga ritel internetnya mahal berarti kami gagal," sergah Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh saat meresmikan delapan pemenang tender BWA di gedung Depkominfo, Jakarta, Jumat (31/7/2009).

Delapan pemenang tender itu adalah Berca Hardayaperkasa, First Media, Internux, Telkom, Indosat Mega Media, Jasnita Telekomindo, Rahajasa Media Internet. (a/n Konsorsium Wimax Indonesia), dan Konsorsium Comtronics Systems dan Adiwarta Perdania.

Jika ditotal, harga frekuensi yang mereka tawarkan melonjak sampai sembilan kali lipat dari total harga dasar 15 zona senilai Rp 52,35 miliar. Itu berarti total satu blok (1 x 15 MHz) laku terjual Rp 26,17 miliar.

Harga frekuensi termahal ada di zona 4 yakni Jakarta, Banten , Bogor, Tangerang, dan Bekasi senilai Rp 15,16 miliar per bloknya.

Itu belum termasuk biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi dan upfront fee. Jika dihitung-hitung, untuk menyewa frekuensi dan BHP, pemenang zona 4 harus membayar Rp 121 miliar dalam setahun.

Sebagai pemenang zona termahal itu, First Media dan Internux, keduanya mengklaim telah melakukan analisa dan hitung-hitungan bisnis yang komprehensif sebelum memutuskan untuk menawar lisensi frekuensi BWA di zona tersebut dengan harga selangit.

"Ini merupakan tujuan nasional supaya akses internet bisa banyak yang bisa memakai. Kita punya analisa dan optimisme agar pemakaian internet bisa berlipat ganda. Kalau hitungan bisnisnya semua masuk," sergah kedua pihak, senada. ( rou / wsh )

Jakarta, 31 Juli 2009

First Media Siap Pasarkan Wimax Rp 100 Ribu

First Media sebagai salah satu pemenang tender broadband wireless access (BWA) di zona termahal (Jabotabek dan Banten) mengaku siap untuk memasarkan akses jaringan layanan Wimax dengan tarif langganan Rp 100 ribu.

Menurut Direktur First Media, Dicky Mochtar, harga itu sudah melakukan kajian analisis komprehensif agar akses layanan bisa cepat dinikmati masyarakat. Dengan demikian, investasi mahal yang telah dikeluarkan perusahaan milik grup Lippo itu bisa kembali sesuai dengan rencana bisnis.

"Di tahun pertama kami harap bisa meraih 150 sampai 300 ribu pelanggan Wimax di Jabotabek dan Banten dengan biaya akses berlangganan Rp 100 ribu," ujarnya seusai peresmian pemenang BWA di gedung Depkominfo, Jakarta, Jumat (31/7/2009).

First Media sendiri menawar frekuensi di zona tersebut senilai Rp 15,16 miliar untuk satu blok 15 MHz. Nilai itu cuma up front fee untuk biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi dengan total setiap tahunnya Rp 121,201 miliar dalam setahun.

Frekuensi tersebut menjadi hak guna First Media selama 10 tahun dengan nilai total BHP yang harus disetor ke negara sejumlah Rp 1,23 triliun.

Dengan harga frekuensi yang sedemikian tinggi, Dicky mengakui, awalnya akan sulit untuk memasarkan akses internet dengan harga murah jika mengacu pada jumlah pelanggan saat ini. Namun ia percaya harga akan terus turun seiring meningkatnya akses dan jumlah pelanggan.

"Dengan demand yang tinggi dan berkaca pada pertumbuhan pengguna internet lima tahun terakhir, kami yakin harga yang dianggap mahal akan jadi murah jika penggunanya berlipat ganda," pungkasnya.

First Media sendiri masih dalam tahap mempersiapkan jaringan dan perangkat terminal pelanggannya. Perusahaan yang punya afiliasi dengan Direct Vision (penyedia siaran berbayar Astro) ini akan menggandeng sejumlah perusahaan yang mampu memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) minimal 40% untuk base station dan 30% untuk modem pelanggan.

"Mudah-mudahan kuartal keempat tahun ini sudah bisa mulai jalan," tandas Dicky.

Jakarta - Jumat, 31/07/2009 19:04 WIB

RESAPKAN AIR HUJAN KE TANAH SEBANYAKNYA

Musibah banjir makin kerap terjadi, kini saatnya warga berkontribusi agar air hujan tetap tinggal di dalam tanah. Itulah prinsip ideal merancang rumah untuk berkontribusi kepada kota seperti Jakarta yang makin kerap dilanda banjir, seperti dikatakan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta Ahmad Djuhara, Kamis (13/3).



Bagaimana mewujudkannya? Djuhara menunjuk pengalamannya saat merancang rumah perkotaan dengan ukuran 6 meter x 15 meter atau seluas 90 meter persegi. Djuhara merancangnya dengan menyisihkan celah 60 sentimeter di sekeliling tembok. “Tembok rumah tidak dibuat berimpit dengan tembok rumah tetangga. Ada ce1ah 60 sentimeter untuk mendapat intensitas cahaya matahari serta sirkulasi udara yang cukup,” katanya.



Lantai rumah juga dibuat tidak menyatu dengan permukaan tanah.Ketika air hujan datang, hamparan tanah itu siap menyerapnya. “Ada perkiraan hitungan daya tampungnya, sebidang tanah seluas 90 meter persegi. harus dibuat mampu menampung genangan air minimal 4-5 sentimeter,” kata Djuhara. Sayang, rancangannya tidak disetujui pemilik rumah. Akhirnya rumah itu dibangun seperti lazimnya rumah-rumah yang ada di setiap kapling perumahan sederhana. ”Kini saatnya masyarakat memberi kontribusi yang makin kerap dilanda banjir, ”katanya.



Daur ulang



Meresapkan air hujan ke dalam tanah sebanyak-banyaknya sangat dianjurkan untuk mengembalikan kuantitas dan kualitas cadangan air bawah tanah.



Selama ini pemanfaatan air bawah tanah masih menjadi tumpuan pemenuhan air bersih sebagian masyarakat. Bahkan, masyarakat perkotaan yang seharusnya disuplai air bersih oleh PerusahaanDaerah Air Minum (PDAM) juga memanfaatkan cadangan air tanah tersebut. Bangunan komersial seperti hotel dan mal juga memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan meyedot air tanah karena kebutuhannya tak terpenuhi oleh PDAM setempat. Tindakan seperti itu seharusnya menjadi pilihan terakhir.



Menurut Sudaryati Cahyaningsih, peneliti bidang teknologi lingkungan pada Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kuantitas maupun kualitas air bawah tanah serta air bersih PDAM memililki kecenderungan menurun. Ini disebabkan eksploitasi cadangan air bawah tanah, khususnya di wilayah perkotaan, tidak sebanding dengan jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah. Ketersediaan air baku PDAM makin lama makin menyusut akibat perebutan dengan sektor pertanian. Kualitas air bakti air minum PDAM kian lama kian terbebani polutan. Polutan itu bisa berasal dari limbah industri, bisa dari limbah domestik atau rumah tangga. “Sejauh ini komposisi limbah domestik lebih tinggi, sekitar 60 persen dari tingkat pencemaran air,” kata Sudaryati.



Oleh karena itu perlu dipikirkan pemrosesan daur ulang air limbah di tingkat domestik atau komunal. “Prinsip pengolahan air limbah domestik itu diendapkan secara anaerob atau tidak terkontaminasi dengan oksigen di lokasi yang dipersiapkan;” ujarnya.



Kondisi air yang relatif jernih kemudian dialirkan ke sungai dan menjadikan air sungai tetap jernih. Tetapi ini telah menjadi menjadi kisah usang. Kini segala limbah masuk ke sungai. Manakala kerepotan pemenuhan air bersih sungguh-sungguh menjelma, baik Djuhara maupun Sudaryati menyarankan saatnya untuk menerapkan efisiensi air.



Ada prinsip reuse atau pemanfaatan kembali air yang sudah digunakan yang biasanya menjadi limbah terbuang, “Pemanfaatan ulang seperti dilakukan di negara-negara maju itu untuk gardening (menyiram tanaman) dan flushing (mengguyur toilet),” kata Sudaryati.



Dia menyarankan, teknik pemanfaatan ulang air pada skala domestik dan komunal sebaiknya dengan cara biologis. Tanaman-tanaman yang mampu menyerap polutan dianjurkan ditanam di sekeliling penampungan air limbah domestik. Air yang kembali jernih bisa untuk gardening. Djuhara menjelaskan pentingnya pemanfaatan ulang air yang biasanya terbuang di skala domestik. Menurut dia, air hujan bisa ditampung melalui saluran air hujan dan genteng ke sebuah bak atau tangki. “Atau menjadikan bagian atap sekaligus menjadi bak penampung air hujan 1angsung,” katanya.



Penampungan air hujan secara langsung lebih bersih dibandingkan dengan pengaliran melalui genteng. Namun, beban air harus diperhitungkan. Untuk volume 1 meter kubik, atap rumah itu menanggung beban 1 ton.



NAWA TUNGGAL KOMPAS,JUMAT, 14 MARET 2008 Hlm. 14 GREEN FEST

Thursday, July 30, 2009

Dibangun, 1.744 Hektar Hutan Tanaman Rakyat

Hutan tanaman rakyat seluas 1.744 hektar mulai dibangun di Kecamatan Arut Utara dan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. HTR ini dibangun di kawasan seluas 11.924 hektar yang dicadangkan Menteri Kehutanan untuk pelaksanaan program tersebut.

”Kotawaringin Barat merupakan satu di antara tiga kabupaten di Indonesia, selain Mandailing Natal (Sumatera Utara) dan Sarolangun (Jambi) yang mulai membangun HTR,” kata Kepala Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XII Kus Darmodjo di Palangkaraya, Rabu (29/7).

HTR adalah program Departemen Kehutanan yang digagas tahun 2007. Selain untuk merehabilitasi lahan kritis dan tidak produktif di kawasan hutan, program itu juga bertujuan memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

Masyarakat diberi izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) HTR di suatu kawasan oleh Bupati atas nama Menteri Kehutanan.

Masyarakat dapat menanam, memelihara, dan memetik hasil hutan dari pohon yang mereka tanam di kawasan HTR. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu HTR itu berlaku selama 60 tahun dan dapat diperpanjang lagi selama 35 tahun. Tanaman pokok yang ditanam di HTR antara lain meranti, keruing, jati, sengon, sonokeling, akasia, durian, mahoni, dan kemiri.

Di sela tanaman pokok dapat ditanami tanaman sela (tumpang sari), seperti jagung atau padi, untuk menambah pendapatan. ”HTR di Kotawaringin Barat dikelola koperasi. Saat ini mereka sedang menyemaikan bibit, termasuk akasia,” kata Kus.

Dengan adanya izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu HTR, kata Kus, masyarakat memiliki jaminan hukum dalam mengelola dan memanfaatkan hasil hutan. ”HTR ini sekaligus dapat menjadi program terobosan dalam mengurangi lahan kritis yang ada di Kalteng,” katanya.

Berdasarkan data Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Kahayan dan BP DAS Barito, luas lahan kritis di Kalteng mencapai 9,5 juta hektar. (CAS)

Kamis, 30 Juli 2009 | 03:33 WIB

Palangkaraya, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/30/03333073/dibangun.1.744.hektar.hutan.tanaman.rakyat

Satelit Lapan A-1 Akan Pantau Kekeringan

Satelit penginderaan jauh telah terbukti andal dalam memantau gejala kekeringan atau dampak yang ditimbulkan. Untuk mengantisipasi gangguan cuaca pada musim kemarau, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional akan mengaktifkan mikrosatelit Lapan A-1 atau Lapan-TUBsat untuk memantau tutupan lahan dan titik api atau kebakaran lahan.

Ini disampaikan Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata di sela-sela acara ”Diseminasi Perkembangan Teknologi Roket dan Satelit di Indonesia” di Kantor Pusat Lapan, Jakarta, Rabu (29/7).

Satelit Lapan A-1—yang dirancang bangun peneliti Lapan dan TU Berlin—beredar pada orbit pola melewati wilayah Indonesia tiga kali sehari, yaitu pagi, sore, dan malam. Hasil citra terbaik adalah pagi hari sekitar pukul 9.

”Satelit yang mengorbit sejak 10 Januari 2007 ini akan menghasilkan citra penginderaan jauh yang optimal pada musim kemarau ketika tidak banyak tutupan awan,” ujar Soewarto.

Selama beredar di Indonesia kamera satelit ini dapat diarahkan ke daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Daerah sentra industri padi, sumber air baku, seperti danau dan situ, juga akan menjadi obyek observasi, ujar Soewarto.

Sejak dua setengah tahun lalu Satelit Lapan A-1 dengan resolusi 5 meter telah digunakan mengambil gambar aktivitas Gunung Merapi dan Kelud serta tumpahan minyak di Selat Malaka.

Lapan A-2

Untuk meningkatkan cakupan observasi wilayah Indonesia secara mandiri, Lapan kini tengah menyelesaikan satelit Lapan A-2. Satelit generasi kedua ini akan beredar di orbit khatulistiwa dan memiliki jangkauan lebih lebar. Satelit baru ini juga telah dilengkapi dengan sistem global positioning system (GPS).

Peluncuran Satelit Lapan A-2 dan Lapan-Orari, lanjut Soewarto, akan ditumpangkan pada roket peluncur milik ISRO–India.

Menurut rencana peluncuran dua satelit tersebut akan dilaksanakan awal tahun 2011. Rencana semula adalah tahun depan. Menurut Soewarto, pihaknya akan menguji komponen voice repeater dan ADRS dengan meluncurkannya pada Roket Uji Muatan di Yogyakarta, Oktober mendatang.

Ditemui di Pusat Penginderaan Jauh Lapan, Pekayon, mantan Kepala Lapan Mahdi Kartasasmita menyatakan, teknologi penginderaan jauh dengan satelit akan terus dikembangkan, terutama dalam hal standardisasi kualitas dan operasional produk citra satelit.

”Saat ini, selain Lapan, telah ada beberapa instansi yang dapat memantau hot spot (titik panas),” lanjutnya. (YUN)

Kamis, 30 Juli 2009 | 04:46 WIB

Jakarta, Kompas - http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/30/04465570/satelit.lapan.a-1.akan.pantau.kekeringan

AIR UNTUK SEMUA

”Hujan membasahi permukaan Bumi. Apakah semua warga Bumi dapat menikmati air yang berasal dari hujan tersebut?” bunyi pertanyaan No. 31 dalam Ramsar Game, papan permainan yang dibuat untuk memperkenalkan pengetahuan tentang sumber, siklus, penggunaan dan perlindungan air. Ramsar sendiri diambil dari nama kota di Iran yang menjadi tuan rumah konvensi internasional tentang lahan basah pada 1971, dan sejauh ini telah ditandatangani 140 negara, termasuk Indonesia.

Papan permainan ini dikembangkan organisasi Ramsar, badan PBB untuk pendidikan UNESCO dan Danone-AQUA, disebarkan sejak 2006 ke 1.000 sekolah di Jawa, Bali dan Sumatra. Omong-omong, apa jawaban Anda untuk pertanyaan di atas? “Tidak?’ Tepat. Tanah pasir bebatuan tak bisa “menahan” air hujan.

Bekerja sama dengan LSM internasional, Action Contre La Faim, Danone-AQUA selama Maret 2007 — Juni 2008 membangun infrastruktur yang memperpendek jarak titik pengambilan air bagi penduduk setempat. Bersama ilmuwan setempat, penduduk dilibatkan untuk pemeliharaan, agar sarana ini terus tersedia. Jangan melulu menggantungkan pada proyek dadakan

Hal serupa dilakukan di tujuh desa di Pulau Buton dan Muna, Sulawesi Tenggara dengan sungai tadah hujan dan tanah bebatuan, sejak 2004. Air bersih dikelola oleh dan untuk masyarakat sendiri, walau awalnya dimotori LSM Perhimpunan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, untuk menjembatani pengungsi Maluku yang sebenarnya merupakan perantau dari kedua pulau itu, dengan penduduk setempat.

Kaum ibu dan bapak bahu-membahu, kaum ibu menanam bibit pohon besar di sekitar sumber air di perbukitan - masih ingat, satu pohon besar bisa menahan 10 liter air? Kaum bapak membangun distribusi dari sumber air dengan pipa besi ke desa (disponsori program), dan dari rumah ke rumah dengan paralon (biaya sendiri). Ada iuran bulanan untuk perawatan Rp 2.000,-/bulan untuk keluarga dengan anggota lebih dari 5 orang, dan Rp 1.000,-/bulan untuk keluarga kurang dan 5 orang.

Di Pulau Kelapa-Harapan, Kepeluan Seribu, Jakarta, penduduk harus menyediakan tangki besar air dengan corong kecil untuk menampung hujan yang turun sewaktu- waktu. Untungnya, sejak 2003, penduduk bisa menikmati air bersih lebih mudah. Dengan dana dari pengurangan subsidi BBM, Bina Marga buat instalasi penyulingan air laut dengan sistem Reverse Osmosis yang dikembangkan sejak l970-an. “Air RO,” kata orang pulau.

Prinsip kerjanya, pelarut pekat (air laut) dialirkan melalui sebuah membran (selaput penyaring) ke daerah lebih encer, dengan tekanan melebihi tekanan osmosis (mengalir dan pelarut encer ke pelarut pekat). Jadi, RO mendorong cairan pekat lewat selaput yang menangkap kepekatannya (garam) dan satu sisi, dan membiarkan air murni lewat. Hasilnya: air yang bisa langsung diminum tanpa dimasak! Untuk satu jerigen berisi 20 liter air, penduduk hanya membayar Rp 500,-. Bandingkan dengan harga air mineral botolan.

Hal-hal di atas membuat saya tersadar. Walau tak pernah benar-benar mengalami kesulitan air, kini saya kian berhemat. Misalnya, membiasakan diri mandi di atas baskom besar (untuk menampung sisa guyuran air, yang kelak digunakan untuk “minum” tanaman). O ya, siramlah tanaman di malam hari, untuk mengurangi penguapan.

Bagaimana dengan Anda?

Christantiowati HALAMAN HIJAU – INTISARI NO.530 / SEPTEMBER 2007 Hlm 110-111

AIR UNTUK SEMUA

”Hujan membasahi permukaan Bumi. Apakah semua warga Bumi dapat menikmati air yang berasal dari hujan tersebut?” bunyi pertanyaan No. 31 dalam Ramsar Game, papan permainan yang dibuat untuk memperkenalkan pengetahuan tentang sumber, siklus, penggunaan dan perlindungan air. Ramsar sendiri diambil dari nama kota di Iran yang menjadi tuan rumah konvensi internasional tentang lahan basah pada 1971, dan sejauh ini telah ditandatangani 140 negara, termasuk Indonesia.



Papan permainan ini dikembangkan organisasi Ramsar, badan PBB untuk pendidikan UNESCO dan Danone-AQUA, disebarkan sejak 2006 ke 1.000 sekolah di Jawa, Bali dan Sumatra. Omong-omong, apa jawaban Anda untuk pertanyaan di atas? “Tidak?’ Tepat. Tanah pasir bebatuan tak bisa “menahan” air hujan.



Bekerja sama dengan LSM internasional, Action Contre La Faim, Danone-AQUA selama Maret 2007 — Juni 2008 membangun infrastruktur yang memperpendek jarak titik pengambilan air bagi penduduk setempat. Bersama ilmuwan setempat, penduduk dilibatkan untuk pemeliharaan, agar sarana ini terus tersedia. Jangan melulu menggantungkan pada proyek dadakan



Hal serupa dilakukan di tujuh desa di Pulau Buton dan Muna, Sulawesi Tenggara dengan sungai tadah hujan dan tanah bebatuan, sejak 2004. Air bersih dikelola oleh dan untuk masyarakat sendiri, walau awalnya dimotori LSM Perhimpunan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, untuk menjembatani pengungsi Maluku yang sebenarnya merupakan perantau dari kedua pulau itu, dengan penduduk setempat.



Kaum ibu dan bapak bahu-membahu, kaum ibu menanam bibit pohon besar di sekitar sumber air di perbukitan - masih ingat, satu pohon besar bisa menahan 10 liter air? Kaum bapak membangun distribusi dari sumber air dengan pipa besi ke desa (disponsori program), dan dari rumah ke rumah dengan paralon (biaya sendiri). Ada iuran bulanan untuk perawatan Rp 2.000,-/bulan untuk keluarga dengan anggota lebih dari 5 orang, dan Rp 1.000,-/bulan untuk keluarga kurang dan 5 orang.



Di Pulau Kelapa-Harapan, Kepeluan Seribu, Jakarta, penduduk harus menyediakan tangki besar air dengan corong kecil untuk menampung hujan yang turun sewaktu- waktu. Untungnya, sejak 2003, penduduk bisa menikmati air bersih lebih mudah. Dengan dana dari pengurangan subsidi BBM, Bina Marga buat instalasi penyulingan air laut dengan sistem Reverse Osmosis yang dikembangkan sejak l970-an. “Air RO,” kata orang pulau.



Prinsip kerjanya, pelarut pekat (air laut) dialirkan melalui sebuah membran (selaput penyaring) ke daerah lebih encer, dengan tekanan melebihi tekanan osmosis (mengalir dan pelarut encer ke pelarut pekat). Jadi, RO mendorong cairan pekat lewat selaput yang menangkap kepekatannya (garam) dan satu sisi, dan membiarkan air murni lewat. Hasilnya: air yang bisa langsung diminum tanpa dimasak! Untuk satu jerigen berisi 20 liter air, penduduk hanya membayar Rp 500,-. Bandingkan dengan harga air mineral botolan.



Hal-hal di atas membuat saya tersadar. Walau tak pernah benar-benar mengalami kesulitan air, kini saya kian berhemat. Misalnya, membiasakan diri mandi di atas baskom besar (untuk menampung sisa guyuran air, yang kelak digunakan untuk “minum” tanaman). O ya, siramlah tanaman di malam hari, untuk mengurangi penguapan.



Bagaimana dengan Anda?



Christantiowati HALAMAN HIJAU – INTISARI NO.530 / SEPTEMBER 2007 Hlm 110-111

Tangkal Banjir dengan Biopori

Ada masalah klasik di kota besar tepi pantai maeam Jakarta: krisis air bersih. Saat kemarau kekeringan, masuk musim penghujan kebanjiran. Belum lagi aneaman merembesnya air laut karena terkurasnya air tanah. Ada tiga cara mengatasinya, yaitu dengan menanam mangrove (bakau), mengurangi pemanfaatan air tanah, dan memperluas resapan air. Dua yang terakhir mudah dilakukan kebanyakan warga.

Mengurangi pemanfaatan air tanah, misalnya dengan berlangganan ledeng. Sedangkan upaya memperluas resapan air adalah dengan membuat sumur resapan. Ini sudah keharusan, sebab sudah diatur melalui Perda 57/1996. Bahkan sumur resapan jadi syarat penerbitan izin mendirikan bangunan (1MB) di Jakarta sesuai Pergub 68 dan 112/2005 tentang lingkungan Hidup dan IMB.

Sumur resapan diharapkan bisa mengganti air tanah yang terkuras. Sampai saat ini, dan minimal satu juta yang dibutuhkan Jakarta, baru ada 29.000 sumur resapan. Berarti, kewajiban itu belum dipatuhi. Banjir tahunan dan banjir besar lima tahunan mengisyaratkan 75% air hujan di Jakarta mengalir di permukaan tak masuk ke tanah lewat sumur resapan. Belum lagi kiriman dari Bogor yang ditaksir menyumbang 30% banjir Jakarta.

Masalahnya, mengapa warga enggan membuat sumur resapan? Apakah karena secara teknis lebih sulit dibuat, mahal, khawatir terjadinya longsor, dan sulit dipenuhi di halaman warga yang kian menyempit? Solusi yang ditawarkan Kamir R Brata, pengajar Konservasi Tanah dan Air pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB, ini patut dilirik. Namanya biopori, dan mulai diperkenalkan di Bogor menjelang Hari Bumi 2007 dengan merintis 5.250 biopori di 21 kelurahan di enam kecamatan yang dikerjakan 4.000 relawan mahasiswa, pelajar, pramuka dan pegawai pemerintah.

Tiap biopori hanya bergaris tengah 10- 30 cm dengan kedalaman 80 - 120 cm atau disesuaikan jenis tanah. Selain sebagai sumur resapan, biopori bisa mengatasi satu lagi krisis warga: sampah. Sebab, biopori juga berfungsi sebagai tempat sampah organik (sampah basah seperti sisa makanan dan dedaunan). Lubang diisi 2 - 3 kg sampah organik sebagai bahan makanan cacing. Si hewan penggali tanah ini membantu biopori menjadi resapan air yang lebih baik.

Karena garis tengahnya tak besar, untuk mencegah orang atau hewan peliharaan terperosok cukup ditutup kawat jaring. Lubang kecil membuat air menyerap lebih cepat, karena air yang masuk sedikit dan menyebar. Sampah organik pun menyuburkan tanah. Sekali lagi, karena garis tengah biopori relatif kecil, jadi mudah dibuat di halaman rumah, pinggir jalan raya, maupun lahan yang tertutup perkerasan sekalipun, macam halaman parkir. Idealnya di lahan 100 m2 dibuat sekitar 24 lubang.

Bila tiap rumah menyisakan beberapa meter persegi untuk biopori, tentu lebih banyak air hujan meresap. Karena tak perlu banyak menggali tanah, biopori pun mudah dibuat hanya dengan bor tanah manual yang di pasaran hanya berkisar Rp 150.000,-Rp 300.000,- saja. Pengadaan bor pun bisa patungan, iuran warga, misalnya satu RT mempunyai satu bor yang bisa dipakai bergantian.

Tiap orang yang menggunakan air dan menghasilkan sampah wajib menjaga sumber airnya, dengan memungkinkan celah air meresap dan mengolah sampahnya sendiri. Nah, tunggu apa lagi? Ayo, buat biopori!

(Soehartono Soedargo/Ehrist, di Jakarta)

HALAMAN HIJAU / Intisari No.533/ DESEMBER 2007

Hlm 108 - 109

Garap Kredit Korporasi, BNI Sediakan Pinjaman untuk XL dan GMF

PT Bank BNI Tbk kembali menggarap bisnis kredit sektor korporasi pada semester kedua tahun ini. BNI akan menandatangani kesepakatan pengucuran kredit ke PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) dan PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia (GMF Aero Asia). Total kredit ke dua perusahaan itu sekitar Rp 2,5 triliun.

Direktur Korporasi Krishna R. Suparto menjelaskan, proses penyaluran kredit kepada XL sudah masuk tahap finalisasi. BNI akan membentuk dan memimpin sindikasi dengan beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan juga bank swasta. "Untuk sementara ini sudah ada tiga bank yang menyatakan minat untuk ikut," tuturnya Selasa (28/7). Dengan alasan masih dalam tahap pembicaraan, Krishna tak menyebut nama peserta sindikasi.

Dalam kredit sindikasi tersebut, XL membutuhkan dana sebesar Rp 1,5 triliun. "Tetapi itu masih bisa di tambah lagi," tambahnya. BNI sendiri sudah menyiapkan plafon sampai dengan Rp 1 triliun. Pinjaman tersebut akan berjangka waktu tiga tahun dengan tingkat bunga mengambang.

XL akan menggunakan dana pinjaman itu untuk refinancing utang mereka yang berasal dari luar negeri. XL ingin mengurangi risiko kerugian kurs karena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Selain ke XL, BNI saat ini juga sedang melakukan negosiasi dengan GMF Aero Asia. Anak perusahaan PT Garuda Indonesia itu mengajukan utang kurang lebih Rp 300 miliar. Krishna menuturkan, BNI sendiri sudah siap menyalurkan pinjaman Rp 1 triliun ke GMF, jika perusahaan itu membutuhkan.

BNI melihat prospek bisnis GMF Aero Asia masih sangat besar. Bisnis utama GMF Aero Asia adalah menyediakan layanan pemeliharaan atau maintenance pesawat terbang.

Di mata BNI, GMF Aero Asia merupakan anak usaha Garuda yang sehat dan mempunyai kinerja yang baik. Apalagi bisnis penerbangan di Indonesia saat ini masih mekar.

Sampai dengan semester pertama 2009 kemarin, BNI telah menyalurkan kredit ke sektor korporasi sebesar
Rp 50,46 triliun. Jumlah tersebut telah melampaui target penyaluran kredit korporasi hingga akhir tahun yang sebesar Rp 49,25 triliun.

Saat ini tingkat kredit macet alias non performing loan (NPL) kredit korporasi BNI juga masih di bawah batas ketentuan maksimal Bank Indonesia yang sebesar 5%. Saat ini porsi penyaluran kredit korporasi BNI, mencapai 30% dari total kredit.

Jakarta, 29 Juli 2009

Source:http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/18650/Garap-Kredit-Korporasi-BNI-Sediakan-Pinjaman-untuk-XL-dan-GMF

Semester I 2009, Laba Bersih Bank Mandiri Rp 2,92 Triliun

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba semester pertama tahun ini dengan kenaikan sebesar 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pengereknya adalah net interest income (NII) alias pendapatan bunga bersih. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala Mansyuri.

Net profit Bank Mandiri pada periode Januari hingga Juni 2009 naik dari Rp 2,61 triliun tahun lalu menjadi Rp 2,92 triliun. Sementara itu, net interest income Bank Mandiri naik 24% menjadi Rp 8,66 triliun.

Presdir Bank Mandiri Agus Martowardojo mengimbuhkan, kenaikan laba bersih ini juga didukung oleh fee based income atau pendapatan diluar bunga dan efisiensi ongkos. Menurutnya, rasio efisiensi ongkos Bank Mandiri per 20 Juni lalu meningkat menjadi 38,9% dari 44,4% pada periode yang sama tahun lalu.

Total outstanding pinjaman per Juni juga naik 21% menjadi Rp 181,6 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang hanya membukukan Rp 149,6 triliun.

"Kami mengharapkan kinerja keuangan Bank Mandiri di semester kedua tahun ini akan meningkatkan net interest margin," kata Agus. Asal tahu saja, net interest margin (NIM) bank yang dipimpinnya naik dari 5,25% tahun lalu menjadi 5,35%.

Sementara itu, aset Bank Mandiri kini besarnya Rp 358,9 triliun; menggemuk dari Juni 2008 yang besarnya Rp 304,7 triliun.

Jakarta, 29 Juli 2009

Laba Bersih BCA Naik 45% di Semester I 2009

Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) semester pertama tahun ini naik 45% dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini ditopang oleh melambungnya net interest income (NII) atau pendapatan bunga bersih, fee based income (FBI) atau pendapatan diluar bunga dan rendahnya pajak korporasi.

Hal ini ditegaskan oleh Presdir BCA Djohan Emir Setijoso, Rabu (29/7).

Laba bersih untuk periode Januari hingga Juni 2009 naik dari Rp 2,4 triliun tahun lalu, menjadi Rp 3,3 triliun. Sementara itu net interest income bank terbesar ketiga berdasar aset ini mumbul 42% menjadi Rp 7,7 triliun.

Total outstanding pinjaman per Juni naik 12% menjadi Rp 103,7 triliun dari tahun lalu yang besarnya Rp 95,6 triliun.

"Kami fokus pada kualitas portfolio kredit kami ditengah situasi perekonomian yang menantang saat ini," kata Djohan.

Jakarta, 28 Juli 2009

Source:http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/18693/Laba-Bersih-BCA-Naik-45

BI: Bunga Kredit Sudah Kian Merosot

Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas BI Rate secara bertubi-tubi berimbas pada penurunan bunga kredit. Memang, pemangkasan bunga kredit itu tak secepat langkah BI memotong BI Rate. Soalnya, biaya dana atau cost of fund bank masih cenderung tinggi . Maklum, di awal tahun bank masih berebut likuiditas.

Kesimpulan semacam itu muncul dari Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad. Ia menilai, bank baru bisa menurunkan bunga kredit setelah menurunkan biaya dana alias cost of fund. "Sudah banyak bank yang menurunkan bunga deposito. Jadi biaya dana juga sudah ikut turun," ujarnya, Senin (27/7).

Ia bilang, penurunan biaya dana ini sebenarnya bisa lebih dalam lagi jika bank juga meningkatkan efisiensi usahanya. Efisiensi biaya memungkinkan bank untuk memangkas bunga kredit lebih rendah lagi. "Terlebih, situasi likuiditas saat ini sudah lebih baik," kata Muliaman.

Bank besar dinilai memainkan peran penting dalam menyetel tren penurunan bunga. PT Bank Mandiri Tbk., misalnya, terakhir kali memangkas bunga kredit maupun bunga deposito pada 15 Juni lalu, Bank Mandiri menurunkan bunga kreditnya sebesar 0,5%. "Penurunan ini berlaku untuk kredit baru dan kredit lama," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo.

Agus menambahkan, sejak awal tahun Bank Mandiri sudah tiga kali menurunkan bunga kredit. Kini bunga kredit Bank Mandiri berkisar 11%-15%. Penurunan itu juga diharapkan bisa memicu bank-bank lain untuk segera menurunkan bunga kredit. "Penurunan bunga lebih lanjut bisa dilakukan jika perbankan kompak bersama memangkas bunga," lanjutnya.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga termasuk bank swasta yang getol dalam memangkas bunga kredit. Dari awal tahun 2009, BCA sudah memangkas bunga kreditnya lebih dari tiga kali.

Saat ini rata-rata bunga kredit BCA berkisar antara 12% hingga 13% per tahun. "Bunga kredit yang turun karena BCA berhasil menekan cost of fund hingga 4% bulan lalu," ujar Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja.

Pemangkasan bunga kredit juga dilakukan oleh bank yang memiliki aset lebih kecil. Salah satu bank kelas menengah yang agresif memangkas bunga kredit adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. "Terakhir kami memangkas bunga kredit awal Juli. Bunga kredit tahun ini sudah terpangkas sekitar tujuh kali. Bunga sekarang berkisar 14%," Ujar Direktur Utama OCBC NISP, Parwati Surdaudaja. Meski sudah berkali-kali memangkas bunga kredit, cost of fund bank ini masih berkisar 9%.

Kredit meningkat

Efek penurunan bunga kredit seharusnya juga berimbas pada meningkatnya kredit perbankan tahun ini. BI sendiri meramalkan nilai kredit di akhir 2009 lebih tinggi 15% dibanding akhir 2008.

Beberapa bank mengajukan revisi penurunan penyaluran kredit, namun banyak juga bank yang mengajukan revisi pertumbuhan kredit lebih tinggi dari rencana awal. "Jika dirata-rata, target pertumbuhan lebih tinggi 1%-2% dari sebelumnya," jelas Muliaman. Ia menambahkan, bank dengan pasar yang jelas, lebih mudah dalam menyalurkan kredit.

Para bankir memprediksi, penurunan bunga kredit akan memacu penyaluran kredit perbankan lebih tinggi lagi pada semester kedua tahun ini. "Asal bank bisa meminimalisir resiko yang mungkin ditemui," ujar Jahja.

Jakarta, 28 Juli 2009

Source:http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/18547/BI-Bunga-Kredit-Sudah-Kian-Merosot

Yahoo! dan Microsoft Bakal Umumkan Kerjasama

SEATTLE. Ini kabar terbaru dari Microsoft Corp dan Yahoo! Inc. Menurut salah seorang sumber yang mengetahui detail permasalahan ini, kedua perusahaan besar dunia itu hanya tinggal selangkah lagi untuk menjalin kerjasama dalam berkolaborasi dalam hal teknologi mesin pencari internet dan iklan.

Menurut sang sumber, jika tak ada aral melintang, pengumuman mengenai kerjasama tersebut akan dilakukan paling cepat hari ini (29/7). Meski demikian, perjanjian tersebut belum ditandatangani karena pembicaraannya belum final.

Menurut data dari ComScore Inc, Microsoft tengah menargetkan untuk meningkatkan pengakses mesin pencari Bing yang saat ini hanya satu per delapan dari pangsa pangsa pasar Google di AS. Sementara untuk Yahoo!, kerjasama tersebut akan menghemat pengeluaran mencapai US$ 500 juta.

Asal tahu saja, data ComScore juga menunjukkan, Google pada Juni lalu menggenggam sekitar 65% pangsa pasar mesin pencari di AS. Sedangkan kombinasi Yahoo! dan Microsoft hanya mencapai 28% saja.

Ketika dimintai konfirmasinya mengenai hal ini, Juru Bicara Microsoft Adam Sohn menolak berkomentar. Demikian pula halnya dengan Juru Bicara Yahoo! Kim Rubey.

Jakarta, 29 Juli 2009

Telkom Genjot Bisnis Voice dan Data Melalui SLI 007

Melihat besarnya peluang bisnis sambungan langsung internasional (SLI) membuat PT Telkom berniat mengoptimalkan layanan SLI 007 untuk meraih peningkatan revenue bagi perusahaan.

Kendati saat ini sudah ada 3 operator yang menyediakan fasilitas SLI namun hal tersebut tidak menyurutkan minat Telkom.

"Kami lihat peluang untuk peningkatan revenue dari pasar masih terbuka lebar," kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia (29/7).

Optimisme tersebut hadir lantaran Telkom melihat perkembangan trafik serta marketshare SLI Telkom yang menjanjikan.

Eddy menjelaskan, dari sisi trafik internasional, baik incoming maupun outgoing, durasi trafik SLI hingga 5 Juni 2009 secara total mencapai 814,3 juta menit. Dari total tersebut, komposisi incoming sebesar 77% sedang sisanya outgoing.

Dengan performa tersebut marketshare SLI Telkom yang mulai beroperasi sejak tahun 2007 pada bulan Juni 2009 mencapai 42%.

Untuk melengkapi layanan voice melalui SLI 007 Telkom juga berencana menggarap layanan data internasional seperti IPLC (International Private Leased Circuit) memiliki prospek yang cukup baik di Indonesia. "Pertumbuhan pengguna IPCL mencapai 40% setahun," tandas Eddy.

Jakarta, 29 Juli 2009

Konsorsium Televisi Digital Luncurkan Siaran Digital

PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupakan kerjasama enam stasiun televisi swasta, yaitu SCTV, ANTV, Metro TV, Trans Tv, Trans7, dan TvOne.

Direktur utama KTDI, Ishadi SK menjelaskan, mereka akan menggandeng instansi Pemerintah untuk terlibat dalam siaran KTDI. "Dengan demikian, siaran KTDI memiliki nilai tambah dari sisi informasi seperti ramalan cuaca, berita keuangan, lalu lintas, peringatan dini bencana alam, dan lainnya," tutur Ishadi.

Uji coba siaran digital KTDI sebenarnya telah berlangsung sejak pertengahan Januari 2009. Cuma, peresmian uji coba oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono baru dilakukan hari ini (20/5), bertepatan hari Kebangkitan Nasional.

Direktur KTDI, Supeno Lembang menjelaskan, masyarakat bisa menikmati siaran uji coba televisi digital KTDI. Caranya, dengan membeli set top box, yaitu sebuah perangkat penerima yang telah dilengkapi DVB-T Tuner untuk menerima siaran digital. "KTDI tidak menjual set top box, tapi dapat diperoleh di toko-toko elektronik terdekat," kata Supeno.

Saat ini, siaran digital KTDI dipancarkan dengan kekuatan 5 Kw pada frekuensi 46 UHF atau 674 Mhz.

Jakarta, 20 Mei 2009

Konsorsium Televisi Digital Luncurkan Siaran Digital

PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggelar uji coba siaran televisi digital di wilayah Jabotabek. Siaran uji coba itu merupakan kerjasama enam stasiun televisi swasta, yaitu SCTV, ANTV, Metro TV, Trans Tv, Trans7, dan TvOne.

Direktur utama KTDI, Ishadi SK menjelaskan, mereka akan menggandeng instansi Pemerintah untuk terlibat dalam siaran KTDI. "Dengan demikian, siaran KTDI memiliki nilai tambah dari sisi informasi seperti ramalan cuaca, berita keuangan, lalu lintas, peringatan dini bencana alam, dan lainnya," tutur Ishadi.

Uji coba siaran digital KTDI sebenarnya telah berlangsung sejak pertengahan Januari 2009. Cuma, peresmian uji coba oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono baru dilakukan hari ini (20/5), bertepatan hari Kebangkitan Nasional.

Direktur KTDI, Supeno Lembang menjelaskan, masyarakat bisa menikmati siaran uji coba televisi digital KTDI. Caranya, dengan membeli set top box, yaitu sebuah perangkat penerima yang telah dilengkapi DVB-T Tuner untuk menerima siaran digital. "KTDI tidak menjual set top box, tapi dapat diperoleh di toko-toko elektronik terdekat," kata Supeno.

Saat ini, siaran digital KTDI dipancarkan dengan kekuatan 5 Kw pada frekuensi 46 UHF atau 674 Mhz.

Jakarta, 20 Mei 2009

Wednesday, July 29, 2009

Notebook Kantoran, Bisa Buat Kerja Kapan dan Dimana Saja

INILAH enaknya hidup di zaman yang sudah maju seperti sekarang. Orang bisa ngantor di mana saja selama ada notebook yang terkoneksi dengan jaringan internet.

Satu generasi lalu boleh jadi hal itu masih sebatas mimpi. Namun, sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi, Anda bisa melanjutkan pekerjaan kantor di mana saja, termasuk di rumah sekali pun.

Maka, bekerja di luar kantor mulai menjadi tren selama sepuluh tahun terakhir. Hal ini bisa terwujud karena banyak muncul peralatan kantor yang memudahkan aktivitas semacam itu. Salah satunya adalah notebook kantoran.

Produsen notebook memang cukup gencar melakukan penetrasi pasar. Misalnya, getol meluncurkan notebook kantoran berukuran kecil dan multifungsi. Bahkan, tak jarang mereka membentuk divisi khusus untuk melayani penjualan ke sektor bisnis maupun pemerintah. “Pasarnya sangat bergairah dan diprediksi terus berkembang,” kata Tahir Abdullah, Kepala Unit Bisnis Departemen PC PT Aneka Infokom Tekindo, distributor Toshiba.

Meski gencar meluncurkan produk, umumnya produsen cenderung berhati-hati dalam memproduksi notebook kantoran. Soalnya, produk tersebut harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan kantor.

Misalnya, tidak terlalu fokus mengembangkan perangkat multimedia. Ambil contoh, loudspeaker di notebook untuk kantor biasanya didesain standar, sehingga tidak terlalu berlebihan dalam gaya dan desain.

Lebih kuat, lebih aman

Selain itu, gaya dan model notebook kantoran juga tampil lebih konvensional. Beda dengan komputer jinjing umumnya yang memiliki desain terbaru. “Notebook kantoran itu di desain khusus untuk kerja, tapi bisa juga dipakai untuk keperluan personal,” ujar Shendy Kurniawan, Senior Account Manager PT Robicomp Karya Utama, distributor Dell.

Meski begitu, notebook kantoran memiliki keunggulan dalam hal keamanan, daya tahan, dan kemudahan dalam perawatan. “Soal daya tahan, notebook kantoran lebih unggul, termasuk soal security untuk data,” tutur Yohan Wijaya, Country Business Manager, Commercial Notebook, Personal Systems Group Hewlett-Packard (HP) Indonesia.

Notebook kantoran memang dirancang lebih kuat dan tahan guncangan. Selain itu, memakai magnesium alloy yang lebih keras. “Sehingga aman jika kena tumpahan minuman di keyboard-nya,” kata Shendy.

Sesuai kebutuhan

Keunggulan lainnya, notebook kantor juga lebih hemat energi karena tidak mengonsumsi listrik sebanyak komputer desktop.

Berkat berbagai keunggulan itu, penjualan notebook kantoran terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, misalnya, penjualan melonjak hingga 40%. “Banyak yang mencari notebook ini karena karyawan bisa menjadi lebih produktif dengan konsep bekerja anytime anywhere. Ini menguntungkan buat perusahaan,” tutur Tahir.

Saat ini, cukup banyak pilihan notebook kantoran yang beredar di pasar. Karena itu, sebelum membeli, pastikan komputer jinjing itu benar-benar sesuai kebutuhan Anda. Jangan sampai notebook yang kadung dibeli tidak mampu mendukung kinerja Anda, atau di dalam notebook tersebut terkandung banyak fasilitas yang sebetulnya tidak Anda butuhkan.

Nah, setelah mengidentifikasi produk, Anda bisa menghubungi distributor resmi yang tersebar di pusat perbelanjaan.

Cuma, sebelum jadi membeli, Anda tetap harus jeli terhadap berbagai promosi dan program penjualan yang ditawarkan distributor. “Harus diketahui secara jelas berapa lama garansi dan bagaimana perbaikan jika terjadi masalah,” kata Yohan.

Biasanya, notebook berkualitas tinggi memiliki jangka waktu garansi cukup lama. Misalnya, memberikan garansi pemakaian hingga tiga tahun. Tidak hanya itu, produsen juga berani memberikan pelayanan ekstra purna jual. “Kami sudah melakukan ini, misalnya dengan mengadakan hotline room yang siaga untuk dipanggil jika ada masalah,” jelas Shendy.

Tak kalah pentingnya, Anda pun harus memastikan kerjasama bisnis antara produsen notebook dengan distributor. Ini untuk menjaga agar ada jaminan soal ketersediaan layanan, perawatan, dan suku cadang.

Biasanya, kerjasama bisnis itu meliputi kontrak kerjasama jangka panjang untuk pengadaan yang lebih terprogram, termasuk pergantian unit.

Banyak pilihan

Soal harga tentu bervariasi sesuai dengan spesifikasinya. Misalnya, Dell memilih tidak mematok harga pada setiap notebook kantoran bikinannya. “Yang pasti rata-rata harganya di atas US$ 1.000 per unit,” kata Shendy.

Asal tahu saja, saat ini hampir seluruh produsen terkemuka meramaikan pasar notebook kantoran ini. Selain Dell, produsen laptop lainnya yang membidik pasar ini adalah HP. Notebook kantor buatannya adalah HP EliteBook 6930p.

Notebook ini memiliki produktivitas tinggi karena mampu bertahan dengan baterai selama 24 jam. Produk ini ditawarkan bagi perusahaan yang segmentasinya menengah ke atas.

Produk terbaru HP adalah EliteBook 2530p. Ini adalah HP EliteBook terkecil dan teringan dengan built-in optical drive. “Untuk HP jenis EliteBook ini dijual antara US$ 1.100 sampai US$ 2.000,” ujar Yohan.

Toshiba juga menawarkan banyak pilihan untuk kalangan kantoran maupun pebisnis. Tipe yang paling akrab adalah Toshiba Satellite dan Portege. Tipe Satellite digunakan untuk kantoran di sektor pendidikan, sedangkan di sektor pemerintahan banyak menggunakan tipe Portege atau Satellite Pro. Kedua produk ini dijual di kisaran US$ 700–US$ 1.500.

Selain itu, Toshiba juga menyediakan notebook untuk pebisnis di industri perkebunan, perminyakan, maupun pertambangan. Biasanya, industri seperti itu membutuhkan notebook tahan banting dan tahan cuaca. Toshiba membanderol notebook besutannya itu di kisaran Rp 10 juta–Rp 18 juta.

Seperti produsen lain, Toshiba pun memasarkan produk dengan cara kredit. Jadi, karyawan perusahaan bisa membawa pulang notebook dengan cara mencicil. “Soal pembiayaan kami bekerjasama dengan perbankan,” kata Tahir.

26 Juli 2009

Source:http://weekend.kontan.co.id/index.php/read/xml/gadget/3393/notebook-kantoran-bisa-buat-kerja-kapan-dan-dimana-saja#more-3393

Teknologi Mikroturbin untuk Substitusi Diesel

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mempersiapkan aplikasi teknologi mikroturbin untuk substitusi mesin diesel. Selain menghasilkan listrik, teknologi mikroturbin mampu memproduksi panas sebagai sumber energi baru dengan sumber energi juga berupa gas tetapi dengan emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan mesin diesel.

”Mikroturbin tergolong teknologi baru yang belum pernah kita aplikasikan,” kata Kepala Balai Besar Teknologi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi MAM Oktaufik, Senin (27/7) di Jakarta.

Menurut Oktaufik, dengan dana hibah dari Global Environment Facility melalui Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) akan diimpor enam unit mikroturbin kapasitas 30 kilowatt-65 kilowatt dari Amerika Serikat. Dari total dana hibah 6 juta dollar AS, selain untuk pengadaan mikroturbin, juga untuk menunjang penguatan kapasitas pengusaha produsen listrik selama lima tahun.

Batas kapasitas produksi listrik mikroturbin di bawah 1.000 kilowatt dengan peralatan yang minim. Ini berfungsi menunjang desentralisasi energi atau pemenuhan energi tanpa transmisi sentralistik. Saat ini biaya peralatan teknologi ini masih terlampau tinggi, yaitu antara 3 kali dan 4 kali lipat mesin diesel.

Harga investasi awal untuk produksi 1 kilowatt mesin diesel berkisar 500 dollar AS (Rp 5 juta), sedangkan dengan mikroturbin bisa mencapai 2.000 dollar AS (Rp 20 juta). Teknologi ini menggunakan bahan bakar biogas atau metana.

”Karena bentuk mikrohidro relatif kecil, di Amerika Serikat juga digunakan untuk mesin kendaraan bus,” ujar Oktaufik.

Assistant Country Director UNDP Indonesia Budhi Sayoko mengatakan, pengadaan mikroturbin adalah untuk program substitusi mesin-mesin diesel yang selama ini digunakan untuk gedung atau perkantoran. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi produksi listrik dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

”UNDP akan memberikan dana hibah 6 juta dollar AS. Saat ini sedang dibahas untuk menghindari peran pihak ketiga dalam proses tendernya,” kata Budhi.(NAW)

Rabu, 29 Juli 2009 | 03:47 WIB

Jakarta, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/29/03470192/teknologi.mikroturbin.untuk.substitusi.diesel

40.000 Hektar Sawah Terancam Kekeringan

Sekitar 40.000 hektar sawah di Jawa Barat terancam kekeringan hingga akhir 2009. Sebagian besar sawah yang terancam kekeringan karena El Nino itu berada di pantai utara. Pemerintah perlu segera memperbaiki irigasi yang rusak untuk antisipasi.

Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jabar Entang Sastraatmadja di Bandung, Selasa (28/7), mengatakan, potensi kehilangan dari gagal panen akibat kekeringan sekitar 5 ton gabah kering giling (GKG) per hektar. Harga GKG sekitar Rp 2.600 per kg.

Antisipasi kekeringan harus dilakukan secara sistematis dan tidak parsial dengan pembenahan irigasi teknis dan pedesaan. Saat ini hampir 45 persen dari total irigasi di Jabar sebanyak 6.954 jaringan dalam keadaan rusak.

"Pendekatannya jangan seperti pemadam kebakaran. Kalau sudah terjadi kekeringan parah, baru ribut-ribut. Selain itu, pemerintah juga perlu menjamin pasar," ujarnya. Entang mengatakan, luas keseluruhan sawah di Jabar sekitar 900.000 hektar.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Daerah Jabar Oo Sutisna mengatakan, ancaman kekeringan paling parah antara lain di Kabupaten Indramayu, Majalengka, Subang, Cirebon, dan Karawang. Ia sudah mendapatkan laporan, sekitar 500 hektar di Indramayu kekeringan.

"Kekeringan sudah terlihat di mana-mana. Saya (hari ini) akan ke Indramayu melihat lapangan. Mudah-mudahan saja nanti cuaca berubah menjadi lebih baik," katanya.

Pertumbuhan padi di Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Garut yang sebagian besar masih berusia dua bulan dikhawatirkan terhambat akibat kekeringan tersebut. Target produksi padi Jabar 2009 sebanyak 10,78 juta ton GKG diharapkan tidak terganggu kekeringan itu.

Komoditas semusim

Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan menganjurkan petani yang memiliki sawah di lahan yang tidak terjangkau irigasi teknis agar mengalihkan komoditas mereka pada musim kemarau ini. Imbauan tersebut juga berlaku bagi petani yang menggarap lahan yang dilalui irigasi teknis tetapi tidak terjangkau air.

Kepala Subdinas Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Ina Dewi Kania mengungkapkan, total luas lahan pertanian yang terhubung saluran irigasi di Kabupaten Bandung 15.000 hektar lebih. Sekitar 60 persen di antaranya kurang berfungsi optimal akibat kebocoran dan kerusakan infrastruktur.

"Kami hanya bisa mengimbau petani agar tidak memaksakan diri menanam padi bila lahan mereka tidak terairi," tutur Ina.

Komoditas yang ditawarkan dinas pertanian adalah sayuran semusim dan tanaman yang membutuhkan air lebih sedikit ketimbang padi, seperti mentimun, sawi, dan kedelai. Selain itu, pihaknya juga memiliki pompa air yang bisa dipinjam petani untuk menarik air dari sumber terdekat bila jaraknya memungkinkan.

Dengan alih komoditas, dinas pertanian tidak khawatir terganggunya pencapaian target produksi gabah di Kabupaten Bandung karena masih ada masa tanam berikutnya yang dimulai pada September 2009. Produksi gabah hingga April 105.012 ton, sementara target produksi tahun 2009 sebanyak 300.000 ton. (bay/eld)

Rabu, 29 Juli 2009 | 15:42 WIB

Bandung, Kompas -http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/29/15423714/40.000.hektar.sawah.terancam.kekeringan

Tuesday, July 28, 2009

Deteksi Dini Bahan Radioaktif

Terjadinya ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton hampir dua minggu lalu merupakan indikasi lemahnya sistem pengamanan hotel tersebut. Sistem yang ada tidak mampu mendeteksi lalu lintas benda-benda berbahaya, termasuk bom. Aris Sanyoto

Akibat yang ditimbulkan bukan hanya korban jiwa. Lebih dari itu, citra Kota Jakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya adalah tidak aman. Akibat langsungnya adalah batalnya kunjungan tim Manchester United (MU) ke Jakarta. Akibat lain, mungkin memengaruhi para investor dan turis yang tadinya ingin datang ke Indonesia. Bisa dibayangkan betapa besar kerugian ekonomi yang ditimbulkan.

Menghadapi situasi di atas, biasanya kita cenderung reaktif. Di mana-mana dianjurkan mengaktifkan dan meningkatkan sistem keamanan. Petugas keamanan secara teliti memeriksa setiap orang yang masuk ke fasilitas-fasilitas publik, pos-pos siskamling diaktifkan, dan lain sebagainya.

Biasanya itu bersifat hanya sesaat. Setelah beberapa waktu berselang akan kendur lagi. Begitu seterusnya. Pola ini tentu diamati pelaku teror sehingga dia tahu kapan harus bertindak dan kapan harus bersembunyi.

Terus-menerus

Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang mampu mendeteksi dini terhadap lalu lintas benda-benda berbahaya secara terus-menerus. Sistem yang mampu bekerja secara maksimal tanpa harus banyak bergantung pada orang (penjaga).

Contoh paling mudah adalah penggunaan pesawat sinar-X bagasi pada bandara. Demi alasan keamanan bersama, setiap benda yang akan masuk ke fasilitas penting (hotel) harus melewati pemeriksaan dengan alat tersebut. Tanpa terkecuali.

Cara ini merupakan sistem deteksi yang mampu melihat secara jelas benda-benda yang melewati tanpa harus membongkarnya (non-destructive test). Sistem ini diyakini mampu mencegah benda-benda berbahaya masuk dan sekaligus menjaga privacy pelanggan (tidak harus membongkar isi koper).

Bom yang meledak di beberapa tempat di Indonesia selama ini adalah jenis bom konvensional. Artinya, bom yang menggunakan bahan peledak konvensional dicampur benda-benda yang mampu menghasilkan efek lebih saat meledak (seperti baut). Selain bom konvensional, belakangan juga dikenal bom kotor (dirty bomb). atau yang lebih dikenal dengan radioactive dispersal devices (RDD).

Bom kotor merupakan salah satu jenis bom yang mengombinasikan bahan peledak konvensional (dinamit) dan bahan radioaktif. Tingkat keparahan akibat bom tergantung dari jenis dan aktivitas (kekuatan) bahan radioaktif yang digunakan. Target utamanya adalah untuk menimbulkan kepanikan luar biasa ketika orang tahu bom yang meledak memancarkan radiasi.

Kepanikan luar biasa ini akan mengakibatkan efek berantai, seperti kecelakaan di jalan raya karena orang berusaha secepatnya menjauh dari lokasi ledakan. Pada akhirnya juga menimbulkan banyak korban. Akibat lain dari ledakan bom kotor adalah terjadinya kontaminasi radioaktif di lokasi ledakan sehingga lokasi tersebut memancarkan radiasi dalam rentang waktu yang lama.

Sebagai contoh, apabila bahan radioaktif yang digunakan adalah Cesium-137, lokasi itu akan memancarkan radiasi hingga ratusan tahun mengingat waktu paro bahan radioaktif tersebut 30 tahun. Jika itu yang terjadi, perlu usaha luar biasa untuk mengembalikan ke kondisi semula (dekontaminasi).

Sebagai ilustrasi, adalah bom kotor dengan sumber radioaktif Cs-137 dengan aktivitas 100 Ci—satuan aktivitas pemecahan diri sebuah unsur radioaktif. Sumber ini biasa dipergunakan dalam kegiatan non-destructive test (NDT) untuk menguji sambungan pipa pada industri pertambangan minyak dan gas atau pengukuran ketinggian fluida dalam tangki (gauging).

Dari segi dimensi, ukuran sumber radiasi ini sangat kecil (sebesar kancing baju), tetapi mampu menghasilkan pancaran radiasi gamma sekitar 40 microsievert per jam dalam radius 100 meter. Nilai ini signifikan tinggi ditinjau dari ukuran keselamatan. Radiasi jenis ini mampu menembus beton sehingga untuk mengurangi intensitas pancaran radiasi sampai menjadi setengahnya diperlukan beton setebal 4,8 cm.

Perdagangan gelap

Menurut data Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), dari tahun 1993 sampai dengan 31 Desember 2007 telah terjadi 1.340 peristiwa perdagangan gelap yang melibatkan bahan nuklir dan radioaktif. Peristiwa itu bisa merupakan jalan singkat penyebaran persenjataan bom kotor dan terorisme. Di Indonesia penggunaan bahan radioaktif berkembang sangat pesat untuk berbagai tujuan positif.

Misalnya, penggunaan bahan radioaktif Iridium-192 dan Cobalt-60 untuk memeriksa sambungan pipa-pipa pertambangan (NDT), Cesium-137, Americium-241, Stronsium-90 untuk merekam sifat-sifat hidrokarbon pada industri pertambangan, bahan-bahan radioaktif yang dipakai mengukur level cairan dalam suatu tangki/kaleng (gauging), dan masih banyak lagi.

Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu sistem pengawasan yang lebih terintegrasi terhadap bahan-bahan radioaktif. Sistem yang mampu mendeteksi secara dini lalu lintas bahan radioaktif.

Hal tersebut bisa dilakukan, misalnya dengan pemasangan alat surveymeter atau monitor radiasi secara permanen (fixed monitor) di lokasi strategis (jalan protokol, pelabuhan, pintu masuk hotel berbintang, dan lain-lain). Alat ini mampu mendeteksi secara dini benda-benda yang mengandung bahan radioaktif.

Prinsip kerja peralatan tersebut hampir sama dengan prinsip pengukuran ketinggian fluida (cairan) di dalam kaleng. Ketika ada pancaran radiasi dari bahan radioaktif yang melewati detektor, muncul respons dalam bentuk audio atau bahkan audiovisual.

Sistem ini mampu bekerja penuh 24 jam sehingga benar-benar efektif untuk mendeteksi benda-benda mengandung bahan radioaktif. Agar responsif, detektor ini dapat diatur di skala paling kecil (paling sensitif).

Sistem itu dapat dibangun dengan menggiatkan kerja sama antara pihak Badan Pengawas Tenaga Nuklir, kepolisian, Departemen Perhubungan, dan instansi terkait yang lain. Semoga dengan cara ini, meletusnya bom oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab tidak perlu terulang lagi. Apalagi sampai melibatkan bom kotor, bom radioaktif. Semoga.

Selasa, 28 Juli 2009 | 04:01 WIB

Penulis: ARIS SANYOTO Alumnus IAEA-Post Graduate in Radiation Protection and Security of Radioactive Sources, Malaysia, tahun 2003

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/04013627/deteksi.dini.bahan.radioaktif

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...