Showing posts with label Teknologi Digital. Show all posts
Showing posts with label Teknologi Digital. Show all posts

Saturday, November 6, 2010

Indonesia Siapkan Multimedia Superkoridor

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI berniat membuat kumpulan data audit yang diberi nama multimedia superkoridor. Sistem ini rencananya segera dibentuk dengan terlebih dahulu menciptakan simpul-simpul pengiriman data dari semua kementerian/lembaga.

Hadi Poernomo, Ketua BPK mengatakan, adalah tugas BPK untuk melakukan audit pemeriksaan atas suatu institusi yang mengelola uang negara.


UU nomor 15 tahun 2004 pasal 10 dan UU nomor 15 tahun 2006 pasal 9 menyebutkan, BPK memiliki kewenangan penuh untuk meminta keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini organisasi pemerintah pusat, pemda, dan juga lembaga lain.

“Untuk itu, kami berterimakasih ke BUMN seperti Pertamina, karena diskusi kami tentang e-audit ini, disambut baik,” kata Hadi disela penandatanganan MoU antara BPK dan PT Pertamina di Kantor BPK, 5 November 2010.

BPK, kata Hadi, berniat untuk menciptakan pusat data BPK dan membentuk link and match dan nantinya akan menjadi multimedia superkoridor. MoU ini adalah yang ketiga setelah pada Juni lalu BPK menandatangani kerjasama yang sama dengan PLN.

Pada tahun 2009 lalu, BPK bersama Kementerian Keuangan juga menandatangani MoU yang serupa.

Hadi menjelaskan bahwa kesepakatan ini bukan mengatur kewenangan atau perijinan akses data PT Pertamina oleh BPK, tapi kesepakatan bersama ini mengatur mengenai pengembangan dan pengelolaan sistem informasi untuk akses data PT Pertamina oleh BPK.

“Dengan kerjasama ini maka auditor BPK dapat mengakses data Pertamina dari kantor BPK lewat sistem informasi yang dikembangkan dan dikelola bersama antara BPK dan Pertamina.” Kata Hadi. “Ini tentu saja memberi manfaat besar bagi BPK karena data akan diperoleh secara realtime.

Hadi menjelaskan, kelebihan e-audit ini akan membuat pekerjaan makin efisien dan efektif. Efisiensi akan terlihat dari waktu yang digunakan auditor di entitas yang diperiksa dalam proses pengumpulan dan pengunduhan data makin berkurang. Dengan demikian, kegiatan waktu sisa dari kegiatan yang dipersingkat itu bisa lebih banyak digunakan untuk mengembangkan cakupan pemeriksaan biar lebih luas dan mendalam.

“Nantinya tak hanya ke Pertamina, tapi ini kami harapkan juga bisa segera diikuti oleh BUMN-BUMN lain,” kata Hadi.

Pada kesempatan ini, Pertamina juga mengundang direksi BUMN seperti dari PT Kereta Api, PT Pelayaran Nasional Indonesia, PT Kimia Farma, PT Pembangunan Perumahan, PT Perkebunan Nusantara, PT Asabri, PT Sucofindo dan sejumlah BUMN lain.

05 November 2010
Source:http://teknologi.vivanews.com/news/read/187089-indonesia-siapkan-multimedia-superkoridor

Wednesday, May 5, 2010

Potret Buram Teknologi Bagi Generasi Muda

Seminggu yang lalu tepatnya pukul sembilan malam, saat kebosanan menyergapku, kuputuskan untuk ke warnet sekedar ingin chating untuk mengusir bosanku. Kupilih warnet yang gak jauh dari rumah. Sampai di warnet aku dapat tempat yang paling ujung, karena sisa itu tempat yang tersisa, di samping tempatku yang hanya dibatasi oleh sekat dari triplek ada dua bocah yang kira-kira masih berumur 11-12 tahun.

Mereka sesekali tertawa terkikik-kikik dan berbisik-bisik satu sama lain. Karena penasaran aku pun mengintip mereka dari balik sekat triplek itu. Dan aku sungguh terkejut. Di layar monitor mereka terlihat foto-foto syur wanita-wanita. Aku masih saja mengamati mereka dari bilikku. Kulihat pula mereka membuka situs-situs vidio-video porno. Sambil saling pandang dan tertawa bisa kulihat juga mereka sedang asik ber cybersex lewat chating. Wah hal seperti ini gak bisa didiamkan saja. Aku memberitau operatornya atas tindakan anak-anak di bawah umur itu. Dan operator pun bertindak menghentikan mereka.

Kejadian ini mungkin hanya sedikit dari semua kejadian penyalahgunaan teknologi oleh anak-anak di bawah umur. Dunia maya memang mengasyikkan, kita bisa tahu informasi dari seluruh belahan dunia dengan sekali klik. Kita bisa punya banyak teman dari berbagai negara lewat chating, bisa pula mengenal banyak orang lewat situs-situs pertemanan yang sekarang lagi marak, dan banyak lagi kemudahan, keuntungan yang kita dapat lewat dunia maya.

Tapi kecanggihan dunia maya pun bisa menjebak kita pada hal-hal yang negatif. Tidak adanya filter bagi semua situs di dunia maya, membuat siapapun bisa menikmatinya dengan leluasa termasuk anak-anak. Situs situs porno, video-video mesum, foto-foto bugil dengan bebas dapat di akses lewat dunia maya. Tidak cuma lewat dunia maya, video porno dapat diakses dengan menonton DVD-DVD porno yang peredarannya tak berhenti malah bebas di jual di pasaran. Foto foto porno pun gampang di dapat lewat majalah-majalah orang dewasa yang di jual bebas hingga anak-anak pun bisa memilikinya.

Jadi gak mengheran kan jika anak-anak di bawah umur bisa melakukan pemerkosaan dan sadisnya lagi korban mereka pun masih di bawah umur. Anak-anak itu pun gak segan-segan merekam tindakan mesum yang melibatkan mereka sendiri, menyebarkannya lewat handphone. Terbukti dengan terkuaknya beberapa kasus video mesum yang melibatkan anak-anak di bawah umur. Sangat memprihatinkan nasib anak-anak bangsa. Moral mereka lama-lama terkikis oleh arus modernisasi dan perkembangan teknologi yang tak bisa tersaring dengan baik.

Dan itu jadi tugas utama kita untuk menyelamatkan mereka dari arus globalisasi yang semakin bebas. Memberi pendidikan seks dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah. Memberi mereka pengertian sisi baik dan buruknya informasi yang bebas, mendorong mereka untuk kreatif dan melalukan hal-hal yang positif baik dilingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.Dan selalu jadi panutan yang baik untuk mereka anak-anak negeri.

Mereka adalah cerminan masa depan bangsa ini. Jika dari sekarang moral mereka sudah sudah tidak baik, bagaimana mereka dapat jadi pemimpin bangsa suatu saat nanti. Jangan hanya mengurusi masalah politik, perebutan kekuasaan, saling ejek dan mencari kesalahan masing-masing. Namun bersama-sama selamatkan anak-anak Indonesia dari kekerasan moral dan mental serta fisik mereka. Karena bangsa yang berhasil adalah bangsa yang generasinya memiliki moral dan prestasi yang baik.(KOMPASIANA/Dyah Sahertian)



03 Mei 2010
Source:http://tekno.kompas.com/read/2010/05/03/23473170/Potret.Buram.Teknologi.Bagi.Generasi.Muda

Thursday, April 1, 2010

Dari Bali dengan "E-Voting"

Kota Metropolitan, seperti Jakarta, yang maju di bidang teknologi informasi ternyata bukan yang pertama kali menerapkan kartu identitas tunggal atau single identity number/SIN di Indonesia. Ternyata sebuah kabupaten ”miskin” di Bali yang merintisnya dan telah mencapai sukses.

Jembrana—kabupaten itu—bahkan telah berhasil menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara elektronis.

Anggapan bahwa penerapan teknologi informasi butuh biaya lebih tinggi dari pada cara konvensional untuk melayani urusan administrasi publik, ternyata keliru. Pendapat ini dipatahkan Bupati Jembrana I Gede Winasa yang menggandeng Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TIK-BPPT) Tatang A Taufik untuk membangun jejaring Jimbarwana Network atau JembranaNet pada tahun 2001.

Pembangunan JembranaNet terlaksana hanya berbekal komitmen pemimpin dan kebersamaan atau kegotongroyongan masyarakatnya. Untuk membangun jejaring, tiap simpul, baik itu di kantor desa maupun perguruan tinggi dan sekolah-sekolah hingga SD, sukarela merogoh koceknya beberapa juta rupiah untuk menyediakan seperangkat komputer dan akses ke internet dan telekomunikasi hingga membentuk telecenter.

Infrastruktur jaringan TIK itu merupakan pintu masuk bagi pengembangan aplikasi, bukan sekadar untuk mengakses informasi dan telekomunikasi, melainkan juga administrasi perkantoran serta layanan publik, seperti pengurusan surat identitas kependudukan hingga layanan kesehatan dan pendidikan secara elektronis.

Di sana diberlakukan satu nomor identitas untuk satu orang penduduk, untuk berbagai urusan administrasi. Nomor dan data itu dimuat di kartu cip. Dalam kartu ukuran 1 x 1 sentimeter persegi itu tersimpan beragam data, termasuk data biometrik, seperti sidik jari. Data ini bisa terus diperbarui sesuai kebutuhan pemegang kartu.

Kartu itu dilengkapi pengaman berupa sistem enkripsi atau pengacak guna melindungi akses transaksi uang dan info penting lainnya agar informasi dalam kartu tidak disadap.

Kartu ”sakti” itu juga diaplikasikan sebagai tanda bukti keabsahan seorang pemilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Kartu cip ini kunci penerapan sistem elektronik pada pemungutan suara (electronic voting), termasuk pada pilkada.

Kartu itu digunakan untuk verifikasi pemilih sehingga penyimpangan dalam proses pemilihan dapat dihindari. Ini didukung Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Sekali seseorang telah memberikan suaranya, maka kartu akan ditolak kotak verifikasi jika ia akan memilih di tempat lain.

Cara memilih pun sederhana, yaitu dengan menyentuhkan jarinya pada layar sentuh tepat di tanda gambar calon kepala daerah yang dipilihnya.

Cara ini memudahkan penduduk, termasuk yang awam sekalipun, dan mempercepat proses pemilihan dan penyelenggaraan pilkada. Tiap pemilih hanya butuh waktu 20 detik untuk memberikan suaranya sehingga waktu pemilihan jadi singkat. Waktu penghitungan suara pun singkat karena dilakukan secara otomatis atau online.

Pemilihan kepala dusun
Pemilihan secara elektronis, telah diterapkan pada pemilihan kepala dusun (pilkadus), sejak Juli 2009. ”E-voting dilaksanakan pada 54 pilkadus di Kabupaten Jembrana,” ujar Dewa Gede Agung Ary Candra, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jembrana.

Pemungutan suara secara elektronis itu bertujuan untuk menekan biaya penyelenggaraan pilkada. Penghematan biaya bisa lebih dari 60 persen dibandingkan pilkada konvensional dengan surat suara.

”Saat ini tengah disiapkan e-voting pemilihan kepala desa dan bupati yang akan dilaksanakan Juli nanti,” kata Dewa, akhir Februari di Kantor Pusat BPPT, Jakarta.

Saat ini, Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jembrana tengah mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah, antara lain mengatur tentang e-voting.

Sebagai persiapan pelaksanaannya, kini dilakukan penyempurnaan sistem dan pembuatan prosedur operasi yang standar (SOP). ”SOP dibuat untuk memperkecil terjadinya penyimpangan dalam proses pemilihan dan penghitungan suara,” kata Samargi, Asisten Direktur Bidang Sistem Informasi dan Komputasi BPPT.

Keberhasilan Jembrana dalam menerapkan e-voting dan kartu cip menjadi acuan bagi pemerintah pusat dalam hal ini Depdagri untuk menerapkan sistem serupa di daerah lain.

Penerapan e-KTP saat ini telah dimulai di Padang, Yogyakarta, Makassar, dan Cirebon. Ini merupakan langkah awal untuk melakukan e-voting pada Pemilu tahun 2014.

Kabupaten Jembrana juga menjadi contoh sukses menerapkan jejaring TIK sehingga penyelewengan birokrasi dapat diatasi dan efisiensi anggaran tercapai. Hasilnya, pendapatan asli daerah menjadi 3 kali lipat.(KOMPAS/Yuni Ikawati)


Jumat, 5 Maret 2010 | 16:57 WIB KOMPAS.com
source:http://tekno.kompas.com/read/xml/2010/03/05/16572271/dari.bali.dengan.e-voting

Monday, March 29, 2010

Butuh 10 Tahun Singkirkan Siaran TV Analog

Indonesia butuh waktu kira-kira sepuluh tahun untuk menyingkirkan siaran televisi analog dan kemudian bertransisi menjadi siaran digital.

Untuk menyongsong era siaran digital di rentang waktu selama itu, Menkominfo Mohammad Nuh beserta jajarannya telah menyiapkan tiga tahapan.

Tahap pertama, mulai 2008 sampai 2012, pemerintah secara perlahan akan menolak pengajuan izin baru untuk siaran analog. Sementara, tahap kedua 2013-2017, kegiatan yang jadi agenda utama ialah penghentian siaran TV analog di kota-kota besar dilanjutkan dengan daerah regional lain.

Di selang waktu itu, pemerintah secara intensif akan menerbitkan izin bagi operator yang awalnya beroperasi analog ke digital. Di tahapan itu pula pemerintah mulai membuat pemetaan lokasi dimulainya siaran digital dan dihentikannya siaran analog, serta mendorong industri elektronik dalam negeri dalam penyediaan peralatan penerima TV digital set top box.

Sedang tahap ketiga atau terakhir, merupakan periode dimana seluruh siaran TV analog dihentikan. Sementara siaran TV digital beroperasi penuh pada band IV dan V, dan kanal 49 ke atas digunakan untuk sistem telekomunikasi nirkabel masa depan.

"Itulah tahapan-tahapan yang telah ditentukan," kata Nuh dalam keterangannya yang dikutip detikINET, Senin (11/8/2008).

Source:http://www.detikinet.com/read/2008/08/11/160153/986585/328/butuh-10-tahun-singkirkan-siaran-tv-analog

Thursday, October 29, 2009

Sentra Data Digital Bisnis Modern


Di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi, penyimpanan data menjadi persoalan serius bila tidak ditangani secara cepat dan akurat sehingga pada saat dibutuhkan ketersediaan berbagai data digital dalam berbagai format digital bisa secara efektif dan efisien digunakan siapa saja.

Selain cara mengakses dan menyimpan berbagai data digital tersebut, isu lain yang tidak kalah penting dengan semakin membengkaknya jumlah data digital ini adalah masalah keamanan karena sensitivitas data tersebut untuk berbagai kepentingan, terutama berkaitan dengan bisnis atau menyangkut masalah kerahasiaan, termasuk di tingkat pemerintahan.

Sejak lama kita memerhatikan kecepatan akses jejaring digital, khususnya terkait dengan jejaring internet, memang telah menimbulkan berbagai kecenderungan untuk menyimpan data yang diperoleh secara cepat tersebut. Kelipatan kecepatan akses jejaring digital internet menyebabkan terjadinya penambahan eksponensial untuk menyimpan data yang diakses.

Dengan demikian, penyimpanan digital yang bisa diandalkan menjadi terlalu penting dan tidak bisa diabaikan oleh mereka yang memang mengandalkan pekerjaannya dengan mengakses jejaring digital, baik dalam skala internet maupun intranet. Kecepatan akses data digital ini terbukti ikut menentukan keberhasilan berbagai perusahaan, termasuk usaha kecil menengah, untuk bekerja secara efektif dan efisien untuk bisa bersaing secara global.

Di sisi lain, pola penyimpanan yang semakin membesar juga mengharuskan secara paralel untuk melakukan pencadangan (backup) untuk memastikan data yang tersimpan dalam berbagai hard disk bisa terus-menerus tersedia, tidak rusak karena virus, atau rusak karena kegagalan perangkat keras hard disk.

Bisnis modern

Perusahaan asal Taiwan, QNAP Systems Inc, yang secara gencar sejak beberapa tahun belakangan ini memproduksi perangkat penyimpanan digital yang terkoneksi ke dalam jejaring digital (NAS), menghadirkan produk yang menarik perhatian setelah dalam beberapa saat sebelumnya menggunakan produk sejenis.

QNAP Systems memperkenalkan produk TS-639 Pro Turbo NAS sebagai produk andalan untuk menyimpan aset-aset digital secara aman, bisa diandalkan, serta memiliki kinerja tinggi. Memiliki enam penampang untuk memuat hard disk berbagai kapasitas, TS-639 Pro dilengkapi prosesor kecepatan tinggi 1,6 GHz, memori DRAM sebesar 1 GB, dua buah rongga gigabit Ethernet, serta memiliki fitur konfigurasi RAID 0/1/5/6 /5+ sebagai sistem penyimpanan dan pengarsipan masif.

Produk yang cocok untuk keperluan bisnis modern ini didukung dengan sistem kendali berbasis web yang sangat mudah digunakan siapa saja. Bahkan, fitur menarik lainnya adalah selain mampu menjadikan beberapa perangkat hard disk sebagai sebuah hard disk ukuran besar secara tunggal, TS-639 Pro ini juga memiliki fitur RAID secara online yang memudahkan migrasi dan ekspansi kapasitas kalau diperlukan.

Sisi lain yang juga tidak kalah menarik seperti pada produk QNAP sebelumnya adalah dukungan aplikasi yang tertanam dalam TS-639 Pro ini untuk menjadikan perangkat ini sebagai file server, FTP server untuk menyimpan atau mengambil data dari jarak jauh, serta replikasi yang dilakukan secara aman dengan teknologi enkripsi.

Produk NAS canggih ini juga mampu melakukan pertukaran hard disk secara hot-swap, tanpa harus memastikan perangkat terlebih dahulu. Kemampuan ini memungkinkan untuk terus mempertahankan kinerja TS-639 Pro tanpa harus mengganggu pekerjaan yang sedang berlangsung, dan data yang tersedia di dalamnya tetap aman.

Perimbangan

Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah tersedianya dua buah rongga gigabit LAN yang bisa dikonfigurasi untuk mengambil alih satu sama lain (failover) bila terjadi kerusakan pada salah satu sambungan LAN. Fitur ini memastikan kalau akses ke berbagai data, bisa berlangsung terus-menerus tidak terganggu karena cacatnya salah satu rongga LAN.

Fitur lainnya dari kehadiran dua rongga LAN ini adalah memungkinkan terjadi pengimbangan (load balancing) lalu lintas data yang ke dan dari perangkat TS-639 Pro ini. Fitur ini melakukan agregasi pita jaringan untuk mendorong kecepatan pemindahan.

Selain itu, dengan dua rongga LAN ini, TS-639 Pro ini bisa memiliki dua buah alamat protokol internet (IP address), membagi kelompok kerja jaringan sesuai kebutuhan perkantoran. Menarik juga kalau usaha kecil menengah yang bergerak dalam penyediaan jasa digital bisa memanfaatkan produk QNAP ini untuk membangun situs web sendiri tanpa harus memiliki server yang besar.

Sebagai perangkat pusat data, QNAP TS-639 Pro menyenangkan untuk digunakan karena kemudahan penggunaannya serta ragam fitur yang dimilikinya. Dan, produk seperti TS-639 Pro ini akan menjadi andalan penting di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi.

Senin, 19 Oktober 2009 | 14:52 WIB  
Penulis: Oleh Rene L Pattiradjawane
Source: http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/19/14520691/40.tahun.internet

TEKNOLOGI INFORMASI IBM: Informasi Tak Terolah Membuat Keputusan Lamban

Perkembangan teknologi semakin membuat masyarakat terjebak dalam kejenuhan informasi yang sedemikian banyak. Hal ini sering membuat proses pembuatan keputusan menjadi lamban. Bahkan, tujuan untuk mengurangi biaya produksi dengan pemakaian teknologi menjadi tidak tercapai.

”Pencarian data kini sangat mudah dengan teknologi internet. Masyarakat dibanjiri dengan informasi, tetapi belum tentu semua itu berguna bagi masyarakat. Sekarang ini yang menjadi permasalahan adalah bagaimana membuat informasi menjadi bernilai dan tepercaya sehingga memudahkan kita untuk mengambil keputusan,” kata Dr Ambuj Goyal, General Manager Business Analytics and Process Optimization Customer Panel IBM, di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Selasa (27/10). Pernyataan Goyal disampaikan dalam pembukaan forum IBM Information On Demand 2009 yang dihadiri sekitar 7.000 peserta dari 60 negara.

Menurut Goyal, saat ini ada begitu banyak peluang pemanfaatan informasi sebagai pengendali strategis dalam melakukan inovasi, optimisasi bisnis, dan diferensiasi cara bersaing. ”Dengan mengolah informasi menjadi wawasan, perusahaan bisa bertahan dan berkembang serta menciptakan perusahaan yang lebih cerdas, industri dan infrastruktur yang lebih cerdas, dan pada akhirnya planet yang akan lebih cerdas,” ungkap Goyal yang bergabung dengan IBM sejak 1982.

Planet yang lebih cerdas

Gagasan planet yang lebih cerdas (smarter planet) beberapa tahun terakhir digaungkan IBM. ”Dengan perkembangan instrumentasi teknologi yang sangat pesat, antara lain ditandai dengan jumlah telepon seluler yang kini mencapai 4 miliar, pengguna internet yang sudah berada di angka 2 miliar, seharusnya manusia yang hidup di bumi ini bisa lebih cerdas,” kata Goyal.

Acara tahunan IBM yang berlangsung 25-29 Oktober itu juga diisi berbagai pameran yang menampilkan jasa dan produk baru perusahaan teknologi informasi dari seluruh dunia. Yang menarik, konferensi juga menampilkan motivator internasional Malcolm Gladwel. Ia mempunyai keunggulan mampu memunculkan gagasan baru dari ilmu-ilmu sosial dan menjadikan hal itu sesuatu yang gampang dipahami secara praktis dalam dunia bisnis. Malcolm juga menulis buku inspiratif yang semuanya merupakan best seller internasional.

Awal tahun ini IBM mengumumkan telah berhasil memecahkan rekor paten di Amerika Serikat. Sepanjang tahun 2008 perusahaan yang didirikan pada tahun 1896 di New York itu mampu menghasilkan 4.186 penemuan. Saat ini IBM tak hanya bergerak dalam bidang pembuatan perangkat keras, tetapi juga pengembangan peranti lunak, riset teknologi, dan yang terakhir serta justru menjadi pemasok pendapatan terbesar adalah konsultan penerapan teknologi informasi.

(Bambang Sigap Sumantri, dari Las Vegas, AS)

Rabu, 28 Oktober 2009 | 03:34 WIB

TEKNOLOGI NAVIGASI: Cara Mencari Arah Kiblat

Arah kiblat menjadi prasyarat menjalankan ibadah shalat. Di mana pun umat Islam menjalankan ritual keagamaan itu, mereka harus berkiblat ke Kabah di Mekkah. Penentuan arah kiblat tentu tak masalah bagi mereka yang berada di dekat Kabah. Bagaimana memastikannya jika berada jauh dari tempat suci itu?

Beberapa waktu lalu di internet muncul tulisan Usep Fathudin, mantan Staf Khusus Menteri Agama, yang mengungkap beragam arah kiblat masjid-masjid di Jakarta. Kesahihan kiblat suatu masjid, menurutnya, perlu dicapai sebelum masjid dibangun. Hal itu karena pergeseran 1 sentimeter saja bisa berarti 100 kilometer penyimpangan jaraknya.

Meskipun begitu, menurutnya, akurasi arah kiblat 100 persen memang tidak diwajibkan dalam shalat, seperti tersebut dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 144, yang memerintahkan untuk shalat ke arah kiblat. ”Kata-kata ’ke arah’ ditafsirkan sebagai usaha maksimal mengarahkan shalat kita ke Kabah di Mekkah,” urainya.

Walaupun begitu, upaya untuk mendekati ketepatan arah ke kiblat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Usep menyebutkan, penentuan arah kiblat Masjid Al Mukhlishun di Griya Depok Asri, Depok Tengah, yang berdiri tahun 2001, menggunakan suatu kompas kecil berbahasa Inggris, dengan tulisan Latin dan Arab.

Pada alat penunjuk arah itu tertulis bahwa untuk Jakarta dan sebagian besar kota di Indonesia, arah utara jarum kompas harus menunjuk angka 9 sebagai arah kiblat.

Kenyataannya, survei arah kiblat yang dilakukannya di berbagai masjid besar di Jakarta memperlihatkan, kompas yang digunakannya menunjuk arah yang berbeda-beda di tiap tempat ibadah itu, berkisar dari 7,5, hingga 9.

Penentuan arah kiblat yang dipakai umumnya mengacu pada arah utara geografis sebenarnya, yang memakai arah kompas atau jarum magnetik yang disebut ”pencari arah Kabah”. Arah jarum magnetik di kompas mengarah berdasarkan kutub magnetik Bumi di kutub utara.

Ternyata arah utara magnetik Bumi itu berbeda di tiap kota dari waktu ke waktu. Hal ini dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Penelitian menunjukkan arah utara magnetik terus bergeser sekitar 4,8 kilometer per tahun. Pada tahun 2005 pergeserannya mencapai 800 kilometer dari kutub utara sebenarnya. Pada 2050 diperkirakan utara magnetik Bumi mendekati Siberia.

Qibla Locator

Penggunaan kompas sebagai penunjuk arah kiblat belakangan memang dianggap kurang akurat. Belakangan diperkenalkan peranti lunak Qibla Locator yang termuat dalam situs web http://www.qiblalocator.com.

Qibla Locator atau penunjuk arah kiblat antara lain dirancang oleh Ibn Mas’ud dengan menggunakan peranti lunak aplikasi Google Maps API v2, sejak tahun 2006. Pengembangan tampilan dan aplikasinya kemudian melibatkan Hamed Zarrabi Zadeh dari Universitas Waterloo di Ontario, Kanada.

Pada Qibla Locator versi Beta seri 0.8.7 itu dilengkapi dengan geocoding dari Yahoo, pengontrol arah pada citra peta, dan indikator tingkat pembesaran. Hingga September 2007 dihasilkan empat versi Beta dengan beberapa aplikasi tambahan, Geocoder, dan tampilan jarak.

Dengan Qibla Locator yang berbasis Google Earth ini dapat diketahui arah kiblat dari mana pun kita berada. Untuk mengetahuinya, di bagian atas situs itu ada kotak untuk memasukkan lokasi, alamat atau nama jalan, kode pos, dan negara atau garis lintang dan garis bujur.

Maka di sisi kanan gambar peta akan muncul besaran arah kiblat atau kabah dan jaraknya dari posisi lokasi yang kita masukkan. Peranti lunak ini, menurut Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sangat membantu guna mengecek arah kiblat secara akurat. ”Ini bisa untuk koreksi massal masjid-masjid di Indonesia,” katanya.

Bayangan matahari

Thomas, pakar astronomi dan astrofisika, mengemukakan bahwa ada penentuan arah kiblat yang menggunakan bayangan Matahari. Sekitar tanggal 26-30 Mei pukul 16.18 WIB dan 13-17 Juli pukul 16.27 WIB Matahari tepat berada di atas kota
Mekkah.

Pada saat itu Matahari yang tampak dari semua penjuru Bumi dapat dijadikan penunjuk lokasi Kabah. Begitu pula bayangan benda tegak pada waktu itu juga dapat menjadi menentu arah ke kiblat.

Selain itu untuk daerah yang tidak mengalami siang, sama dengan Mekkah, waktu yang digunakan adalah saat Matahari di atas titik yang diametral dengan Mekkah. Waktu yang dapat dijadikan patokan penunjuk kiblat untuk wilayah tersebut adalah Matahari pada tanggal 12 hingga 16 Januari pukul 04.30 WIB dan 27 November hingga 1 Desember pukul 04.09 WIB.

Cara ini menurutnya paling mudah untuk mengoreksi arah kiblat, termasuk untuk garis saf di dalam masjid. Begitu mudah sehingga orang awam pun dapat melakukannya.

Rabu, 28 Oktober 2009 | 03:34 WIB

Penulis: Yuni Ikawati

Monday, October 5, 2009

Sentra Penyimpanan Multimedia

Ketika digitalisasi berbagai ragam isi mulai dari teks, musik, hingga video, dan lainnya, terasa ada kebutuhan mendesak untuk mengumpulkan semua isi multimedia ini menjadi kesatuan yang mudah diakses, dicari, dan digunakan. Kebutuhan ini juga menjadi mendesak ketika akses untuk memperoleh berbagai isi multimedia ini menjadi semakin mudah dan cepat.

Pilihan yang tersedia di pasaran juga semakin banyak dengan beragam harga ataupun merek yang menjamin, sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk yang bisa menampung isi multimedia yang ingin disimpan ini pun beragam, mulai dari NAS (network area storage) sampai Media Tank yang mencerminkan sebagai tangki media yang bisa menyimpan berbagai hal.

Salah satu produk yang sekarang tersedia adalah HD Media Tank buatan Shenzhen Egreat Technology Co Ltd yang tidak hanya berfungsi sebagai NAS untuk mengakses isi multimedia melalui komputer, tapi juga mampu menayangkannya di kaca layar televisi. Egreat sendiri didirikan pada tahun 2006 dan terfokus memanufaktur dan mengembangkan produk-produk yang berkaitan dengan penyimpanan digital.

Salah satu produknya adalah EG-M34A, media penyimpan digital yang memiliki beragam macam format penyimpanan audio dan video, sebagai sebuah solusi multimedia yang kaya. Bentuknya sederhana, sebuah kotak hitam dengan menempatkan penyimpan hard disk pada bagian luar sehingga memudahkan untuk memilih kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan.

Sebagai medium penyimpanan multimedia, EG-M34A termasuk memiliki fitur kompresi codec paling lengkap, termasuk H.264, VC-1, dan MKV Matroska untuk menayangkan film atau video dalam definisi tinggi yang disimpan dar format HD ataupun Bluray. Demikian juga dengan codec untuk audio mulai dari AAC, Flac, maupun Vorbis yang menghasilkan kualitas suara yang sangat jernih.

Kualitas tayangan yang dihasilkan EG-M34A pada layar kaca televisi definisi tinggi 1080p dengan ukuran 42 inci (diagonal 106,6 cm) sangat impresif. Selain memiliki koneksi Composite, optikal, dan Component (Y/Pb/Pr), produk Egreat ini juga menyediakan koneksi HDMI 1.3 yang menyediakan bandwith yang sangat lebar untuk menayangkan video dan audio dalam format tinggi.

Mereka yang gemar dengan teknologi peer-to-peer memanfaatkan torrent untuk berbagai data (sharing file), EG-M34A menyediakan rongga LAN serta aplikasi yang secara otomatis bisa mencari dan tukar-menukar data digital. Harganya yang terjangkau serta desainnya yang menempatkan hard disk terpisah dari perangkat utama menjadikan produk Egreat ini menarik untuk dijadikan sentra multimedia. (rlp)

Senin, 5 Oktober 2009 | 02:42 WIB 
Source:http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/05/02423955/sentra.penyimpanan.multimedia

PANGGILAN VIDEO: Menerobos Teknologi 3G

Ketika akses kecepatan tinggi nirkabel seluler dalam teknologi 3G (baca triji) berkembang dengan pesat, memang masih menjadi pertanyaan bagi kita apakah momentum untuk mulai percakapan teleponi video jarak jauh akan berkembang pesat setara penggunaan akses kecepatan tinggi untuk keperluan teks dan jelajah internet.

Salah satu daya pikat yang ditawarkan teknologi 3G dan berbagai turunannya, termasuk high-speed downlink packet access (HSDPA), adalah kemampuan untuk melakukan panggilan teleponi video yang akan mengubah lanskap teleponi menuju masa depan digitalisasi yang lebih luas.

Daya pikat ini tidak menjadi kenyataan, dan meninggalkan kesan teleponi video sebagai sesuatu yang terlalu muluk. Teknologi 3G masih menyisakan banyak persoalan, terutama berkaitan dengan kapasitas jaringan yang tidak hanya melulu persoalan sambungan turun, tetapi juga sambungan naik.

Ini yang menjadikan panggilan teleponi video menjadi bayang-bayang film layar lebar dan sulit berpijak di tanah sebagai teknologi pilihan masa depan. Kenyataannya, teknologi 3G hanyalah pipa lebar yang tetap diperebutkan oleh pengguna pada saat kapasitas terbatas, dan persoalan jejaring yang digelar menjadi biaya yang tidak seimbang bagi penyelenggara operator seluler.

Teleponi video

Perusahaan telekomunikasi asal China, ZTE Corporation (di China disebut Zhong Xing), mungkin memiliki pandangan yang berbeda ketika memperkenalkan produk yang disebut MF68 Mobile Cam. Produk ini memiliki berat sekitar 263 gram dan resolusi kamera 300.000 piksel dengan kemampuan kamera yang bisa berotasi.

Produk MF68 Mobile Cam ini memang mungkin tidak dimaksudkan untuk menjadi terminal teleponi video walaupun bisa melakukan koneksi dua arah, tetapi condong menjadi teleponi kamera pengindra jarak jauh memanfaatkan teknologi 3G. Tergantung kondisi jaringan 3G yang tersedia, produk ini dimaksudkan memonitor situasi tempat MF68 diletakkan.

Pengguna tinggal mengendalikan kamera yang bisa bergerak ke kiri-kanan atas bawah serta mendengar suasana di mana Mobile Cam ini ditempatkan. MF68 Mobile Cam buatan ZTE ini bisa dijadikan solusi memadai yang terjangkau.

Kendala yang dihadapi oleh MF68 di Indonesia adalah tidak merata dan stabilnya jaringan 3G, apalagi kalau harus melakukan percakapan dengan orang yang ada di depan perangkat ini.

Untuk bisa mengakses MF68 melalui saluran 3G pada panggilan video di perangkat ponsel, ini sudah menjadi kendala tersendiri karena buruknya kualitas jaringan. Dan ini hanya menjadi satu-satunya kendala dan menjadi penghambat serius perkembangan teknologi 3G dalam mengejawantahkan panggilan teleponi video. (RLP)

Senin, 5 Oktober 2009 | 02:40 WIB 
Source:http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/05/02403622/menerobos.teknologi.3g

Wednesday, September 30, 2009

PERKEMBANGAN INDUSTRI TV BERBAYAR DITENGAH PERSAINGAN KETAT

LAPORAN MARKET INTELLIGENCE :
November 2008

PERKEMBANGAN INDUSTRI TV BERBAYAR DITENGAH PERSAINGAN KETAT


Latar belakang

Bisnis televisi berbayar (pay TV) atau TV kabel (Cable TV) hadir di Indonesia sejak 10 tahun lalu dan menambah semarak bisnis hiburan mellaui media layar kaca, sebelumnya masyarakat hanya mengenal TV free to air yang dapat dinikmati secara gratis. Saat ini di beberapa kota-kota besar sejumlah operator televisi berbayar bersaing untuk mendapatkan pelanggan dengan menawarkan beragam program hiburan tv yang memikat seperti berita, pendidikan, musik, film dan sebagainya.

Secara umum bisnis televisi berbayar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah, jika pada 2003 tercatat baru 204 ribu pelanggan, maka pada 2007 sudah melonjak menjadi 596 ribu pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan ini terutama didorong oleh masuknya pemain-pemain baru ke dalam bisnis ini.

Saat ini penetrasi pasar diperkirakan masih relatif kecil atau kurang dari 2 %. Pasar yang cukup besar ini mendorong investor untuk masuk ke dalam bisnis tv berbayar ini, menjadikan bisnis TV berbayar di Indonesia semakin semarak sebab masyarakat akan lebih memiliki alternatif hiburan pilihan lebih banyak lagi.

Indonesia memiliki jumlah total rumah tangga sebanyak 57 juta pada 2005,  dengan populasi televisi sekitar 40 juta televisi.  Sementara itu, pasar potensial pelanggan TV berbayar di Indonesia  mencapai sekitar  12 juta, atau sekitar 30% dari populasi televisi.

Bisnis TV berbayar dikenal sebagai padat modal, itu sebabnya hanya perusahaan bermodal kuat yang berani bersaing dalam bisnis ini. Pada 2008 ini Grup Bakrie masuk  melalui B Vision yang sudah melakukan uji coba. Bisnis ini akan disinergikan dengan TV free to air yang sebelumnya sudah dimiliki yaitu ANTV dan TVOne.

Selain itu ada Aora TV milik Rini M. Soemarno (mantan Menteri Perindustrian tahun 2004) yang juga sudah melakukan uji coba. Aora TV mengudara dengan membeli hak siar Liga Premiere Inggris senilai US$ 20 juta dari ESPN Sport pada Agustus 2008. Program ini menjadi andalan untuk menerobos pasar, sebab siaran pertandingan sepak bola Inggris ini sangat digemari masyarakat. Sebelumnya pada 2006 siaran Liga Primer Inggris ini dikuasai oleh Astro.  

Namun sebaliknya, Astro yang sempat menggebrak pasar di awal pemunculannya, terpaksa meninggalkan pelanggannya di Indonesia dan menghentikan seluruh siarannya per 20 Oktober 2008. Seperti diketahui, terjadi konflik internal antara Astro yang berasal dari Malaysia dengan PT. Direct Vision yang menjadi mitra lokalnya disini. Akibat dari konflik tersebut Astro memutuskan kerjasama bisnis yang singkat sekitar 2 tahun. Disamping itu, Astro Malaysia mengajukan tuntutan   melalui pengadilan arbitrase internasional di Singapura, kepada PT Ayunda, PT First Media, dan PT Direct Vision sebagai mitra bisnisnya  agar mengembalikan investasinya senilai RM 905 juta (sekitar Rp 2,5 triliun)  yang dipakai untuk operasional Direct Vision.

Perkembangan operator TV berbayar

Jumlah operator TV berbayar di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Pada 1994 hanya ada satu operator TV berbayar yaitu Indovision sebagai operator Pay TV pertama di Indonesia yang berbasis satelit.

Kemudian pada 1996 bisnis Pay TV diramaikan dengan kehadiran Kabelvision, yang berbasis kabel. Pada tahap awal Kabelvision hanya melayani pasar Jakarta. Kabel Vision adalah anak perusahaan Lippo Group milik keluarga Mochtar Riady.

Sampai dengan 2007 hanya ada lima pemain di industri televisi berlangganan yang sudah beroperasi di wilayah DKI Jakarta, yaitu Indovision, Astro, First Media, IM2 dan TelkomVision. Namun kini jumlah perusahaan yang telah mengantongi Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) jasa televisi berbayar sudah berkembang dua kali lipat. Beberapa perusahaan baru yaitu PT. Nusantara Vision (OK Vision), PT Media Commerce Indonesia (B-Vision), PT Cipta Skynindo (I-Sky-Net), PT Global Comm Nusantara (Safuan TV), PT. Mentari Multimedia (M2TV)  serta PT Karya Megah Adijaya (Aora TV sebelumnya izinnya atas nama Citra TV).

Pertumbuhan pelanggan

Dilihat dari tingkat pertumbuhannya, pasar Indonesia paling dinamis dan cepat berkembang. Tahun 2006 lalu, pertumbuhan rata-ratanya tercatat yang tertinggi di Asia Pasifik, yaitu sekitar 30%-40%. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang pasarnya sudah mapan. Menurut informasi, pertumbuhan pelanggan di Jepang sebesar 10%,  Singapura sebesar 13% serta Thailand yang hanya 7%. Hal ini menunjukkan di negara-negara tersebut jumlah pelanggan TV berlangganan sudah cukup besar, sehingga pertumbuhannya melambat.

Pada periode 2003-2007 jumlah pelanggan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 32,2%, yaitu dari hanya 204.000 pelanggan melonjak menjadi  sekitar 596.075 pelanggan. Pertumbuhan ini disebabkan karena bertambahnya operator dan semakin menarik-nya program yang ditawarkan.

Pertumbuhan pelanggan tertinggi terjadi pada 2006 yaitu 63,2% dari sebelumnya 270.000 pelanggan menjadi sekitar 440.550 pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan yang cukup drastis pada 2006, dipicu oleh masuknya Astro tv satelit dari Malaysia yang kehadirannya langsung menggebrak pasar. Astro masuk ke Indonesia dibawah bendera PT. Direct Vision. Sejak peluncuran pada Februari 2006, Astro telah berhasil menggaet pelanggan sekitar 80.000 sampai akhir 2006. Keberhasilan Astro merebut pasar salah satunya adalah karena memiliki program andalan Liga Primer Inggris.

Berdasarkan laporan  asosiasi industri televisi berlangganan Asia Pasifik Cable and Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA), pada 2007   Indovision meraih 305.372 pelanggan. Indovision termasuk dalam Grup MNC  anak perusahaan Grup Bhakti Investama milik Harry Tanoesudibyo. MNC Group merupakan group perusahaan yang bergerak dalam bidang brodcasting dan media, yang mengelola stasiun televisi swasta RCTI, TPI dan Global TV, Radio Trijaya, Radio Female, harian Sindo, tabloid Genie dan sebagainya. Dengan demikian Indovision memiliki nilai tambah sebab didukung oleh jaringan broadcast yang mensuplai program-program acara.

Sedangkan saingan terdekatnya Astro memiliki 147.000 pelanggan. Selanjutnya, Kabel Vision memiliki  114.913 pelanggan dan Telkomvision 22.889 pelanggan. Sementara itu pada semester I 2008 dilaporkan beberapa operator meraih penambahan pelanggan. Indovision naik menjadi 351.400 pelanggan. Kemudian Kabel Vision juga meraih peningkatan menjadi 128.000 pelanggan dan Telkomvision menjadi 34.700 pelanggan.

Namun sebaliknya, Astro mengalami kehilangan pelanggan hingga menjadi 140.000 pelanggan, berarti Astro kehilangan sekitar 7.000 pelanggan. Menurut pihak PT Direct Vision selaku operator TV berbayar Astro hal ini diakibatkan  pemberitaan negatif di media berkaitan dengan permasalahan dugaan monopoli siaran Liga Inggris. Sehingga mempengaruhi mempengaruhi jumlah pelanggan. Dengan kehilangan 7.000 pelanggan tersebut, Astro kehilangan pendapatan sekitar Rp140 juta per bulan.

Pada 2007, pelanggan berbasis satelit diperkirakan mencapai 75% dari total pelanggan TV berbayar di Indonesia atau sekitar 452.372 pelanggan. Sisanya 25% atau sekitar 143.703 pelanggan merupakan pelanggan berbasis kabel........

Tuesday, September 29, 2009

Siaran Pers No. 164/PIH/KOMINFO/8/2009 tentang Peresmian Uji Coba Lapangan Siaran Digital Untuk Penerimaan Bergerak (Mobile TV)


(Jakarta, 3 Agustus 2009)Setelah sukses dengan peresmian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung SCTV Jakarta dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 2009 yang lalu terhadap uji coba lapangan penyelenggaraan siaran televisi digital untuk penerimaan tetap free to air (yang dilakukan oleh PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia dan Konsorsium LPP TVRI – PT Telkom) sebagai kelanjutan soft launching yang telah diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tanggal 13 Agustus 2008 di Gedung TVRI Jakarta, maka Menteri Kominfo Mohammad Nuh pada tanggal 3 Agustus 2009 ini baru saja meresmikan uji coba lapangan siaran digital untuk penerimaan televisi bergerak (Mobile TV) yang dilakukan oleh Konsorsium Tren Mobile TV dan Konsorsium Telkom – Telkomsel – Indonusa.
Kewenangan beberapa konsorsium yang berhak melakukan uji coba tersebut adalah sesuai dengan Pengumuman Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi No. 563/DJSKDI/KOMINFO/11/2008 tentang Penyelenggara Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital , dimana disebutkan, bahwa yang menjadi penyelenggara uji coba lapangan penyelenggaraan siaran televisi digital adalah sebagai berikut: untuk penyelenggara uji coba penerimaan tetap free to air adalah PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia dan Konsorsium LPP TVRI – PT Telkom; sedangkan untuk penyelenggara uji coba televisi bergerak (Mobile TV) dengan tehnologi DVB-H adalah Konsorsium Tren Mobile TV dan Konsorsium Telkom – Telkomsel – Indonusa.
Pengumuman tersebut berpedoman pada Peraturan Menteri Kominfo No. 27/P/M.KOMINFO/8/2008 tentang Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital, sehingga konsorsium yang melaksanakan uji coba lapangan siaran digital untuk penerimaan bergerak (Mobile TV) adalah Konsorsium Tren Mobile TV dan Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa. Khusus untuk Konsorsium Tren Mobile TV ini telah mulai melaksanakan uji coba pada bulan Maret 2009 dengan menggunakan sistem OMABICASS dengan pemancar yang terpasang di gedung Menara Kebon Sirih dan dapat menjangkau wilayah Jakarta Pusat. Kanal yang digunakan oleh Tren Mobile TV dalam uji coba adalah pada kanal 24 UHF.
Jumlah program yang disiarkan oleh Tren Mobile TV adalah sebanyak 10 program yaitu TVRI, RCTI, TPI, Global TV, MNC News, CNN, Al Jazeera, Bloomberg, MNC Music dan MNC Entertainment. Perangkat penerima siaran DVB-H yang akan didistribusikan kepada perwakilan masyarakat (yang ditunjuk oleh Departemen kominfo) dalam rangka uji coba Tren Mobile YV ini adalah sebanyak 50 handset berupa handphone merk Nokia seri N77. Guna untuk mendukung kualitas penerimaannya, Tren Mobile TV telah menandatangani Nota Kese dengan BPPT untuk melakukan pengukuran kuat dan kualitas sinyal siaran Tren Mobile TV.
Sedangkan Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa telah mulai melaksanakan uji coba sejak tanggal 20 April 2009 yang menggunakan 2 unit pemancar dengan sistem OSF. Pemancar dengan daya pancar 400 Watt dipasang di Gedung Kementerian Negara BUMN dan 1 kWatt dioperasikan di Gedung Kantor Telkom JI. Gatot Subroto, Jakarta . Kedua pemancar tersebut dapat menjangkau wilayah Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Selatan. Kanal yang digunakan oleh Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa dalam uji coba adalah pada kanal 26 UHF dengan menggunakan Single Frekuensi Network (SFN) karena menggunakan dua pemancar.
Jumlah program yang disiarkan oleh Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa dari kanal 26 sebanyak 8 program yaitu 5 program yang free berupa Tech Sport, CNN, Tres TV, Spacetoon, dan TV Edukasi, dan 3 program yang diacak (scrambled) berupa program dari National Geographic, National Adventure, dan MGM Sport. Perangkat penerima siaran DVB-H yang akan didistribusikan kepada perwakilan masyarakat dalam rangka uji coba adalah sebanyak 50 unit alat penerima yang sebagian berupa handphone Samsung dan sebagian berupa receiver merk Quantum.
Tujuan utama uji coba lapangan siaran digital untuk penerimaan bergerak (mobile TV) ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan teknis dan nonteknis, yang kemudian akan dievaluasi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan regulasi model bisnis yang sesuai. Target penyusunan regulasi dan implementasi penyelenggaraan siaran digital untuk penerimaan bergerak (mobile TV) adalah akhir bulan Maret 2010. Hanya saja, berbeda dengan pelaksanaan peresmian uji coba tanggal 20 Mei 2009 tersebut, maka pada peresmian uji coba ini sekalian dilakukan penyerahan unit alat penerima. Sedangkan pada peresmian terdahulu, penyerahan secara simbolis alat penerima berupa set up box (STB) dilakukan pada tanggal 26 Juni 2009 oleh Dirjen SKDI Freddy Tulung yang mewakili Menteri Kominfo.
—————–
Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kominfo (Gatot S. Dewa Broto, HP: 0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id , Tel/Fax: 021.3504024).

Source:http://www.depkominfo.go.id/2009/08/03/siaran-pers-no-164pihkominfo82009-tentang-peresmian-uji-coba-lapangan-siaran-digital-untuk-penerimaan-bergerak-mobile-tv/

Siaran Pers No. 140/PIH/KOMINFO/6/2009 tentang Penyerahan Set Top Box Bagi Masyarakat Dalam Rangka Penyiaran Televisi Digital


(Jakarta, 26 Juni 2009). Dirjen SKDI (Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi) Freddy Tulung yang mewakili Menteri Kominfo Mohammad Nuh pada tanggal 26 Juni 2009 telah memimpin acara penyerahan secara simbolis set top box (STB) kepada masyarakat dalam rangka uji coba siaran televisi digital di Departemen Kominfo. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa Direktur Utama Televisi dan pejabat yang mewakili dari penyelenggara televisi dan PT Telkom serta puluhan wartawan media massa , mengingat acara tersebut kemudian diikuti dengan kegiatan jumpa pers dengan latar belakang tayangan empat televisi plasma yang menggambarkan perbandingan antara kualitas televisi analog dan juga televisi digital. Sebagai informasi, migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital merupakan tuntutan global seiring dengan kemajuan teknologi di bidang penyiaran dimana Indonesia tidak dapat menghindarinya. Lambat laun peralatan yang menggunakan teknologi analog akan ditinggalkan dan tidak akan diproduksi lagi. Penyiaran televisi digital secara fundamental berbeda dengan analog dimana seandainya pada analog 1 kanal frekuensi hanya digunakan untuk menyiarkan 1 program, sedangkan pada siaran digital teresterial 1 kanal dapat menyiarkan sampai dengan 6 program bahkan lebih. Dengan menerapkan sistem siaran digital ini maka akan terjadi efisiensi penggunaan kanal.
Untuk mengarah pada perencanaan televisi digital tersebut, langkah pertama di antaranya diawali dengan penerbitan Peraturan Menteri Kominfo No. 07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia, telah ditetapkan standar DVB-T sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial tidak bergerak di Indonesia. Saat ini telah terdapat beberapa standar tehnologi penyiaran televisi digital yang telah digunakan antara lain Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) dari Eropa, Integrated Service Digital Broadcasting Terrestrial (ISDB-T) dari Jepang, Advanced Television Systems Committee (ATSC) dari AS, Terrestral-Digital Multimedia Broadcasting Terrestrial (DMB-T) dari RRC. Penetapan tersebut kemudian ditindak-lanjuti dengan kegiatan pada tanggal 13 Agustus 2008 berupa penyelenggaraan acara “Peluncuran ( soft launching Siaran TV Digital” yang dilakukan secara resmi oleh Wakil Presiden RI Mohammad Jusuf Kalla dan disiarkan secara langsung dari Auditorium TVRI. Acara ini secara simbolis menandai dimulainya siaran televisi digital di Indonesia. Selanjutnya pada bulan November 2008 telah ditunjuk 2 konsorsium untuk melakukan uji coba siaran TV digital untuk penerimaan tidak bergerak ( fixed reception ) dan 2 (dua) konsorsium untuk melakukan uji coba siaran TV digital untuk penerimaan bergerak ( mobile TV).Keempat konsorsium tersebut adalah: K onsorsium TVRI-TELKOM dan K onsorsium Televisi Digital Indonesia (yang kedua konsorsium tersebut adalah s ebagai penyelenggara uji coba untuk penerimaan tidak bergerak) serta Konsorsium Tren Mobile dan Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa (dimana kedua konsorsium yang disebut terakhir tersebut adalah s ebagai penyelenggara uji coba untuk penerimaan bergerak ( mobile TV ) .
Berikutnya berlangsung pula peresmian pelaksanaan uji coba siaran televisi digital yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2009 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 101 bertempat di SCTV. Kedua uji coba tersebnut dilaksanakan paling lama 1 tahun dan kepada mereka diberikan izin uji coba yang nantinya harus dikembalikan perizinannya kepada pemerintah. Dalam uji coba ini, Konsorsium TVRI-Telkom menggunakan pemancar digital dengan kekuatan 1,2 kW. Jangkauan siaran TV digital Konsorsium TVRI-Telkom adalah sebagian wilayah Jakarta. Sedangkan Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) menggunakan pemancar dengan kekuatan 5 kW. Jangkauan siaran TV Digital PT. KTDI dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: Grade A adalah area dengan kualitas sinyal yang bagus sampai sangat bagus: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Kodya Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor daerah tinggi ; Grade B adalah area dengan kualitas sinyal cukup sampai bagus: Cikarang, Tigaraksa, Rangkasbitung; dan Grade C adalah area dengan kualitas sinyal cukup sampai kurang: Karawang, Serang, Bogor daerah rendah, Pandeglang. Diharapkan uji coba ini dapat memberikan pemahaman kepada seluruh pemangku kepentingan tentang siaran TV digital, yaitu menyiarkan program mereka secara digital dan memberi kesempatan kepada mereka terhadap peluang bisnis baru di bidang konten yang lebih kreatif, variatif dan menarik (bagi penyelenggara siaran) ; mendukung penyusunan perencanaan master plan frekuensi digital dengan melakukan pengukuran kekuatan sinyal, interferensi antara analog dan digital, dan pengukuran parameter lainnya serta menyiapkan berbagai perangkat peraturan terkait dengan rencana implementasi siaran digital (bagi institusi pemerintah); mendukung produksi set top box (STB) dalam negeri dan mengukur kinerjanya (bagi industri elektronik dalam negeri); dan memperkenalkan siaran TV digital agar masyarakat dapat membandingkan keunggulan kualitas siaran digital dengan analog (bagi masyarakat umum).
Tujuan uji coba antara lain adalah untuk mengkaji setiap aspek teknis dan non teknis berupa kinerja perangkat dan system, model penyelenggaraan siaran televisi digital, model regulasi dan kelembagaan, serta fitur layanan televisi digital yang diharapkan mayarakat. Out put yang diharapkan dari uji coba tersebut adalah berupa: sosialisasi tentang siaran digital khususnya tentang kualitas penerimaan siaran digital di wilayah Jabotabek; kerjasama antar lembaga penyiaran dalam pemanfaatan infrastruktur sistem penyiaran televisi digital; mendorong masyarakat untuk memiliki STB; dan adanya produksi STB dalam negeri dengan harga terjangkau. Dalam acara penyerahan STB tersebut disebutkan, bahwa penyediaan STB oleh Departemen Kominfo adalah sebanyak 1.248 unit; Konsorsium TVRI-Telkom sebanyak 500 unit; dan KTDI sebanyak 1.500 unit. Distribusi STB kepada masyarakat bertujuan agar sebagian masyarakat langsung dapat menikmati siaran digital untuk kemudian memberikan penilaian terhadap penyelenggaraan siaran televisi digital baik dari aspek teknis maupun non teknis secara umum. STB merupakan alat yang merubah sinyal digital menjadi analog sehingga pesawat penerima televisi analog yang saat ini dimiliki masih dapat digunakan untuk menikmati siaran digital. Setelah uji coba, segera diimplementasikan migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital secara bertahap. Diharapkan pada tahun 2018 sistem penyiaran di Indonesia sudah beralih sepenuhnya ke sistem penyiaran TV digital. STB adalah alat yang berfungsi untuk merubah sinyal digital menjadi analog sehingga pesawat penerima televisi analog yang saat ini kita miliki masih dapat digunakan untuk menonton siaran digital. Distribusi STB kepada masyarakat dilaksanakan atas kerjasama antara Depkominfo, Konsorsium dan AGB Nielsen. Khusus untuk distribusi sebanyak 1.000 unit ini langsung didukung dengan formulir kuesioner yang telah disusun olerh AGB Nielsen dengan tujuan untuk memperoleh feed back dari masyarakat yang menerima STB pada 1.000 unir pertama. Untuk selanjutnya yang tersisa didistribusi demikian saja tanpa harus dengan kuesioner. Saat ini STB sudah dapat diproduksi di dalam negeri antara lain oleh PT. INTI, PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron), PT. Panggung Elektronik (Akari). Demikian pula alat penerima televisi digital sudah diproduksi di dalam negeri oleh PT. LG dan PT. Hartono Istana Teknologi.
—————–
Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kominfo (Gatot S. Dewa Broto; HP: 0811898503; Email:gatot_b@postel.go.id ; Tel/Fax: 021.3504024).

Televisi digital


Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal videoaudio, dan data ke pesawat televisi.
Pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan:
  • Perubahan lingkungan eksternal
    • Pasar TV analog yang sudah jenuh
    • Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
  • Perkembangan teknologi
    • Teknologi pemrosesan sinyal digital
    • Teknologi transmisi digital
    • Teknologi semikonduktor
    • Teknologi peralatan yang beresolusi tingggi

Daftar isi

 [sembunyikan]

[sunting]Keberadaan TV Digital di Indonesia

Stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional memanfaatkan sistem teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk memproduksi program, mengedit, merekam dan menyimpan data. Pengiriman sinyal gambar, suara dan data menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan satelit yang dimanfaatkan sebagai siaran TV-Berlangganan.
Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.

[sunting]Frekuensi TV Digital

Secara teknik pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru adalah dengan menggunakan format digital.
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.

[sunting]Kelebihan Frekuensi TV Digital

Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital. Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital.
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.

[sunting]Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial

Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Karakteristik sistem penyiaran TV Digital sama di radius yang sama.

[sunting]Kualitas Penyiaran TV Digital

Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi tinggi. TV digital memerlukan tersedianya kanal dengan laju tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.

[sunting]Manfaat Penyiaran TV Digital

  • TV Digital digunakan untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif).
  • Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif seperti layanan komunikasi dua arah. Televisi digital dapat digunakan seperti internet
  • Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat).

[sunting]Transisi ke TV Digital

Pesawat TV analog tidak bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran. Transisi ke TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.
Proses transisi perpindahan meminimalkan resiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Perubahan dilakukan melalui masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital.
Masa transisi diperlukan untuk melindungi pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Operator TV yang sudah ada dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog.
Pola Kerja Sama Operasi ditempuh antar penyelenggara TV yang sudah ada dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi penyedia jaringan dan penyedia isi

[sunting]Pranala luar

Commons-logo.svg
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:

[sunting]Referensi

  • Tjahyono, Bambang Heru.2006.Sistem Jaringan Penyiaran Radio dan Televisi Dimasa Mendatang.Kajian Teknologi Informasi Komunikasi.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta
  • Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK 2005-2025.Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia

[sunting]Lihat pula

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...