Thursday, October 29, 2009

Google Rilis Android 2.0 (Eclair) SDK


Jelang kehadiran smartphone terbaru yang menggunakan sistem operasi Android 2.0, Google merilis SDK (software develompment kit) yang bisa digunakan para pengembang untuk membuat aplikasi di Android lebih canggih. Dengan SDK tersebut, banyak aplikasi yang bisa dikembangkan berdasarkan fitur-fitur anyar yang disediakan Android 2.0. Ket.foto: Motorola Sholes

"Menggunakan sinkronisasi baru, account manager, dan contact API (application programming interface), Anda dapat membuat aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mensinkronisasi perangkatnya ke berbagai sumber kontak," ujar Xavier Ducrochet, kepala bagian teknologi di tim SDK Android dalam blognya.

Selain itu, pengembang juga bisa membuat aplikasi yang membuat penggunanya dapat mengakses berbagai pilihan komunikasi lebih cepat apakah email, SMS, instant messaging, dengan menggunakan fitur Quick Connect. Sementara, dengan Bluetooth API (application programming interface), aplikasi baru kini bisa dilengkapi fitur koneksi peer to peer.

Selain fitur-fitur tersebut, Android 2.0 yang merupakan versi teranyar sistem operasi berbasis open source buatan Google itu dilengkapi sejumlah fitur baru yang belum tersedia pada versi awal. Antara lain, digital zoom pada kamera, kontrol multitouch pada keypad, dan inbox email yang mengombinasikan pesan dari banyak akun. Android 2.0 juga mendukung Exchange untuk pengelolaan email dari pihak ketiga.

Android 2.0 yang sebelumnya disebut dengan kode Eclair merupakan versi pembaruan dari versi sebelumnya yang disebut Donut dan Cupcake. Meski demikian sejumlha perangkat smartphone yang beredar di pasaran akan menggunakan berbagai versi tersebut. Tidak semua perangkat bisa melakukan upgrade ke versi yang lebih tinggi.

Motorola Sholes yang bakal dirilis di AS akhir bulan ini akan menjadi perangkat pertama yang menggunakan Android 2.0 (Eclair).
WAH
Rabu, 28 Oktober 2009 | 19:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.comhttp://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/28/1909453/google.rilis.android.2.0.eclair.sdk

Stallman: Software Gratis Tak Bahayakan Bisnis Software


Pendiri The Free Software Movement, Richard Matthew Stallman menegaskan bahwa gerakan perangkat lunak bebas dan komunitas Open Source Software yang kini menggema di dunia, tidak berbahaya bagi bisnis perangkat lunak.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan gerakan dan komunitas open source. Bisnis pengembangan perangkat lunak tetap akan berjalan," kata Stallman, yang sedang berkunjung ke Indonesia pada 18 Oktober hingga 2 November pada pidatonya mengenai Free Software Movement, di Jakarta, Rabu (28/10).

Menurut dia, bisnis pengembangan perangkat lunak seharusnya mengkhususkan diri pada pelanggan tertentu yang membutuhkan software bersifat customized atau disesuaikan dengan kebutuhan. Software jenis ini berbeda dengan software sistem operasi yang harus ada untuk menjalankan komputer dan bersifat massal seperti software untuk PC.

"Untuk sistem operasi seperti ini, pilihlah yang gratis. Anda mendapat banyak keuntungan dengan ini," kata hacker terkenal asal AS itu.

Stallman meluncurkan Proyek GNU pada tahun 1984 yang berbasis perangkat lunak bebas dan melahirkan sistem operasi Linux yang bebas diakses (gratis) siapa pun dan terbuka sumber-sumber kodenya (open source) sehingga bisa dikembangkan ke berbagai program software lainnya.

Masuk kurikulum

Karena itu ia menganjurkan agar setiap sekolah di Indonesia mengajarkan mata pelajaran teknologi informasi yang menggunakan perangkat lunak dengan sumber kode terbuka dan tidak sekedar membeli perangkat lunak proprietary.

"Alasannya kenapa harus, pertama adalah uang. Sekolah tentu tidak mempunyai uang untuk membeli perangkat lunak proprietari. Sayangnya banyak sekolah tak mengerti dan tetap memakai, apa lagi promosinya begitu gencar," katanya.

Keuntungan berikutnya bagi sekolah yang menggunakan perangkat lunak open source ini adalah membuat semua siswa menjadi programmer di mana mereka diperkenankan mempelajari sumber kode software dan kemudian belajar mengubah dan menambah-nambahnya, ujarnya.

"Hanya dengan Free Open Source Software anda bisa seperti itu. Buat apa membeli sesuatu yang rahasia dan menjadikan anda hanya sebagai pengguna terus-menerus," katanya.

Keuntungan bagi pemerintah khususnya di negara-negara berkembang, lanjut dia, adalah kemandirian dari ketergantungan terhadap negara maju. Ia mengandaikan AS yang ingin menyerang Venezuela melalui sistem informasinya.

"Hal itu sangat dimungkinkan, jadi mengapa tidak mereka mencoba melindungi diri dengan tidak tergantung pada negara lain," katanya sambil menekankan pentingnya filosofi freedom (kemerdekaan) yang diusungnya dalam gerakan Free Software Movement.

WAH/ANT

Rabu, 28 Oktober 2009 | 20:11 WIB  
JAKARTA, KOMPAS.comhttp://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/28/20115753/stallman.software.gratis.tak.bahayakan.bisnis.software

40 Tahun Internet

Empat puluh tahun silam, Leonard Kleinrock mengatakan tidak pernah membayangkan ”ledakan” Facebook, Twitter, atau YouTube. Saat itu, ia dan timnya baru ”melahirkan” apa yang kemudian disebut sebagai internet. Ket.foto: Leonard Kleinrock, ilmuwan komputer, memperlihatkan alat pertama yang menyambungkan komputer ke dalam sebuah jaringan, yang kemudian menjadi cikal bakal internet. Kleinrock bekerja di University of California Los Angeles (UCLA), AS. Foto disediakan Kleinrock, tetapi lokasi tanggal pengambilan tidak disebutkan.

”Kami sangat terkejut dengan berbagai aplikasi yang muncul,” ujar Kleinrock. Dia dan rekan-rekannya dari University of California Los Angeles (UCLA) mempersiapkan perayaan ulang tahun ke-40 internet, Kamis (29/10).

”Internet sudah menjadi anak remaja sekarang. Dia sudah belajar sesuatu, tetapi masih harus terus belajar,” ujarnya di San Fransisco, Sabtu (24/10).

Pada 29 Oktober 1969, Kleinrock memimpin tim yang kemudian dapat membuat satu komputer ”berbicara” dengan yang lain di dalam bagian riset.

Kleinrock terdorong oleh keyakinan bahwa komputer dirancang untuk dapat berbicara satu sama lain sehingga menghasilkan jaringan yang sederhana, seperti penggunaan pesawat telepon.

Kunci dalam pertukaran data antara satu komputer dan komputer lainnya adalah dengan cara memecahkan kode digital dan menjadikannya sebagai paket- paket terpisah.

Dia telah menjabarkan visinya itu dalam disertasi masternya, bahkan menerbitkannya dalam sebuah buku. ”Akan tetapi, tidak ada yang peduli, khususnya AT&T,” ujar Kleinrock.

Didukung militer


AT&T merupakan perusahaan penyedia jasa sambungan telepon, baik lokal maupun interlokal terbesar di AS. ”Saya melakukan presentasi, tetapi mereka mengatakan bahwa ide itu tidak akan bisa diwujudkan. Bahkan, jika hal itu dapat terjadi, mereka tidak mau melakukan apa pun,” ujarnya.

Namun, AT&T menyediakan sebuah jalur yang menghubungkan komputer untuk ARPANET. Ini adalah sebuah proyek yang didukung militer AS.

Percobaan untuk menghubungkan ARPANET gagal pada awalnya. Tim Kleinrock mencoba mengirimkan data antar-komputer di ARPANET dan berhasil. Sebanyak dua komputer di dua universitas lain juga terhubung pada akhir tahun 1969. Inilah jejak awal dari internet yang semakin berkembang. (AP/joe)

Senin, 26 Oktober 2009 | 06:07 WIB  
SAN FRANCISCO, KOMPAS.com —http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/26/06074856/40.tahun.internet

Sentra Data Digital Bisnis Modern


Di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi, penyimpanan data menjadi persoalan serius bila tidak ditangani secara cepat dan akurat sehingga pada saat dibutuhkan ketersediaan berbagai data digital dalam berbagai format digital bisa secara efektif dan efisien digunakan siapa saja.

Selain cara mengakses dan menyimpan berbagai data digital tersebut, isu lain yang tidak kalah penting dengan semakin membengkaknya jumlah data digital ini adalah masalah keamanan karena sensitivitas data tersebut untuk berbagai kepentingan, terutama berkaitan dengan bisnis atau menyangkut masalah kerahasiaan, termasuk di tingkat pemerintahan.

Sejak lama kita memerhatikan kecepatan akses jejaring digital, khususnya terkait dengan jejaring internet, memang telah menimbulkan berbagai kecenderungan untuk menyimpan data yang diperoleh secara cepat tersebut. Kelipatan kecepatan akses jejaring digital internet menyebabkan terjadinya penambahan eksponensial untuk menyimpan data yang diakses.

Dengan demikian, penyimpanan digital yang bisa diandalkan menjadi terlalu penting dan tidak bisa diabaikan oleh mereka yang memang mengandalkan pekerjaannya dengan mengakses jejaring digital, baik dalam skala internet maupun intranet. Kecepatan akses data digital ini terbukti ikut menentukan keberhasilan berbagai perusahaan, termasuk usaha kecil menengah, untuk bekerja secara efektif dan efisien untuk bisa bersaing secara global.

Di sisi lain, pola penyimpanan yang semakin membesar juga mengharuskan secara paralel untuk melakukan pencadangan (backup) untuk memastikan data yang tersimpan dalam berbagai hard disk bisa terus-menerus tersedia, tidak rusak karena virus, atau rusak karena kegagalan perangkat keras hard disk.

Bisnis modern

Perusahaan asal Taiwan, QNAP Systems Inc, yang secara gencar sejak beberapa tahun belakangan ini memproduksi perangkat penyimpanan digital yang terkoneksi ke dalam jejaring digital (NAS), menghadirkan produk yang menarik perhatian setelah dalam beberapa saat sebelumnya menggunakan produk sejenis.

QNAP Systems memperkenalkan produk TS-639 Pro Turbo NAS sebagai produk andalan untuk menyimpan aset-aset digital secara aman, bisa diandalkan, serta memiliki kinerja tinggi. Memiliki enam penampang untuk memuat hard disk berbagai kapasitas, TS-639 Pro dilengkapi prosesor kecepatan tinggi 1,6 GHz, memori DRAM sebesar 1 GB, dua buah rongga gigabit Ethernet, serta memiliki fitur konfigurasi RAID 0/1/5/6 /5+ sebagai sistem penyimpanan dan pengarsipan masif.

Produk yang cocok untuk keperluan bisnis modern ini didukung dengan sistem kendali berbasis web yang sangat mudah digunakan siapa saja. Bahkan, fitur menarik lainnya adalah selain mampu menjadikan beberapa perangkat hard disk sebagai sebuah hard disk ukuran besar secara tunggal, TS-639 Pro ini juga memiliki fitur RAID secara online yang memudahkan migrasi dan ekspansi kapasitas kalau diperlukan.

Sisi lain yang juga tidak kalah menarik seperti pada produk QNAP sebelumnya adalah dukungan aplikasi yang tertanam dalam TS-639 Pro ini untuk menjadikan perangkat ini sebagai file server, FTP server untuk menyimpan atau mengambil data dari jarak jauh, serta replikasi yang dilakukan secara aman dengan teknologi enkripsi.

Produk NAS canggih ini juga mampu melakukan pertukaran hard disk secara hot-swap, tanpa harus memastikan perangkat terlebih dahulu. Kemampuan ini memungkinkan untuk terus mempertahankan kinerja TS-639 Pro tanpa harus mengganggu pekerjaan yang sedang berlangsung, dan data yang tersedia di dalamnya tetap aman.

Perimbangan

Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah tersedianya dua buah rongga gigabit LAN yang bisa dikonfigurasi untuk mengambil alih satu sama lain (failover) bila terjadi kerusakan pada salah satu sambungan LAN. Fitur ini memastikan kalau akses ke berbagai data, bisa berlangsung terus-menerus tidak terganggu karena cacatnya salah satu rongga LAN.

Fitur lainnya dari kehadiran dua rongga LAN ini adalah memungkinkan terjadi pengimbangan (load balancing) lalu lintas data yang ke dan dari perangkat TS-639 Pro ini. Fitur ini melakukan agregasi pita jaringan untuk mendorong kecepatan pemindahan.

Selain itu, dengan dua rongga LAN ini, TS-639 Pro ini bisa memiliki dua buah alamat protokol internet (IP address), membagi kelompok kerja jaringan sesuai kebutuhan perkantoran. Menarik juga kalau usaha kecil menengah yang bergerak dalam penyediaan jasa digital bisa memanfaatkan produk QNAP ini untuk membangun situs web sendiri tanpa harus memiliki server yang besar.

Sebagai perangkat pusat data, QNAP TS-639 Pro menyenangkan untuk digunakan karena kemudahan penggunaannya serta ragam fitur yang dimilikinya. Dan, produk seperti TS-639 Pro ini akan menjadi andalan penting di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi.

Senin, 19 Oktober 2009 | 14:52 WIB  
Penulis: Oleh Rene L Pattiradjawane
Source: http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/19/14520691/40.tahun.internet

Fitur Cerdas Melindungi Keamanan Mesin ATM


Kejahatan perbankan adalah persoalan yang berada di sekitar kita sehari-hari dan sering kali dianggap menjadi bagian dari kehidupan layaknya seperti kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kejahatan perbankan pun menjadi semakin canggih merugikan pihak bank dan nasabah secara bersamaan.

Kejahatan perbankan dalam bentuk fisik seperti penodongan atau perampokan setelah nasabah ke luar dari bank atau mesin anjungan tunai mandiri (ATM) selalu berada di sekeliling kita. Orang pun berharap banyak kepada pengelola bank untuk bisa memperbaiki jasa keamanan nasabah, terutama di dalam atau sekitar ATM yang sering kali bermasalah.

Banyak lokasi ATM yang diperdaya oleh orang-orang jahat mengambil keuntungan dari persoalan teknologi ATM sebagai ”kasir yang tidak berbicara.” Banyak kasus, misalnya, rongga kartu ATM dihambat dan nasabah harus menghubungi nomor telepon tertentu dari stiker yang tertera di bawahnya.

Setelah menelepon, nasabah diminta nomor rahasia identifikasi personal (PIN) dan pelaku kejahatan pun bergegas masuk ke mesin ATM yang sudah diincar mengambil kartu ATM nasabah tersebut. Dan, dengan leluasa rekening nasabah dikuras sebanyak mungkin menggunakan kartu ATM nasabah yang sah, nomor PIN yang sah, tetapi oleh orang jahat.

Celakanya, sering kali nasabah tidak berdaya dan meyakinkan pihak bank kalau dirinya menjadi korban kejahatan. Proses layanan bank sangat lambat, nasabah menjadi stres karena kehilangan uang dan, sialnya, uang pun tidak bisa kembali dianggap seperti tabrak lari di jalan raya.

Keamanan nasabah

Ini adalah dilema teknologi, ketika mesin ATM yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia menjadi rentan kejahatan, mulai mengelabui nasabah sampai menggondol mesin ATM. Dan mungkin hanya di Indonesia mesin ATM harus dijaga satpam karena sangat rawan terhadap berbagai kejahatan.

Kemajuan teknologi komunikasi informasi sebenarnya memberikan alternatif lain terhadap persoalan ini dengan memperluas kemampuan solusi keamanan dan pengintaian dengan melakukan monitoring atas orang, benda, ataupun perilaku lain di lingkungan mesin ATM. Dan yang menarik, kemampuan ini sekarang tersedia secara terjangkau dan memiliki berbagai fitur teknologi termasuk algoritme yang canggih yang melakukannya.

Salah satu produk yang dicoba Kompas adalah Trendline buatan BlueStar SecuTech Inc, perusahaan asal China yang menyediakan teknologi perangkat keras dan lunak berupa ATM Specialized Digital Video Recording yang mampu memberikan perlindungan menyeluruh lingkungan mesin ATM.

Perangkat Trendline BSR-5003AMN memiliki penyimpanan digital yang memudahkan pengarsipan video digital untuk digunakan pada saat terjadinya kejahatan mesin ATM. Perangkat ini memiliki rongga video input untuk empat buat kamera analog, yang secara tersembunyi di simpan di dalam ruang mesin ATM.

Fitur menarik dari produk Trendline ini adalah kemampuan inteligensi algoritme perangkat lunaknya melakukan analisis video. Trenline memiliki algoritme yang mampu untuk melakukan identifikasi atas obyek yang hilang atau tidak dijaga di wilayah yang terlindungi.

Analisis ini termasuk kemampuan untuk mengenali poster atau stiker yang seharusnya tidak boleh ada pada mesin ATM, kamera yang tidak diotorisasi, ataupun obyek-obyek lain. Perangkat Trendline akan memonitor terus-menerus dan ketika terdeteksi akan memicu alarm bagi pihak keamanan bank untuk bertindak.

Fitur cerdas

Fitur lainnya menghitung orang (people counting), di mana jumlah orang pada daerah tertentu di dalam mesin ATM bisa ditentukan jumlahnya. Fitur ini sangat berguna, terutama untuk melindungi nasabah yang menarik uang pada malam hari ketika masuk sendirian ke dalam ruang mesin ATM.

Ada juga fitur yang memungkinkan untuk melindungi ruang tertentu dengan menggunakan fitur pagar semu (virtual fence), misalnya, hanya satu arah tertentu dalam ruang di bank yang bisa dilalui. Dan, ketika ada orang yang melanggarnya, alarm dipicu dan obyek yang tertangkap dalam kamera akan ditandai dengan segi empat berwarna dan diikuti geraknya.

Fitur ini juga dilengkapi dengan fitur lain yang disebut sebagai perlindungan perimeter, menetapkan semacam zona panas di mana wilayah tertentu tidak boleh ada obyek atau orang. Dan, yang paling canggih dari fitur Trendline ini adalah kemampuan untuk mendeteksi muka dengan masker.

Pendeteksian ini termasuk canggih bukan karena picu alarm bunyi karena orang masuk mesin ATM dengan helm, tetapi mampu mendeteksi orang yang menutup mulutnya dengan masker dan menggunakan topi walaupun mata dan hidungnya tidak ditutupi. Fitur ini tidak banyak dimiliki oleh perangkat sejenis yang tersedia di pasaran.

Dilengkapi koneksi jejaring digital LAN, perangkat Trendline ini bisa menjadi solusi menarik bagi perbankan untuk bisa melindungi diri dari kejahatan atas mesin ATM. Instalasi Trendline juga mudah dan bisa dilakukan secara cepat dan penggunaannya dengan perangkat antarmuka yang sederhana, tetapi memiliki fitur-fitur canggih, termasuk stempel hari dan waktu untuk memudahkan pencarian.

Melalui teknologi seperti Trendline ini dan ketika digunakan dengan nomor identifikasi tunggal yang akan diterapkan di Indonesia, akan mudah melacak siapa yang melakukan kejahatan atas mesin-mesin ATM yang marak terjadi selama ini. Dan, sekaligus memberikan perlindungan kepada nasabah untuk bertransaksi secara aman dan nyaman. (RLP)

Senin, 19 Oktober 2009 | 15:09 WIB
Source:http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/19/1509501/40.tahun.internet

Internet Baru Dimanfaatkan Sebatas Kulit

Penggunaan internet yang bisa mendukung sistem-sistem dan aktivitas tersambung online 24 jam, baru dimanfaatkan sebatas permukaanya saja, belum sampai ke isinya. Sebab banyak institusi pemerintah, perguruan tinggi, hingga perkantoran yang masih menjalankan sistem maupun aktivitasnya secara manual.

Jika terus demikian, internet yang mendukung online akan malah sia-sia. Hal itu disampaikan pengamat teknologi informasi Wing Wahyu Winarno, di sela-sela acara Yogyakomtek, pameran komputer di Jogja Expo center (JEC) yang digelar 17-21 Oktober.

"Kita mesti berpikir, masa internet yang bisa online nonstop hanya digunakan untuk mengirim email, chatting , transfer data, download, dan membuka facebook. Apakah mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan transaksi perbankan dan membayar tagihan telepon yang menjadi lebih mudah, juga sudah cukup?" paparnya.

Wing mengatakan, sistem online mestinya bisa dimanfaatkan lagi ke banyak sektor yang selama ini dianggap boros waktu, tenaga, dan biaya. Misalnya memudahkan urusan perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Sur at Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sehingga seseorang yang merantau tidak perlu susah-suah pulang kampung. Selain itu, kampus-kampus juga mestinya bisa menggunakan internet online agar urusan membayar uang kuliah bisa diangsur.

"Mengapa tidak dijalankan sistem unik, misalnya kapan saja mahasiswa punya uang, bisa langsung dimasukkan sebagai cicilan uang kuliah. Jadi, membayar uang kuliah, atau uang-uang keperluan kuliah yang lain, bisa ringan karena tidak sekaligus," ujarnya.

Perguruan tinggi pun, menurut Wing, bisa saling bertukar informasi buku. Kampus-kampus kecil bisa menjalankan strategi ini. Menurutnya, tak perlu satu kampus membeli aneka buku yang komplet, karena akan memberatkan dari sisi biaya.

Timothy Siddik, Presiden Direktur Zyrex, dalam diskusi di JEC Sabtu lalu mengatakan, instansi-instansi pemerintah pun belum banyak yang mengerjakan urusan pengadaan barang dan jasa secara online. Akibatnya, banyak waktu, uang, dan tenaga yang terbuang.


Penulis: Lukas Adi Prasetya
Senin, 19 Oktober 2009 | 20:39 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/19/20391867/internet.baru.dimanfaatkan.sebatas.kulit

Cuma 30 Perusahaan yang Dominasi Internet

Dalam dua tahun belakangan, Internet sudah berubah drastis secara infrastruktur maupun ekonomi. Hanya ada 30 perusahaan besar yang mendominasi dunia maya itu. Demikian menurut studi yang dilakukan Arbor Networks dan the University of Michigan.

Riset selama dua tahun itu menganalisis lebih dari 256 exabytes lalu lintas data di 110 operator cable, transit backbones, regional networks dan content providers di seluruh dunia, dan mendapatkan bahwa 30 “raksasa hiper” bertanggung jawab atas 30 persen lalu lintas di Internet.

Dalam 2009 Internet Observatory Report, Arbor Networks mengatakan bahwa lima tahun lalu lalu lintas Internet tersebar cukup merata di puluhan ribu situs dan server yang dikelola perusahaan besar. Namun kini konten hanya beredar di segelintir hosting, cloud dan para penyedia konten yang sangat besar.

Craig Labovitz,kepala peneliti, mengatakan bahwa setengah dari lalu lintas Internet pada tahun 2007 dihasilkan oleh 5000 – 10.000 perusahaan. Sejak saat itu, agregasi dari konten menyebabkan hanya 150 perusahaan yang kini bertanggung jawab atas lalu lintas dengan jumlah yang sama setiap harinya. Perusahaan yang paling banyak menghasilkan lalu lintas adalah Google, Yahoo dan Facebook.

Kemunduran ini merupakan akibat dari perubahan ekonomi, kolapsnya transit IP keseluruhan dan meningkatnya model bisnis yang digerakkan oleh iklan. Begitu jelas Labovitz.

"Internet adalah tentang konektivitas, jaringan-jaringan yang saling terkoneksi,” kata Labovitz. "Ini sangat hierarkial, dengan uang dan lalu lintas mengalir ke arah atas (ke para provider transit lapis-pertama). Namun kini konten lebih berharga dibandingkan konektivitas.”

Efek lain dari perubahan ekonomi adalah, selain konsolidasi konten, para penyedia konten besar seperti Google membangun hubungan langsung dengan para konsumennya, tanpa melalui para penyedia lapis-pertama.

Laporan Arbor juga menyoroti bagaimana aplikasi-aplikasi Internet pada dasarnya telah bermigrasi ke Web. Jika dulu protokol dan stack komunikasi khas aplikasi nyaris sebanyak jumlah pengembangnya, kini kebanyakan telah beralih ke sejumlah kecil web dan protokol video – biasanya Flash.

Dua belas tahun pertama Internet adalah tentang menghubungkan rumah dan bisnis. Ini adalah tentang teknologi. Sekarang konektivitas ada di mana-mana dan harganya merosot dan inovasi terjadi tidak di sana tetapi dalam konten – makin mendekati konsumen dan bisnis,” kata Labovitz.

"Dengan semakin cepat dan baiknya kualitas konten, wajah internet akan berubah, yang menggairahkan bagi perusahaan besar dan konsumen. Kita sedang memasuki era kedua dari Internet.”
  
Rabu, 14 Oktober 2009 | 15:31 WIB  
JAKARTA, KOMPAS.com –http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/10/14/15315772/cuma.30.perusahaan.yang.dominasi.internet


PERUBAHAN IKLIM PBB: Pesimistis KTT Kopenhagen Hasilkan Kesepakatan Baru

Hanya beberapa minggu sebelum pelaksanaan konferensi internasional mengenai perubahan iklim, di Kopenhagen, Denmark, Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan sinyal tidak berharap banyak akan tercapainya kesepakatan mengenai sebuah traktat baru untuk melambatkan tingkat kerusakan akibat pemanasan iklim global.

Janos Pasztor, direktur di Tim Pendukung Sekjen PBB untuk Isu Perubahan Iklim, Senin (26/10), mengungkapkan, sulit untuk mengukur sejauh mana konferensi itu bisa menghasilkan karena Kongres AS belum menyetujui usulan undang-undang terkait iklim. Selain itu, negara- negara industri belum sepakat mengenai target pengurangan emisi karbon dioksida mereka atau pendanaan untuk membantu negara sedang berkembang membatasi tingkat emisinya.

Sekjen PBB Ban Ki-moon telah menjadikan dihasilkannya sebuah traktat baru perubahan iklim sebagai prioritas tertingginya. Secara khusus, Sekjen PBB telah menjadi tuan rumah KTT Perubahan Iklim pada 22 September untuk menggalang dukungan politik bagi disepakatinya sebuah traktat baru itu. Ban Ki-moon pun melakukan banyak perjalanan untuk membangun momentum politik bagi tercapainya kesepakatan global untuk menggantikan Protokol Kyoto yang dihasilkan pada tahun 1997, yang hanya mensyaratkan 37 negara industri untuk mengurangi tingkat emisi mereka.

”Ada kegiatan yang luar biasa di pemerintahan-pemerintahan di sejumlah ibu kota negara maupun secara internasional untuk menajamkan hasil konferensi perubahan iklim di Kopenhagen, awal Desember mendatang. Hal itu merupakan sebuah perkembangan baik karena kepemimpinan politik sangat penting untuk menghasilkan kesepakatan itu,” papar Pasztor.

Akan tetapi, dia mengindikasikan Kopenhagen kemungkinan besar tidak akan menghasilkan sebuah traktat, tetapi hanya akan mendorong pemerintahan di sejumlah negara untuk bertindak sejauh mungkin mengisi kesepakatan yang akan dihasilkan.

”Sekjen meyakini bahwa kita harus menjaga momentum politik yang dibangun oleh 101 kepala negara dan pemerintahan yang menghadiri KTT perubahan iklim dan terus mengejar sebuah kesepakatan yang ambisius, yang secara politis mengikat di Kopenhagen. Kita harus menyusun sebuah jalan yang jelas masa perundingan masa depan pasca-Kopenhagen, yang mengarah kepada sebuah kesepakatan global yang mengikat,” kata Pasztor.

Demokrat dorong

Dari AS dilaporkan, kubu Demokrat di Senat AS terus berupaya mencapai kemajuan dalam meloloskan undang-undang perubahan iklim untuk mendorong tercapainya kesepakatan pada konferensi di Kopenhagen.

Sebuah komite Senat melakukan dengar pendapat tingkat tinggi pekan ini, tetapi penerimaan oleh semua anggota Senat belum mungkin dicapai tahun ini. Penerimaan oleh Senat, tahun ini atau tahun berikutnya, sebagian akan tergantung dari tekanan yang dihadapi para anggota parlemen itu di negara-negara bagian yang diwakilinya. Menarik dukungan dari anggota Demokrat yang moderat, bersama sedikitnya beberapa dari sedikit anggota Republik berhaluan tengah, di beberapa dari negara-negara bagian itu dinilai sangat mendasar.

Banyak negara bagian di AS memang masih keberatan untuk menurunkan tingkat emisi karena menganggap akan mengganggu aktivitas ekonomi mereka, khususnya di banyak negara bagian penghasil batu bara, seperti West Virginia, Montana, dan Indiana.

Sementara itu, sebuah laporan baru mengenai dampak perubahan iklim terhadap garis pantai Australia yang membentang panjang memaksa warga Australia untuk memikirkan apa yang tidak pernah terpikirkannya, yaitu hidup menjauh dari pantai. Padahal tinggal dan kehidupan di pantai dianggap merupakan identitas nasional Australia. Sekitar 80 persen rakyat negara itu tinggal di sepanjang garis pantai.

Laporan yang disampaikan ke parlemen, Senin, menyebutkan, setelah melakukan penelitian selama 18 bulan, disarankan agar para pejabat mempertimbangkan kemungkinan melarang warga tinggal di wilayah-wilayah rentan di sepanjang pantai. Laporan komite lingkungan Pemerintah Australia itu memperingatkan, ribuan kilometer garis pantai Australia berada dalam bahaya akibat naiknya permukaan air laut.

Alan Stokes, Direktur Eksekutif Gugus Tugas Nasional Seachange, mengatakan, pelarangan pembangunan di sejumlah wilayah pantai diperlukan jika pemerintah ingin menghindari jatuhnya korban manusia dalam jumlah banyak akibat bencana alam, seperti tsunami.

Laporan itu memberikan 47 rekomendasi bahwa Australia bisa lebih siap menghadapi pengaruh perubahan iklim. Tidak disebutkan pemerintah harus memaksa rakyat untuk pindah lebih ke dalam menjauhi pantai. Akan tetapi, gugus tugas ini mengusulkan agar sebuah kelompok independen mendalami apakah pemerintah
harus melakukan pemaksaan tersebut.(AP/Reuters/OKI)

PERUBAHAN IKLIM: Minim, Kontribusi Negara Berkembang

Hasil survei Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim menunjukkan, jumlah ahli atau kontribusi riset tentang adaptasi dan mitigasi perubahan iklim negara-negara berkembang masih minim. Kondisi ini mengkhawatirkan mengingat dampak perubahan iklim paling nyata dihadapi negara miskin dan berkembang.

Dari total 430 anggota delegasi dari 140 negara dan lembaga penelitian yang tergabung dalam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) terungkap, sekitar 67 persen atau sedikitnya 288 ahli berasal dari negara maju. Mereka terlibat langsung dalam penelitian sekaligus menulis hasil penelitian dalam laporan berisi kajian tentang prediksi ilmiah, dampak adaptasi dan kerentanan, serta mitigasi perubahan iklim IPCC. Kajian serupa yang diterbitkan tahun 2007 silam mengantarkan lembaga itu menerima penghargaan Nobel Perdamaian.

Survei IPCC tentang asal negara para ahli dan kontribusi mereka itu dilakukan via e-mail melalui Focal Points IPCC, kementerian lingkungan hidup, atau departemen luar negeri para anggota IPCC di seluruh dunia pada 9-18 September 2009.

Dari sisi pembahas hasil laporan IPCC pun terungkap, mayoritas pembahas hasil laporan IPCC, yakni sekitar 80 persen, berasal dari negara maju. Selain itu, juga terungkap minimnya jumlah literatur tentang perubahan iklim, yakni mencapai sekitar 60 persen dari negara berkembang.

Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia Rachmat Witoelar, dalam pembukaan sidang IPCC di Nusa Dua, Bali, Senin lalu, telah mengingatkan kecenderungan itu. Ia mengajak peran serta yang lebih dari para anggota IPCC yang datang dari negara berkembang.

Skenario pulau tenggelam

Di tempat terpisah, pemerintah didesak supaya menyiapkan skenario perlindungan terhadap pulau-pulau kecil di Tanah Air dari dampak perubahan iklim. Skenario perlindungan dan pencegahan itu terutama terkait dengan kenaikan air laut yang terjadi akibat pemanasan global.

Desakan itu muncul dalam seminar ”Adaptasi terhadap Perubahan Iklim di Kepulauan dan Pesisir dalam Kerangka Pembangunan Berkelanjutan” di Sanur, Bali. Seminar diadakan oleh Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim, koalisi LSM di Bali yang berkiprah dalam perubahan iklim dan dihadiri perwakilan masyarakat pesisir di sejumlah daerah di Indonesia. (BEN)

TEKNOLOGI INFORMASI IBM: Informasi Tak Terolah Membuat Keputusan Lamban

Perkembangan teknologi semakin membuat masyarakat terjebak dalam kejenuhan informasi yang sedemikian banyak. Hal ini sering membuat proses pembuatan keputusan menjadi lamban. Bahkan, tujuan untuk mengurangi biaya produksi dengan pemakaian teknologi menjadi tidak tercapai.

”Pencarian data kini sangat mudah dengan teknologi internet. Masyarakat dibanjiri dengan informasi, tetapi belum tentu semua itu berguna bagi masyarakat. Sekarang ini yang menjadi permasalahan adalah bagaimana membuat informasi menjadi bernilai dan tepercaya sehingga memudahkan kita untuk mengambil keputusan,” kata Dr Ambuj Goyal, General Manager Business Analytics and Process Optimization Customer Panel IBM, di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Selasa (27/10). Pernyataan Goyal disampaikan dalam pembukaan forum IBM Information On Demand 2009 yang dihadiri sekitar 7.000 peserta dari 60 negara.

Menurut Goyal, saat ini ada begitu banyak peluang pemanfaatan informasi sebagai pengendali strategis dalam melakukan inovasi, optimisasi bisnis, dan diferensiasi cara bersaing. ”Dengan mengolah informasi menjadi wawasan, perusahaan bisa bertahan dan berkembang serta menciptakan perusahaan yang lebih cerdas, industri dan infrastruktur yang lebih cerdas, dan pada akhirnya planet yang akan lebih cerdas,” ungkap Goyal yang bergabung dengan IBM sejak 1982.

Planet yang lebih cerdas

Gagasan planet yang lebih cerdas (smarter planet) beberapa tahun terakhir digaungkan IBM. ”Dengan perkembangan instrumentasi teknologi yang sangat pesat, antara lain ditandai dengan jumlah telepon seluler yang kini mencapai 4 miliar, pengguna internet yang sudah berada di angka 2 miliar, seharusnya manusia yang hidup di bumi ini bisa lebih cerdas,” kata Goyal.

Acara tahunan IBM yang berlangsung 25-29 Oktober itu juga diisi berbagai pameran yang menampilkan jasa dan produk baru perusahaan teknologi informasi dari seluruh dunia. Yang menarik, konferensi juga menampilkan motivator internasional Malcolm Gladwel. Ia mempunyai keunggulan mampu memunculkan gagasan baru dari ilmu-ilmu sosial dan menjadikan hal itu sesuatu yang gampang dipahami secara praktis dalam dunia bisnis. Malcolm juga menulis buku inspiratif yang semuanya merupakan best seller internasional.

Awal tahun ini IBM mengumumkan telah berhasil memecahkan rekor paten di Amerika Serikat. Sepanjang tahun 2008 perusahaan yang didirikan pada tahun 1896 di New York itu mampu menghasilkan 4.186 penemuan. Saat ini IBM tak hanya bergerak dalam bidang pembuatan perangkat keras, tetapi juga pengembangan peranti lunak, riset teknologi, dan yang terakhir serta justru menjadi pemasok pendapatan terbesar adalah konsultan penerapan teknologi informasi.

(Bambang Sigap Sumantri, dari Las Vegas, AS)

Rabu, 28 Oktober 2009 | 03:34 WIB

TEKNOLOGI NAVIGASI: Cara Mencari Arah Kiblat

Arah kiblat menjadi prasyarat menjalankan ibadah shalat. Di mana pun umat Islam menjalankan ritual keagamaan itu, mereka harus berkiblat ke Kabah di Mekkah. Penentuan arah kiblat tentu tak masalah bagi mereka yang berada di dekat Kabah. Bagaimana memastikannya jika berada jauh dari tempat suci itu?

Beberapa waktu lalu di internet muncul tulisan Usep Fathudin, mantan Staf Khusus Menteri Agama, yang mengungkap beragam arah kiblat masjid-masjid di Jakarta. Kesahihan kiblat suatu masjid, menurutnya, perlu dicapai sebelum masjid dibangun. Hal itu karena pergeseran 1 sentimeter saja bisa berarti 100 kilometer penyimpangan jaraknya.

Meskipun begitu, menurutnya, akurasi arah kiblat 100 persen memang tidak diwajibkan dalam shalat, seperti tersebut dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 144, yang memerintahkan untuk shalat ke arah kiblat. ”Kata-kata ’ke arah’ ditafsirkan sebagai usaha maksimal mengarahkan shalat kita ke Kabah di Mekkah,” urainya.

Walaupun begitu, upaya untuk mendekati ketepatan arah ke kiblat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Usep menyebutkan, penentuan arah kiblat Masjid Al Mukhlishun di Griya Depok Asri, Depok Tengah, yang berdiri tahun 2001, menggunakan suatu kompas kecil berbahasa Inggris, dengan tulisan Latin dan Arab.

Pada alat penunjuk arah itu tertulis bahwa untuk Jakarta dan sebagian besar kota di Indonesia, arah utara jarum kompas harus menunjuk angka 9 sebagai arah kiblat.

Kenyataannya, survei arah kiblat yang dilakukannya di berbagai masjid besar di Jakarta memperlihatkan, kompas yang digunakannya menunjuk arah yang berbeda-beda di tiap tempat ibadah itu, berkisar dari 7,5, hingga 9.

Penentuan arah kiblat yang dipakai umumnya mengacu pada arah utara geografis sebenarnya, yang memakai arah kompas atau jarum magnetik yang disebut ”pencari arah Kabah”. Arah jarum magnetik di kompas mengarah berdasarkan kutub magnetik Bumi di kutub utara.

Ternyata arah utara magnetik Bumi itu berbeda di tiap kota dari waktu ke waktu. Hal ini dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Penelitian menunjukkan arah utara magnetik terus bergeser sekitar 4,8 kilometer per tahun. Pada tahun 2005 pergeserannya mencapai 800 kilometer dari kutub utara sebenarnya. Pada 2050 diperkirakan utara magnetik Bumi mendekati Siberia.

Qibla Locator

Penggunaan kompas sebagai penunjuk arah kiblat belakangan memang dianggap kurang akurat. Belakangan diperkenalkan peranti lunak Qibla Locator yang termuat dalam situs web http://www.qiblalocator.com.

Qibla Locator atau penunjuk arah kiblat antara lain dirancang oleh Ibn Mas’ud dengan menggunakan peranti lunak aplikasi Google Maps API v2, sejak tahun 2006. Pengembangan tampilan dan aplikasinya kemudian melibatkan Hamed Zarrabi Zadeh dari Universitas Waterloo di Ontario, Kanada.

Pada Qibla Locator versi Beta seri 0.8.7 itu dilengkapi dengan geocoding dari Yahoo, pengontrol arah pada citra peta, dan indikator tingkat pembesaran. Hingga September 2007 dihasilkan empat versi Beta dengan beberapa aplikasi tambahan, Geocoder, dan tampilan jarak.

Dengan Qibla Locator yang berbasis Google Earth ini dapat diketahui arah kiblat dari mana pun kita berada. Untuk mengetahuinya, di bagian atas situs itu ada kotak untuk memasukkan lokasi, alamat atau nama jalan, kode pos, dan negara atau garis lintang dan garis bujur.

Maka di sisi kanan gambar peta akan muncul besaran arah kiblat atau kabah dan jaraknya dari posisi lokasi yang kita masukkan. Peranti lunak ini, menurut Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sangat membantu guna mengecek arah kiblat secara akurat. ”Ini bisa untuk koreksi massal masjid-masjid di Indonesia,” katanya.

Bayangan matahari

Thomas, pakar astronomi dan astrofisika, mengemukakan bahwa ada penentuan arah kiblat yang menggunakan bayangan Matahari. Sekitar tanggal 26-30 Mei pukul 16.18 WIB dan 13-17 Juli pukul 16.27 WIB Matahari tepat berada di atas kota
Mekkah.

Pada saat itu Matahari yang tampak dari semua penjuru Bumi dapat dijadikan penunjuk lokasi Kabah. Begitu pula bayangan benda tegak pada waktu itu juga dapat menjadi menentu arah ke kiblat.

Selain itu untuk daerah yang tidak mengalami siang, sama dengan Mekkah, waktu yang digunakan adalah saat Matahari di atas titik yang diametral dengan Mekkah. Waktu yang dapat dijadikan patokan penunjuk kiblat untuk wilayah tersebut adalah Matahari pada tanggal 12 hingga 16 Januari pukul 04.30 WIB dan 27 November hingga 1 Desember pukul 04.09 WIB.

Cara ini menurutnya paling mudah untuk mengoreksi arah kiblat, termasuk untuk garis saf di dalam masjid. Begitu mudah sehingga orang awam pun dapat melakukannya.

Rabu, 28 Oktober 2009 | 03:34 WIB

Penulis: Yuni Ikawati

TAMAN LAUT: Terumbu Karang Takabonerate Telah Mati

Ekspedisi Takabonerate 2009 pada Sabtu-Minggu (25/10) malam menyimpulkan bahwa terumbu karang di sejumlah titik penyelaman Taman Nasional Laut Takabonerate, Sulawesi Selatan, umumnya telah mati akibat penggunaan bom ikan. Pendataan Balai Taman Nasional Laut Takabonerate pada tahun 2009 juga memperkirakan, luasan kondisi dan luasan terumbu karang lima tahun terakhir ini berkurang.

Survei tahun 2004 menunjukkan, tutupan terumbu karang di Takabonerate masih sekitar 78 persen. Namun, hasil sementara survei tahun 2009 menunjukkan, tutupan terumbu karang di kawasan itu tinggal 60-70 persen.

Ratusan penyelam peserta ekspedisi diberi waktu sekitar tiga jam untuk melakukan penyelaman di perairan Takabonerate. Waktu penyelaman tak sebanding dengan waktu tempuh pelayaran dari Benteng, ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar, menuju Takabonerate, lebih dari enam jam.

Salah satu penyelam, Kapten Jhonny Silalahi (45), menuturkan, tutupan terumbu karang di lokasi penyelaman pertama sudah jarang.

”Masih ada terumbu karang yang hidup, tetapi kerapatannya jarang. Di lokasi penyelaman kedua banyak karang mati karena bom ikan. Itu terlihat dari banyak karang berukuran besar yang roboh dan pecah. Kerusakan itu membuat penyelam sulit mendapatkan pemandangan bawah laut yang indah,” kata Silalahi di KRI Makassar, Minggu malam.

Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Laut Takabonerate, Ahmadi, menjelaskan, terumbu karang rusak karena proses alam dan ulah manusia.

Takabonerate memiliki potensi besar dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, mengingat daerah itu adalah kawasan konservasi dengan karang atol terbesar ketiga di dunia.

Data situs Departemen Kehutanan menunjukkan, sedikitnya ditemukan 261 jenis terumbu karang dari 17 famili. Sejumlah 15 pulau gosong karang di taman nasional itu dikitari titik penyelaman yang memikat. (row)

SAMPAH KOTA: Konsep Daur Ulang Segera Diterapkan

Tiga investor bersama lembaga Japan International Cooperation Agency menawarkan kerja sama pengelolaan sampah kepada Pemerintah Kota Palembang. Melalui kerja sama ini akan diterapkan sistem manajerial sampah perkotaan, mulai dari pembenahan perilaku masyarakat, pemilahan sampah organik-nonorganik, standardisasi tempat pembuangan, sampai penerapan sistem daur ulang sampah untuk mengurangi volume sampah.

Demikian disampaikan Asisten II Pemerintah Kota Palembang Apriadi S Busri, Senin (26/10), di Palembang. Dia mengatakan, mengacu pada data Badan Lingkungan Hidup Kota Palembang, volume sampah yang dihasilkan penghuni kota ini rata-rata mencapai 2.500 ton setiap hari.

Akibat cukup tingginya volume sampah harian tersebut, kapasitas tempat pembuangan akhir saat ini sudah mencapai sekitar 60 persen.

”Jika Kota Palembang tidak dilengkapi dengan sistem manajerial yang baik dalam hal pengelolaan sampah perkotaan, maka beberapa tahun lagi sampah akan menjadi persoalan yang serius di Palembang,” kata Apriadi.

Menurut Apriadi S Busri, persoalan penanganan sampah perkotaan ini akan segera terjawab dalam waktu dekat. Hal ini mempertimbangkan bahwa beberapa waktu lalu ada tiga konsultan dari Jepang yang menawarkan sistem pengelolaan sampah perkotaan terpadu kepada Pemerintah Kota Palembang.

Ketiganya meliputi Yachiyo Engineering Co Ltd (bergerak di bidang teknik dan arsitektur kota), Negoro Otsuki Chief Engineering International Department, dan Noboru Seiki Environment Planning Section Environment System Department International Division.

”Ketiganya merupakan mitra sebuah lembaga internasional yang fokus pada kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat perkotaan bernama Japan International Cooperation Agency atau biasa disebut JICA,” katanya.

Nilai tambah

Keterlibatan tiga mitra JICA ini tidak hanya pada persoalan manajerial sampah kota saja, tetapi juga mencakup nilai tambah dari sampah. Salah satunya terkait memberdayakan masyarakat, terutama para pengelola sampah, agar bisa mengelola sampah organik hingga menjadi pupuk kompos.

”Kalau sistem ini terwujud, tidak hanya pemerintah saja yang untung, tetapi juga warga karena ada nilai tambah yang dihasilkan,” katanya. (ONI)

KELISTRIKAN: Pemanfaatan Energi Panas Bumi Ditingkatkan

Pemerintah tengah menyusun draf peraturan presiden tentang proyek 10.000 megawatt tahap II. Dalam aturan itu, komposisi pemakaian energi alternatif panas bumi untuk pembangkit listrik akan ditingkatkan.

”Perpresnya disiapkan untuk segera ditandatangani Presiden,” kata Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) J Purwono, Senin (26/10) di Jakarta.

Draf peraturan presiden itu sudah disampaikan ke Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian. Menko Perekonomian akan membahas finalisasi keppres itu untuk kemudian diserahkan ke Sekretariat Negara.

Dalam draf perpres itu, komposisi untuk energi panas bumi akan dimaksimalkan. Sejumlah pembangkit yang rencananya menggunakan batu bara akan beralih menjadi memakai energi panas bumi.

Untuk pembangunan proyek percepatan 10.000 megawatt tahap II, Perusahaan Listrik Negara sudah mengidentifikasi
proyek untuk PLN dan proyek untuk swasta. Jadi, PLN membeli listrik dan jaminan dari pemerintah jika swasta yang membangun.

”Porsi untuk PLN cukup banyak. Presiden juga tidak menyebut angka dan panas bumi yang menyerap cukup banyak,” tambah Purwono. Departemen ESDM juga mengusulkan harga panas bumi diatur perpres.

Menurut data sementara, proyek 10.000 MW tahap II sebagian besar memakai energi baru dan terbarukan, yaitu panas bumi 4.733 MW (48 persen), dan tenaga air 1.174 MW (12 persen). Adapun sisanya memakai batu bara dan gas.

Terkait pendanaan, Bank BNI siap mengucurkan kredit untuk infrastruktur listrik. Pada tahun 2009, dari alokasi dana Rp 10 triliun, dana yang terserap hanya Rp 4 triliun.

Menurut Direktur Utama Bank BNI Gatot Soewondo, sisa alokasi kredit akan dialihkan untuk mendanai proyek kelistrikan tahun depan.

Sementara itu, Manajer Komunikasi Perusahaan PLN Ario Subijoko dalam siaran pers menyatakan, interkoneksi sistem kelistrikan antara Sumatera dan Semenanjung Malaysia akan terwujud tahun 2015.

Interkoneksi itu mampu menyalurkan daya 600 MW dan bertujuan saling mendukung pemenuhan kebutuhan listrik saat beban puncak. (EVY)

Wednesday, October 21, 2009

Indonesia: Selamatkan Lingkungan dengan Utang

Kebijakan pemerintah Indonesia terhadap penyelamatan lingkungan atas perubahan iklim ternyata malah menambah beban hutang negara hingga ratusan juta dollar.

"Umtuk mengatasi perubahan iklim, pemerintah Indonesia telah berhutang pinjaman pada pemerintah Perancis sebesar 500 juta dollar, 300 juta dollar dari pemerintah Jepang, ditambah 400 juta dollar yang segera menyusul di tahun 2010," kata Ketua Koalisi Anti Utang (KAU), Yuyun Harmono di Jakarta, Selasa (20/10) sore tadi.

Untuk itu, pemerintah diharapkan tidak lagi mencari untuk perubahan iklim dengan menambah beban utang negara.

Ditambahkan Yuyun, utang tersebut rencananya digunakan untuk mengembangkan kehidupan masyarakat di sektor pertanian dan kelautan, dengan membangun model irigasi pertanian guna menghindari pola bercocok tanam yang kerapkali berubah akibat daripada perubahan iklim.

"Perubahan iklim saja sudah jadi masalah bagi petani dan nelayan. Jadi jangan tambah beban masyarakat kecil dengan utang yang demikian besar" tutur Yuyun.

Langkah sesat pemerintah mengajukan utang bilateral untuk perubahan iklim yang demikian besar tersebut menunjukkan ketidakseriusan pemerintah. Hal ini terbukti dengan tidak adanya tindakan konkrit untuk keselamatan lingkungan, atas ekstrimnya perubahan iklim saat ini.

Perubahan iklim begitu dirasakan masyarakat pesisir pantai, karena mereka tidak lagi bisa melaut akibat naiknya gelombang. Untuk petani, musim kemarau yang panjang membuat musim panen gagal dan pola bercocok tanampun ikut berubah.

"Sayangnya, pinjaman luar negeri hingga ratusan juta dollar itu tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan." kata Berry Nahdian Furqan, Direktur Eksekutif Walhi, di Jakarta, Selasa (20/10) sore.

Selasa, 20 Oktober 2009 | 20:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-  http://sains.kompas.com/read/xml/2009/10/20/20494575/selamatkan.lingkungan.kok.dengan.utang

Hutan Kita, Masa Depan Dunia


Pertemuan Para Pihak atau COP ke-15 di Kopenhagen, Denmark, membahas masa depan penanganan perubahan iklim di bawah protokol baru akan berlangsung dua bulan lagi. Sebagai negara dengan hutan terluas kedua setelah Brasil, Indonesia harus dapat menarik manfaat dari pertemuan ini. Ket.Foto:Anak-anak bermain di hutan yang masih tersisa di Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Sudah saatnya Indonesia membangun sektor kehutanan yang berorientasi lingkungan dan pro rakyat.

Setidaknya, Indonesia bisa menggalang dukungan internasional membangun sektor kehutanan yang pro kesejahteraan rakyat dan lingkungan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pelantikan di Jakarta, Selasa (20/10), menegaskan keseriusan soal perubahan iklim. Presiden menyatakan, siap bekerja sama dengan negara lain, baik bilateral maupun multilateral, terkait isu perubahan iklim.

Pernyataan ini menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon sampai 26 persen tahun 2020 yang disampaikan pada pertemuan G-20 di Pittsburg, AS, beberapa waktu lalu.

Perhatian internasional pada hutan kita memang tak terelakkan. Hutan Indonesia kini terluas kedua di dunia. Dari 126,8 juta hektar hutan, 23,2 juta ha adalah hutan konversi, 32,4 juta ha hutan lindung, 21,6 juta ha hutan produksi terbatas (HPT), 35,6 juta ha hutan produksi, dan 14 juta ha hutan produksi konversi (HPK).

Dunia khawatir melihat hutan kita yang rusak dengan cepat. Pemerintah mengklaim laju kerusakan hutan berkurang dari 2,3 juta ha per tahun periode 1997-2000 menjadi 1,08 juta ha per tahun periode 2000-2006.

Selama lima tahun terakhir, pemerintah berupaya menggenjot pembangunan hutan tanaman. Investor swasta dan masyarakat di sekitar hutan didorong membangun hutan tanaman. Mereka dapat menanam jati, sengon, dan mahoni yang diminati industri kayu olahan dan mebel atau kayu akasia yang pasti diserap industri pulp dan kertas berapa pun jumlahnya.

Pengembangan hutan tanaman mutlak menjadi kebutuhan karena tekanan kampanye negatif terhadap produk kehutanan Indonesia yang menguat. Berbagai produk kehutanan kita mulai kayu lapis, kayu gergajian, bubur kertas, sampai kertas, masih saja menghadapi tekanan pasar internasional.

Berbagai tekanan ini sempat menghancurkan industri kehutanan domestik. Tentu tidak sedikit perusahaan yang kolaps akibat harga produk kayu lapis atau kayu gergajian yang hancur dihantam kampanye negatif.

Data Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), utilisasi industri kayu lapis nasional tahun 2009 diperkirakan tinggal 20 persen. Isu pembalakan liar, kayu ilegal, dan biaya ekonomi tinggi membuat daya saing produk Indonesia hancur di pasaran global. Kondisi ini kian parah dengan kampanye negatif produk kayu lapis Indonesia mengandung kayu ilegal.

Produksi kayu lapis tahun 2008 masih 3 juta meter kubik dengan tingkat utilisasi industri 30 persen. Tingkat utilisasi menggambarkan kapasitas produksi terpakai dari 100 persen yang ada. Ini berarti, tahun 2008, kapasitas produksi kayu lapis adalah 10 juta meter kubik. Volume produksi akan merosot menjadi 2 juta meter kubik akibat kolapsnya industri panel kayu di luar negeri.

Tantangan industri kehutanan nasional kini semakin berat. Dari 130 produsen kayu lapis hanya 40 pabrik yang masih beroperasi. Tahun 2009 diprediksi anjlok menjadi 20 unit.

Tantangan pasar

Walaupun industri kehutanan nasional mulai memakai bahan baku hutan alam dan hutan tanaman secara seimbang, banyak negara lain memberikan hambatan bukan tarif untuk produk kita. Seperti halnya di Amerika Serikat, muncul tuduhan dumping atas produk kertas berlapis asal Indonesia dan lain-lain.

Indonesia dituduh memproduksi kertas menggunakan bahan baku murah karena memanfaatkan kayu hasil pembersihan lahan dalam proses penyiapan areal hutan tanaman. Belum lagi tantangan lain yang lebih berat seiring pemberlakuan Lacey Act oleh AS. Lacey Act memberikan sanksi berat terhadap praktik perusakan hutan. Mereka yang terbukti melanggar dapat ditangkap dan diproses hukum di AS.

Untuk itu, pemerintah harus mampu meramu kebijakan ekonomi dan lingkungan kehutanan sehingga dapat memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang tersedia. Lobi pun harus diperkuat agar mereka tidak
hanya menentang pembangunan yang memanfaatkan kehutanan, tetapi juga harus berperan
aktif.

Sampai saat ini, baru Pangeran Charles dari Inggris yang berperan aktif membangun hutan Indonesia lewat proyek restorasi Hutan Harapan di Jambi. Pangeran Charles tengah menyusun formula untuk menghitung nilai hutan alam di Jambi untuk kemudian dijual dalam bentuk Prince Charles Bond.

Perusahaan atau negara-negara penghasil emisi yang masuk dalam Annex I, seperti Jepang dan AS diharapkan membeli surat berharga itu sebagai bentuk kontribusi mereka dalam mengurangi produksi emisinya. Hasil penjualan surat berharga itu kemudian akan dipakai untuk merestorasi hutan alam dengan tumbuhan alami sehingga kembali menjadi lestari.

Upaya Pangeran Charles mempromosikan agar dunia internasional mendukung restorasi hutan alam seluas 101.000 hektar di Jambi dan Sumatera Selatan bekas eksploitasi hutan alam oleh investor merupakan bukti nyata keberpihakan internasional. Setidaknya, mereka menyadari masa depan dunia kini ada di Indonesia.

Rabu, 21 Oktober 2009 | 03:53 WIB
Penulis: Hamzirwan
Source: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/21/03532015/hutan.kita.masa.depan.dunia

Membangun Rumah, Menahan Gempa


Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (30/9) sore, dan 7,0 SR di Jambi pada Kamis (1/10) pagi harusnya menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Bukan apa-apa, gempa itu telah merusakkan segalanya. Hanya dalam tempo sekejap, keindahan ranah Minang itu meredup.

Lebih dari 800 orang tewas, ribuan terluka, dan ribuan rumah ambruk, rata dengan tanah. Total kerugian ditaksir lebih dari Rp 2 triliun. Daerah dengan dampak terbesar adalah Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat.

Menurut pengamatan penulis setelah melihat langsung ke berbagai lokasi, konstruksi mayoritas rumah yang rusak ternyata tidak memenuhi syarat teknis (non-engineered housing).

Hancurnya rumah disebabkan beberapa hal. Di antaranya, konfigurasi rumah. Ketidakteraturan denah mengakibatkan gaya puntir dan konsentrasi tegangan sehingga menghancurkan bagian bangunan.

Selain itu, rumah yang roboh itu tidak memiliki kolom praktis, balok keliling (ring balk), dan sloof. Tanpa hal-hal itu, rumah mudah roboh atau ambles. Kalaupun ada, ukurannya tidak memenuhi syarat.

Ketidaksempurnaan sambungan mengakibatkan elemen-elemen struktur tidak terikat baik. Mutu material, seperti bata, kayu, pasir, dan bahan beton yang rendah, juga berdampak pada kualitas bangunan.

Jika kualitas pekerjaannya buruk—adukan beton salah, campuran adukan salah, penyusunan bata sembarangan, detail pembesian salah, sambungan kayu atau beton buruk, pengangkeran (anchoring) buruk, dan lain sebagainya, rumah gampang roboh. Kurangnya pemeliharaan juga memperlemah kekuatan bangunan.

Rumah ramah bencana

Berdasarkan fenomena tersebut, sudah saatnya kita berbenah. 

Departemen Kelautan dan Perikanan telah menginisiasi pembangunan rumah ramah bencana sejak 2006. Sampai 2008 telah dibangun sekitar 497 rumah di 18 kabupaten/kota. Rumah-rumah itu telah terbukti ampuh dan tetap kokoh berdiri walaupun digoyang gempa. Di Kota Pariaman dan Kabupaten Agam, misalnya, semua rumah itu mampu bertahan.

Demikian juga rumah ramah bencana yang dibangun di Kabupaten Pesisir Selatan. Rumah- rumah itu tahan terhadap gempa Bengkulu 7,4 SR, Rabu (12/9), dua tahun lalu.

Pada tahun 2009 sedang dibangun 2.236 unit rumah nelayan ramah bencana di 55 kabupaten/kota. Di Kabupaten Agam, dari 50 rumah yang sedang dibangun, 14 rumah dindingnya roboh digoyang gempa Padang Pariaman. Pasalnya, dinding baru dikerjakan setinggi 1 meter dan kondisinya masih basah. Kolom praktis belum dicor sehingga belum ada ikatan yang baik antara dinding dan kolom praktis.

Ada dua tipe rumah yang dikembangkan, yakni nonpanggung dan panggung. Bagi daerah di luar rayapan tsunami, rumah berbentuk nonpanggung. Adapun kawasan yang rawan tsunami dengan kedalaman genangan tsunami kurang dari 3 m dibuat rumah panggung.

Dibentuk panggung agar tsunami dapat leluasa lewat sehingga mengurangi beban horizontal pada struktur. Di hari biasa, lantai bawah dapat digunakan untuk santai, parkir, kios, memperbaiki jaring, menimbang ikan, dan lain sebagainya. Lantai-lantai di atasnya bisa dipakai untuk mengungsi saat tsunami.

Denah bangunan sederhana, simetris, satu kesatuan, dan seragam. Ukuran rumah rata-rata 27,5 meter persegi. Arah bangunan dibuat sedapat mungkin sejajar dengan arah penjalaran gelombang tsunami atau tegak lurus garis pantai agar tekanan air ke bangunan lebih kecil.

Sloof dipasang di atas seluruh panjang fondasi untuk mendukung dan meratakan beban tembok di atasnya dan meneruskannya ke fondasi di bawahnya. Sloof juga berfungsi mencegah naiknya air dari bawah ke atas tembok. Khusus untuk rumah panggung, sloof dipasang untuk menghubungkan tiap-tiang panggung dan dapat berfungsi sebagai lateral bracing (penguat horizontal) terhadap hantaman tsunami.

Kolom praktis dibuat untuk menguatkan tembok dan tiang pendukung, dipasang. Jarak maksimum 3 meter, pada pasangan tembok lurus dan pertemuan-pertemuan tembok. Balok keliling fungsinya untuk meratakan beban kuda-kuda dan rangka atap, rangka plafon ke dinding, atau kolom bawahnya.

Struktur rumah panggung diperhitungkan guna mengatasi benturan benda keras akibat kapal atau benda lain yang terlempar ke pantai. Tiang rumah panggung sebaiknya dari beton dan berbentuk silinder—agar bidang sentuhan dan benturan dengan puing yang hanyut sekecil mungkin.

Fondasi rumah panggung berbentuk telapak (foot plate) dan terhubung kuat dengan sloof dan tiang rumah. Fondasi diletakkan 1,5 meter di bawah permukaan tanah agar ketahanannya lebih baik, guna me- nahan gerusan akibat arus air deras. Tsunami dapat menggerus tanah hingga sedalam 1,5 meter.

Pola Bantul dan Klaten

Untuk membangun rumah tahan gempa dan tsunami secara efisien dan efektif, kita layak meniru kegiatan rekonstruksi rumah akibat gempa di Bantul dan Klaten, model Java Reconstruction Fund (JRF).

Sekitar 6.080 rumah tahan gempa dibuat JRF tanpa tender. Kontraktor tak dilibatkan. Masyarakat melaksanakan dan mengawasi pembangunan rumahnya secara langsung.

Setiap kepala keluarga yang rumahnya roboh atau rusak berat mendapat bantuan Rp 20 juta untuk membuat rumah tahan gempa 21 m-27 m. Sebagian dari mereka mengeluarkan uang pribadi untuk tambahan agar rumah lebih cantik dan elok.

Agar proses pembangunan berjalan sesuai standar rumah tahan gempa, mereka didampingi konsultan. Konsultan pendamping mengawasi pelaksanaan pembangunan rumah, mulai dari mutu material bangunan sampai teknik-teknik pembuatan rumah. Konsultan digaji JRF.

Kini, para korban itu sudah menikmati rumah-rumah tahan gempa tersebut. Hidup mereka jauh lebih tenang. Lebih dari itu, tak ada uang bantuan yang bocor karena berbagai hal.

SUBANDONO DIPOSAPTONO Penulis buku Hidup Akrab dengan GEMPA dan TSUNAMI
 
Selasa, 20 Oktober 2009 | 17:03 WIB
KOMPAS.com -  http://properti.kompas.com/read/xml/2009/10/20/17033787/membangun.rumah.menahan.gempa

Monday, October 19, 2009

BTDC Melakukan Pemulihan Terumbu Karang


Adanya kesadaran terhadap kondisi terumbu karang, Bali Tourism Development Corporation (BTDC), sebagai pengelola kawasan resor Nusa Dua, melakukan inisiatif pemulihan ekosistem terumbu karang di perairan pantai setempat.

"Pemulihan ekosistem terumbu karang yang telah terdegradasi itu dilakukan lewat program restorasi di lokasi terumbu karang pesisir Nusa Dua," kata pimpinan proyek, Pariama Hutasoit di Denpasar, Sabtu (17/10).

Kegiatan restorasi sebenarnya telah diawali dengan penelitian struktur ekologi komunitas karang dan ikan karang di kawasan pesisir Nusa Dua, sejak awal Juli 2009.

Kemudian dilanjutkan kegiatan restorasi karang dengan membuat media karang buatan (artificial reef), yang didesain secara khusus menyesuaikan kondisi perairan Nusa Dua.

"Sebanyak 14 struktur artificial reef yang diberi nama Submarine Reef, telah ditempatkan di lokasi terumbu yang rusak di Nusa Dua, pada 6 Oktober lalu. Dua struktur lagi akan ditempatkan 20 Oktober, bersamaan dengan kegiatan Nusa Dua Fiesta 2009," katanya.

Penggunaan terumbu karang buatan itu diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kompleksitas topografi secara cepat, substrat yang stabil bagi karang dan avertebrata lainnya, tempat penyelaman dan snorkeling alternatif untuk mengalihkan tekanan dari terumbu alami.

Penempatan media Fish Agregation Device diharapkan dapat menarik keberadaan ikan, sehingga secara langsung akan memperbanyak jenis-jenis ikan yang ada di kawasan terumbu karang Nusa Dua.

"Tujuan kami melakukan restorasi untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang yang telah terdegradasi. Ini adalah bentuk komitmen kami pada pelestarian lingkungan yang diharapkan didukung berbagai pihak, baik pengusaha, turis, nelayan, dan juga aparat keamanan pantai," komentar Direktur Utama BTDC, I Made Mandra.

Sementara Nyoman Sayun, ketua KUD Merta Segara Samuh, Nusa Dua mengatakan, kondisi terumbu karang Nusa Dua kini di bawah ancaman serius. Hal itu disebabkan masih terjadinya praktek perikanan merusak, seperti penggunaan pottasium sianida dan pembuangan jangkar ke karang, baik oleh kapal nelayan maupun kapal wisata.

Kondisi tersebut dikhawatirkan akan semakin merusak habitat terumbu karang Nusa Dua yang tinggal sedikit itu. "Kami sangat mendukung program ini dan berharap dengan adanya restorasi karang, praktek merusak tersebut tidak terjadi lagi," ucapnya.

Pihaknya telah lama memikirkan agar kawasan pesisir Nusa Dua dilindungi dengan payung hukum dan dibuatkan zonasi, sehingga keberadaan terumbu karang tetap terjaga.

Upaya perlindungan tersebut, selain untuk melindungi aset wisata bahari, juga akan dapat menjamin ketersediaan ikan bagi masyarakat pesisir Nusa Dua.

Hal itu mengingat di masa lalu habitat terumbu karang di Nusa Dua terdapat banyak ikan, dan nelayan lokal tidak perlu memancing di lokasi yang jauh.

"Namun sekarang, kondisinya sudah jauh berubah. Dulu saya bisa menangkap tongkol di Nusa Dua, tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ucap Sayun


SABTU, 17 OKTOBER 2009 | 14:14 WIB





LISTRIK: Proyek Penghasil Energi Terbarukan Perlu Insentif

Pemanfaatan energi terbarukan dalam penyediaan energi di Indonesia masih rendah. Padahal, itu bisa meningkatkan mutu lingkungan dan ikut mengurangi ketergantungan terhadap minyak mentah dan bahan bakar minyak yang ketersediaannya terus semakin turun.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Reformasi Pertambangan dan Energi Pri Agung Rakhmanto, Sabtu (17/10) di Jakarta, menyatakan perlu ada insentif bagi para investor dalam bidang energi terbarukan yang menggunakan teknologi efisien dan ramah lingkungan.

Data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan, pemanfaatan energi nonfosil jauh lebih kecil dibandingkan potensi yang ada.

Sampai tahun 2008, kapasitas terpasang energi nonfosil, seperti tenaga air baru 4,2 gigawatt (GW) dari sumber daya 75,62 GW atau baru termanfaatkan sebesar 0,5 persen.

Demikian juga dengan panas bumi. Dari total potensi 27.710 megawatt (MW) yang tersebar di beberapa wilayah, lapangan yang telah berproduksi, antara lain, adalah di Sibayak, Kamojang, Lahendong, Dieng, Wayang Windu, Darajat, dan Salak dengan total kapasitas 1.052 MW.

Adapun kapasitas lapangan yang dalam pengembangan sekitar 1.537 MW, sedangkan kapasitas yang akan ditenderkan 680 MW.

Rendahnya pemanfaatan energi terbarukan, antara lain, disebabkan tingginya investasi yang dibutuhkan sehingga biaya produksi energi dari nonfosil relatif mahal.

Sebagai perbandingan, biaya pokok produksi listrik dari bahan bakar minyak atau diesel Rp 1.600-Rp 1.800 per kilowatt hour (kWh), batu bara Rp 250-Rp 350 per kWh, gas Rp 350-Rp 450 per kWh, sedangkan panas bumi Rp 700-Rp 800 per kWh.

Direktur Divisi Transmisi dan Distribusi Siemens Indonesia Markus Strohmeier menyatakan, dukungan pemerintah terhadap pemanfaatan teknologi ramah lingkungan masih kurang.

Contohnya, pemerintah mematok harga sama untuk energi listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga batu bara ataupun pembangkit listrik tenaga angin dan panas bumi.

Padahal, biaya pokok produksi listrik dari tenaga angin dan panas bumi lebih mahal daripada BBM dan batu bara.

Tugas PLN

Dalam rencana strategis pemerintah 2010-2014 disebutkan, PT PLN ditugaskan melakukan diversifikasi energi primer untuk pembangkit tenaga listrik 10.000 MW tahap pertama.

Program 10.000 MW tahap kedua memberi porsi besar bagi kontribusi dari panas bumi, yaitu 4.733 MW yang akan mendorong pengembangan panas bumi.

Pri Agung menyatakan, insentif untuk proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan akan menjadi daya tarik para investor untuk menanamkan modalnya.

Menurut Pri Agung, insentif yang bisa diberikan, antara lain, adalah pemerintah menanggung sebagian biaya eksplorasi, memberi keringanan pajak untuk barang-barang impor atau penundaan pembayaran pajak, serta ada jaminan bahwa energi listrik yang dihasilkan akan dibeli PLN.

Pemanfaatan panas bumi ini akan dapat mendorong sisi hilir, yaitu untuk meningkatkan penyediaan listrik bagi rakyat.

”Dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, maka akan mengurangi konsumsi minyak mentah dan BBM,” ujar Pri Agung.

Di beberapa negara maju, seperti Belanda dan Jerman, pemanfaatan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan dengan energi terbarukan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. (EVY)

Ruang Hijau Tingkatkan Kesehatan

Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa hidup di sekitar ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kesehatan. Penelitian di Jurnal epidemiologi dan kesehatan masyarakat mengatakan, pengaruh ruang terbuka hijau terutama dapat mengurangi penyakit mental. Keuntungan kesehatan didapat paling banyak untuk mengurangi penyakit jika ruang terbuka hijau itu berada pada radius 1 kilometer dari rumah. Pengecualian untuk ini adalah kecemasan, penyakit infeksi sistem pencernaan, dan gejala-gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Keberadaan ruang terbuka hijau tetap memberi manfaat untuk mengurangi penyakit tersebut meskipun radius ruang terbuka hijau berkisar 3 kilometer dari tempat tinggal.(BBC/ELN)
Source:http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/19/03381852/kilas.iptek

Kutub Bakal Tak Punya Es

Para peneliti meramalkan Laut Artik (kutub) akan bebas es di musim panas dalam satu dekade mendatang. Setelah musim semi berlalu, para peneliti kembali mengukur ketebalan es sepanjang 450 kilometer dengan rute menyeberangi Laut Beaufort. Mereka menemukan sebagian besar es sangat tipis. Pemimpin ekspedisi dan pakar es lautan dari University of Cambridge, Peter Wadhams, mengatakan, pada musim semi tahun lalu rata-rata ketebalan es hanya 1,8 meter, menandakan usia lapisan itu sekitar satu tahun. Sementara, es yang sudah bertahun-tahun sekitar tiga meter. 

Tipisnya lapisan tersebut menjadi indikasi penting kondisi memprihatinkan es di Laut Artik. ”Secara sederhana, es tipis itu akan sekejap hilang pada musim es mulai meleleh,” ujarnya. Angin dan arus laut dapat pula memecah es yang tipis itu. Es yang terpecah dan mengapung bebas akan mudah terdorong ke wilayah perairan yang lebih hangat dan mencair. Catlin Arctic Survey dan kelompok konservasi internasional WWF mendukung penemuan tersebut. Situasi es di Artik tersebut sangat dipengaruhi iklim dan kondisi alam. Kondisi es di Laut Artik kerap pula dikaitkan dengan perubahan iklim dan pemanasan global. (National Geographic/ INE)

Saatnya Mengembangkan Energi Panas Bumi


Tak ada alasan untuk menunda pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Potensinya terbesar di dunia, kebutuhan listrik terus meningkat, UU Panas Bumi sudah ada, dan yang paling baru adalah pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di G-20 Summit Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Ket.Foto:Salah satu instalasi energi panas bumi di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (14/10). Energi panas bumi atau geotermal yang berkapasitas 60 megawatt (MW) tersebut telah terhubung dengan sistem jaringan interkoneksi Jawa-Bali-Madura.

Indonesia, menurut Presiden, secara sukarela menargetkan pengurangan emisi CO sebesar 26 persen hingga tahun 2020. Untuk itu, selain mengurangi penggundulan hutan dan pengalihan pemanfaatan lahan, Indonesia segera melakukan investasi pengembangan energi terbarukan, antara lain pemanfaatan sumber energi panas bumi.

Kita patut bersyukur memiliki aneka ragam sumber energi. Selain sumber energi fosil, posisi Indonesia yang berada di Pasifik ring of fire membuat Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi yang mencapai 28.000 MW. Potensinya tersebar di 265 lapangan di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, NTT, Maluku, dan sebagian Kalimantan.

Potensi sebesar itu merupakan 35 persen dari sumber panas bumi dunia. Jika bisa dimanfaatkan selama 30 tahun, maka itu setara dengan 12 miliar barrel minyak bumi untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Kenyataannya, hingga saat ini Indonesia baru bisa memanfaatkan sumber energi panas bumi sebesar 1.189 MW meski sudah sejak 26 tahun lalu mengembangkannya. Tertinggal oleh Filipina.

Tekan emisi, hemat devisa

Berdasarkan laporan Badan Energi Internasional (IEA), Indonesia berada di urutan ke-15 penyumbang emisi CO. Pada tahun 2004, produksi emisi gas rumah kaca atau CO Indonesia sebesar 360 juta ton. Kendati industri energi di dalam negeri bukan penyumbang utama, namun diversifikasi energi dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan akan menurunkan produksi CO.

Pengembangan sumber panas bumi sebesar 4.600 MW melalui program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap II menjadi taruhan janji Presiden dalam G-20. Jika berhasil dilaksanakan, maka sampai 2014 sumber energi panas bumi yang dimanfaatkan berjumlah 5.789 MW. Ini setara dengan pengurangan emisi CO sebesar 38 juta ton dari pengalihan pemanfaatan batu bara atau 25 juta ton dari penggantian pemakaian BBM.

Di sisi lain, pemanfaatan sumber panas bumi tadi juga setara dengan penghematan 88 juta barrel minyak bumi per tahun atau 13 juta ton per tahun penggunaan batu bara. Kajian Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), pemanfaatan sumber panas bumi hingga 5.796 MW bisa menyelamatkan penerimaan negara sebesar 4,5 miliar dollar AS per tahun dari penghematan BBM atau 1,5 miliar dollar AS per tahun dari penghematan batu bara.

Panas bumi merupakan sumber energi bersih lingkungan karena tidak memproduksi emisi CO. Selama kondisi geologi dan hidrologi terjaga keseimbangannya, pembentukan sumber energi panas bumi yang terkait dengan pembentukan magma gunung api pada ring of fire terus-menerus terjadi (sustainable). Selain itu juga tidak memerlukan kilang, pengangkutan, bongkar muat, dan bersifat lokal. Dengan demikian, seharusnya tidak tergantung pada fluktuasi harga energi fosil.

Sumber energi panas bumi juga tidak dapat diekspor sehingga hanya bisa dimanfaatkan untuk keperluan domestik atau lokal. Oleh sebab itu, pengembangan sumber energi panas bumi memiliki peran penting dalam diversifikasi energi atau mengurangi ketergantungan penggunaan minyak dan gas bumi serta membangun kemandirian energi lokal untuk membangun ketahanan energi nasional.

Tantangan dan dukungan

Pengembangan panas bumi masih membutuhkan dukungan semua pihak. Keberadaan UU Panas Bumi maupun berbagai peraturan yang ada belum mampu mewujudkan pemanfaatan sumber energi panas bumi secara maksimal. Berbagai hambatan dan tantangan masih membutuhkan keseriusan untuk dicarikan solusinya.

Berbeda dengan minyak bumi atau baru bara, karakteristik sumber energi panas bumi membuat pengembangan dan pengelolaannya tidak bisa mengikuti mekanisme pasar. Hukum permintaan dan penawaran tidak berlaku. Oleh sebab itu, peran pemerintah sangat diperlukan guna mengelola dan mengatur para pelaku industri pemanfaatan panas bumi.

Melalui peran pemerintah, kepentingan perusahaan penyalur listrik di hilir dan perusahaan pengembang sumber panas bumi (produksi uap/listrik) bisa dipertemukan. Bahkan sebaiknya pelayanan pengembangan panas bumi di hulu dan hilir dilakukan satu atap.

Pola satu atap ini diharapkan juga mengatasi hambatan pengembangan sumber energi panas bumi yang bersifat kedaerahan.

Pada daerah-daerah yang hanya memiliki sumber energi panas bumi, energi ini mendapat prioritas pertama untuk dikembangkan. Pemerintah ikut serta memikul risiko, terutama di sisi hulu, sehingga dapat mengurangi risiko bisnis pengusaha.

Potensi besar panas bumi di Indonesia juga merupakan tantangan bagi ilmuwan, akademisi, teknolog, maupun pengusaha nasional karena tidak semua negara beruntung memiliki sumber energi ini. Penguasaan teknologi pengembangan sumber energi panas bumi oleh pihak nasional menghasilkan nilai tambah industri, serta menumbuhkan kebanggaan karena menjadi tidak tergantung pada pihak asing.

Penulis: R Sukhyar, Kepala Badan Geologi, Departemen ESDM.
Jakarta, 19 Oktober 2009

Sunday, October 18, 2009

Target MDGs Sulit Tercapai

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Target pencapaian rencana pemberantasan kemiskinan global di bawah program PBB yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015 tersisa enam tahun. Namun, delapan target yang menjadi sasaran masih jauh dari harapan sehingga muncul kekhawatiran target-target itu akan sulit tercapai.

Khusus mengenai angka kemiskinan Indonesia, diharapkan berkurang hingga 7,5 persen pada tahun 2015. Namun, kenyataannya, pada tahun 2008 angka kemiskinan masih 15,64 persen.

Demikian terungkap dalam dialog ”Evaluasi Anggaran Pencapaian MDGs (Tujuan Pembangunan Milenium) dan Agenda Prioritas Pemerintah terhadap Pemenuhan Anggaran Pencapaian Target MDGs”, Kamis (15/10) di Jakarta.

”Kebijakan, perencanaan, dan anggaran sejak dulu memang tidak pernah nyambung sehingga akibatnya target tidak tercapai,” kata Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) Yuna Farhan.

Selain kemiskinan, tujuh target MDGs adalah jangkauan layanan pendidikan dasar, pengarusutamaan jender dan pemberdayaan perempuan, penurunan angka kematian anak balita, peningkatan kesehatan ibu, pemberantasan HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya, penanganan lingkungan berkelanjutan, serta kemitraan global untuk pembangunan.

Kedelapan target MDGs ini dikhawatirkan semakin tak tercapai jika kendala seperti bencana alam terus terjadi. Selain bencana alam, menurut Analis Kampanye dan Advokasi di United Nations Millenium Campaign Jakarta, Wilson Siahaan, perubahan iklim, krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan juga berpotensi jadi kendala utama.

Target sulit tercapai sebenarnya juga akibat kebijakan pemerintah yang tidak difokuskan pada MDGs. Yuna dan Wilson sepakat tidak optimalnya upaya pencapaian target MDGs adalah karena belum ada komitmen dan kontribusi bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, parlemen, media, dan swasta.

”Kita harus terus-menerus mengingatkan pemerintah untuk jangan lagi membuat komitmen tanpa memenuhi. Jika berkomitmen, penuhilah lalu terjemahkan menjadi kebijakan yang masuk akal,” kata Wilson. (LUK)

Jumat, 16 Oktober 2009 | 04:03 WIB

Jakarta, Kompas - http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/16/04030063/target.mdgs.sulit.tercapai

ENERGI SURYA: Potensi yang Tak Dimanfaatkan

Perumahan Alam Sutera dan pantai wisata Taman Impian Jaya Ancol adalah dua dari sekian banyak lokasi yang memiliki modul surya untuk membangkitkan listrik skala kecil. Potret dari kedua lokasi ini memberikan gambaran, meski sumber energi matahari berlimpah, ternyata pemanfaatannya masih tetap saja belum bisa optimal.

Di Alam Sutera, listrik sel surya dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan listrik rumah tangga. Di pantai Ancol listrik sel surya digunakan untuk lampu penerangan dermaga.

Produksi listrik dari sel surya ini memang jauh lebih mahal daripada membeli listrik dari PLN. Hal ini khususnya di Jawa, yang mengandalkan pembangkitan listrik dari tenaga air.

Tentu ada alasan menarik bagi pengelola perumahan dan tempat wisata tersebut untuk mencoba mengaplikasikan sel surya dan berusaha ingin terus mengembangkannya.

”Saat ini baru tiga unit untuk penerang dermaga,” kata General Manager PT Taman Impian Jaya Ancol Harwanto, Rabu (14/10).

Tahun-tahun berikutnya, menurut Harwanto, lampu penerang pantai wisata Ancol dengan sel surya akan terus diperbanyak. Selain untuk meraih keindahan estetika pantai, sekaligus edukasi bagi pengunjung.

Saat ini, dari tiga unit penerang dermaga, satu di antaranya dipadukan dengan pembangkit listrik tenaga angin. Di pinggir pantai itu angin juga berlimpah, meski pada jam-jam tertentu mati angin pula.

”Listrik yang diandalkan masih dari modul surya ini,” ujar Hudi Turoso, Kepala Bagian Listrik Taman Impian Jaya Ancol.

Secara terpisah, Manajer Perencanaan Perumahan Alam Sutera Mira Rani Naga mengatakan, saat ini sel surya baru diaplikasikan untuk satu kluster. Itu pun jumlah rumahnya masih bisa dihitung dengan jari.

Hal ini menunjukkan, minat masyarakat masih rendah. Di antaranya, karena harga sel surya dianggap masih mahal.

Perhitungan biaya untuk produksi listrik 1 wattpeak, dengan modul surya kualitas bagus, saat ini berkisar 4 dollar AS. Dengan kualitas rendah, bisa menjadi 3 dollar AS per wattpeak.

Hitungan 1 peak berdasarkan waktu mendapatkan sinar matahari. Di Indonesia rata-rata 1 peak diambil waktu 4,5 jam.

Tanpa baterai

Untuk menarik minat masyarakat terhadap aplikasi sel surya, ada yang mengupayakan dengan cara menghilangkan salah satu komponen penunjang operasional, yaitu baterai penyimpan arus listrik sel surya. Harga komponen tersebut bisa sebanding dengan pengadaan sel surya itu. Tanpa baterai, arus listrik dari sel surya masuk ke dalam jaringan PLN.

PT Azet Surya Lestari, salah satu perusahaan produsen sel surya fase ketiga, yang mencoba teknik itu. Perusahaan ini juga terus mendorong pemerintah menerbitkan regulasinya, yaitu supaya produksi listrik sel surya dari masyarakat bisa on grid connected atau terintegrasi dengan jaringan PLN.

Mekanismenya nanti dengan dua sistem meteran. Satu meteran untuk penghitungan listrik PLN yang masuk ke rumah. Meteran yang lain untuk penghitungan listrik sel surya yang masuk ke jaringan PLN.

Penerapan ini disertai dengan perangsang pendapatan bagi yang menerapkan sel surya. Harga listrik dari sel surya agar dibeli dengan tarif lebih tinggi daripada listrik PLN. Ini dikenal dengan tarif hijau atau green tariff dalam periode waktu yang diperhitungkan.

”Regulasi itu bisa memangkas investasi awal bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan sel surya. Pihak PLN juga diuntungkan karena tidak perlu lagi menanamkan investasinya untuk membuat pembangkit-pembangkit listrik baru,” kata Presiden Direktur PT Azet Surya Lestari Abdul Kholik.

Dia mencontohkan, sel surya berkapasitas 50 kilowattpeak (KWp) dapat dipasang on grid connected di lantai teratas Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi.

”Baru saja saya analisis harga listrik dari sel surya ini menjadi 0,1 dollar AS per kilowattjam (KWh), hampir sama dengan listrik PLN,” ujar Kholik.

Jika dengan investasi baterai, biaya produksi listrik menjadi dua kali lipat. Tingkat kemahalan sel surya masih bisa ditekan lagi, seandainya tidak lagi bergantung pada impor. PT Azet Surya Lestari menjadi produsen sel surya fase ketiga, artinya sebatas merakit sel surya menjadi modul surya.

Jumat, 16 Oktober 2009 | 03:55 WIB

Oleh Nawa Tunggal

PEMERINGKATAN PERUSAHAAN: Keberpihakan terhadap Lingkungan Diuji

Keberpihakan negara melindungi jasa dan fungsi lingkungan diuji menyusul hasil pemeringkatan kinerja 627 perusahaan yang dikeluarkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kamis (15/10). Hasilnya, sebanyak 56 perusahaan masuk kategori hitam, yang dikategorikan secara sengaja tidak mengelola lingkungan dengan baik serta mencemari lingkungan dengan parameter baku mutu udara, air, serta limbah bahan berbahaya dan beracun.

Sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) yang disahkan 9 September 2009 lalu, setiap orang yang sengaja berbuat melampaui baku mutu udara, air, dan kriteria baku kerusakan lingkungan diancam pidana penjara minimal tiga tahun atau denda minimal Rp 5 miliar.

”Filosofi program pemeringkatan ini adalah pembinaan, bukan menghukum,” kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar pada pengumuman Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) 2008-2009 di Jakarta, kemarin.

Hal sama dikatakan Deputi IV Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Imam Hendargo Abu Ismoyo. ”Sanksi administrasi berupa teguran kami lalukan agar berubah taat pada ketentuan.”

Dari periode Proper sebelumnya, sebanyak 40 perusahaan, yang sebagian besar peringkat hitam, bermasalah, seperti diproses hukum (20 perusahaan), tutup (13), dan keluar dari bursa saham/delisting (7).

Satu kategori emas

Untuk kedua kalinya, program Proper menghasilkan satu perusahaan kategori emas, perusahaan dengan penataan pengelolaan lingkungan lebih dari baik. Selain itu, sistem manajemen lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaannya sangat baik, ditambah dua kali berturut-turut menerima kategori hijau.

Kali ini peringkat emas diberikan kepada produsen semen PT Indocement Tunggal Perkasa (Tbk) Citeureup, Jawa Barat. Keputusan itu mengundang pertanyaan sejumlah wartawan terkait dengan aktivitas perusahaan tersebut.

Proper hingga kini belum memasukkan aspek dampak pengeboran dan peledakan bahan baku semen terhadap tutupan lahan dan permukiman penduduk.

”Kami sedang mengkaji bersama ITB, termasuk kriteria lingkungan pada pertambangan,” kata Deputi II Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Gempur Adnan.

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Proper Surna T Djajadiningrat, sebelum peringkat diberikan, dilakukan kajian secara menyeluruh, termasuk beberapa kali mendatangi lokasi.

Penilaian terhadap 627 perusahaan adalah peringkat emas (1), hijau (41), biru (170), biru minus (229), merah (82), merah minus (48), dan hitam (56). (GSA)

FERRO FILTER: Penjernih Air di Lokasi Bencana


Kebutuhan air bersih selalu menjadi kendala di lokasi bencana. Tidak jarang kebutuhan ini luput dari perhatian hingga muncul persoalan baru karena krisis air bersih. Akibatnya, korban bencana kerap mengonsumsi air apa adanya di sekitar lokasi bencana. Ket.Foto:Peneliti Universitas Sumatera Utara, Sofyan Badrun, di antara tabung ferro filter di bengkelnya.

Peneliti senior Universitas Sumatera Utara (USU), Sofyan Badrun, meyakini perlunya inovasi baru untuk mengatasi persoalan ini. Dasar pemikiran tersebut menuntunnya merekayasa alat penjernih air yang efektif. Penjernih air yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih korban bencana dengan cepat.

Setelah melalui uji coba berulang kali sejak 2002, Sofyan akhirnya berhasil merekayasa alat penjernih air bernama ferro filter. Nama ferro diambil dari nama zat besi, yaitu Fe, sementara filter berarti saringan. Alatnya memang mampu menyaring zat besi hingga menjadi 0,05 part per million (ppm). Angka ini lebih baik dari standar maksimal yang ditetapkan Departemen Kesehatan, yaitu 0,3 ppm.

Rendahnya kandungan zat besi ini mengurangi risiko gangguan ginjal pada manusia yang mengonsumsinya. Tidak hanya mengurangi kandungan Fe, ferro filter mampu mengurangi kandungan mangan (Mn) dan amoniak (NH) dalam air minum. Air produksi ferro filter berwarna jernih, tidak berbau, rendah kandungan logam, dan bahkan siap dikonsumsi langsung.

Penampang kecil

Ada yang istimewa dari alat ciptaan Sofyan. Perbedaan alat ini dengan alat penjernih air umumnya terletak pada pipa yang disebutnya sebagai nozzle. Nozzle ini dirancang mempunyai penampang kecil berdiameter 16 milimeter (untuk kapasitas produksi air sebesar 500 liter per jam). Penampang kecil ini akan membuat aliran air menjadi deras sehingga menyedot udara luar. Pada penampang kecil ini terdapat lubang udara berdiameter 6 -8 milimeter (tergantung dari produksi air yang dihasilkan). Lubang inilah yang menyedot udara untuk mengikat kandungan logam berat yang ada di dalam air.

Pada alat penjernih lain penguraian logam berat dilakukan alami dengan membiarkan air mengalir dari tempat penampungan satu ke penampungan yang lain. Tentu ini tak efektif karena membutuhkan tempat yang lebih banyak dan proses airasi (proses bercampurnya oksigen dengan air) tidak berjalan maksimal.

Zat besi, yang semula tak kelihatan, setelah melalui proses ini menjadi terlihat kuning. Air ini kemudian disaring oleh pasir kuarsa dalam tong fiberglass setinggi 70 sentimeter. Sofyan berani meminum langsung air yang keluar dari proses penyaringan ini. ”Rasanya segar dan sehat,” katanya setelah mencecap air dari keran.

Mengoperasikan ferro filter hanya memerlukan waktu satu hari. Pengoperasian ini mulai dari pengeboran sumur hingga pemasangan alat penjernih. Alat ini juga dilengkapi dengan panel otomatis yang memantau air dalam fiberglass. Jika air penuh, mesin pompa akan mati sendiri.

Jangkau tempat sulit

Seperangkat ferro filter terdiri dari tabung fiberglass, pompa air, dan panel pemantau air. Sofyan merancang alat ini bisa dibawa ke mana-mana karena beratnya hanya 10 kilogram (tidak termasuk pasir). Dengan modifikasi tersebut, regu penolong bisa membawa alat ini ke lokasi bencana yang sulit dijangkau.

Produksi air bersih alat ini mampu memenuhi kebutuhan untuk 200 orang. Asumsi ini berdasarkan standar kebutuhan air bersih per orang per hari sebanyak 60 liter sesuai ketetapan Departemen Kesehatan.

Sejak merekayasa penjernih air tahun 2002 alatnya sudah banyak teruji. USU mengirimkan 30 ferro filter ke lokasi bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam pada 2004. Kali ini USU kembali mengirim ferro filter ke Sumatera Barat.

Inovasi Sofyan mendapat perhatian perusahaan air minum di Sumatera Utara. Perusahaan air minum di Medan, Asahan, Rantau Prapat, dan Tanjung Balai memakai alat ini dalam kapasitas tinggi. Kapasitas ferro terbesar buatannya mampu memproduksi air sebanyak 35.000 liter per jam.

Kepala Lembaga Penelitian USU Harmein Nasution mengatakan, inovasi penjernih air Sofyan merupakan temuan berharga bagi banyak orang. Meski sederhana, alat tersebut terbukti tepat guna. Dia berharap pemerintah memberi apresiasi positif terhadap temuan Sofyan. Sayangnya, sejak diajukan ke Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia pemerintah belum mengeluarkan hak paten temuan Sofyan.

”Terlalu banyak lembaga yang mengurusi hak paten. Jadi apresiasi terhadap karya yang berharga seperti ini menjadi terlambat,” katanya.

Sabtu, 17 Oktober 2009 | 04:08 WIB

Oleh Andi Riza Hidayat

Polusi Debu di Jakarta Turun?

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta mengklaim kualitas udara di Jakarta terbaik ketiga di Asia. Klaim itu didasarkan pada hasil penelitian Clean Air Initiative yang menyatakan, polusi debu di Jakarta hanya 68,5 mikrogram per meter kubik.

”Berdasarkan penelitian Clean Air Initiative for Asia City, kondisi polusi debu di udara Jakarta hanya lebih buruk daripada Singapura dan Surabaya. Kualitas udara Jakarta masih lebih baik daripada Shanghai, Ho Chi Minh, dan Beijing,” kata Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta Peni Susanti, Jumat (16/10) di Balaikota DKI.

Pernyataan Peni Susanti dikeluarkan untuk memperbarui hasil penelitian pada 2005 yang menyatakan, kualitas udara Jakarta terburuk ketiga di dunia, setelah Meksiko City dan Bangkok. Polusi udara di Jakarta, baik dari debu, karbon dioksida, NOx, maupun timbal, dituding sudah melebihi batas ambang normal.

Clean Air Initiative, kata Peni, adalah lembaga pemerhati lingkungan di bawah organisasi kesehatan dunia (WHO). WHO mengadakan penelitian di 10 kota besar Asia untuk mengukur kadar debu dalam udara.

Kadar debu di Singapura mencapai 30 mikrogram per meter kubik, di Surabaya 60 mikrogram per meter kubik. Ambang batas kadar debu yang ditoleransi adalah 150 mikrogram per meter kubik. Debu dinilai sebagai salah satu polutan utama di udara. Jika kadar debu kecil, kualitas udara dianggap baik.

Menurut Peni, lokasi pengukuran dan jumlah alat ukur yang digunakan Clean Air Initiative dilakukan di lima kota se-DKI Jakarta. Namun, Peni tidak mengetahui jumlah alat ukur dan lokasi pasti pengukuran kadar polusi debu. Alat ukur polusi udara yang dimiliki DKI Jakarta sendiri hanya dua unit yang menetap dan satu unit bergerak.

Penurunan debu di Jakarta, kata Peni, disebabkan perubahan jenis mesin kendaraan dari 2 tak menjadi sistem injeksi, penerapan hari bebas kendaraan dua kali setahun, dan penggunaan gas untuk kendaraan umum.

Dipertanyakan

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ubaydilah mengatakan, hasil penelitian itu patut dipertanyakan. Jumlah kendaraan terus bertambah dan kemacetan kian parah sehingga tidak mungkin polusi debu turun. Partikel yang mencemari udara bukan hanya debu, melainkan juga karbon dioksida, timbal, dan NOx.

Alat dan mekanisme pengukuran juga perlu dipertanyakan. Jika pengukuran dilakukan dengan alat milik DKI, hasilnya pantas diragukan karena hanya ada tiga alat pengukur. (eca)

Memilih Material Ramah Lingkungan!


Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan.

Di mata konsultan arsitek Ir Sukendro Sukendar, ada kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkutgo green, low energy, dan antitoksin.

"Selain memilih material yang harganya kompetitif, saat ini kesadaran untuk memilih materi berkualitas, efisien, dan ramah lingkungan menjadi pilihan masyarakat  modern," ungkap Sukendro dalam talkshow bertajuk "Solusi Membangun dan Merenovasi Rumah Impian-Efisien dan Efektif dengan Hasil Berkualitas" yang diselenggarakan Mortar Utama, Selasa (23/6) di Jakarta.

Memilih material ramah lingkungan, kata Wakil Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DKI Jakarta ini, menjadi penting karena tidak hanya semata-mata demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien dan hemat dari segi estimasi biaya jangka panjang.

Secara sederhana, Sukendro menjelaskan bahwa pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, misalnya, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.

Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.

Semen instan
Menyoal penggunaan semen instan sebagai bahan yang ramah lingkungan, Sukendro mengakui bahwa semen saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pemanasan global. Namun dilihat dari penggunaannya, semen instan dinilai lebih ramah lingkungan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan semen konvensional. "Semen instan menjadikan pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, dan hemat dari segi biaya dan waktu," ujarnya.

Sementara Anton Ginting, GM Marketing PT Cipta Mortar Utama, menambahkan, banyak masyarakat yang mulai beralih menggunakan semen instan setelah mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya.


SELASA, 23 JUNI 2009 | 18:34 WIB

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...