Friday, August 27, 2010

Teknologi: Yang Limbah, yang Kuat

Beton pada dasarnya tersusun dari semen, pasir, kerikil, dan air. Ke depan, semakin banyak bangunan diciptakan, semakin besar pula kebutuhan material untuk membuat beton.

Di satu sisi, harga semen semakin tinggi. Proses fabrikasi semen juga menambah pelepasan karbon dioksida di udara. Efek rumah kaca semakin menjadi. Sementara pasir dan kerikil bahan alam juga perlu dihemat. Bahan alternatif perlu dicari. Untuk Indonesia, bahan alternatif harus murah, mudah diperoleh, dan bisa menggantikan fungsi material penyusun beton. Artinya, material alternatif perlu memiliki sifat pengikat seperti semen.

Material yang sudah mulai dikenal adalah limbah atau abu sisa pembakaran batu bara (fly ash) yang dihasilkan dari proses pembangkit listrik tenaga uap atau pembangkit listrik berbahan bakar batu bara milik perusahaan-perusahaan. Para mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dibimbing para dosennya, memadukan limbah batu bara dengan limbah besi (iron slag) dan limbah tembaga (copper slag).

Dua tim dari Jurusan Teknik Sipil ITS yang menggunakan bahan-bahan alternatif ini mendapat penghargaan dalam Semen Tiga Roda Concrete Competition Award. Kompetisi ini diselenggarakan mulai pertengahan Juli sampai awal Agustus dan diikuti 108 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Tim pemenang pertama terdiri atas tiga mahasiswa semester 7 ITS, yaitu Erlina Yanuarini, Fani Bagus Satria, dan Aditya Irwanto. Mereka memanfaatkan limbah batu bara dan limbah tembaga untuk mengurangi penggunaan semen dan pasir.

Adapun tim lainnya yang terdiri atas mahasiswa semester 5 menjadi pemenang harapan pertama. Tim ini menggunakan bahan limbah batu bara dan limbah besi sebagai bahan alternatif untuk mengurangi semen, pasir, dan kerikil.

Untuk tim pertama, limbah batu bara yang sangat halus, berukuran 45 mikrometer, menggantikan 15 persen semen. Penggunaan limbah batu bara bisa menyubstitusi 15 persen-25 persen semen. Sebab, sifat limbah batu bara hampir seperti semen yang mengikat.

Pada jumlah itu, limbah batu bara meningkatkan durabilitas karena ukuran partikelnya sangat kecil. Pori beton bisa diminimalkan. Karena pori lebih halus, bahan kimia, air, atau udara lebih sulit masuk ke beton. Karena itu, menurut Kepala Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Tavio, beton menjadi lebih awet.

Limbah tembaga, menurut Erlina, porositasnya kecil, sementara kepadatan, kekedapan, dan kekerasannya baik. Butirannya yang pipih, runcing, dan tajam menguntungkan karena pengikatan material semakin baik.
Untuk beton buatan Erlina, Bagus, dan Aditya, limbah tembaga menggantikan 30 persen pasir. Material lainnya adalah batu pecah atau kerikil, Glenium C-351 sebagai bahan kimia pereduksi air, dan air. Semen dan pasir juga tetap digunakan dalam jumlah sedikit.

Dengan komposisi itu, kuat tekan setelah satu hari berkisar 58,85 MPa dan 59,42 MPa, setelah tiga hari 65,25 MPa, dan setelah tujuh hari menjadi 72,88 MPa. Dalam uji kuat tekan oleh tim juri, tiga beton sampel karya tim ini berkuat tekan 75 MPa, 76 MPa, dan 101 MPa.

Biaya pembuatan beton juga bisa ditekan. Beton reguler butuh Rp 755.000 per meter kubik, beton dari limbah batu bara dan tembaga hanya Rp 675.000 per meter kubik.

Untuk beton berbahan limbah besi, menurut Wahyu Candra, harganya juga lebih murah, berkisar Rp 700.000 per meter kubik. Limbah besi ini malah bisa menjadi pengganti pasir dan kerikil.

Limbah besi berukuran 4,76 milimeter bisa menggantikan pasir sampai 40 persen. limbah besi yang menggumpal dan lolos ayak ukuran 3/8 inci-1/4 inci bisa menggantikan kerikil sampai 50 persen. Limbah batu bara juga digunakan sebagai pengganti semen sampai 25 persen. Juga digunakan bahan kimia superplasticizer sebagai pereduksi air.

Dari komposisi itu, Wahyu Candra, Rifdia Arisandi, dan Rachmat Putra menghasilkan beton dengan kuat tekan 50 MPa setelah tiga hari dan 70 MPa setelah tujuh hari. Namun, pada pengukuran juri, hanya berkuat tekan 60 MPa.

Pembuatan beton dengan berbagai alternatif material ini, menurut Kepala Laboran Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS Soehardjo, juga bergantung pada komposisi air. Penggunaan air harus optimal dan tidak terlalu banyak.

Silika

Bahan alternatif, seperti limbah besi dan limbah tembaga, menurut Tavio, bisa dimanfaatkan menjadi pembuat beton. Sebab, umumnya limbah pabrik logam mengandung silika yang berdaya ikat. Kendati di udara bebas limbah besi dan tembaga bisa masuk saluran pernapasan dan menimbulkan penyakit, pada beton, partikel umumnya berikatan dengan semen dan air. Semestinya bahan ini tidak berbahaya untuk manusia.

Namun, menurut Tavio, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji permeabilitas atau waktu yang diperlukan udara, air, atau bahan kimia untuk meresap dalam pori beton berbahan alternatif ini. Dari uji permeabilitas ini, bisa ditentukan berapa lama usia beton.

Selain itu, perlu pula diteliti keamanan bahan-bahan ini apabila beton melapuk. Tavio menambahkan, penelitian dengan memadukan penggunaan limbah batu bara, limbah besi, dan limbah tembaga juga perlu dilakukan. Saat ini pengajar Jurusan Teknik Sipil ITS masih terus mencari bahan-bahan lain yang bisa menjadi materi alternatif pengganti semen, pasir, dan kerikil.

26 Agustus 2010
Source:http://cetak.kompas.com/read/2010/08/26/02445841/yang..limbah.yang.kuat

Pencemaran Merkuri: Klarifikasi ExxonMobil Ditunggu KLH

Peninjauan Tim Kementerian Lingkungan Hidup di lahan eks bengkel dan gudang ExxonMobil di Gampong Hueng, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, 18-20 Agustus, menemukan ratusan kubik tanah terkontaminasi merkuri. Kementerian Lingkungan Hidup menunggu klarifikasi ExxonMobil soal asal-usul merkuri itu.

Deputi Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Imam Hendargo Abu Ismoyo menyatakan, timnya mengebor tanah dengan bor pertanian untuk mengambil sejumlah sampel tanah di lahan eks bengkel dan gudang ExxonMobil. ”Ternyata tanah di lahan berukuran 15 meter x 17,8 meter terkontaminasi merkuri,” kata Imam di Jakarta, Rabu (25/8).

Merkuri itu ditemukan tercampur tanah, dalam wujud berupa buliran-buliran berwarna berkilauan. ”Tim KLH membawa empat sampel tanah dari lokasi itu dan akan diuji di laboratorium. Meski belum ada uji laboratorium dari KLH, kontaminasi merkuri sudah dapat disimpulkan dari banyaknya merkuri yang kasatmata. Merkuri itu ditemukan tercampur dalam tanah, sedikitnya hingga kedalaman 60 cm,” kata Imam.
Dia menyatakan, hingga kemarin pihaknya belum menerima laporan tertulis ExxonMobil Indonesia soal pengelolaan limbah merkuri yang dihasilkan pada produksi gas alam cair di Aceh Utara itu.

Secara terpisah, Vice President of Public Affair ExxonMobil Indonesia Maman Budiman menyatakan, pihaknya akan menyerahkan laporan tertulis tentang pengelolaan limbah merkuri mereka pada hari ini (Kamis, 26/8). ”Kami berkomitmen membantu pemerintah mengusut asal-usul pencemaran merkuri itu. Aktivitas kami di lokasi itu tidak menimbulkan pencemaran merkuri,” kata Maman saat dihubungi, Rabu. (ROW)

26 Agustus 2010
Source:http://cetak.kompas.com/read/2010/08/26/03495110/klarifikasi.exxonmobil.ditunggu.klh

"Bulan Kembar" di Pertengahan Ramadhan

 Langit malam pertengahan bulan, 16 Ramadan 1431 H yang jatuh pada hari Kamis (26/8/2010) dihiasi fenomena astronomis yang unik. Dari sekitar Jakarta, cuaca sangat cerah sehingga bulan purnama kelihatan begitu terang, apalagi ditemani kerlap-kerlip bintang dan planet. Ket.Gbr: Bulan purnama ditemani planet yang bersinar.

Ada yang berbeda malam ini. Selain munculnya bulan penuh, hanya sehari usai purnama kemarin, seperti setiap tengah bulan hijriah lainnya, langit malam beberapa minggu ini juga dihiasi planet-planet yang tergolong sangat terang, seperti Yupiter dan Venus. Kedua planet yang tergolong paling terang di antara planet dan bintang di langit muncul bergantian menemani terangnya bulan.

Fenomena tersebut pantas dijuluki "bulan kembar" meski bulan purnama tentu jauh lebih terang dari planet-planet itu. Andai kebetulan langit cerah dan tak tertutup awan tebal, tak lama setelah Matahari terbenam di ufuk barat, langit malam berganti dihiasi terangnya bulan purnama di timur. Di barat, Venus menampakkan cahayanya yang saking terangnya sampai dijuluki sang bintang Kejora.

Venus tak muncul lama karena ia hanya ada sekitar 90 menit sebelum tenggelam. Namun, tak lama kemudian, dari ufuk barat terbit Planet Yupiter sekitar pukul 20.45 saat jaraknya hanya sekitar 6 derajat di bawah bulan.
Jarak rata-rata Yupiter dan Bulan tampak  kira-kira hanya setengah kepalan tangan saja. Keduanya akan bergerak selaras ke arah barat dan bisa dilihat sepanjang malam sampai waktu sahur sekitar pukul 03.00, Jumat (27/8/2010).

Malam ini Yupiter yang merupakan planet terbesar di tata surya memang terlihat lebih terang. Saat ini kebetulan planet tersebut sedang di posisi perihelium, jarak terdekat dengan Matahari, sehingga terlihat lebih besar dari Bumi.

Dibanding saat aphlium atau jarak terjauh dengan Matahari, yang terjadi tahun 2005, ukurannya terlihat 11 persen lebih besar dan tingkat keterangannya sampai 1,5 kali lipat dilihat dari Bumi.

Tentu fenomena tersebut hanya kebetulan terjadi pada bulan Ramadan kali ini. Namun, keunikan tersebut tentu pantas diamati meski sekadar disaksikan sekilas saja untuk mengingatkan kita terhadap kebesaran Sang Pencipta. Apalagi kalau Anda punya teleskop, peristiwa ini tentu haram dilewatkan. (Space.com)

Proposal Basel: Bank-bank Bangkrut Sebaiknya Tak Ditalangi Lagi

Para pemegang surat utang yang diterbitkan perbankan harus menanggung risiko kerugian. Pemegang surat utang tersebut juga mendapat hak mengonversikan surat utang tersebut menjadi saham dalam kasus bank tersebut kemudian bangkrut.

Demikian salah satu inti dari usulan Komite Basel yang diumumkan baru-baru ini. Proposal itu, antara lain, mengatur permodalan bank dan dinilai sangat penting sebagai bagian dari reformasi sektor finansial.
Demikian dikatakan oleh salah seorang regulator perbankan dari AS, Selasa (24/8). Komentarnya berkaitan dengan proposal yang diajukan Komite Basel untuk memperbaiki sistem finansial dan menghindari krisis lagi.
Dalam sebuah kolom di harian Inggris, Financial Times, Sheila Bair, Ketua Lembaga Penjaminan Simpanan AS (FDIC), mengatakan, penguatan modal perbankan merupakan salah satu bagian krusial dari reformasi finansial.

”Pembersihan neraca perbankan dan aksi memperkuat kualitas serta kuantitas permodalan tidak akan merugikan siapa pun,” tulis Bair. ”Akan tetapi, jika kita gagal melakukan penguatan permodalan, kita membuka kemungkinan terhadap risiko baru pada perekonomian global dan oleh karena itu kita harus siap-siap menyediakan dana untuk krisis berikutnya,” tambah Bair.

Proposal Basel menyatakan bahwa semua instrumen permodalan selain saham biasa dihapusbukukan atau diubah, menjadi kepemilikan saham di bank, jika sebuah bank bangkrut terpaksa dibantu negara atau bank itu terancam kegagalan.

Sebagian pihak berpendapat, proposal tersebut akan merugikan investor seperti pemegang saham lewat bursa saham dan pemegang saham preferen.

Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan bertugas menetapkan standar global. Komite itu mengusulkan serangkaian reformasi soal permodalan dan penguatan likuiditas untuk membuat perbankan lebih aman.

Berbiaya mahal

Pengamat mengatakan, ide dasar proposal tersebut hampir dipastikan akan membuat perbankan dibebani biaya lebih besar saat menerbitkan surat utang. Pemaksaan konversi utang menjadi ekuitas dapat membuat surat utang tak laku di pasar atau tidak diminati investor.

”Jika semua utang bank wajib diubah menjadi ekuitas jika terjadi kerugian, perusahaan asuransi dan pembeli surat utang lain tidak berniat lagi memegang surat utang perbankan yang jelas mengandung risiko dan konsekuensi jika bank merugi,” ujar Bob Penn, analis dari Allen & Overy.

Dalam proposal ini, para investor secara tidak langsung dituntut untuk lebih bertanggung jawab dalam mengatasi kerugian yang diderita bank. Ketika krisis merebak, biasanya pemerintah menggunakan dana dari para pembayar pajak untuk menalangi sektor perbankan. Sekarang keadaannya dibalik, tanggung jawab lebih berada pada pemegang saham.

”Harus ada sebuah instrumen yang membuat bank harus mampu menanggung kerugian,” ujar Nout Wellink, Ketua Komite Basel, juga Gubernur Bank Sentral Belanda. Pada krisis lalu, sejumlah bank, termasuk Royal Bank of Scotland, Llyods, hingga ABN AMRO dan Fortis di Belanda serta UBS di Swiss, menadahkan tangan kepada pemerintah atau sebagian dinasionalisasi untuk mendapatkan suntikan modal dari pemerintah. (Reuters/FT/joe)

25 Agustus 2010
Source:http://cetak.kompas.com/read/2010/08/25/03002490/bank-bank.bangkrut..sebaiknya.tak.ditalangi.lagi

Kerja sama antara Agence Française de Développement (AFD) dan Bank Mandiri

BANK MANDIRI PEROLEH PINJAMAN US$100 JUTA DARI BADAN PEMBANGUNAN PRANCIS (AFD)
 
Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman senilai US$100 Juta dari Agence Française de Développement (AFD) untuk membantu pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi. Penandatanganan perjanjian kredit tersebut dilakukan oleh Direktur Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management Bank Mandiri, Thomas Arifin dan Country Director AFD, Joel Daligault, disaksikan oleh Riswinandi, Wakil Presiden Direktur bersama beberapa direksi Bank Mandiri serta Sébastien Surun, Kuasa Hukum a.i Perancis untuk Indonesia.
Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 7 sampai 10 tahun (termasuk grace period) dan akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang memenuhi kriteria, baik yang diimplementasikan oleh perusahaan milik negara maupun swasta, terutama untuk sektor energi yang fokus pada energi terbarukan, panas bumi, efisiensi energi serta penggunaan domestik gas (sebagai substitusi dari penggunaan bahan bakar fosil dan batu bara).

Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama akan membiayai program-program pelatihan yang ditujukan kepada pengembangan kapasitas Bank Mandiri khususnya terhadap topik - topik perubahan iklim dan efisiensi energi.
Thomas Arifin mengatakan bahwa alasan utama Bank Mandiri memilih bekerja sama dengan AFD adalah reputasi international dan track records AFD yang baik. Kegiatan AFD berfokus pada masalah perubahan iklim, dan meningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan negaranegara berkembang.

“Pembiayaan ini juga membantu kami dalam memperkuat struktur pembiayaan jangka panjang, meningkatkan pembiayaan untuk proyek-proyek yang ramah lingkungan, sehingga mampu mendorong investasi di Indonesia,” kata Thomas Arifin.
Country Director AFD Joël Daligault, mengemukakan bahwa kerja sama ini sangat penting karena Bank Mandiri sebagai bank terkemuka di Indonesia sangat terbuka terhadap lingkungan dan perubahan iklim.

“Keterbukaan itu mendorong AFD untuk mendukung Bank Mandiri menjadi pelopor dibidang tersebut. Kerja sama ini merupakan pinjaman langsung AFD yang pertama, kepada perusahaan milik negara di Indonesia sehingga melengkapi kerja sama kami dengan pemerintah dalam menerapkan strategi dan kebijakan terhadap perubahan iklim. Fasilitas ini juga berkontribusi terhadap komitmen Presiden dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26-41% pada 2020,” ujar Joël.

Menurut Joël, Kerjasama ini juga menjadi kesempatan untuk mendorong pengembangan Bank Mandiri menjadi Green Bank.

Jakarta, 17 Juni 2010
Source:http://www.ambafrance-id.org/spip.php/skelkitposte/css/loc...0/IMG/spip.php?article466

Tuesday, August 24, 2010

Menggapai Kemerdekaan Ekologis

Jakarta - Masih dalam suasana Indonesia 65. Sejenak kita ambil waktu untuk melihat hasil-hasil pembangunan selama 65 tahun terakhir. Selama lebih dari enam dekade pembangunan ekonomi menjadi fokus utama negara meskipun kecepatan dan tingkat pemerataannya berjalan lambat. Selama ini pula kita melihat pembangunan ekonomi tidak banyak mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan hidup yang mengakibatkan banyak sekali kerusakan lingkungan di negeri ini. 

Memang isu-isu lingkungan hidup bukan isu seksi seperti dunia politik. Namun, masalah lingkungan sudah semakin disadari signifikansinya dalam praktek bernegara. Kalimat pertama dalam dasar pertimbangan untuk menetapkan UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) berbunyi sebagai berikut: bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 

Selain itu terdapat enam buah frase "pembangunan berkelanjutan" dalam UU PPLH ini. Artinya pengarusutamaan isu-isu lingkungan hidup sudah menyetel dengan konstitusi kita. Lingkungan hidup sudah menjadi hak asasi warga negara yang berarti kita berhak menuntut lingkungan yang bersih dan hijau. Seiring dengan perayaan Kemerdekaan RI yang ke-65, dalam konteks perekonomian negara, kemerdekaan ekologis yang berarti merdeka dari lingkungan yang rusak, tercemar, dan terdegradasi masih perlu perjuangan yang keras oleh segenap anak bangsa. 

Dalam salah satu teori green economy (ekonomi hijau) atau ekonomi ekologis (ecological economy), dikenal istilah 'irreversible' (sifat yang tidak dapat dipulihkan kembali) dan 'entropy/ randomness' (ketidakberaturan). Kedua istilah itu mengandung makna bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh memutuskan sifat ketergantungan yang harmonis antara human-economy (digerakkan oleh perilaku manusia dan praktek usaha) dan natural-ecosystem (ekosistem natural).

Secara ilmu fisika energi entropy diambil dari hukum kedua termodinamika yang mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah di mana tidak semua proses di alam semesta adalah 'reversible'  (dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju maka salju di bawah tubuhnya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut. Namun, beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju itu untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian aliran energi kalor memiliki arah yaitu dari panas ke dingin. 

Perdebatan tentang ekonomi hijau vs ekonomi konvensional neo klasik sudah muncul sejak era tahun 1970-an ketika salah satu pakar ekonomi hijau Georgescu-Roegen tahun 1971 menerbitkan buku yang berjudul The Entropy Law and Economic Process. Sebelumnya Club of Rome era 1960-an sudah membuat kajian mengenai 'The limits of Growth'. 

Perdebatan sentral ketika itu adalah apakah teori ekonomi neoklasik tentang penggunaan sumber daya alam harus dimodifikasi untuk mengikuti hukum termodinamika kedua --yang disebut dengan hukum entropy. Teori neoklasik memang sudah comply dengan prinsip-prinsip hukum termodinamika pertama (energi adalah bersifat kekal, tidak dapat diciptakan dan dihancurkan, yang bisa hanya dikonversikan ke bentuk energi lain). Bahwa, konservasi energi dan material menunjukkan kondisi di mana harga yang merupakan nilai preferensi dari agen ekonomi rasional, secara akurat telah memasukkan kelangkaan sumber daya alam dan kemudian menciptakan kondisi pasar yang secara efisien mengalokasi sumber daya yang langka itu. 

Meskipun demikian hukum entropi memaksakan batasan-batasan tambahan secara langsung pada proses fisik yang tidak hanya dihasilkan oleh proses konservasi itu sendiri. Entropy memang kemudian menjadi relevan dengan ekonomi penggunaan sumber daya alam jika pertimbangan hukum pertama termodinamika tidak memberikan hasil yang akurat dalam mengukur kelangkaan sumber daya alam dalam rentang perencanaan ekonomi dan pengembangan kebijakan nasional secara jangka panjang.

Inilah juga yang digunakan sebagai deplesi atau penyusutan sumber daya alam. Khususnya dalam perhitungan green PDB (PDB hijau). Pertimbangan entropy ini berkaitan erat dengan jasa lingkungan. Dalam praktek ekonomi sehari-hari pasar tidak dapat menangkap jasa lingkungan dalam menentukan harga barang dan jasa. Oleh sebab itu menurut Prof Emil Salim pasar perlu dikoreksi baik melalui mekanisme pajak, insentif, maupun disinsentif. 

Jadi pada akhirnya hukum termodinamika kedua tetap relevan dan layak menjadi pertimbangan utama bahwa lingkungan yang rusak dan tercemar akibat efek pembangunan fisik yang masif tidak dapat dipulihkan kembali kondisinya seratus persen seperti sedia kala. Jadi merusak lebih gampang daripada memelihara.

Pembangunan Ekologis

Dalam UU No 27 tahun 2007 tentang RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Nasional tahun 2005 - 2025, pasal 3 tercantum sebagai berikut: RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.

Bahkan, dalam penjelasan UU ini ditambahkan kalimat sebagai berikut: Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun merupakan kelanjutan dari pembangunan sebelumnya mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun mendatang, sangat penting mendesak bagi Bangsa Indonesia untuk melakukan penataan berbagai langkah-langkah. Antara lain di bidang pengelolaan daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup kelembagaannya, sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta yang kuat di dalam pergaulan masyarakat Internasional.

Kalau UU RPJP No 27 tahun 2007 dan UU PPLH No 32 tahun 2009 dipakai sebagai cermin refleksi kemerdekaan RI di bidang ekosistem dan pembangunan maka hasilnya masih jalan di tempat. Pengelolaan lingkungan hidup masih tumpang tindih antara sektor dan sub sektor pemerintahan baik di pusat maupun daerah. Belum lagi pelaksanaan Amdal di daerah-daerah yang masih asal-asalan sehingga Amdal hanya berupa dokumen lampiran layaknya surat-surat perizinan lainnya.

Sudah banyak kasus rusaknya lingkungan ini. Di antaranya kasus anyar pencemaran merkuri Sungai Cikantor Lampung, debu tambang batu bara Kalsel di atas ambang toleransi, hancurnya hutan-hutan Kalimantan akibat agresivitas kuasa penambang lokal tanpa Amdal yang layak, setiap tahun 1,8% lahan hijau negeri berkurang, selama 15 tahun terakhir 2,3 juta hektar hutan bakau di Indonesia berubah fungsi menjadi tambak, 70 Persen terumbu karang di Sulsel rusak.

Dalam UU PPLH No 32 tahun 2009 ini ada revitalisasi fungsi Amdal secara optimal. Selain itu ada ketentuan di UU ini bahwa apabila izin lingkungan statu entitas bisnis dicabut maka otomatis izin usahanya juga dibatalkan. Ada anggapan bahwa UU ini akan menjadi penghambat investasi asing dan domestik. Namun, anggapan itu sangat keliru karena justru UU ini berniat baik untuk menjembatani antara kepentingan ekonomi-bisnis dengan keberlanjutan lingkungan yakni pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan.

Penghambat utama investasi asing yang masuk ke Indonesia bukan disebabkan Amdal yang berat. Namun, adanya biaya-biaya siluman (termasuk pungutan liar) dan proses birokrasi yang panjang ke instansi-instansi terkait. Proses perizinan investasi di Indonesia bisa makan waktu lebih dari 150 hari. Proses yang lama ini dapat menimbulkan korupsi dan praktek suap. Ini berbeda dengan praktek perizinan di negara-negara lain yang lebih cepat, murah, dan efisien. Menurut laporan Bank Dunia tahun 2008 (Doing Business Report 2008) proses izin investasi di Singapura mencapai 5 hari, Malaysia 24 hari, dan Cina 30 hari.

Green Banking di Indonesia

Tanggal 02 Agustus 2010 Bank Indonesia (bekerja sama dengan Kementerian LH) mengumpulkan 80 bank nasional dan asing untuk sosialisasi UU PPLH No 32 tahun 2009. Forum ini sungguh bermanfaat untuk menjelaskan kepada pihak perbankan bahwa lingkungan sudah menjadi isu utama pembangunan khususnya yang berhubungan dengan sektor pembiayaan kepada debitur-debitur atau korporasi yang bergerak di bidang industri ekstraktif.

Sejalan dengan itu perbankan sebagai urat nadi perekonomian perlu pro aktif dalam membuat kebijakan bisnis, produk, dan layanannya yang sejalan dengan semangat pembangungan berkelanjutan. Salah satu ketentuannya adalah green lending. 

Di sini BI harus membuat gebrakan sebagai regulator agar bank segera memiliki aturan dan standar yang sama tentang pengelolaan risiko-risiko lingkungan dengan kelayakan kredit. Singkatnya bagaimana BI membuat regulasi sehingga perbankan dapat 'Incorporated' secara mandatori dalam misi dan strateginya. Isu-isu krusial yang perlu dibahas apabila kelak konsep green banking (definisi: bank yang menempatkan sustainability pada prioritas utama bisnisnya) diterapkan adalah sebagai berikut:

1. BI membuat ketentuan kewajiban penerapan ESRA (Environmental and Sosial Risk Assessment) ke semua bank nasional dan asing di Indonesia. Dengan perangkat ESRA bank dapat melakukan mitigasi risiko-risiko lingkungan yang berhubungan dengan kelayakan proyek yang akan didanai oleh Bank. Dalam ESRA harus tercantum standar credit scoring yang menjadi acuan suatu proposal proyek itu yang secara environmental layak didanai. Jangan sampai Debitur A di bidang tambang, mengajukan kredit ke Bank X ditolak, lalu Debitur A mengajukan lagi proposal ke Bank Y, dan  proposal pengajuan kreditnya diterima. Ini jelas standar ganda. Sebisa mungkin kasus-kasus ini dihindari melalui filter regulasi BI.

2. Ada suatu perusahaan yang kemudian hari melakukan pencemaran berat dan akhirnya Izin LH dicabut oleh KLH atau Pemda. Otomatis izin Usaha juga gugur (UU No 32 Tahun 2009). Sementara perusahaan ini masih punya cicilan kredit ke bank A.

Bagaimana kolektibilitas kreditnya terhadap bank A yang dapat berakibat naiknya NPL (Non Performing Loan, alias kredit macet) Bank A. Ini perlu dibuat skenario buruk kalau suatu saat terjadi, dan apakah mungkin bank diberikan insentif oleh BI baik penghapusan kreditnya maupun ganti rugi. Atau adakah skema asuransi lingkungan yang mengkover kerugian kredit macet tersebut?
 
Kasus serupa, kalau debitur Bank adalah supplier/ vendor utama dari PT X Tambang. Suatu ketika ijin lingkungan PT X Tambang ini dicabut karena mencemari lingkungan, dan otomatis izin usaha gugur. Bagaimana kelanjutan kredit di Bank di mana supplier itu menjadi debiturnya. Sementara core business debitur tersebut adalah dengan PT X Tambang. Ini bisa berakibat pada naiknya NPL bank tersebut.

3. Perlu adanya mekanisme atau sistem informasi AMDAL on-line sehingga pihak Bank bisa mengakses calon-calon debitur yang berisiko merusak atau mencemari lingkungan. Setidaknya bank dapat melihat validitas dan keabsahan dokumen-dokumen lingkungan dari calon debitur. Sistem Amdal On-line ini juga dapat memuat profile atau status PROPER perusahaan tersebut. Jadi semacam mekanisme rating AMDAL ke Pemerintah Pusat/ Pemda. Kalau di dunia banking, ini namanya SID (Sistem Informasi Debitur).Jadi mekanisme ini dibuat layaknya SID untuk AMDAL si calon debitur.
 
Biodiversitas 


Refleksi kemerdekaan ekologis ini patut menjadi renungan HUT RI ke-65. Apakah sudah seharusnya negeri ini putar haluan dengan membangun negeri melalui pemanfaatan biodiversitas (keanekaragaman hayat) yang jumlahnya melimpah ruah. Berdasarkan survey McKinsey yang dilakukan pada periode 15 - 19 Juni 2010 kepada 1.576 respondennya (seluruhnya eksekutif dari berbagai jenis korporasi) di seluruh dunia, ditemukan fakta bahwa dunia bisnis (37%) sudah menyadari betapa pentingnya keanekaragaman hayati bagi masalah keberlanjutan (sustainability) bisnis mereka.

Bahkan, terkait dengan perubahan iklim, sebanyak 59% responden menyatakan bahwa biodiversitas merupakan suatu peluang bisnis ketimbang risiko. Lalu sebanyak 52% responden menyatakan bahwa pemanfaatan energi terbaharukan dalam hubungannya dengan biodiversitas merupakan aksi nyata yang akan mereka lakukan dalam perusahaan mereka.

Meskipun masih carut-marut di lapangan namun harapan pembangunan berbasis lingkungan hidup masih bersinar pada UU PPLH. Paradigma UU PPLH ini adalah pembangunan berkelanjutan yang penuh dengan nilai-nilai wawasan lingkungan hidup. Oleh karena itu sudah saatnya rakyat negeri kita menuntut kemerdekaan ekologis sebagai hak asasi manusia. Kemerdekaan ekologis merupakan cita-cita luhur seluruh anak negeri untuk menuntut negara menciptakan rasa aman dari risiko hancur, cemar, dan rusaknya lingkungan hidup demi generasi sekarang dan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sekali lagi dengan adanya kesadaran dunia dan tren bisnis global akan pentingya harmoni bisnis dan lingkungan maka selayaknya Indonesia mengambil sikap proaktif untuk memanfaatkan kekayaan alam secara berkelanjutan (sustainable) dalam peningkatan nilai tambah ekonomi. Inilah jati diri bangsa dalam kemerdekaan negeri ini. Kemerdekaan bukan hanya pintar untuk menjual barang mentah namun juga mengolahnya secara optimal untuk kepentingan industri dalam negeri dan daya saing produk kita. Semoga hal ini menjadi kenyataan.

Selamat merenungkan kemerdekaan kita.

Penulis: LEAD Associates - Yayasan Pembangunan Berkelanjutan (YPB). Tulisan merupakan pendapat pribadi. 


Source:http://suarapembaca.detik.com/read/2010/08/23/184044/1426168/471/menggapai-kemerdekaan-ekologis?882205470

Saatnya Green Economy, Indonesia!

Jakarta - Apakah green economy atau ekonomi hijau itu? Menurut UNEP (Badan PBB untuk Program Lingkungan Hidup) ekonomi hijau adalah suatu model pembangunan untuk mencegah meningkatnya emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim. Model ekonomi hijau berperan untuk menggantikan model ekonomi 'hitam' yang boros konsumsi bahan bakar fosil, batu-bara, serta gas alam.

Ekonomi hijau dibangun atas dasar pengetahuan akan pentingnya ekosistem yang menyeimbangkan aktivitas manusia sebagai pelaku ekonomi dengan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas. Inilah esensi ekonomi hijau. Merevitalisasi ketergantungan antara human-economy dengan natural ecosystem yang pada akhirnya mengurangi dampak perubahan iklim.

Ekonomi hijau memiliki mesin penggerak di lapangan yang berbasis pada energi hijau yakni energi yang terbarukan (renewable energy). Energi terbaharukan ini merupakan pengganti daripada energi berbasis fosil yang dalam APBN 2010 sebanyak 20% anggaran malah tersedot untuk subsidi minyak bumi.

Model pembangunan ekonomi hijau diyakini akan dapat menciptakan green jobs dan mengedepankan konsep pembangunan lestari (sustainable development). Selain itu ekonomi hijau menjadi jalan keluar bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan bebas polusi, mengatasi sumber daya ekstraktif melalui mekanisme efisiensi energi dan produk ramah lingkungan, serta menghindari terjadinya degradasi lingkungan.

Saatnya negeri ini bangkit! Bangsa ini kaya akan sumber daya alam hayati (biodiversity) terbaik di dunia. Faktanya adalah bahwa bahwa negara-negara di jalur khatulistiwa yang berhujan lebat dan matahari bersinar sepanjang tahun sangat kaya dengan keanekaragaman hayati dibandingkan dengan negara-negara bermusim empat.

Tiga negara yang tergolong paling kaya keanekaragaman hayatinya adalah Brasil (Amerika Selatan), Indonesia (Asia), dan Zaire-Congo (Afrika). Indonesia dengan 17.000 pulau lebih adalah archipelagic-nation terbesar di dunia melalui keanekaragaman hayati maritim yang menakjubkan. Melalui biodiversitas yang hebat seharusnya Indonesia bisa mengelola kekayaan sumber daya alam terbarukan secara dasyhat.

Pro Poor, Pro Jobs, Pro GrowthSekjen PBB Ban Ki Moon dalam suatu kesempatan pernah mengatakan, "we are now in the threshold of a global transformation which is the age of green economics". Pernyataan ini dia katakan ketika membahas konsep "A Green New Deal" bersama pemimpin negara-negara besar tahun 2009. Konsep "Perjanjian Baru Hijau" ini merupakan konsep ekonomi hijau.

Ekonomi hijau tidak lagi menempatkan investasi pada surat-surat berharga yang spekulatif seperti seperti hot paper, saham, obligasi dan produk derifatifnya namun lebih mengarah kepada investasi bersih (clean and green investment) yang bertumpu pada teknologi bersih untuk mengurangi emisi karbon.

Pendekatan ekonomi hijau sudah mulai menjadi tren kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara maju. Khususnya Eropa yang tidak banyak memiliki sumber daya alam terbaharukan dan apalagi biodiversitas.

Ironisnya, Indonesia, belum memiliki konsep ekonomi hijau yang jelas melalui kebijakan yang terpadu antara seluruh sektor dan sub-sektor Pemerintahan. Padahal konsep ekonomi hijau menjadi benefit negara ini dengan kapasaitas sumber daya alam terbaharukan yang luar biasa besar potensinya. Selain biodiversitas kita juga memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada yang dapat menjadi sumber energi listrik sel surya maupun tenaga ombak.

Dengan berbagai potensi yang besar ini ekonomi hijau dapat menjadi jaminan terciptanya lapangan pekerjaan (pro jobs) dan menjadi motor perekonomian bangsa yang senantiasa tumbuh secara berkelanjutan (pro growth). Sebagai contoh: Indonesia punya lahan kritis sebesar 19,5 juta hektare (dalam kawasan hutan) dan 10,6 juta hektare (luar kawasan hutan).

Lahan kritis ini bisa dimanfaatkan untuk membuat kebun kelapa sawit yang ramah lingkungan, bahan bakar etanol, dan lahan pertanian organik. Bahkan kualitas bioetanol yang diperoleh dari lahan kritis diprediksi dapat memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia setiap hari. Bioetanol yang dihasilkan diperoleh dari sumber tanaman jagung, ketela, gandum, dan tebu. Betapa banyak masyarakat lokal di sekitar lahan kritis ini yang akan terserap apabila pembangunan ekonomi hijau dikelola dengan sungguh-sungguh.

Brazil sebagai contohnya sudah mempraktekkan industrialisasi biotenanol sepuluh tahun lalu dan bahkan kini di Brazil, terdapat sekitar 10 juta kendaraan yang menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya. Luar biasa!

Tetapi, apa lacur di negeri ini! Konsep pembangunan kita masih mengandalkan ekspor sumber daya alam yang dijual secara mentah ke negara-negara kaya. Kita tidak memiliki ciri khas industri yang bernilai tambah tinggi sehingga negara ini bagai terkena "the curse of the plenty". Hal ini mengakibatkan Indonesia tidak memiliki daya saing produk manufaktur yang tinggi.

Kita lebih senang menjual barang mentah ketimbang mengelolanya dengan benar di dalam negeri sebagai barang jadi yang unggul. Bahkan, ekonomi hijau bisa langsung dilakukan di depan mata. Indonesia adalah negara kaya sampah. Lebih-lebih sampah basah karena setiap hari rakyat makan nasi.

Di Jakarta bahkan rata-rata sampah individu yang dihasilkan adalah 1 kg. Dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta orang maka setiap hari dihasilkan sekitar 220 juta kg sampah. Setelah dipilah sebagian besar sampah-sampah tersebut dapat diproses sampah organik dan menjadi kompos alias pupuk sampah.

Bisnis sampah dalam ekonomi hijau di akar rumput dapat dijalankan di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang biasanya hampir tiap kecamatan punya TPA. Berdasarkan data per 2004 Indonesia punya 5.263 kecamatan. Sekali lagi, luar biasa!

Success Story Ekonomi Hijau di Negara BerkembangDunia saat ini dihuni oleh sekitar 6,8 miliar populasi. Masalah energi, pangan, dan air adalah masalah yang paling rawan dan mengancam eksistensi manusia karena keterbatasan alam dalam memproduksi segala macam kebutuhan manusia yang semakin konsumtif dan rakus energi. Oleh karena itu beberapa negara berkembang, berdasarkan laporan UNEP di situsnya tahun 2010, telah melakukan pratek ekonomi hijau yang konsisten sehingga menjadi benchmark buat negara kita (sayang sekali Indonesia tidak masuk.

Negara berkembang di sini adalah: China, Kenya, Uganda, Brazil, India, Nepal, Ekuador, dan Tunisia). Sebagai berikut: sampel diambil empat negara saja.

1. China.
Negara komunis ini serus sekali dalam menerapkan pembangunan ekonomi yang rendah karbondioksida. Dalam "repelita"-nya yang ke-11 (2006-2011), China mengalokasikan secara signifikan jumlah investasi di sektor hijau dengan menekankan pada pemanfaatan energi yang terbaharukan serta melakukan efisiensi energi.

Bahkan, China merencanakan secara hitungan per unit GDP bahwa konsumsi energinya tahun 2010 akan menurun sebesar 20% dibandingkan tahun 2005. Selain itu, Pemerintah RRC berkomitmen akan memproduksi 16% dari kebutuhan energi utamanya akan berasal dari sumber-sumber terbaharukan sebelum tahun 2020.

2. Kenya
Negara di Afrika ini adalah negara yang kaya akan energi biomassa. Namun, selama beberapa tahun terakhir kebutuhan energinya sangat bergantung pada impor bahan bakar fosil. Namun, sejak Maret 2008, Kementerian Energi Kenya mengadopsi kebijakan yang disebut "feed-in tariff" (FIT). Kebijakan ini mirip di Indonesia. FIT mewajibkan perusahaan energi dan utilitis memenuhi kebutuhan jaringan listrik nasional dengan membeli listrik yang berasal dari energi terbaharukan.

Penetapan harga diberlakukan dengan tarif yang menarik untuk menstimulasi investasi baru di sektor terbaharukan. Penerapan kebijakan RES (Renewable Energy Sources) termasuk matahari, angin, mini hydro, biogas, dan pemanfaatan energi sampah perkotaan terbukti meningkatkan pendapatan masyarakat. Kebijakan ini juga membuka banyak lapangan pekerjaan di sana. Selain itu kebijakan RES terbukti dapat memenuhi kebutuhan energi listrik dari berbagai sumber bukan hanya pembangkit listrik berbasis fosil.

3. Uganda
Uganda mengambil inisiatif untuk mentransformasikan produksi pertanian yang konvensional ke dalam sistem pertanian organik. Hasilnya adalah benefit yang signifikan bagi ekonomi, masyarakan dan lingkungan hidup di sana.

Organic Agriculture (OA) berdasarkan definisi Codex Alimentarius Commission adalah sistem pengelolaan pertanian holistik yang bertujuan meningkatkan dan memperbaiki kehidupan ekosistem agrikultur, termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologis dan aktivitas lahan. Pendekatan OA ini juga mencegah pemakaian bahan-bahan sintetik dan kimiawi untuk mempercepat produksi lahan pertanian.

4. Brazil
Melalui pendekatan sustainable urban planning (SUP) Brazil sukses dalam mengendalikan kepadatan penduduk di perkotaan. Sebagaimana kita ketahui Brazil adalah negara keempat di dunia setelah China, India, dan AS, yang memiliki pertumbuhan penduduk urban per tahun sebesar 1,8% antara tahun 2005 dan 2010.

Proyek ini sukses dilaksanakan di Kota Curitiba Ibu Kota Negara Bagian Parana. Pendekatan yang dipakai adalah inovasi dalam urban planning, pengelolaan kota, dan transportasi umum. Curitiba berhasil mengendalikan pertumbuhan penduduk dari 361.000 (1960) menjadi hanya 1,828 juta (2008) tanpa timbulnya kegagalan akibat padatnya penduduk, tanpa timbulnya polusi, dan tanpa mengurangi ruang-ruang publik.

Kepadatan populasi di kota memang meningkat tiga kali lipat dari tahun 1970 sampai 2008. Namun, pada saat yang bersamaan, area-area hijau malah meningkat dari 1 km persegi menjadi 50 km persegi. Pendekatan SUP ini juga dipakai di kota-kota Brazil lainnya. What a remarkable policy!

So, dengan contoh-contoh green economy dari negara berkembang di atas, bisakah Indonesia mendapatkan pelajaran? Seharusnya negara kita bisa lebih hebat dari Uganda, Kenya, bahkan Nepal sekali pun. Apa yang kurang di negeri ini adalah kita terlalu banyak berpolitik ria, korupsi, dan tidak fokus pada apa yang sebenarnya kita mampu lakukan.

Indonesia harus "do what we know" secara optimal. Maksudnya, secara kodrati, kita negara agraria, negara kehutanan, negara keanekaragaman hayati! Manfaatkanlah itu untuk menciptakan produk kebanggaan bangsa. Yang bernilai kompetitif tinggi untuk kemakmuran rakyat secara berkelanjutan (sustainable).

Leonard Tiopan Panjaitan
Jl Durian 2 No 39 Depok
leonardpanjaitan@gmail.com
081510008779

Penulis: Anggota Corporate Sustainability Team (CST) Bank BNI, juga LEAD Cohort-15. Tulisan adalah pendapat pribadi.


Source:http://suarapembaca.detik.com/read/2010/07/19/084450/1401687/471/saatnya-green-economy-indonesia

Sustainable Development dan Piala Dunia

Sungguh. Piala Dunia 2010 Afrika Selatan merupakan pesta meriah manusia sejagad empat tahun sekali. Sepak bola menjadi magnet tersendiri yang menyihir miliaran manusia bumi ini untuk bermimpi. Ya. Bermimpi tim kesayangannya menjadi juara dunia. Setidak-tidaknya tidak kalah memalukan. Pesta ini selalu berkelanjutan empat tahun sekali.

Apa yang menyebabkan sepak bola menjadi olah raga nomor satu di jagad ini. Padahal yang dipermainkan adalah satu bola, satu lapangan, dua tim dengan dua puluh dua orang. Jawabannya adalah karena spirit permainan. Kreativitas, kerja sama tim, skill individu, strategi pelatih, dan mentalitas pemain menjadi atraksi yang menarik dari sepak bola. Tak lupa animo dan fanatisme fans menambah daya magis sepak bola menjadi olah raga yang tak akan pernah ada matinya.

Sepak bola yang indah. Bukan hanya sekedar mengejar kemenangan belaka sebagai tujuan akhir. Adalah permainan yang harmonis antar lini dalam satu tim. Nilai harmonisasi ditambah unsur sportivitas atau fair play akan menambah permainan sepak bola bukan hanya drama yang menegangkan di lapangan. Namun, juga pelajaran akan satu hakekat pembangunan yakni pembangunan fisik tanpa merusak lingkungan.

Lalu apakah hubungannya sepak bola Piala Dunia dengan pembangunan berkelanjutan? Dalam sepak bola ada tiga elemen yang menjadi roh permainan. Kerja sama dan mentalitas tim, leadership dan strategi pelatih, dan kedisiplinan pemain (dalam dan luar lapangan). Tiga unsur ini bersatu padu membentuk kesebelasan yang kompak, kreatif di lapangan, dan taat aturan. Inilah spirit sepakbola disertai asas fair play yang senantiasa dikampanyekan FIFA.

Sama halnya dengan pembangunan berkelanjutan, prinsip lawas tapi relevan - triple bottom line of development (TBL) - menjadi roh pembangunan yang lestari yang mengaitkan erat elemen people (manusia), profit (laba), dan planet (kelestarian lingkungan). Bumi itu satu, dihuni oleh lebih dari 6 miliar penduduk. Maka sustainable development (pembangunan berkelanjutan/ lestari) bukan lagi sekedar paradigma melainkan jalan keluar (a way out) untuk menjadi "permainan" yang berdisiplin dan punya aturan.

Singkatnya pembangunan lestari adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Intinya adalah pembangunan fisik tanpa merusak!
 
TBL (Triple Bottom Line)

Tidak seperti sepak bola yang digandrungi oleh seluruh golongan manusia maka perhatian pada "people" dalam pembangunan lestari masih jauh panggang dari api. Dunia bisnis yang menganut prinsip Triple Bottom Line (TBL) tidak akan menggunakan buruh super murah. Apalagi anak-anak sebagai modal untuk mengurangi fixed cost.

Jelas eksploitasi anak-anak dihindarkan. Upah buruh diperhatikan dan dibayar secara manusiawi. Lingkungan kerja memadai dengan jam kerja yang sehat. Bisnis yang berbasis TBL akan membayar kembali value kepada masyarakat sebagai kontribusinya dalam pembangunan komunitas lokal. Entah itu dalam bentuk CSR maupun program kemitraan yang bersifat empowering masyarakat.

Ibarat bumi itu bagaikan bola yang bundar, 24 jam berotasi, disertai aturan-aturan alam (kapasitas lingkungan atau carrying capacity). Tim sepak bola bermain 2 x 45 menit plus adu pinalti untuk pemenang akhir. Inilah siklus pertandingan bola. Pembangunan berkelanjutan dalam unsur "planet" memiliki siklus "cradle to grave" yakni sistem daur hidup produk dari mulai saat awal hingga akhir. Atau bahasa gaulnya adalah mekanisme end to end.

Singkatnya dalam sistem ini ada suatu ukuran biaya lingkungan dimulai dari tahap membuat dan mengumpulkan bahan baku, memproduksi di pabrik, distribusi ke pelanggan, hingga dibuang (tidak dipakai kembali) oleh pelanggan. Selain itu perusahaan atau organisasi yang menganut asas ini tidak akan membuat barang-barang berbahaya. Baik secara kesehatan mengandung material racun maupun bersifat merusak lingkungan. Intinya, mereka menerapkan asas ecological foot print dalam produk-produknya.

Selama ini profit selalu diukur dari uang yang merupakan nilai ekonomis suatu bisnis atau organisasi. Dalam prinsip TBL ini profit dihitung setelah mengkover biaya-biaya input termasuk biaya modalnya. Jadi sedikit berbeda dengan prinsip akuntansi tradisional. Di sini profit dilihat sebagai benefit ekonomis yang dapat dinikmati bukan hanya oleh perusahaan tersebut tetapi oleh masyarakat sekitar.

Intinya out put ekonomis yang menghasilkan profit harus selaras dengan daya dukung lingkungannya. Tidak bisa eksesif dan exploitatif terhadap alam. Jadi prinsip ini memperhatikan kualitas profit bukan sebanyak-banyaknya profit tetapi lingkungan rusak-tercemar.

Sustainability

Sustainability satu kata bermakna dalam. Diambil dari bahasa latin "sustinere" (artinya bertahan lama, berlangsung lama). Kalau sepak bola secara sustainable bermain dalam liga-liga profesional dan amatir yang bersifat reguler maka pembangunan lestari sudah sepantasnya menjadi arena bisnis yang seimbang, selaras, dan sejalan dengan lingkungan sekitar.

Inilah tujuan akhir dari prinsip TBL yakni mencapai keberlanjutan atau kelestarian pembangunan fisik yang beradab dan adil terhadap semuanya. Sustainability bukanlah utopia pembangunan tetapi suatu strategi "jogo bonito". Inilah permainan indah bukan hanya mengejar tujuan akhir laba sebesar-besarnya tetapi tujuan akhir yang mulia yakni pembangunan yang bertahan selama-lamanya hingga kiamat.

Perubahan iklim saat ini adalah akibat ulah manusia dalam praktek business as usual as it can be to make profits as much as possible. Apabila mengambil analogi sepak bola maka mirip-mirip fenomena efek negatif kapitalisme sepak bola, yang bisa membuat klub-klub bangkrut dan negara kehilangan identitas tim nasionalnya karena invasi pemain-pemain asingnya.

Pembangunan lestari tidak boleh mengesampingkan kearifan lokal. Illegal logging dan deforestasi bisa dicegah dengan mengajak masyarakat lokal untuk berpartisipasi di dalam value chain sektor kehutanan. Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat lokal adalah pekerjaan yang layak. Kalau tidak mereka juga akan ikut-ikutan membabat hutan untuk dijual kepada cukong.

Pekerjaan yang layak di sini adalah berkaitan dengan kelestarian hutan. Peran serta masyarakat menjaga dan memanfaatkan hutan secara lestari dimasukkan dalam perhitungan cost-benefit buat mereka. Jadi mereka menjadi stake holder pertama dalam rantai nilai kehutanan.

Kedisiplinan dan Leadership

Dalam sepak bola peran pelatih sangatlah dominan. Kepemimpinan dan strategi pelatih menentukan arah permainan anak-anak asuhnya di lapangan. Di lapangan kepemimpinan seorang play maker dan atau sang kapten menjadi sesuatu yang vital untuk membentuk orkestra permainan tim yang variatif sesuai instruksi pelatih. Begitu juga halnya dalam pembangunan lestari. Sang Presiden di tingkat nasional dan sang Gubernur - Bupati harus memiliki visi yang jelas dan komitmen yang kuat.

Kerusakan lingkungan di negeri ini seperti di Bangka dan Kalimantan yang miris hati akibat strategi dan kepemimpinan Pemimpin kita yang lemah. Komitmen memang ada. Tetapi, mengejahwantakannya di lapangan ibarat berteriak di padang pasir. Aturan saling tumpang tindih dan bisa diubah-ubah. Rencana tata ruang dan tata wilayah propinsi bisa saja berubah-ubah demi meraup pendapat asli daerah secara instan. Konversi hutan alam dan lahan gambut menjadi perkebunan sawit serta pemberian izin kuasa kepada penambang-penambang lokal tanpa uji kelayakan lingkungan yang optimal menjadi contoh strategi pembangungan yang lemah.

Dalam sepak bola ada aturan, kartu kuning, kartu merah, pun ada sanksi buat individu pemain bahkan klub. Lihat contoh kasus calciopoli. Juventus terdegradasi tahun 2006 lalu karena menyuap wasit. Dalam soal pembangunan lestari di negeri ini pelaku kejahatan lingkungan tidak pernah diberikan efek jera. Kita juga tidak pernah bisa menyeret korporasi yang merusak hutan dan perairan ke meja hukum. Apalagi sang pembuat kebijakan. Tidak pernah ada hukum yang adil kepada mereka manakala mereka mengeluarkan izin yang bertabrakan dengan undang-undang.

Jadi mungkin ini naifnya saya. Bisa saja pembangunan lestari akan sulit terwujud di negeri ini apabila dibandingkan dengan kisruhnya PSSI dalam mengelola sepak bola di negeri ini. So, adakah harapan buat terciptanya lingkungan dan pembangunan yang selaras di republik ini? Jawabannya adalah lihatlah sepak bola yang profesional di negara lain. Mungkin terasa naif dan tidak relevan terhadap isu utama ini. Tetapi, sekali lagi apabila pembangunan lestari sama menariknya dengan sepak bola mungkin kita bisa bangga menjadi bangsa sendiri.

Negeri ini kaya akan keanekaragaman hayati dan dapat menjadi bangsa yang mandiri, terdifferensiasi, dan memiliki daya saing tinggi. Tirulah Brazil. Timnasnya superior di dunia negara berkembang dan pemimpinnya konsisten terhadap pembangunan lestari. Who knows!

Leonard Tiopan Panjaitan
Jl Durian 2 No 39 Depok
leonardpanjaitan@gmail.com
081510008779

Penulis adalah Anggota Corporate Sustainability Team (CST) Bank BNI. Tulisan ini pendapat pribadi.


Source:http://suarapembaca.detik.com/read/2010/07/13/094916/1398011/471/sustainable-development-dan-piala-dunia

Laporan Keberlanjutan BNI 2009 - Sustainability Report BNI 2009

Growing towards Sustainability, The Creation of Value from Values. Laporan Keberlanjutan Bank BNI atau BNI Sustainability Report 2009. BNI adalah bank nasional dan bank BUMN pertama di Indonesia yang membuat laporan keberlanjutan (Sustainability Report). Please download at this URL:





Monday, August 16, 2010

Bobol Internet Banking, Dua Sarjana Diringkus

Dua orang sarjana asal Jerman terpaksa berurusan dengan polisi di Thailand. Keduanya diringkus karena diduga terlibat jaringan pembobol internet banking di negeri Gajah Putih tersebut.

"Mereka adalah Dominik Lacono dan Dave Ackrmann, keduanya masih berusia 22 dan 23 tahun. Mereka ditangkap di resor pantai Pattaya," tutur Kolonel Polisi Suphisarn Pakdinarunart.

Kedua pemuda lulusan Universitas Munich, Jerman tersebut diduga telah membobol sebuah akun rekening milik tentara wanita Thailand dan mengambil uang sebesar 700.000 Baht (sekitar Rp 195 juta). Uang itu kemudian dikirim ke nomor rekening tiga wanita Thailand kenalannya.

Suphisarn menyebutkan, kedua pemuda itu diyakini merupakan kelompok kecil dari jaringan pembobol internet banking internasional yang berbasis di Rusia.

Dikutip detikINET dari Earth Times, Selasa (10/8/2010), keduanya akhirnya mengakui perbuatannya setelah diperlihatkan foto yang menunjukkan mereka sedang menarik uang di mesin ATM dari rekening tempat mereka mengalihkan uang hasil curian.

"Kami memperkirakan kelompok itu telah mencuri hingga 100 juta Baht dari rekening bank di Thailand tahun ini," ungkap Suphisarn. Kasus ini akan terus diselidiki dan ke depannya mungkin akan ada tersangka lain yang diciduk.

10 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/10/070058/1416932/399/bobol-internet-banking-dua-sarjana-diringkus/

Friday, August 13, 2010

Seluruh Penyelenggara Internet Wajib Blokir Porno

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hanya mengundang enam operator saat demo teknis pemblokiran konten porno. Meski demikian, itu bukan berarti operator beserta penyedia jaringan internet (ISP) lainnya boleh diam saja. Semua tetap wajib memblokir pornografi tanpa kecuali.

"Kami tidak mungkin mengundang semua ISP yang jumlahnya 180-an sekaligus, kurang efisien. Meski begitu, yang lainnya tetap harus ikuti jejak enam operator ini tanpa terkecuali," ujar Kepala Pusat Informasi Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, kepada detikINET, Jumat (13/8/2010).

Kominfo pada 10 Agustus lalu mengundang Telkom, Telkomsel, Indosat, Indosat Mega Media (IM2), XL Axiata, dan Bakrie Telecom, untuk mendemokan teknis pemblokiran pornografi versi masing-masing. Terhitung sejak tanggal itu, seluruh operator dan ISP dinyatakan wajib untuk memblokir konten porno tanpa alasan apapun. Sebab menurut Gatot, hal ini sudah tercantum dalam Undang-Undang No.36/1999 tentang Telekomunikasi.

Kementerian Kominfo juga telah mengirimkan Surat Edaran Plt Dirjen Postel atas nama Menkominfo No. 1598/SE/DJPT. 1/KOMINFO/ 7/2010 tertanggal 21 Juli 2010 tentang Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Pornografi.

"Surat edaran itu fungsinya untuk mengingatkan hak dan kewajiban para ISP sesuai UU No.36/1999. Mereka punya kewajiban untuk memblokir segala hal berbau pornografi, kekerasan, dan SARA," tegas Gatot.

13 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/13/072340/1419416/398/seluruh-penyelenggara-internet-wajib-blokir-porno/

Telkomsel Akhirnya Lulus Uji Blokir Konten Porno

Telkomsel akhirnya mengikuti jejak lima operator lainnya yang sudah lebih dulu dinyatakan lulus uji teknis saat mendemokan pemblokiran konten pornografi di hadapan Menkominfo Tifatul Sembiring.

"Telkomsel akhirnya lulus. Sebelumnya mereka gagal karena mungkin terlalu bersemangat," kata Kepala Pusat Informasi Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, kepada detikINET di Jakarta, Kamis (12/8/2010).

Kementerian Kominfo dua hari yang lalu mengundang enam operator seperti Telkom, Telkomsel, Indosat, Indosat Mega Media (IM2), XL Axiata, dan Bakrie Telecom, untuk mendemokan teknis pemblokiran konten porno versi masing-masing.

"Bakrie, Indosat, Telkom, XL, IM2, semua sudah lolos. Yang masih agak masalah cuma Telkomsel. Kayaknya perlu ujian her untuk diulang. Sudah beberapa orang expert-nya Telkomsel coba, malah semua situs terblokir. Terlalu semangat kali ya karena ini masalah pornografi," kata Tifatul waktu itu.

Hari ini, Telkomsel kembali mendemokan pemblokiran situs-situs porno yang disaksikan langsung Plt. Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan di Kantor Ditjen Postel, Jakarta. Demo tersebut dilakukan dengan menggunakan ponsel dan laptop yang sudah terkoneksi dengan akses internet Telkomsel Flash.

"Upaya pemblokiran yang telah kami lakukan merupakan bentuk kepatuhan terhadap regulasi pemerintah yang menginstruksikan para penyelenggara jasa akses internet untuk menutup akses terhadap situs-situs porno," kata Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno.

"Secara bertahap pemblokiran ini kami lakukan untuk seluruh perangkat yang memanfaatkan akses internet Telkomsel. Dengan demikian seluruh pelanggan yang menggunakan layanan internet Telkomsel, baik melalui ponsel, komputer, ataupun laptop, tidak bisa mengakses situs-situs porno tersebut," paparnya lebih lanjut.

12 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/12/181324/1419288/398/telkomsel-akhirnya-lulus-uji-blokir-konten-porno/?i991103105

RIM Rahasiakan Server dan Kantor Perwakilan

Pengguna BlackBerry di Tanah Air saat ini mungkin tengah menunggu hasil desakan pemerintah yang meminta Research In Motion (RIM) untuk membuka kantor perwakilan dan membangun server BlackBerry di Indonesia.

Namun sepertinya, rasa penasaran tersebut masih harus ditahan lagi. Sebab, vendor asal Kanada itu masih bungkam soal dua isu 'panas' tersebut.

"Saya tidak dalam kapasitas untuk menjawab hal itu. Namun yang pasti, kami terus menjaga komunikasi dengan regulasi dan pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia," ujar Gregory Wade, Managing Director, RIM South Asia.

Seperti biasa, jawaban Greg terdengar normatif. Padahal di sela-sela peluncuran BlackBerry Curve 3G 9300 di Hotel Ritz Carlton, Kamis (12/8/2010) malam itu, banyak wartawan yang mencecarnya dengan pertanyaan sejenis.

Meski demikian, dalam komentar selanjutnya, Greg mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar yang penting bagi RIM. Dan mereka pun berjanji akan terus berusaha untuk membawa produk-produk terbaru BlackBerry sekaligus memperluas pasar di Indonesia.

"Setidaknya ini indikasi yang positif," kata Greg, yang mengaku tengah buru-buru mengejar pesawat.

Isu seputar pembangunan server dan kantor perwakilan RIM di Indonesia memang kembali kencang terdengar gaungnya setelah langkah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mengancam memblokir layanan BlackBerry akibat dinilai menganggu keamanan nasional.

Pihak Kominfo pun mengaku telah mengirimkan surat ke kantor pusat RIM di Kanada untuk meminta mereka segera membangun server dan kantor perwakilannya di Indonesia.

Plt. Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan mengaku optimistis bahwa RIM akan menuruti keinginan pemerintah Indonesia. Bahkan menurutnya, RIM akan membuka kantor di Jakarta pada Agustus ini. Tempatnya pun sudah diketahui, yakni di wilayah Kuningan.

Namun lagi-lagi, ketika hal itu coba dikonfrontir dengan pihak RIM. Greg kembali menangkisnya. "Tunggu saja berita dari kami jika ada kabar lebih lanjut," pungkasnya.

13 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/13/083816/1419446/328/rim-rahasiakan-server-dan-kantor-perwakilan/

Teknologi untukTambah Pelanggan Tanpa Tambah BTS

Nokia Siemens Network (NSN) memperkenalkan teknologi bernama Dynamic Frequency and Channel Allocation (DFCA). Teknologi ini diklaim bisa memaksimalkan spektrum yang terbatas pada operator GSM.

Dengan demikian, operator GSM diklaim bisa menambah pelanggan atau menambah potensi pendapatan dari pelanggan per BTS-nya. Artinya, untuk mendapatkan tambahan tak perlu selalu dengan menambah jumlah BTS.

"DFCA memiliki potensi yang sangat besar untuk membantu operator mengatasi tantangan berupa trafik suara dan data yang terus meningkat," kata Prashant Agnihotri, head of GSM/EDGE product management, Nokia Siemens Networks, dalam keterangan yang diterima detikINET, Kamis (12/8/2010).

Lewat DFCA, operator disebut bisa memperkecil bandwidth yang digunakan untuk komunikasi suara. Akibatnya, akan ada 'sisa' bandwidth tambahan yang bisa digunakan untuk hal lain.

Menurut Agnihotri, kelebihan bandwidth itu bisa digunakan untuk data melalui EDGE, WCDMA atau LTE. "Hal ini akan membantu operator meningkatkan potensi pendapatan per situs BTS secara substansial," ujarnya.

Dikombinasikan dengan software, fitur tersebut juga dikatakan mampu meningkatkan kapasitas tampung trafik dari setiap BTS> Selain itu, teknologi ini bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan, menurunkan biaya total serta meningkatkan efisiensi energi.

12 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/12/185342/1419310/328/teknologi-untuktambah-pelanggan-tanpa-tambah-bts/?i991103105

BlackBerry, Spionase, dan Penguasaan Informasi

Saya tertarik dengan perdebatan mengenai isu pemblokiran BlackBerry. Yang menarik bagi saya bukan soal pemblokiran itu sendiri, tetapi sudah mulai sadarnya beberapa pihak tentang pentingnya pengamanan informasi negara.

Belakangan ini, secara tidak sadar, banyak pejabat kita yang menggunakan BlackBerry tanpa tahu konsekuensi keamanannya bagi kepentingan negara. Padahal negara maju seperti Singapura, yang sangat melek teknologi informasi, telah lama melarang pegawai publik untuk menggunakan handset buatan Research In Motion (RIM) itu.

Anehnya, lembaga negara yang tugasnya mendalami ini, seperti Lembaga Sandi Negara, saya lihat belum mengeluarkan statement bahayanya penggunaan BlackBerry
bagi keamanan negara. Pejabat negara sekelas Presiden pun bisa 'berlenggang-kanggung' bersama dengan staf intinya, termasuk para menteri dan staf khusus menggunakan BlackBerry. Begitu juga saya lihat komunikasi di teman-teman unit kerja presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Dari dulu saya sempat bertanya, apakah ada yang salah dengan Lembaga Sandi Negara? Mestinya, merekalah yang paling kompeten berbicara tentang aspek
keamanan negara pada penggunaan BlackBerry. Karena itu, adalah percuma saja kita membuat aturan pengamanan fisik yang ketat bagi komunikasi Kepala Negara,
sementara penggunaan BlackBerry tidak dikendalikan dengan ketat.

Untuk mendalami lebih lanjut tentang hal ini, dapat dibaca diskusi yang dimulai dari pertanyaan seorang anggota pada sebuah milis. Anggota milis ini menanyakan isi sebuah tulisan media massa, yaitu sebagai berikut:

"Segala jenis data yang dikirim menggunakan layanan BlackBerry terenskripsi atau dikunci oleh penyedia layanannya, yaitu Research in Motion Ltd (RIM). Kunci
data ini hanya bisa dibuka oleh RIM yang berpusat di Kanada."

"Jika Indonesia ingin mengakses atau menyadap data yang dikirim lewat BlackBerry, pemerintah RI harus meminta terlebih dahulu kepada pemerintah Kanada. Pemerintah Kanada-lah yang selanjutnya akan meneruskan permintaan tersebut kepada RIM. Data pun akan diserahkan RIM lewat pemerintah Kanada kepada Indonesia."

"Pertanyaannya adalah enkripsi dilarang atau dibolehkan di Indonesia?" tanyanya.

Seorang anggota lain, yang mantan staf khusus bidang teknologi informasi pada sebuah kementerian, menanggapi pertanyaan tersebut. Dia menyatakan bahwa masalah blokir yang muncul saat ini terhadap provider yang berbeda negara adalah dampak kewajiban negara melindungi warganya dan melindungi kepentingan negaranya.

Masalah blok akses hosting antar negara yang terjadi di Timur Tengah adalah hal yang mencuat belakangan di media, sementara blokir tersebut sebenarnya sudah lama terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia. Antara lain, untuk mencegah terjadinya penjajahan ekonomi melalui informasi, keamanan rahasia bisnis, dan rahasia negara, dan banyak hal lain yang tidak bisa dijangkau dengan hukum yang berlaku di negara pengguna fasilitas tersebut.

Masalah bahasan tentang penyadapan di media, menurut pendapat anggota milis ini, hanyalah pengalihan isu dari isu perlindungan konsumen menjadi isu politik. Sebab, meski di Indonesia, bukan berarti pemerintah bebas bisa menyadap tanpa jejak hukum dan tanpa dasar hukum. Justru bila jasa tersebut diselenggarakan di Indonesia, maka bila terjadi sesuatu, negara bisa melakukan tindakan yang melindungi bangsanya.

Ditambahkannya lagi, siapapun pengusaha yang mau mencari makan dan 'mendulang' sebagian dari isi kocek warga negara Indonesia yang jumlah dan omzetnya sangat besar harus bersedia menjalankan kegiatannya dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Sayang, sampai hari ini, faktanya menunjukkan indikasi RIM masih bebas beroperasi di Indonesia tanpa ada tindakan negara untuk melindungi kedaulatan bangsa dan warganya. Beberapa lembaga negara justru menggunakan jasa RIM untuk mengkomunikasikan hal-hal yang bersifat rahasia negara.

"Kita bisa melakukan hal yang lebih baik bagi bangsa dan negara untuk mempergunakan sarana sejenis yang jasanya sudah tersedia secara lokal dengan sarana dan tarif lebih murah dan tidak berbeda fasilitasnya, tanpa harus tergantung kepada RIM," tutupnya.

Seorang member lainnya yang merupakan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) menyatakan, yang menjadi persoalan adalah terakumulasinya konten komunikasi privat warga Indonesia di yahoomail, yahoo messenger, gmail, BB messenger. Sebaiknya, pemerintah memang tidak perlu tahu komunikasi privasi warganya.

Celakanya, justru agen asing yang menguasai akumulasi konten komunikasi privat itu. BlackBerry menempati posisi unik dalam bisnis penguasaan konten komunikasi privat ini karena mampu menarik hati para usernya sehingga rela menyerahkan user id dan password email mereka, termasuk email domain .id mereka. Selain itu, BlackBerry (dan operator Opera Mini) memanfaatkan teknologi proxy kompresi akses web untuk mengakumulasi komunikasi web.

Dijajah Penguasaan Informasi

Apakah pengguna BlackBerry dan Opera Mini sadar kalau akses web mereka adalah melalui server operator di luar sana? Ini termasuk akses ke sistem-sistem informasi berbasis web yang melibatkan entry user id dan password.

Terhadap ini, member yang pertama menanggapi menyatakan, selain jangan sampai kita dijajah negara lain melalui penguasaan informasi, kita juga perlu menjaga jangan sampai Indonesia ikut-ikutan untuk menjadi negara otoriter yang tidak demokratis seperti Amerika, Cina, Rusia, Burma, Inggris, dan beberapa negara yang semuanya berkedok negara  demokrasi, yang secara nyata mengekang kebebasan individu dan privasi dengan
mengendalikan, mengawasi, dan menyadap semua komunikasi pribadi dan usaha tertentu secara bebas berdasar undang-undang, yang dilaksanakan dengan
segala cara untuk memonitor semua komunikasi internal dan eksternal yang terhubung dengan negara tersebut.

Satu tanggapan muncul dari pejabat Kementerian Kominfo, yang juga menjadi anggota milis ini. Dia menyatakan bahwa banyak pihak telah sepakat dengan semangat menjaga kedaulatan informasi NKRI. Kelihatannya, memang akan seperti simalakama. Kuncinya, jangan sampai informasi atau segala hal privasi publik dan negara dikuasai pihak asing.

Yang masih menjadi ganjalan adalah, sedalam apa asing akan bisa menguasai informasi bangsa ini melalui teknologi yang memudahkan hidup manusia? Bila kita menuntut BlackBerry membangun data center di Indonesia, sejauh mana pemerintah atau pihak yang berwenang dapat mengontrol bahwa informasi-informasi yang berjalan melalui data center tersebut tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak sehat, seperti mulai dari pencurian ide-ide, hingga spionase berbalut konten gratisan yang keren ala BlackBerry, Facebook, dan lain-lain.

"Bila saya adalah dalang (misalnya memang demikian) spionase berbalut BlackBerry, maka adalah uang receh untuk sekadar membangun data center di Indonesia. Yang penting adalah saya masih menguasai kedaulatan informasi bangsa Nusantara ini," katanya.

Jadi, apakah Anda masih ingin terus membocorkan rahasia negara kita ke negara lain? Gunakanlah BlackBerry!

11 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/11/105652/1417941/328/blackberry-spionase-dan-penguasaan-informasi

*) Penulis Rudy M. Harahap, adalah Deputi Direktur Biro Perencanaan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tulisan ini hanyalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan sikap institusi tempat penulis bekerja.

Google dan Yahoo Juga Didesak Bangun Server

Setelah mendesak Research in Motion (RIM) agar mau membangun server BlackBerry di Indonesia, pemerintah Indonesia juga akan mendesak Google dan Yahoo.

"Arahnya ke sana. Setelah RIM, kami juga akan minta Yahoo, Google, dan lainnya untuk bangun server di Indonesia," kata Plt Dirjen Postel Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan usai jumpa pers di kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Menurut Budi, permintaan ini masih terkait aspek legalitas berdasarkan UU No. 11/2008 yang mewajibkan penyelenggara telekomunikasi baik lokal maupun asing harus mendirikan server di Indonesia.

Sementara untuk kasus BlackBerry, pemerintah masih menunggu respons atas surat yang dikirim ke RIM di Kanada tentang desakan untuk membangun server BlackBerry di Indonesia.

Namun Plt Dirjen Postel meyakini bahwa pembicaraan soal server tersebut akan segera ditindaklanjuti setelah RIM membuka kantor perwakilannya di Jakarta.

"RIM akan buka representatif office bulan ini di Kuningan, Jakarta. Setelah itu mereka baru akan membicarakan server di Indonesia. Kami harap bisa tahun ini juga," pungkasnya.

10 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/10/191958/1417696/328/google-dan-yahoo-juga-didesak-bangun-server/

4 Alasan BlackBerry Harus Bangun Server di Indonesia

Ada empat alasan utama yang dikemukakan Menkominfo Tifatul Sembiring agar Research in Motion (RIM) mau segera membangun server BlackBerry di Indonesia. Selain aspek legalitas, kontribusi terhadap pendapatan negara, dan faktor keamanan, satu lainnya agar tarif BlackBerry bisa turun 20% lagi.

"Kami sudah menyurati RIM untuk membangun server di sini. Isi suratnya, kurang lebih imbauan kami untuk membangun server di Indonesia beserta alasan pemerintah mengapa mereka diwajibkan untuk membangun server," dalam jumpa pers di kantor Kementerian Kominfo, Selasa (10/8/2010).

Pertama, aspek legalitas. Sesuai UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), penyelenggara telekomunikasi baik lokal maupun asing harus mendirikan server di Indonesia. Kebijakan ini juga berlaku untuk perbankan yang harus mendirikan data center.

"Kedua, kita akan kehilangan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Kalau mereka tidak bangun, bagaimana kita mendapatkan PNBP dari mereka. Sementara Indonesia saat hanya menjadi objek pasar BlackBerry saja," lanjut Tifatul.

Ketiga, pemerintah berharap adanya penurunan tarif karena lokalisasi layanan melalui server lokal. "Kami rasa dengan adanya server di Indonesia, tarif BlackBerry bisa turun 10% sampai 20% lagi," ujarnya.

Alasan keempat yang dikemukakan Menkominfo ialah untuk memudahkan proses penyelidikan pada tersangka kejahatan korupsi atau ancaman terorisme dengan adanya tapping (penyadapan) rekaman pembicaraan.

"Langkah ini biasa kami lakukan berkat kerja sama dengan operator," tandas Tifatul.

04 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/10/121342/1417192/328/4-alasan-blackberry-harus-bangun-server-di-indonesia

Teknologi Informasi dan Pornografi

Jakarta - Pembicaraan mengenai pornografi di internet saat ini sedang ramai, dan bahkan akan terus menjadi bahan diskusi yang menarik mengingat masalah pornografi disebut-sebut sama tuanya dengan peradaban manusia di muka bumi.

Dari beberapa kasus yang mengemuka terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pornografi, isu ini mempunyai relasi kuat dengan kemudahan proses produksi, manipulasi, penyebaran dan pemanfaatan TI sebagai sarana akses pornografi, serta bagaimana kita menyikapinya.

Dalam hal pembuatan, dengan perubahan dari analog ke digital, proses pembuatan hal-hal porno menjadi kian mudah. Dengan kamera digital atau kini dengan telepon seluler, proses dokumentasi menjadi begitu mudah dilakukan.

Tiap saat foto maupun video dapat diabadikan, dari hal-hal yang biasa sampai hal yang sangat privasi. Bukan hanya secara sengaja diabadikan, namun juga ada pihak-pihak yang secara iseng dengan hidden camera mengambil gambar maupun video orang lain di tempat-tempat umum maupun secara tersembunyi.

Namun dalam banyak kasus pula, terjadi rekayasa foto maupun video, sehingga seolah-olah foto dan video itu adalah orang lain, lebih sering artis-artis tertentu. Misalnya saja, wajahnya artis X, tapi tubuhnya diambil dari foto lain yang seksi, menarik, maupun menghebohkan.

Bisakah pornografi di internet ditapis? Pertanyaan yang sederhana, namun cukup kompleks untuk menjelaskannya. Penapisan internet terhadap material pornografi sebenarnya dapat dilakukan dengan beberapa perangkat lunak (software) yang membuat pengguna tidak bisa mengunjungi situs porno.

Selain itu, bisa juga dilakukan blokir dengan bantuan pihak Internet Service Provider (ISP). Namun, dengan kondisi ISP yang begitu banyak, dan banyak jalur-jalur tikus yang bisa dilalui, penapisan secara nasional menjadi persoalan yang tidak mudah.

Sebab begitulah memang sifat dari internet, akses informasi akan mencari jalannya sendiri laksana tidur dimasukkan dalam labirin. Jika jalur depan diblok, maka pornografi bisa masuk melalui jalur belakang.

Dengan hadirnya media sosial seperti blog maupun jejaring sosial, tingkat penapisan juga makin rumit. Jika satu blog atau akun jejaring sosial mengandung pornografi, maka tidak mungkin misalnya wordpress.com, blogger.com maupun satu situs Facebook diblok.

Cara lain tentunya adalah filtering kata. Di beberapa negara Islam, kata-kata 'porno' terblokir, sehingga pengguna tidak bisa mengakses situs-situs yang di dalamnya mengandung kata 'porno'. Cara ini bisa efektif, tapi bisa juga tidak. Jika memang tidak ada kata lagi yang dipakai pengunggah selain kata 'porno', maka cara ini efektif. Namun, jika ada kata lain selain 'porno' namun isi situsnya mengandung hal-hal porkeefektifannya dipertanyakan.

Misalnya saja, saat ini, video mesum yang ditengarai dilakukan Ariel, Luna Maya maupun Cut Tari, jika ada kata 'porno' di file-file maupun situs-situs yang menyebarkan video tersebut, maka file maupun situs yang ada dapat ditapis. Dan uniknya, file-file maupun dari situs yang ada, sudah tidak lagi menggunakan kata 'porno', namun langsung ke nama artis-artis tersebut.

Pornografi Seluler


Persoalan lainnya terkait dengan penyebaran pornografi adalah perkembangan pemanfaatan teknologi informasi seperti telepon seluler. Dengan cukup beberapa orang saja yang mengunduh file berisi pornografi, file-file tersebut bisa cepat mudah tersebar dari satu orang ke orang lainnya dengan fasilitas yang ada di ponsel, selain email atau instant messenger, seperti infra red maupun bluetooth, yang tanpa biaya.

Yang lebih menarik, saat ini ada sekitar 180 juta pengguna seluler dimana angka itu jauh lebih tinggi dari pengakses internet yang baru pada angka sekitar 45 juta.

Selain penapisan konten pornografi, yang harus juga dikedepankan adalah lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi adalah dengan memberdayakan masyarakat dengan mengusung ide internet cerdas.

Maksudnya adalah, agar masyarakat secara cerdas dapat memanfaatkan teknologi informasi, khusus internet, yang berfungsi sebagai alat untuk membuat masyarakat itu sendiri makin cerdas, sehat, mandiri dan sejahtera.

Terkait dengan penyebaran pornografi, cara yang pertama perlu dikedepankan adalah agar berhati-hati dengan makin maju dan mudahnya proses produksi foto dan video. Artinya, tidak semua hal-hal privasi bisa dengan leluasa didokumentasikan melalui handycam, view cam laptop maupun ponsel berkamera.

Memang ponsel maupun laptop adalah barang pribadi sehingga foto maupun video pribadi pada satu saat aman, namun waspadalah sebab suatu saat mungkin saja ponsel hilang maupun laptop, PC ataupun external harddisk tercuri.

Jika itu terjadi, dengan kemajuan teknologi informasi pula, yakinlah jika ada foto maupun video yang pribadi, maka itu bisa tersebar dengan cepat. Beberapa kasus sudah membuktikan hal itu. Bahkan tidak harus hilang maupun tercuri, ketika ponsel kita dipinjam maupun PC/laptop dipakai orang lain, perpindahan file dari tangan satu ke tangan lain begitu cepat terjadi tanpa kita sadari.

Memutus Mata Rantai


Kedua, terkait dengan pornografi anak. Terkadang orang tua tidak sadar dan hanya menganggap hal yang lucu dan unik ketika mendokumentasikan anak-anaknya yang di bawah 18 tahun, apalagi di usia balita, saat sedang mandi ataupun kondisi tanpa busana.

Sebaiknya hal itu tidak dilakukan lagi, mengingat hal ini merupakan pornografi anak. Bukan cuma UU No. 11/2008 yang melindungi anak dari pornografi, namun secara internasional ini dilarang. Sehingga tidak heran, beberapa tahun lalu, Kejaksaan Agung Amerika Serikat sampai mengejar pelaku pornografi anak ke Indonesia.

Ketiga, perlunya memutus mata rantai dari pornografi. Dalam hal ini, jika kita menerima dari orang lain file-file yang berisi pornografi, hendaknya tidak menyebarkan file-file tersebut, termasuk memberi tahu alamat situs porno ke orang lain lagi.

Upaya ini akan membuat pornografi tidak tersebar lebih jauh ke banyak orang. Jika kesadaran ini ditanamkan, maka efek bola salju pengakses pornografi tidak ada terjadi dan hanya tersebar ke beberapa orang saja.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita dapat menggunakan internet secara cerdas. Sebab terkadang pengguna internet lupa bahwa penggunaan internet adalah sebuah tujuan, bukan alat.

Padahal sesungguhnya, internet adalah alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mensejahterakan masyarakat itu sendiri bahkan sebagai alat transformasi peradaban menuju kehidupan yang lebih baik.

Repro dari Detik.com, 13 Agustus 2010
Penulis: Heru Sutadi adalah seorang pengamat telematika. Ia bisa dihubungi melalui email: herusutadi@hotmail.com atau blog: hsutadi.blogspot.com

Thursday, August 12, 2010

Marc Russel Benioff, Pionir Industri "Cloud Computing"

Sejak kecil, Marc Russell Benioff sudah tertarik mengutak-atik komputer. Ketertarikan ini akhirnya membawa lelaki asal Amerika Serikat (AS) ini menjadi salah satu miliuner di dunia. Dia berkibar melalui perusahaan yang didirikannya tahun 1999, Salesforce.com, yang jadi penyedia jasa piranti lunak cloud computing terbesar di AS. Kini, Benioff menempati posisi ke-773 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan nilai kekayaan mencapai 1,3 miliar dollar AS.

Kecintaan terhadap suatu hal mampu mendatangkan kesuksesan yang luar biasa di masa depan. Itulah yang terjadi pada sosok seorang lelaki asal Amerika Serikat (AS), Marc Russell Benioff. Sejak di bangku sekolah, pria kelahiran 25 September 1964 ini sangat tertarik dengan teknologi informasi. Dia senang mengutak-atik sistem di dalam komputer.

Benioff memang mendedikasikan sebagian besar hidupnya pada bidang ini. Dia bak jadi seorang veteran selama 30 tahun di industri perangkat lunak komputer. Benioff sempat bekerja selama 13 tahun di Oracle. la juga pernah bekerja sebagai tenaga pemograman bahasa di perusahaan komputer ternama Apple, Macintosh.

Berbekal segudang pengalaman di dunia perangkat lunak komputer, Benioff berhasil menggebrak industri teknologi komputer. Pada tahun 1999, dia mendirikan sebuah perusahaan sendiri, yang dia beri nama Salesforce.com. la mendefinisikan pendirian perusahaan tersebut sebagai sebuah misi: berakhirnya era perangkat lunak. Melalui usahanya ini, dia mengubah industri perangkat lunak yang ada selama ini dengan menggunakan internet sebagai sarana memprogram dare mendistribusikan perangkat lunak. Benioff menciptakan istilah platform sebagai layanan.

Dia juga mengembangkan bisnisnya dengan melebarkan jangkauan, sehingga para pelanggannya dapat membangun aplikasinya sendiri atau dengan aplikasi yang dikembangkan di Salesforce. com. Sistem ini disebut komputasi awan atau cloud computing. Awan adalah metafora bagi internet.
Model bisnis baru ini mampu mengubah industri perangkat lunak. Perusahaan tidak harus membeli atau memiliki perangkat CD-ROM. Konsumen hanya perlu memiliki layanan internet untuk mendapatkan sistem komputasi awan tersebut, dan bisa terus memperbaruinya melalui internet. Jika menggunakan model perangkat lunak cloud computing, perusahaan tidak lagi hares membeli seperangkat sistem operasi, database,dan server aplikasi. Termasuk, server untuk pengamanan, server pengindeks, dan banyak server lainnya.

Kehadiran layanan komputasi awan ini berhasil memangkas proses panjang tersebut. Kini, perusahaan hanya perlu membeli CRM server dan membangunnya sendiri melalui proses, menyalin (instal), dan senantiasa memperbaruinya.

Ide Benioff yang sangat revolusioner itu ditanggapi oleh dunia usaha maupun dunia teknologi secara positif. Terbukti, Salesforce.com berkembang menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di AS, bahkan dunia. Pertumbuhan perusahaan ini dari tahun ke tahun begitu fantastik.
Salesforce.com mencatatkan penjualan yang mencengangkan senilai 1 miliar dollar AS selama tahun 2008. Padahal, sekitar lima tahun sebelumnya pendapatan perusahaan ini masih 500 juta dollar AS. Sepanjang tahun lalu, Salesforce.com menambah 12.500 pelanggan baru, yang merupakan penambaharn terbanyak sejak perusahaan itu berdiri. Sebelumnya, ada 500.000 pelanggan yang menggunakan model perangkat lunak tersebut.

Otomatis, meningkatnya permintaan membuat Benioff harus terus menambah tenaga kerjanya. Sehingga, dia mampu memenuhi permintaan atas penggunaan sistem perangkat lunaknya. Jumlah pekerja di Salesforce.com berkembang dari 2.000 pekerja pada lima tahun lalu menjadi 3.800 pegawai saat ini.
Dengan pendapatan tersebut, Benioff berhasil menjadi salah seorang Amerika terkaya, dengan menduduki posisi 347 tahun 2009 versi majalah Forbes. Sementara di dunia, dia menjadi orang terkaya ke-773, versi majalah yang sama pada tahun lalu. Nilai kekayaannya sekitar 1,3 miliar dollar AS. (KONTAN/Rizki Caturini)

Source:http://tekno.kompas.com/read/xml/2010/08/12/15562185/Marc.Russel.Benioff..Pionir.Industri.Cloud.Computing-12

Tuesday, August 10, 2010

Sinar Mas dan Greenpeace Beda Pendapat Soal Hasil Verifikasi

Hasil verifikasi tim independen yang disusun oleh lembaga verifikasi Control Union Certification (CUC) dan BSI Group terhadap PT Sinar Mas Agro Research and Technology Tbk (Smart) dan induk perusahaan Smart yaitu Golden Agri Resources sudah tuntas.

Pihak Smart mengaku tudingan LSM Greenpeace tidak terbukti berdasarkan hasil verifikasi tersebut, sementara pihak Greenpeace menilai sebagian temuan terhadap Smart terbukti.

"Tuduhan-tuduhan Greenpeace terlalu dibesar-besarkan atau keliru," kata Direktur Utama PT Smart Daud Dharsono dalam acara konferensi pers di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (10/8/2010).

Hal berbeda disampaikan juru bicara Greenpeace untuk Asia Tenggara Bustar Maitar yang menilai sebagian temuan Greenpeace atas Smart terbukti.

"Hasil audit Sinar Mas secara garis besar mengkonfirmasi temuan Greenpeace. Laporan ini menunjukkan Sinar Mas telah menghancurkan hutan dan habibat binatan. Juga mengkonfirmasi menunjukkan perusahaan beroperasi tanpa izin-izin yang diperlukan dan telah memusnahkan lahan gambut," jelas Bustar dalam siaran persnya.

Berikut hasil verifikasi independen melakukan pemeriksaan atas 11 konsesi lahan dengan luasan 182.528 hektar atau lebih dari 40% yang dimiliki oleh Golden Agri dan Smart.

1. Tuduhan Pembukaan Hutan tanpa Izin

Smart telah memenuhi izin pengembangan lahan yang telah ditentukan antara lain izin pemanfaatan kayu (IPK) dan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sebelum dilakukan pengembangan lahan di seluruh area konsesi di Kalbar.

Khusus untuk Amdal di 6 area konsesi Kalteng, baru selesai setelah dilakukan pembukaan lahan. Hal ini merupakan suatu hal yang keliru terkait masalah ketaatan meski saat ini Amdal di enam konsesi itu sudah selesai.

2. Tuduhan Terhadap Penanaman Lahan Gambut

Telah diidentifikasi bahwa sebanyak 98% areal konsesi tidak ditanam diatas lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter. Meski ditemukan adanya penanaman d iatas lahan gambut diatas 3 meter karena ada beberapa luasan lahan gambut diatas 3 meter yang kedalamannya sporadik dan dalam spot kecil-kecil.

3. Tuduhan deforestasi dan kerusakan habitat orang hutan

Tim verifikasi menyebutkan seluruh lahan yang ada dalam 11 konsesi yang diperiksa mencakup hutan sekunder, lahan terdegradasi dan semak blukar, serta yang telah beralih dari hutan primer jauh sebelum Smart memulai persiapan dan penanaman.

Tim verifikasi juga menyebutkan bahwa proses degradasi area hutan yang menjadi habitat orangutan terjadi jauh sebelum Smart memulai persiapan lahan dan penanaman.

4. Tuduhan pembakaran hutan

Tidak ditemukan buktinya adanya pembakaran dalam proses persiapan dan pembukaan lahan. Sebagian besar titik api dan pembakaran di dalam atau di sekitar area konsesi Smart terjadi sebelum lahan dibebaskan dan dibuka.

5. Tuduhan menyebabkan konflik sosial

Tidak ditemukan bukti adanya dampak sosial yang negatif dari kegiatan kelapa sawit di areal konsesi Smart.

6. Tuduhan dalam upaya keanggotaan selektif RSPO

Golden Agri memiliki 53 perusahaan dibawah kepemilikan yang melakukan kegiatan usaha budidaya kelapa sawit. Smart dan Ivo Mas Tunggal telah menjadi anggota RSPO dan dalam proses memperoleh sertifikasi RSPO. Golden Agri sebagai induk Smart sedang mempertimbangkan pengajuan kenggotaam RSPO.

Daud menilai Greenpeace telah melakukan kekeliruan terkait kampanyenya dan dianggap membesar-besarkan tudingannya. Pihak Smart dinyatakan tak bertanggung jawab atas perusakan hutan primer dan kerusakan habitat Orang Utan yang dialamatkan pada  anak usaha Golden Agri tersebut.

Selain itu hasil tim independen menunjukan bahwa Smart beroperasi secara bertanggung jawab dan dalam koridor hukum serta peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Daud mengatakan hasil tim independen ini bukan lah audit perkebunan seluruh areal perkebunan sawit yang dimiliki Smart dan Golden Agri. Verifikasi ini hanya memverifikasi hasil laporan dari Greenpeace mencakup 11 konsesi yang meliputi 5 konsesi di Kalbar dan 6 konsesi di Kalteng.

Hasil tim verifikasi independen ini dilakukan melalui penelusuran dokumen, penelusuran kronologi, tinjauan lapangan, penelitian, wawancara, audit lapangan yang dilakukan selama 2 bulan.

Sebelumnya dalam tudingan Greenpeace yang dialamatkan kepada Smart meliputi yaitu tuduhan deforestasi hutan primer dan kerusakan habitat Orang Utan, membuka lahan tanpa izin, melakukan pembakaran hutan, membuka lahan gambut lebih dari 3 meter, menyebabkan konflik sosial dan terlibat dalam upaya keanggotaan selektif dalam RSPO.

"Pemutarbalikan Sinar Mas adalah upaya buruk untuk melindungi brand yang tidak berarti untuk menandingi temuan Greenpeace. Kami telah berulang-ulang menunjukkan Sinar Mas mengatakan satu hal dan melakukan hal lainnya. Mereka menghancurkan habitat dan mengatakannya itu adalah manajemen air. Mereka menghancurkan hutan tropis dan mengatakan mereka mengembangkan lahan rusak," kritik Bustar. (hen/qom)

10 Agustus 2010
Source:http://us.detikfinance.com/read/2010/08/10/142535/1417354/4/sinar-mas-dan-greenpeace-beda-pendapat-soal-hasil-verifikasi

 

Monday, August 9, 2010

Mari bersikap waspada andai saat ini Anda melancong ke Bali. Soalnya, seturut penelitian Ketut Sundra dari Departemen Biologi Universitas Udayana, Denpasar, enam pantai di Pulau Dewata, yakni Kuta, Legian, Nusa Dua, Jimbaran, Tanjung Benoa, dan Canggu. "Kuta, Legian, Jimbaran, dan Nusa Dua masuk kategori tercemar ringan. Sementara, Tanjung Benoa dan Canggu tercemar medium," katanya.

Xinhua
pada Jumat (30/7/2010) yang mengutip hasil riset Ketut Sundra itu mewartakan, penelitian pencemaran itu mengambil air laut di pantai-pantai tersebut selama dua tahun sejak 2008. "Saya mengambil contoh air laut saat musim hujan dan musim kemarau," kata Ketut Sundra.

Tak cuma itu, Ketut Sundra juga melakukan tes pencemaran dengan 19 parameter. Hasilnya, sebagaimana diutarakan di atas. Alhasil, memang belum ada imbauan lebih tegas, baik lisan maupun tulisan, bagi turis untuk mengurungkan niat berenang di pantai-pantai tersebut.

Lebih lanjut, Ketut Sundra mengatakan, banyak hotel, restoran, dan pelayanan pariwisata di sekitar pantai-pantai itu tidak melakukan pengelolaan saksama terhadap limbah yang dihasilkan. "Itu yang akhirnya mencemari pantai-pantai tersebut," ungkap Ketut Sundra.

Jangan Berenang (Lagi) di Pantai Bali!

Mari bersikap waspada andai saat ini Anda melancong ke Bali. Soalnya, seturut penelitian Ketut Sundra dari Departemen Biologi Universitas Udayana, Denpasar, enam pantai di Pulau Dewata, yakni Kuta, Legian, Nusa Dua, Jimbaran, Tanjung Benoa, dan Canggu. "Kuta, Legian, Jimbaran, dan Nusa Dua masuk kategori tercemar ringan. Sementara, Tanjung Benoa dan Canggu tercemar medium," katanya. Ket.Gbr: KOMPAS/BENNY DWI KOESTANTO. Wisatawan tetap beraktivitas di Pantai Kuta, Bali, meskipun di sekitarnya terlihat banyak sampah berserakan, Senin (11/1/2010). Memasuki musim hujan, sampah kiriman dari permukiman itu terbawa arus sungai yang bermuara ke laut sehingga mengotori pantai dan mengganggu pemandangan.

Xinhua
pada Jumat (30/7/2010) yang mengutip hasil riset Ketut Sundra itu mewartakan, penelitian pencemaran itu mengambil air laut di pantai-pantai tersebut selama dua tahun sejak 2008. "Saya mengambil contoh air laut saat musim hujan dan musim kemarau," kata Ketut Sundra.

Tak cuma itu, Ketut Sundra juga melakukan tes pencemaran dengan 19 parameter. Hasilnya, sebagaimana diutarakan di atas. Alhasil, memang belum ada imbauan lebih tegas, baik lisan maupun tulisan, bagi turis untuk mengurungkan niat berenang di pantai-pantai tersebut.

Lebih lanjut, Ketut Sundra mengatakan, banyak hotel, restoran, dan pelayanan pariwisata di sekitar pantai-pantai itu tidak melakukan pengelolaan saksama terhadap limbah yang dihasilkan. "Itu yang akhirnya mencemari pantai-pantai tersebut," ungkap Ketut Sundra.

30 Juli 2010
Source:http://regional.kompas.com/read/2010/07/30/17170828/Jangan.Berenang..Lagi..di.Pantai.Bali.

Sunday, August 8, 2010

Kinerja RI: Ekonomi Semester I Tumbuh 5,9 Persen

Perekonomian Indonesia selama semester I-2010 tumbuh 5,9 persen dibandingkan dengan semester I-2009. Pertumbuhan itu antara lain ditopang kenaikan produk domestik bruto pada triwulan II-2010 sebesar 2,8 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika kinerja perekonomian triwulan II-2010 dibandingkan dengan triwulan II-2009, terjadi pertumbuhan 6,9 persen (year on year).
Demikian dikemukakan Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Slamet Sutomo kepada pers di Jakarta, Kamis (5/8).
Nominal produk domestik bruto (PDB) atau total transaksi seluruh perekonomian Indonesia pada triwulan II-2010 adalah Rp 1.572,4 triliun atas dasar harga berlaku saat ini. PDB nominal itu naik daripada triwulan I-2010 sebesar Rp 1.496,2 triliun.
”Pertumbuhan ekonomi nasional didorong oleh peningkatan kinerja pada semua sektor ekonomi,” ujar Slamet.
Faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi selama triwulan II-2010 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 5 persen; sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 4,8 persen; serta sektor jasa 3,7 persen. Adapun industri pengolahan tumbuh 2 persen.
”Pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi dipengaruhi oleh musim liburan sekolah sehingga arus transportasi dan penggunaan telepon meningkat,” ujar Slamet.
Pihaknya memprediksi, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2010 dapat melampaui 6 persen. Kenaikan tertinggi kemungkinan terjadi pada triwulan III-2010.
Dari sisi penggunaannya, perekonomian triwulan II-2010 didominasi pengeluaran konsumsi rumah tangga secara riil sebesar Rp 324,2 triliun atau naik 1,2 persen dibandingkan dengan triwulan I-2010.
Pengamat ekonomi dari Econit, Hendri Saparini, mengingatkan agar Indonesia mendorong pertumbuhan investasi dan ekspor agar lebih berdaya saing dan tidak semata pada konsumsi rumah tangga. Itu karena selama ini pertumbuhan industri masih dangkal dan ekspor masih didominasi produk bahan mentah.
”Tanpa mendorong industri pengolahan, ekonomi Indonesia sulit berdaya saing dan lapangan kerja terserap sulit optimal,” ujarnya. (lkt)
06 Agustus 2010

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...