Showing posts with label Network. Show all posts
Showing posts with label Network. Show all posts

Monday, April 5, 2010

Komisi X DPR 'Kritisi' Jardiknas

 Pada tanggal 21 Januari 2009, saya diundang untuk dengar pendapat dengan rekan-rekan di Komis X DPR RI. Sebuah pengalaman yang sangat berbeda dengan kesan DPR selama ini yang dibentuk oleh media. Saya melihat pemikiran dan concern rekan-rekan DPR mencerminkan apa yang diinginkan oleh rakyat. Terus terang saya bangga melihat DPR Komisi X, semoga diberikan kekuatan oleh Allah SWT karena nasib 150 juta anak Indonesia yang akan membentuk Indonesia di kemudian hari ada di tangan anda.

Pertanyaan & pernyataan tentang Jardiknas dari DPR Komisi X sangat kritis tapi relevan, seperti:




  • Apa manfaat jardiknas untuk bangsa Indonesia?
  • Apa impact yang dirasakan oleh siswa? Guru? Lingkungan sekitar sekolah?
  • Dengan uang sekian banyak apakah tidak mubazir?
  • Tunjukan bahwa uang tersebut tidak mubazir?

Saya membaca-baca laporan yang ditulis oleh Diknas & Pustekom …. amat sangat bernuansa infrastruktur, seperti:
  • Uang yang ada sudah menyambungkan sekian sekolah.
  • Sebagian besar uang dibelanjakan untuk membeli Bandwidth.

Tidak banyak menjawab concern DPR, pantas kalau DPR kerepotan untuk menjustifikasi Jardiknas. Tujuan dan objektif yang ingin dicapai sangat bersifat fisik. Wajarlah kalau teman-teman di DPR Komisi X menjadi sangat 'kritis' melihat laporan yang ada.

Tampaknya teman-teman di Diknas & Pustekom melupakan objektif/tujuan sebuah kegiatan pendukung pendidikan yang harusnya dinilai dari hal-hal yang sifatnya abstrak, misalnya,
  1. Apakah murid bertambah pandai?
  2. Berapa orang guru yang menjadi berserifikasi?
  3. Apakah kurikulum menjadi lebih baik? Bagaimana 'lebih' baiknya?

Saran Untuk Program JardiknasMohon teman-teman di Diknas & Pustekom untuk dapat secara lebih serius mengerjakan pekerjaan rumah-nya agar lebih tajam & lebih fokus program yang dibuatnya untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Redefinisi Tujuan / Objektif

  • Pustekom Perlu mendefinisikan ulang & secara jelas tujuan / objektifnya. Ini merupakan kunci utama,
  • Apa kriteria sukses yang ingin dicapai? Misalnya, Murid menjadi melek IT. Murid bisa berkarja di Internet. Guru yang sanggup menulis materi ajar di Blog?
  • Berapa besar skala yang ingin di capai? Misalnya, berapa jumlah murid melek IT? Jumlah guru yang berkiprah di Internet? Jumlah sekolah yang punya Lab. IT off line?

Analisa Data, Kondisi & SituasiKondisi / pemetaan lapangan menjadi sangat penting untuk pengambilan keputusan yang benar. Dibutuhkan data yang detail (akan lebih baik berbentuk GIS), seperti:
  • Data guru  yang melek IT & kemampuannya, per lokasi, per kecamatan, per sekolah.
  • Data murid yang melek IT & kemampuannya, per lokasi, per kecamatan, per sekolah.
  • Data sekolah, per lokasi, kesiapan listrik, kesiapan ruang, kesiapan komputer.
  • Data lingkungan sekitar, per lokasi, misalnya akses Internet yang ada, komunitas IT dll.

Turunkan Rencana StrategisSetelah objektif & data lapangan lengkap. Kita baru dapat menurunkan rencana strategis, misalnya:
  • Rencana strategis di bidang kurikulum – karena semua program ini harus nantinya di integrasikan dengan kurikulum pengajaran.
  • Rencana strategis di bidang pengajaran – teknik penyampaian materi ajar pasti akan berbeda antara teknik konvensional dengan teknik berbasis IT.
  • Rencana strategis di bidang materi ajar – kalau mengandalkan PUSKUR atau PUSBUK yang hanya segelintir orang pasti akan keteteran. Kita perlu membuat rencana strategis yang melibatkan semua relawan pendidikan, semua stakeholer dll.
  • Rencana strategis di bidang SDM – guru, teknisi lab, teknisi jaringan, tenaga pustakawan, tenaga administrasi sekolah dll.
  • Rencana strategis kemitraan – banyak lembaga & inisiatif di Indonesia yang concern terhadap IT dan SDM yang dapat dimanfaatkan, seperti USO, DetikNas, IT Flagship dll.
  • Rencana strategis di bidang jaringan – Peta jaringan, estimasi traffik dengan berbagai skenario penggunaan, konfigurasi jaringan yang cocok dengan berbagai kondisi lapangan. Kemungkinan kita harus mempunya beberapa konfigurasi jaringan karena Indonesia sangat luas.
  • Rencana strategis di sistem pendukung IT – seperti Distro Linux yang akan digunakan, Lokasi Server, dukungan training SDM,  mailing list, pelibatan komunitas.
Turunkan Rencana Taktis
  • Detail kurikulum, materi ajar, pengembangan SDM yang dibutuhkan.
  • Detail alternatif konfigurasi jaringan.
  • Berbagai alternatif pendanaan dan detail budget.

Catatan Pribadi
Pengalaman saya pribadi dalam menulis Strategis Plan, ini bukan pekerjaan sembarangan. Dibutuhkan waktu lama, ketekunan dalam mengumpulkan data, keseriusan untuk memikirkan berbagai skenario. Pekerjaan Ini harusnya dikerjakan oleh pimpinan tertinggi secara aktif, tidak mungkin diturunkan sepenuhnya ke staff di bawahnya.

Referensi

Contoh sebuah Strategic Plan yang sederhana.


Penulis: Onno W Purbo
Jumat, 22/01/2010 15:11 WIB 
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/01/22/145241/1284048/398/komisi-x-dpr-kritisi-jardiknas

Tuesday, December 8, 2009

NIRKABEL GANDA Mempercepat Akses Digital

Jaringan digital nirkabel dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi sangat populer sebagai sarana untuk mengakses jejaring internet tidak hanya di tempat publik, seperti restoran, bandara, dan tempat umum lainnya, tetapi juga menjadi kebutuhan primer di rumah tangga karena penetrasi jejaring digital dan yang semakin luas dan bertambahnya pengguna melibatkan seluruh keluarga dan perangkat.

Jaringan nirkabel yang dikenal dengan terminologi hotspot merupakan sebuah evolusi sebagai jasa yang ditawarkan banyak pihak, baik di tempat publik maupun di perumahan, karena semakin meratanya penetrasi jaringan dan meningkatnya kebutuhan akan akses jejaring internet untuk berbagai keperluan.

Kehadiran netbook serta komputer terjangkau lainnya, juga meningkatkan kebutuhan jejaring nirkabel untuk diakses di rumah dan di perkantoran. Kebutuhan ini menyebabkan semakin banyak perangkat nirkabel yang harus digelar, dan dengan sendirinya menyebabkan terjadinya interferensi satu sama lain yang menyebabkan gangguan akses nirkabel.

Gangguan jejaring nirkabel menyebabkan akses kecepatan tinggi melambat dan bahkan memperpendek jangkauan yang seharusnya mampu dicapai seperti tertera dalam spesifikasi perangkat nirkabel. Belum lagi kalau kebutuhan akses nirka-
bel tidak hanya digunakan untuk mengakses jejaring internet, tetapi juga untuk keper-
luan menggelar kebutuhan
multimedia digital di dalam rumah.

Perangkat nirkabel konvensional dalam standar nirkabel 802.11 b/g, misalnya, seringkali tidak mampu untuk memenuhi layanan kebutuhan multimedia digital, terutama untuk menjangkau beberapa ruangan di dalam rumah. Ketebalan dinding, posisi penempatan perangkat nirkabel, dan kekuatan sinyal frekuensi yang dipancarkan dari berbagai merek perangkat seringkali tidak sama sehingga seringkali menjengkelkan penggunanya.

Interferensi

Belum lama ini Cisco System Inc memperkenalkan produk nirkabel yang berbeda dengan yang ditawarkan di pasaran, seri Linksys Simultaneous Dual-N Band Wireless Router WRT610N yang memiliki kemampuan untuk digunakan dalam dua spektrum frekuensi yang berbeda secara bersamaan, masing- masing 2,4 GHz dan 5 GHz.

Dilengkapi dengan perangkat Wireless-N USB Network Adapter WUSB600N, koneksi nirkabel seri Linksys terbaru ini mampu menjangkau sudut-sudut rumah yang sebelumnya sulit dijangkau dengan perangkat nirkabel konvensional. Penggunaan koneksi pada frekuensi 5 GHz dimaksudkan untuk mengurangi interferensi pada frekuensi 2,4 GHz yang juga digunakan pada telepon PSTN nirkabel, perangkat oven microwave, dan sejenisnya.

Penggunaan yang mudah dilengkapi perangkat lunak LELA (Linksys Easylink Advisor) WRT610N dengan harga yang terjangkau, memiliki empat rongga gigabit LAN kecepatam 1.000 mbps dan jangkauan nirkabel yang mampu dicapai serta kecepatan akses (terutama untuk mengalirkan video definisi tinggi) juga lebih baik.

Biasanya pada perangkat hotspot dengan standar 802.11 b/g, pada frekuensi 2,4 GHz, mengalirkan video mengalami perlambatan munculnya tayangan video yang patah-patah karena besaran pipa bandwith nirkabel yang digunakan tidak cukup memadai dilalui data video digital dalam jumlah besar.

Persoalan ini lalu dipecahkan Linksys dengan memakai frekuensi yang lebih tinggi pada 5 GHz, yang relatif lebih bersih dari gangguan interferensi frekuensi. Selain itu, produk WRT610N yang bisa dipakai secara bersamaan ini menjadikan penggunaan hotspot menjadi lebih cepat dan lebih menyenangkan. (rlp)

Senin, 7 Desember 2009 | 05:16 WIB 
Source: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/07/05160680/mempercepat.akses.digital

Thursday, December 3, 2009

Jaringan Serat Optik Dibangun

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (30/11) di Jakarta, meresmikan pembangunan fisik jaringan serat optik yang akan menghubungkan Mataram, Nusa Tenggara Barat, dengan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jaringan ini merupakan bagian dari pembangunan tulang punggung serat optik bawah tanah dan bawah laut yang menjadi infrastruktur dasar bagi layanan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia.

Proyek serat optik Mataram-Kupang sepanjang 1.041 kilometer (km) itu diresmikan Presiden di Istana Negara, Jakarta, melalui video conference yang menyambungkan Presiden dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah, Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Madjdi, dan perwakilan masyarakat di Mataram.

Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah menjelaskan, infrastruktur tulang punggung serat optik yang terintegrasi di Kawasan Timur Indonesia diharapkan menjadi solusi komprehensif terhadap keterbatasan kapasitas dan keterisolasian Kawasan Timur Indonesia.

Jaringan serat optik yang merupakan bagian dari konfigurasi Palapa Ring tersebut ditargetkan siap beroperasi pada November 2010.

Palapa Ring adalah megaproyek pembangunan tulang punggung serat optik yang terdiri dari 35.280 km serat optik bawah laut dan 21.708 km serat optik bawah tanah pada tujuh cincin yang mencakup 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota. Di Kawasan Timur Indonesia, Palapa Ring sepanjang 10.812 km akan menghubungkan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Menteri Komunikasi dan Informatika memaparkan, pembangunan jaringan serat optik Mataram-Kupang dibiayai oleh PT Telkom. Tahap pembangunan berikutnya adalah jaringan Manado-Makassar akan dibiayai oleh Konsorsium Palapa Ring.

Konsorsium Palapa Ring saat ini terdiri dari tiga perusahaan penyelenggara telekomunikasi, yakni PT Telkom, PT Indosat, dan PT Bakrie Telecom. Perusahaan lain, PT Excelcomindo Pratama, juga bergabung, tetapi untuk sementara tidak aktif. (DAY)

Monday, October 12, 2009

Sunat Kuota Bandwidth Flash: Dirut Telkomsel Dilaporkan ke Polisi

Jakarta - Ancaman IdTUG (Indonesia Telecommunication Users Group) yang akan melaporkan Dirut Telkomsel ke pihak berwajib terkait pengurangan kuota fair usage dan bandwidth layanan Telkomsel Flash akhirnya bukan isapan jempol belaka.

Melalui Ketua Bidang Advokasi dan Legal IdTUG, Denny AK, SH, telah dibuat laporan ke kepolisian dengan terlapor Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno atas dugaan tindak pidana pelanggaran UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta UU RI No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

Sebelumnya, IdTUG telah melakukan somasi kepada operator seluler terbesar di Indonesia itu tertanggal 28 September 2009, dan telah dijawab oleh Telkomsel dengan Surat No.039/LG.01/LC-00/IX/2009 tertanggal 30 September 2009.

"Namun jawaban somasi tersebut tidak ditindaklanjuti sampai batas yang kami berikan, sementara akumulasi kerugian pelanggan atas kebijakan tersebut akan semakin besar," ujar Denny dalam keterangan pers yang dikutip detikINET, Senin (12/10/2009).

Sementara pernyataan dari VP Interkoneksi dan Regulator Telkomsel Yoseph Garo dalam suatu wawancara di detikINET pada 2 Oktober 2009 dinilai bertentangan dengan kebijakan perusahaan yang telah dipublikasikan tentang penurunan kuota ini.

"Kami juga mengetahui bahwa Telkomsel telah mengumumkan penundaan pemberlakuan kebijakan ini hingga akhir Oktober 2009 dan memberlakukannya pada 1 November 2009. Namun kami menganggap Telkomsel telah mengabaikan hak pelanggan tentang kepastian pelayanan, tidak menyelesaikan persoalan ini dengan baik dan tuntas. Oleh karena itu, cukup alasan bagi kami untuk melaporkan masalah ini ke Kepolisian Republik Indonesia," tegas Deni.

Pengurangan kuota fair usage dan bandwidth Flash sejatinya telah diberlakukan per 1 September 2009 lalu. Dimana untuk Paket Basic, pelanggan diberi kuota 500 MB dengan kecepatan maksimum 256 kbps, Paket Advance 1 GB kecepatan maksimum 512 kbps, serta Paket Pro kecepatan maksimum 3,6 Mbps untuk 2 GB.

Jika penggunaan melebihi kuota secara otomatis kecepatan menjadi internet biasa. Paket Pro menjadi 128 kbps dan paket basic serta advance menjadi 64 kbps.
( ash / faw )

12 Oktober 2009
Source:http://www.detikinet.com/read/2009/10/12/075139/1219569/328/dirut-telkomsel-dilaporkan-ke-polisi

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...