Showing posts with label Spam SMS. Show all posts
Showing posts with label Spam SMS. Show all posts

Wednesday, January 26, 2011

BI Terima Aduan Teror SMS KTA di 085888509797

SMS penawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA) telah dianggap mengganggu pengguna ponsel. Pihak Bank Indonesia (BI) pun mengeluarkan nomor pengaduan.

"Pengguna ponsel yang merasa terganggu dengan SMS ini silakan mengadu ke nomor 085888509797. Nomor ini resmi dikeluarkan oleh pihak BI," ujar Kepala Biro Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Difi A Johansyah, kepada wartawan, Rabu (26/1/2011).

Ditemui saat peresmian Gedung Kantor BI Pontianak, Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pemimpin BI Pontianak, di Ruang Serbaguna Gedung BI Pontianak, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Difi mengatakan bahwa pengaduan itu akan digunakan oleh pihak BI untuk menelusuri SMS tersebut.

"Lewat nomor pengaduan KTA ini, nantinya kami akan menginvestigasi nomor SMS penawaran KTA yang masuk, untuk kemudian kami telusuri," ujar Difi.

SMS penawaran KTA memang dianggap cukup mengganggu para pengguna ponsel karena waktu pengirimannya yang dianggap terlalu sering. Bahkan para pengguna ponsel menganggap SMS tersebut sudah seperti teror yang kadang dikirimkan lebih dari 4 kali dalam sehari. (srn)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/54/418131/bi-terima-aduan-teror-sms-kta-di-085888509797

BKL: Kami Bukan Pengirim SMS Spam KTA

Layanan SMS Gateway yang dijalankan oleh PT Bumi Kharisma Lininusa (BKL) ternyata berbeda dengan pengiriman SMS KTA yang belakangan marak terjadi di antara pelanggan telekomunikasi. Malahan akibat ulah spam itu, BKL juga merasa dirugikan.

"Jelas kami merasa dirugikan oleh SMS spam Kredit Tanpa Agunan (KTA) tersebut. Kami yang menyediakan layanan SMS iklan secara resmi, kok malah disangkutpautkan dengan mereka," terang GM PT Bumi Kharisma Lininusa Happy Santosa, saat disambangi okezone di kantornya, di Jakarta, Rabu (26/1/2011).

"Kami beda dengan mereka. Mereka itu penyebar SMS spam. Kami juga bingung kenapa ikut dikaitkan. Padahal SMS iklan dari kita, yang diterima pelanggan, bukan berasal dari nomor seluler biasa. Malah SMS kami cenderung tidak ada nomornya, hanya ada nama produk pengiklan," tandasnya.

Happy menduga, cara yang digunakan oleh spammers SMS tersebut menggunakan metode yang murah meriah. Maksudnya, bisa dengan mencari nomor ponsel di internet atau menggunakan nomor secara acak (random).

Memang diakui olehnya, perusahaanya juga menyediakan software SMS center yang mereka sebut Sempro. Teknologi ini mampu mengirimkan SMS broadcast tanpa bantuan dari pihak operator. Namun dia tegaskan, software tersebut selain mahal juga tidak serta merta diisi dengan data pelanggan operator.

"Software kami yang paling murah itu bernilai Rp3,5 juta, loh. Itu hanya Software dan hardwarenya. Jadi menurut saya tidak mungkin juga mereka mau mengeluarkan uang banyak untuk membeli software ini," tukas Happy.

Dijelaskan olehnya, software Sempro ini telah digunakan oleh banyak perusahaan, kebanyakan memang digunakan untuk memaksimalkan pelayanan kepada konsumen suatu perusahaan, seperti informasi tagihan atau tempat pengaduan.

"Kalau mereka mendapatkan informasi nomor pelanggan. Ya, mereka mendapatkan sendiri dengan cara-cara yang biasanya sudah disetujui. Software kami juga tidak digunakan hanya untuk SMS center saja tapi juga merapikan data-data pelanggan seperti phonebook," tandasnya.

Klien Sempro sendiri banyak terdiri dari perusahaan dengan beragam layanan, mulai dari airlines, perbankan, automotif dan lain sebagainya.
(tyo)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/54/418213/54/bkl-kami-bukan-pengirim-sms-spam-kta

Klarifikasi Soal Bocornya Data 25 Juta Pelanggan Seluler

Pihak yang dipanggil Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI), terkait pengakuan yang memiliki data pelanggan, adalah perusahaan PT Bumi Kharisma Lininusa yang bergerak di bidang layanan SMS Gateway. Dari pertemuaan tersebut pihak perusahaan telah mengklarifikasi kepada BRTI.

"Kita sudah melakukan klarifikasi dengan pertemuan bersama BRTI. Di sana kami menjelaskan bahwa kami adalah perusahaan mobile advertising resmi yang berkerja sama dengan operator untuk menyediakan layanan beriklan melalui SMS," terang General Manager PT Bumi Kharisma Lininusa Happy Santosa, saat ditemui okezone di kantornya, Rabu (26/1/2011).

Ditambahkan Happy, perusahaannya memang mengklaim mampu mengirimkan SMS iklan dari klien ke 25 juta pelanggan, seperti yang mereka iklankan di sejumlah media cetak. Namun dia menegaskan perusahaanya tidak mempunyai data nomor pelanggan operator.

"Kami tidak pernah menyimpan apalagi memiliki data nomor pelanggan. Klaim kami tentang 25 juta pelanggan itu kami dapatkan dari pihak operator sendiri. Semua pelanggan operator yang 25 juta itu, tentu saja sudah mendapatkan persetujuan untuk menerima SMS iklan. Tentu saja di antara pihak pelanggan dengan operator ada mutual benefitnya," tukasnya.

Happy mengklaim bahwa perusahaannya bisa dibilang merupakan 'agen iklan' seperti yang ada di media cetak. Namun sekali lagi dia menegaskan bahwa dirinya tidak menyimpan informasi data pelanggan operator. Bahkan tidak hanya pihaknya, pihak pengiklan pun tidak akan diberi informasi tersebut.

"Jadi jika ada pengiklan yang beriklan ya cuma diberi keterangan berita acara satu lembar yang menyatakan bahwa iklan mereka sudah disampaikan," tambah pria berkaca mata itu.

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia menemukan fakta bahwa sedikitnya 25 juta data pelanggan telekomunikasi di Indonesia sudah bocor. Angka ini mencapai 25 persen dari sekira 200 juta pelanggan telekomunikasi yang terdaftar.

Fakta ini ditemukan dari sebuah iklan di koran harian nasional. Dalam iklan tersebut perusahaan penyedia layanan SMS Gateway, yaitu PT Bumi Kharisma Lininusa, yang memiliki software SMS center bernama Sempro Data, itu menyebutkan ''Menyediakan 25 Juta data pelanggan seluler aktif, valid dan legal, seluruh Indonesia untuk SMS promo anda".
(tyo)

26 Januari 2011
Source:http://techno.okezone.com/read/2011/01/26/54/418199/54/klarifikasi-soal-bocornya-data-25-juta-pelanggan-seluler

Monday, January 24, 2011

Bocornya Data Pelanggan YLKI: BRTI Terkesan Loyo Hadapi Operator

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mendapat kritikan pedas dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) lantaran dituding tidak mampu menghadapi operator yang nakal. "BRTI terkesan loyo," kata YLKI.

Anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan demikian lantaran gregetan melihat aksi BRTI yang tidak mampu menertibkan perilaku operator yang kebablasan dan meresahkan konsumen.

Kejadian terbaru yang turut memancing reaksi YLKI adalah terkait beredarnya kabar bocornya data 25 juta pelanggan telekomunikasi di Indonesia. Nah, YLKI menduga ada permainan dari oknum di operator yang memuluskan keluarnya data privasi tersebut.

"BRTI kan regulator harusnya mereka bisa memberi sanksi ke operator yang nakal dan bermain di kejadian ini (bocornya data pelanggan-red.), dan hal itu sudah didukung UU Telekomunikasi," tegas Tulus, kepada detikINET, Senin (24/1/2011).

"Ini salah satu bentuk kegagalan kinerja mereka, BRTI terkesan loyo untuk menertibkan operator yang nakal," ia menandaskan.

Aksi BRTI untuk menertibkan industri telekomunikasi Tanah Air memang begitu dinanti para pengguna. Jika kabar bocornya 25 juta pelanggan telekomunikasi itu benar adanya, tentu dinantikan ketegasan dari sang regulator telekomunikasi.

Isu kebocoran data pengguna telekomunikasi ini mengemuka setelah adanya klaim dari penjual produk pengiriman SMS broadcast yang mengaku memiliki database 25 juta pengguna telepon aktif di Indonesia.
( ash / rns ) 

24 Januari 2011
Source:http://www.detikinet.com/read/2011/01/24/121540/1552991/328/ylki-brti-terkesan-loyo-hadapi-operator/?i991101105

 

25 Juta Data Pelanggan Telekomunikasi Bocor?

Beredar kabar bahwa sedikitnya ada 25 juta data pengguna telekomunikasi di Indonesia yang bocor. Kabar ini langsung jadi perhatian Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Anda kah salah satu korbannya?

Menurut Anggota BRTI Heru Sutadi, isu kebocoran data pengguna telekomunikasi ini mengemuka setelah adanya klaim dari penjual produk pengiriman SMS broadcast yang mengaku memiliki database 25 juta pengguna telepon aktif di Indonesia.

"Penyelidikan ini penting mengingat bahwa data pengguna adalah sesuatu yang bersifat rahasia dan dilindungi UU Telekomunikasi No. 36/1999. Sehingga, jika isu ini benar, maka jelas hal itu pelanggaran," tegas Heru kepada detikINET, Senin (24/1/2010).

Penyelidikan ini juga terkait dengan maraknya pengiriman SMS broadcast yang bersifat spam dari bank-bank yg menawarkan kartu kredit maupun kredit tanpa agunan (KTA).

"Dari laporan masyarakat, bank yang banyak mengirim SMS spam adalah Standard Charter Bank and ANZ. Selain perbankan, kini pola-pola seperti itu juga diikuti oleh penyelenggara telepon premium," ungkap dia.

Sebelum menyelidiki lebih lanjut, BRTI juga sempat berdiskusi dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). "Konsumen banyak yang protes karena kata-kata yang digunakan dalam berpromosi tersebut sangat vulgar," tandas Heru.

Saat ini tercatat ada 180 juta lebih pelanggan telekomunikasi di Indonesia. Jika isu kebocoran data benar adanya, BRTI khawatir, bisa saja seluruh data pelanggan yang ada akan jadi korban berikutnya.

24 Januari 2011
Source:http://www.detikinet.com/read/2011/01/24/091542/1552833/328/25-juta-data-pelanggan-telekomunikasi-bocor/

Tuesday, October 19, 2010

Sesama Agen KTA Dilarang Kirim SMS

Karena kesal, pada suatu dini hari saya balas SMS tawaran kredit tanpa agunan dengan sopan, “Maaf, sesama agen dilarang saling memprospek.”

Tanpa diminta, SMS macam itu kerap mendatangi saya. Anda pasti juga pernah, bahkan sering, menerimanya. Isinya tawaran kredit tanpa agunan. Yah, namanya juga usaha.

Karena berupa upaya di tengah kompetisi, maka sopan santun boleh diabaikan. SMS dari orang-orang tak dikenal itu hampir semuanya tak menyapa nama penerima. Apalagi jika dikirim secara bulk via SMScaster.com.

Tapi mereka punya persamaan. Nomor untuk mengirim SMS dan nomor yang disertakan dalam SMS biasanya berbeda. Tak hanya berbeda angka tetapi juga berbeda operator.

Media baru selalu memancing kreativitas para pemasar.  Ini seperti dulu, banyak tenaga pemasaran yang tak sadar melakukan spamming: mengirimkan email berisi promosi ke banyak alamat, termasuk kepada orang-orang yang belum dikenal.

Akhirnya etiket menjadi pemahaman bersama. Itulah yang namanya keseimbangan baru. Bagaimana dengan SMS? Nantinya juga begitu: para pengirim akan sadar karena malu –– atau dimarahi oleh pihak yang dikirimi. Oh ya bisa juga karena bosan, tak kunjung mendapatkan buruan, karena pesaing semakin banyak, mana lebih ulet dan kreatif pula.

Eh, tapi itu tadi kan SMS dari perorangan. Bagaimana dengan SMS, atau texting lainnya (misalnya pop screen), dari perusahaan tertentu (memakai short code bahkan nama dagang) dan terlebih operator telekomunikasi?

Untuk perusahaan, pengiriman SMS membabi buta jelas spamming. Untuk operator? Waduh, saya lupa apakah dalam dokumen pendaftaran pascabayar ada klausul bahwa saya bersedia dikirimi SMS apapun oleh operator. Begitu pun dalam amplop mungil kartu perdana prabayar, apakah ada klausul itu?

Misalkan ada klausul tadi, kita layak mengadu ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Kalau tidak?

Sejauh saya tahu sih belum ada produk hukum yang mengatur itu. Setahu saya UU ITE 2008 maupun revisinya belum secara khusus mengatur pengiriman pesan promosional dari operator terhadap pelanggan. Tolong dikoreksi jika saya salah.

Dalam kasus ini operator tidak boleh berkilah (misalnya), “Kalau belum diatur berarti boleh, karena kalau kami diam maka kompetitor akan merajalela.”

Dalam bisnis ada etika. Minimal etika sepihak yang dirumuskan sendiri. Saya berpengandaian, eksekutif perusahaan telko manapun tak suka menerima bombardir SMS.

11 Okt 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/10/11/143858/1461220/398/sesama-agen-kta-dilarang-kirim-sms

SMS Spam KTA: Ada 'Mafia' di Belakang SMS Spam?

Pembaca detikINET yang resah mengirimkan keluhannya soal SMS Spam, terutama yang menawarkan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Ada yang takut, 'mafia' ikut berperan di belakang ini.

Keluhan pembaca itu diterima detikINET lewat berbagai cara, mulai dari email di redaksi [at] detikinet.com hingga di fitur komentar. Satu pertanyaan serupa yang muncul berkali-kali adalah: "Dari mana pengirim bisa mendapatkan nomor saya?"

"Apa ada mafia penjualan nomor ponsel? Menkominfo pernah membahas/mengatur hal beginian kagak?" ujar seorang pembaca, sebut saja namanya Yati, lewat email, Kamis (29/7/2010).

Pembaca lainnya, Nuraidah, mengatakan pernah 'nekat' menghubungi Customer Service operator. Namun jawabannya, operator tak mampu memblokir pesan itu karena tidak dikirimkan dari nomor singkat.

"Sekali waktu saya juga pernah menghubungi nomor telepon sales yang ada di SMS tersebut dan menanyakan dari mana mereka mendapat database nomor-nomor kami. Dan mendapat jawaban bahwa mereka mengambil nomor dengan cara acak," Nuraidah melanjutkan.

Pembaca detikINET lainnya mencurigai adanya 'permainan' pada data pelanggan kartu kredit. "Biang keladi ini semua adalah data dari asosiasi kartu kredit yang diumbar ke mana-mana," tulis seorang pembaca yang tak mau menyebutkan namanya.

29 Juli 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/07/29/150257/1409479/328/ada-mafia-di-belakang-sms-spam

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...