Showing posts with label Blackberry. Show all posts
Showing posts with label Blackberry. Show all posts

Wednesday, September 8, 2010

India Wajibkan Semua Operator Telekomunikasi Blokir BlackBerry

India kini menjadi lawan tangguh bagi Research In Motion setelah setelah Saudi Arabia dan UAE. Pemerintah India secara resmi telah mengirimkan surat kepada semua service provider utama di India yang memberitahukan : apabila pembuat BlackBerry, Research In Motion tidak memenuhi berbagai tuntutan pemerintah untuk melonggarkan keamanannya pada 31 Agutus 2010, maka semua provider diwajibkan memblokir layanan-layanan BlackBerry; e-mail dan IM.

Minggu lalu pemerintah India, dilansir dari ZDnetAsia telah memberitahukan kepada RIM, jika RIM tidak bersedia memberikan akses ke semua pengguna e-mail,IM dan web browsing maka layanan tersebut akan ditutup pada hari akhir bulan Agustus.

Langkah pemerintah India ini menjadi sinyal kuat betapa negeri tersebut tak bermain-main dengan ancamannya, bukan sekedar bualan. Tata Teleservices, salah satu operator telepon selular terbesar di India, membenarkan statemen Selasa dan telah dihubungi oleh pihak pemerintah dan diinstruksikan untuk mematikan layanan BlackBerry pada 31 Agustus 2010, ungkap laporan Reuters.
"Kami telah menerima surat dari pemerintah...meminta kepada kita untuk menjamin agar kapabilitas intervensi legal bekerja dengan baik terhadap BlackBerry pada 31 Agustus 2010," demikian statement yang disampaikan oleh Tata.

BBC juga mengkonfirmasi bahwa 4 operator lainnya di India juga telah menerima surat yang sama. Juru bicara Tata Teleservice kepada BBC (17/8/2010) menyatakan " Sebagai sebuah perusahaan dalam Tata Group, kami selalu tunduk kepada hukum yang berlaku di negara ini dan demikian juga dengan ketetapan ini".

Pemerintah India telah menyatakan bahwa penutupan layanan-layanan BlackBerry akan dilakukan apabila firma tersebut menolak memenuhi tuntutan pemerintah untuk memberikan akses ke layanan messenger (IM) dan e-mail yang terenkripsi pada 31 Agustus 2010.


Pada pernyataan 12 Agustus 2010 lalu, pemerintah India menyatakan bahwa layanan-layanan BlackBerry lainnya; voice dan sms traffic kini dapat diakses oleh lembaga-lembaga penegak hukum India.

India bersama sejumlah negara lainnya meyakini bahwa perangkat RIM dan infrastrukturnya adalah ancaman terhadap keamanan nasional.



Pemerintah India telah menyatakan menginginkan akses ke messaging dan kunci-kunci untuk mendekripsi agar dapat memerangi terorisme dan aktivitas kriminal.

 
RIM dikabarkan melakukan serangkaian pembicaraan dengan pemerintah India. Namun pejabat-pejabat pemerintah India kepada BBC News, menolak untuk mengkonfirmasi kabar tersebut, bahwa RIM bersedia memberikan akses terbatas ke BlackBerry IM pada 1 September mendatang.

Pemerintah India juga menolak untuk mengkonfirmasi bahwa India telah menjanjikan serangkaian pembicaraan untuk memonitor layanan-layanan e-mail korporat yang lebih terproteksi.

RIM menyatakan tetap berpijak pada statement terdahulu yang telah disampaikan pada minggu lalu bahwa RIM tidak akan mengungkapkan berbagai pembicaraan tertutup dengan regulator yang berlangsung dengan berbagai negara.

"RIM menjamin semua pelanggannya bahwa RIM sepenuhnya berupaya untuk sekooperatif mungkin dengan pemerintah-pemerintah dalam semangat menjunjung hukum dan ketentuan-ketentuan keamanan nasional, namun tetap melindungi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan korporasi yang dijamin oleh hukum," ungkap statement RIM.

(Martin Simamora)    



Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/india-wajibkan-semua-operator.html
20 Agt 2010

BlackBerry, Spionase, dan Penguasaan Informasi

Saya tertarik dengan perdebatan mengenai isu pemblokiran BlackBerry. Yang menarik bagi saya bukan soal pemblokiran itu sendiri, tetapi sudah mulai sadarnya beberapa pihak tentang pentingnya pengamanan informasi negara.

Belakangan ini, secara tidak sadar, banyak pejabat kita yang menggunakan BlackBerry tanpa tahu konsekuensi keamanannya bagi kepentingan negara. Padahal negara maju seperti Singapura, yang sangat melek teknologi informasi, telah lama melarang pegawai publik untuk menggunakan handset buatan Research In Motion (RIM) itu.

Anehnya, lembaga negara yang tugasnya mendalami ini, seperti Lembaga Sandi Negara,


aspek keamanan negara pada penggunaan BlackBerry. Karena itu, adalah percuma saja kita membuat aturan pengamanan fisik yang ketat bagi komunikasi Kepala Negara, sementara penggunaan BlackBerry tidak dikendalikan dengan ketat.


Untuk mendalami lebih lanjut tentang hal ini, dapat dibaca diskusi yang dimulai dari pertanyaan seorang anggota pada sebuah milis. Anggota milis ini menanyakan isi sebuah tulisan media massa, yaitu sebagai berikut:


"Segala jenis data yang dikirim menggunakan layanan BlackBerry terenskripsi atau dikunci oleh penyedia layanannya, yaitu Research in Motion Ltd (RIM). Kunci data ini hanya bisa dibuka oleh RIM yang berpusat di Kanada."
johanwongs.blogspot.com


"Jika Indonesia ingin mengakses atau menyadap data yang dikirim lewat BlackBerry, pemerintah RI harus meminta terlebih dahulu kepada pemerintah Kanada. Pemerintah Kanada-lah yang selanjutnya akan meneruskan permintaan tersebut kepada RIM. Data pun akan diserahkan RIM lewat pemerintah Kanada kepada Indonesia."


"Pertanyaannya adalah enkripsi dilarang atau dibolehkan di Indonesia?" tanyanya.
garykessler.net : Cryptography


Seorang anggota lain, yang mantan staf khusus bidang teknologi informasi pada sebuah kementerian, menanggapi pertanyaan tersebut. Dia menyatakan bahwa masalah blokir yang muncul saat ini terhadap provider yang berbeda negara adalah dampak kewajiban negara melindungi warganya dan melindungi kepentingan negaranya.


Masalah blok akses hosting antar negara yang terjadi di Timur Tengah adalah hal yang mencuat belakangan di media, sementara blokir tersebut sebenarnya sudah lama terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia. Antara lain, untuk mencegah terjadinya penjajahan ekonomi melalui informasi, keamanan rahasia bisnis, dan rahasia negara, dan banyak hal lain yang tidak bisa dijangkau dengan hukum yang berlaku di negara pengguna fasilitas tersebut.


Masalah bahasan tentang penyadapan di media, menurut pendapat anggota milis ini, hanyalah pengalihan isu dari isu perlindungan konsumen menjadi isu politik. Sebab, meski di Indonesia, bukan berarti pemerintah bebas bisa menyadap tanpa jejak hukum dan tanpa dasar hukum. Justru bila jasa tersebut diselenggarakan di Indonesia, maka bila terjadi sesuatu, negara bisa melakukan tindakan yang melindungi bangsanya.


Ditambahkannya lagi, siapapun pengusaha yang mau mencari makan dan 'mendulang' sebagian dari isi kocek warga negara Indonesia yang jumlah dan omzetnya sangat besar harus bersedia menjalankan kegiatannya dengan hukum yang berlaku di Indonesia.


Sayang, sampai hari ini, faktanya menunjukkan indikasi RIM masih bebas beroperasi di Indonesia tanpa ada tindakan negara untuk melindungi kedaulatan bangsa dan warganya. Beberapa lembaga negara justru menggunakan jasa RIM untuk mengkomunikasikan hal-hal yang bersifat rahasia negara.


"Kita bisa melakukan hal yang lebih baik bagi bangsa dan negara untuk mempergunakan sarana sejenis yang jasanya sudah tersedia secara lokal dengan sarana dan tarif lebih murah dan tidak berbeda fasilitasnya, tanpa harus tergantung kepada RIM," tutupnya.


Seorang member lainnya yang merupakan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) menyatakan, yang menjadi persoalan adalah terakumulasinya konten komunikasi privat warga Indonesia di yahoomail, yahoo messenger, gmail, BB messenger. Sebaiknya, pemerintah memang tidak perlu tahu komunikasi privasi warganya.


Celakanya, justru agen asing yang menguasai akumulasi konten komunikasi privat itu. BlackBerry menempati posisi unik dalam bisnis penguasaan konten komunikasi privat ini karena mampu menarik hati para usernya sehingga rela menyerahkan user id dan password email mereka, termasuk email domain .id mereka. Selain itu, BlackBerry (dan operator Opera Mini) memanfaatkan teknologi proxy kompresi akses web untuk mengakumulasi komunikasi web.


Dijajah Penguasaan Informasi


Apakah pengguna BlackBerry dan Opera Mini sadar kalau akses web mereka adalah melalui server operator di luar sana? Ini termasuk akses ke sistem-sistem informasi berbasis web yang melibatkan entry user id dan password.


Terhadap ini, member yang pertama menanggapi menyatakan, selain jangan sampai kita dijajah negara lain melalui penguasaan informasi, kita juga perlu menjaga jangan sampai Indonesia ikut-ikutan untuk menjadi negara otoriter yang tidak demokratis seperti Amerika, Cina, Rusia, Burma, Inggris, dan beberapa negara yang semuanya berkedok negara demokrasi, yang secara nyata mengekang kebebasan individu dan privasi dengan mengendalikan, mengawasi, dan menyadap semua komunikasi pribadi dan usaha tertentu secara bebas berdasar undang-undang, yang dilaksanakan dengan segala cara untuk memonitor semua komunikasi internal dan eksternal yang terhubung dengan negara tersebut.
privatewave.com : GSM Communications Wiretapping


Satu tanggapan muncul dari pejabat Kementerian Kominfo, yang juga menjadi anggota milis ini. Dia menyatakan bahwa banyak pihak telah sepakat dengan semangat menjaga kedaulatan informasi NKRI. Kelihatannya, memang akan seperti simalakama. Kuncinya, jangan sampai informasi atau segala hal privasi publik dan negara dikuasai pihak asing.


Yang masih menjadi ganjalan adalah, sedalam apa asing akan bisa menguasai informasi bangsa ini melalui teknologi yang memudahkan hidup manusia? Bila kita menuntut BlackBerry membangun data center di Indonesia, sejauh mana pemerintah atau pihak yang berwenang dapat mengontrol bahwa informasi-informasi yang berjalan melalui data center tersebut tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak sehat, seperti mulai dari pencurian ide-ide, hingga spionase berbalut konten gratisan yang keren ala BlackBerry, Facebook, dan lain-lain.
stlplace.com : BES Architecture


"Bila saya adalah dalang (misalnya memang demikian) spionase berbalut BlackBerry, maka adalah uang receh untuk sekadar membangun data center di Indonesia. Yang penting adalah saya masih menguasai kedaulatan informasi bangsa Nusantara ini," katanya.


Jadi, apakah Anda masih ingin terus membocorkan rahasia negara kita ke negara lain? Gunakanlah BlackBerry!

(Detik.com)

Penulis : Rudy M. Harahap, adalah Deputi Direktur Biro Perencanaan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tulisan ini hanyalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan sikap institusi tempat penulis bekerja.


Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/blackberry-spionase-dan-penguasaan.html
24 Agt 2010

Mesir, Kuwait & Perancis Lakukan Investigasi Potensi Ancaman Keamanan Nasional Terkait

Research In MOtion nampaknya belum bisa bernafas lega, belum lagi usai menghadapi sikap tegas tanpa kompromi yang diperlihatkan oleh dua negara Teluk ; Saudi Arabia dan UAE, kini dikabarkan dua negara lainnya ; Mesir dan Kuwait menyorot tajam aspek keamanan BlackBerry terhadap kepentingan nasional. Memang produsen smartphone asal Kanada, RIM sudah dapat melanjutkan layanannya di negara Saudi Arabia setelah sempat terblokir untuk beberapa jam, sebab kedua belah pihak mencapai kesepakatan-kesepakatan positif. Namun pengorbanan terbesar akan dialami oleh RIM dan mungkin kelak akan menimbulkan pertanyaan, apakah RIM tetap memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan privasi data para pelanggannya?

Pemerintah Saudi sebelumnya telah mengumumkan kemungkinan pemblokiran, mengikuti langkah yang sama namun lebih keras oleh  United Arab Emirates yang telah mengumumkan  akan melakukan sweeping semua perangkat BlackBerry yang dimulai pada Oktober mendatang.

Banyak analis yang menilai langkah dramatis semacam ini merupakan refleksi keprihatinan pemerintah yang sangat konservatif karena ketidakmampuan mengakses data pengguna. Baik Saudi Arabia dan UAE dikenal sebagai negara yang menerap pengaturan ketat terhadap internet, dan juga pembatasan kebebasan untuk berpendapat,  untuk mengendalikan perbedaan politik  serta  masalah-masalah kelompok-kelompok militansi Islam yang  memiliki implikasi terhadap keamanan domestik nasional dan terorisme global.

Sebagaimana dikabarkan CBSNews (10/8/2010), regulator telekomunikasi Saudi Arabia CITC telah menyatakan bahwa semua provider telekomunikasi penyedia layanan BlackBerry telah diberikan waktu tambahan 48 jam yang berakhir Senin malam untuk menyelesaikan semua masalah kemanan dan ada berbagai kemajuan berhasil dicapai.

Mengacu kepada kemajuan-kemajuan tersebut, yang memenuhi semua persyaratan regulator, maka komisi telah memutuskan BlackBerry Messengger dapat melanjutkan layanannya. Para pejabat Saudi  juga menyatakan telah tercapai sebuah preliminary agreement antara RIM dengan regulator Saudi Arabia yang membolehkan pemerintah mengakses sjumlah data pelanggan BlackBerry.

Saat ini pihak RIM dan pemerintah Saudi Arabia  sedang berdiskusi, termasuk menempatkan server BlackBerry di Saudi Arabia dan pengujiannya sedang dilakukan, ungkap sebuah surat kabar Saudi.

RIM sendiri telah menolak untuk berkomentar mengenai negosiasi-negosiasi tersebut, dan menegaskan  tidak akan mengungkapkan diskusi-diskusi yang dilakukan dengan regulator-regulator pemerintah. Namun kesepakatan apapun yang tercapai yang mengizinkan para pejabat Saudi untuk mengakses data pengguna BlackBerry dapat menjadi sebuah preseden.

Cindy  Cohn, Legal Director dan General Counsel untuk  grup hak-hak digital Electronic Frontier Foundation menyatakan:"Jika RIM dipersyaratkan  untuk menyerahkan seluruh akses ke sebuah pemerintah, maka RIM seharusnya memberikan akses yang sama kepada negara-negara lain. Itu yang seharusnya terjadi.

Data BlackBerry menjadi sulit untuk diakses pemerintah sebab data dienskripsi dan disimpan di server-server BlackBerry di luar negeri.

Melihat perkembangan yang terjadi di Saudi Arabia dan UAE, National  Telecommunication Regulatory Authority Mesir, dilansir dari thehindu (3/8/2010) menyatakan bahwa :"produsen telah menerima semua izin yang diperlukan untuk menjual smartphone BlackBerry, namun hal ini tidak akan mencegah perangkat perangkat tersebut dilarang apabila terbukti mengancam keamanan nasional."

Pemerintah Kuawit  juga telah memberikan perhatian khusus terkait hal ini, bahkan sekakipun  RIM  setuju melakukan pemblokiran terhadap 3.000 website porno pada semua perangkat pelanggan BlackBerry  pada akhir tahun ini.

Namun para pejabat pemerintah Kuwait melalui surat kabar al-Jarida dengan segera menegaskan  bahwa layanan-layanan BlackBerry di Kuwait tidak akan dihentikan. Pemerintah Kuwait akan  berupaya membuat kontrol-kontrol legal untuk menjamin keamanan nasional, serta  hak-hak warga dan penduduk untuk menggunakan perangkat tersebut.

Negara-negara lain pun tak kalah tajam menyoroti  kecanggihan BlackBerry namun tak terlalu bersabat dengan kebijakan keamanan nasional yang berlaku umum di banyak negara. India dan Bahrain misalnya telah menyatakan bahwa enkripsi yang ketat pada jaringan BlackBerry berpotensi menjadi ancaman terhadap keamanan nasional. Salah satu negara Eropa, Perancis pun telah mengeluarkan peringatan-peringatan terhadap jaringan terenkripsi BlackBerry.

Merespon kegelisahan sedikitnya 46 juta pelanggan BlackBerry berkait pemberian akses data pelanggan kepada negara tertentu, Kanada telah mengeluarkan sebuah statement yang menyatakan jaminan kepada semua pelanggan bahwa RIM tidak akan mengkompromikan integeritas dan keamanan BlackBerry.

(Martin Simamora)   

11 Agt 2010
Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/mesir-kuwait-perancis-lakukan.html

Pemerintah Jerman Larang Penggunaan BlackBerry Demi Keamanan Jaringan Informasi Dan Telekomunikasi


Pemerintah Jerman telah meminta kepada semua jajaran kementeriannya untuk tidak menggunakan perangkat-perangkat BlackBerry, sehubungan dengan peningkatan yang dramatis serangan-serangan cyber ke jaringan-jaringan informasi dan telekomunikasi. Larangan serupa yaitu larangan penggunaan smartphone  (iPhone) juga sedang dipertimbangkan, sebagai upaya terukur untuk melindungi seluruh jaringan milik pemerintah.

Otoritas resmi pemerintah Jerman, BSI merekomendasikan hanya "Simko2" ,yang disediakan oleh T-Systems, aman dan sesuai dengan ketentuan pemerintah untuk lalu-lintas data.

De Maizière menambahkan bahwa ada sebuah kemungkinan resiko "serangan IT berdampak politik" dari organisasi-organisasi kejahatan dan lembaga-lembaga intelijen asing dan menyatakan bahwa hal-hal berbahaya semacam ini terhadap pemerintah dapat meningkat dengan menggunakan BlackBerry dan smartphone lainnya.


"Infrastruktur BlackBerry menggunakan sistem proprietary yang tertutup. Namun di Jerman, akses standar ke jaringan-jaringan kami harus diatur oleh pemerintah dan bukan oleh perusahaan swasta," jelasnya kepada  Handelsblatt.com.


De Maizière pun menambahkan bahwa kementerian Jerman untuk kali pertama menyarankan untuk menghindari penggunaan perangkat-perangkat BlackBerry dan iPhone pada November 2009 lalu. Kini Jerman menjadi salah satu titik panas bagi RIM selain tentunya India yang telah mengeluarkan sinyal keras kepada RIM untuk direspon secara tepat.

According to UK carrier O2, the SMS-based iPhone security hole that Charlie Miller unveiled on Black Hat this week should be patched by this weekendAn O2 spokesperson claimed the update would be pushed through iTunes this Saturday, says BBC. Apple hasn't made a comment yet, and it's not perfectly clear that this will be an update for iPhones worldwide, but hopefully that's the case -- the security flaw certainly isn't geographically limited. (engadget.com | 31/07/2009)


iPhone juga dilarang penggunaannya dikalangan pemerintah sebab menurut BSI keamanannya sangat rapuh atau kebalikan dari BlackBerry.

Hal ini diberitakan TheRegister.co.uk dan dikonfirmasi oleh Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maizière kepada surat kabar Handelsblatt pada Senin (9/8/2010) lalu. Thomas menyatakan bahwa kementerian-kementerian dan pejabat-pejabat senior pemerintah telah diperintahkan untuk menggunakan gadget Simko2 yang ditawarkan oleh T-Systems, sebagaimana yang dianjurkan oleh Kantor Keamanan Informasi Federal Jerman (BSI).




Berlin menunjukan perhatian khusus bahwa data yang ada di dalam smartphone BlackBerry melalui 2 RIM Centres yang berada di Inggris dan Kanada.

Sozialdemokratische Partei Deutschlands - Social Democratic Party of Germany (SPD),Sebastian Edathy menyarankan agar pemerintah menerapkan larangan umum penggunaan Smartphone pada kementerian-kementerian tertentu. Semua pihak harus mengacu kepada peringatan-peringatan ini dan dapat dianggap sebagai kelalaian apabila terjadi sebagai akibat penggunaan resiko keamanan yang tak tepat pada kerja pemerintah.
(Martin Simamora)
23 Agt 2010
Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/pemerintah-jerman-larang-penggunaan.html

India Beri Kesempatan Selama 60 Hari Kepada RIM

India telah menyatakan bahwa pemerintah menunda pemblokiran pada semua perangkat BlackBerry selama 60 hari dan selama waktu tersebuat pemerintah akan mempelajari semua propoasal yang diajukan oleh pihak Research In Motion.

Pemerintah India memang secara resmi memperingatkan pihak RIM agar tunduk dan memenuhi tuntutan pemerintah yang menginginkan akses yang lebih luas bagi semua badan keamanan negara terhadap semua layanan BlackBerry yang terenkripsi.

Pemerintah India ingin memiliki kemampuan untuk memantau layanan IM dan messaging services BlackBerry yang terenkripsi.

RIM telah mengemukakan akan mendukung upaya India untuk melakukan akses sejauh memenuhi ketentuan hukum. Namun RIM menegaskan tidaka ada kesepakatan-kesepakatan khusus dengan negara-negara manapun.

Firma ini, dilansir bbc.co.uk (30/8/2010) pada awalnya menyatakan telah menawarkan kepada pemerintah India untuk membentuk sebuah forum yang akan mendukung berbagai kebutuhan akses yang legal sebagaimana diminta oleh badan-badan penegak hukum.

(Martin Simamora) 

Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/09/india-beri-kesempatan-selama-60-hari.html
01 September 2010

RIM Tawarkan Crypto Forum Untuk Lunakkan Ultimatum India

Research In Motion Berupaya agar "kedaulatan" teknologi enkripsinya tak layu dihadapan kedaulatan negara India yang juga menjadi salah satu kekuatan ICT dunia. Sebuah solusi coba ditawarkan jelang hari-hari terakhir penentuan nasib BlackBerry di India dan kali ini RIM menawarkan pembentukan sebuah forum industri : Crypto Forum yang akan membantu pemerintah India untuk melakukan intersepsi yang selaras dengan hukum. RIM berharap usulan ini dapat menunda pelaksanaan pemblokiran beberapa layanan utama BlackBerry.

Badan atau forum yang diusulkan kepada pemerintah India tersebut, sebagaimana dikabarkan The register (27/8/2010) akan diketuai oleh RIM namun perusahaan ini berharap agar ada banyak pihak terkait yang bersedia bergabung. Sikap India memang sangat keras dan ruang fleksibelitas yang tersediakan terasa sempit, bahkan Skype dan Google pun sudah berada dalam daftar tunggu yang akan mengalami tekanan serupa dengan RIM.

Sehingga RIM akan berupaya keras membangun aliansi yang lebih kuat di meja perundingan, namun bagaimanapun kita lihat saja apakah langkah-langkah RIM cukup kuat untuk menghentikan India mencabut steker pada tenggat waktu yang telah ditetapkan.

India jelas bukan negara pertama yang menuntut akses ke server-server RIM agar dapat membaca semua isi komunikasi pelanggan BlackBerry, namun yang membuat India berbeda dan membuat RIM dalam tekanan yang lebih berat adalah tuntutan India jauh lebih luas dan dalam, sehingga membuat upaya penyelesaian sengketa keduanya dapat dikatakan tidak mungkin.

Banyak pemerintah yang kesal sebab tidak dapat mengintersepsi pesan-pesan yang ditujuakan ke semua perangkat komunikasi BlackBerry. UAE dan Saudi Arabia, keduanya telah lebih dulu melontarkan ancaman pemblokiran BlackBerry jika tidak diberi akses intersepsi yang diatur dalam undang-undang, dan akhirnya tercapailah kesepakatan yang membuat RIM tetap boleh beroperasi di kedua negara tersebut.

Namun tuntutan India memiliki daya intrusif yang sangat kuat dan tak bersahabat dengan layanan-layanan BlackBerry, yang artinya sekitar satu juta pelanggan BlackBerry terancam  akan kehilangan konektivitasnya pada Rabu mendatang.

Ada dua kelompok utama pengguna BlackBerry : karyawan-karyawan sebuah perusahaan yang menggunakan BlackBerry Enterprise Server miliknya sendiri, dan pengguna biasa yaitu anggota masyarakat yang membeli sebuah perangkat BlackBerry dan berlangganan layanannya, lalu memindahkan (forward) akun-akun email yang dimilikinya ke akun yang disediakan dan dimiliki oleh RIM.




BlackBerry : end to end encryption

Kelompok pengguna kedua inilah, yaitu anggota masyarakat pengguna BlackBerry , menjadi fokus dalam konflik ini, sebagaimana email-email dikirimkan ke BES yang dimiliki oleh RIM telah dienkripsi terlebih dulu sebelum dikirimkan ke perangkat BlackBerry (pelanggan). Enkripsi dalam konteks ini, tidak dapat dipecahkan, namun jika anda dapat memperoleh pesan sebelum dienkripsi maka tidak ada masalah. Jika server ditempatkan di negara yang bersahabat maka hal semacam ini dapat diatur- dengan menjalankan intersepsi yang tak bertentangan dengan hukum yang mengizinkan pemerintah untuk mengkopi pesan-pesan sebagaimana lazimnya pada semua layanan email lainnya. Tetapi jika server tersebut berlokasi dinegara yang tak menyetujui adanya intersepsi maka impelmentasinya menjadi jauh lebih sulit.

Hal semacam ini sama persis dengan masalah yang dialami Google, memeriksa akun Gmail melalui sebuah koneksi SSL, inilah sebabnya mengapa RIM berharap agar perusahaan-perusahaan seperti Google mau bergabung dengan lembaga baru yang diusulkannya.

" Tindakan mengancam dan pelarangan sebagai sebuah solusi, seperti kepada BlackBerry, tidak efektif dan produktif," ujar RIM. Tidak efektif sebab setiap orang yang berniat jahat menyalahgunakan teknologi, tetap saja dapat melakukan akses baik ke layanan-layanan kabel dan nir kabel yang menerapkan enkripsi ketat dengan mudah dan instumennya dapat diperoleh di pasar saat ini."

Saudi Arabia dan UAE telah menarik ancamannya terhadap RIM sejak RIM menjanjikan untuk menempatkan server-server RIM di masing-masing negara. Namun solusi ini tetap tak memecahkan masalah pada pengguna BES Korporat, yang memiliki komunikasi terenkripsi langsung dari dalam kantornya ke perangkat BlackBerry, dan tak dapat diintersepsi dalam perjalanan pesan.

Perusahaan-perusahaan yang lebih besar dapat saja suatu ketiak harus memuka server BES untuk sebuah investigasi, bila seorang karyawan diduga melakukan tindakan kriminal serius. BES yang berlokasi di kantor korporat, berbagi kunci enkripsi dengan semua perangkat BlackBerry yang didukung oleh server BES korporat. Kunci enkripsi ini berbeda pada setiap perangkat BlackBerry, dan bukan merupakan shared pada satu sama lain- membuat pesan -pesan perangkat BlackBerry tidak dapat di dekripsi bahkan oleh RIM secara real time sebagaimana yang dikehendaki oleh pemerintah India.

Sejauh ini menurut Reuters, RIM juga telah menawarkan kepada pihak pemerintah India alamat IP setiap BES di India, beserta IMEI dan PIN untuk setiap perangkat BlackBerry. Namun apa yang ditawarkan oleh RIM tetap tak memberikan kemampuan kepada pemerintah India untuk melakukan intersepsi pada semua komunikasi pesan. Hal terbaik yang dapat dilakukan dengan tawaran RIM tersebut, apabila India bersedia menurunkan tuntutannya, adalah memberikan kemampuan kepada semua badan keamanan India untuk melacak user spesifik berdasarkan IMEI, menyita perangkat BlackBerry, membukan kunci dengan menggunakan PIN dan kemudian mengakses pesan-pesan yang tersimpan di dalam perangkat BlackBerry.



Sea Harriers of the Indian Navy
Jadi sekarang, bagaimana India akan bersikap dan apa yang akan dilakukan RIM jika India tak bersedia sedikitpun melonggarkan tuntutannya menarik untuk dinanti. Tak kalah pentingnya, kerasnya sikap India dalam menegakan kebijakan dalam negerinya terhadap korporasi MNC semacam RIM telah melahirkan sebuah ide pembetukan sebuah badan baru "Industry Body" untuk mengamati keseluruhan isu yaitu : Bagaimana pemerintah-pemerintah mengintersepsi komunikasi-komunikasi yang terenkripsi.

RIM jelas berupaya melindungi industri ini secara keseluruhan, dan mengharapkan adanya argumen yang lebih luas, namun Google, Skype dan sejenisnya berpotensi kecil untuk bergabung. India hingga saat ini masih memegang teguh ultimatum yang ditujukan kepada RIM yang jika dilanggar akan berujung pada pemblokiran layanan-layanan utama BlackBerry.

(Martin Simamora)



Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/rim-tawarkan-crypto-forum-untuk-lunakan.html
30 Agt 2010

European Commission Larang Semua Staff Menggunakan BlackBerry

Negara-negara Eropa seperti Jerman, juga telah menekan pihak Research In Motion untuk melonggarkan tingkat keamanan BlackBerry sehingga semua komunikasi dapat dimonitor. Pemerintah Jerman bahkan mendesak semua staf untuk tidak menggunakan BlackBerry, dan beberapa kementerian di Jerman telah mengeluarkan larangan, ungkap Reuters. Masih berkait dengan telekomunikasi BlackBerry di jaringan yang sangat terenskripsi European Commission telah menolak BlackBerry sebagai perangkat telekomunikasi bagi semua pegawainya.

European Commission, diberitakan oleh ZDnetAsia (13/8/2010), menyatakan sebagai penggantinya akan menggunakan smartphone buatan HTC dan iPhone buatan Apple.

Research In Motion yang berbasis di Waterloo, Ontario memang menawarkan sistem mobile messaging dan platform e-mail teraman yang ada di pasar. RIM tak hanya mengenkripsi semua komunikasi pada perangkat, tetapi juga menyelenggarakannya di jaringan server-server yang dimiliki sendiri dan mengenkripsi lalu-lintas komunikasinya.

Pesaing RIM seperti platform-platform; Nokia, Apple atau Android tidak memberikan keamanan seketat RIM. RIM menempatkan server-server di negaranya Kanada serta di negara-negara lainnya, termasuk Inggris. Daya tarik terbesar RIM bagi para pelanggannya perusahaan dan pemerintah adalah layanan-layanannya dengan tingkat keamanan yang ketat.

Banyak kritik yang dilontarkan terhadap RIM, terkait dengan tindakan kompromi terhadat proteksi data pengguna BlackBerry yang telah dilakukan oleh RIM untuk memenuhi tuntutan sejumlah negara, yang akhirnya akan membuat RIM kehilangan keunggulan utamanya yaitu keamanan.

RIM menyatakan bahwa BlackBerry Enterprise service memungkinkan pelanggan untuk membuat kunci-kunci keamanannya dimana RIM sendiri tak memiliki akses. Perusahaan ini juga mengklaim tidak ada satu trik "back door" yang dapat dilakukan untuk memecahkan enkripsi BlackBerry.

RIM kini sedang melakukan berbagai negosiasi yang ketat dengan berbagai negara yang mempermasalahkan teknologi RIM, namun RIM telah mengeluarkan sebuah statement yang memberikan klarifikasi bahwa BlackBerry menjamin proteksi semua pelanggannya dan tidak mengkompromikan aspek keamanan.

RIM dalam statementnya menyatakan tidaka dapat mengungkapkan diskusi-diskusinya dengan pihak-pihak pemerintah, tetapi perusahaan menyatakan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak berwenang "dalam semangat mendukung persyaratan-persyaratan hukum dan keamanan nasional, namun tetap melindungi secara penuh sesuai hukum semua kebutuhan warga dan korporasi".

Perusahaan menyatakan akses yang diberikan kepada pemerintah-pemerintah terbatas hanya dalam empat prinsip pokok :

1 Kapabilitas-kapabilitas operator telekomunikasi (carrier) dibatasi hingga ke konteks akses yang memenuhi ketentuan hukum yang ketat dan persyaratan-persyaratan keamanan nasional yang diselenggarkan dengan pengawasan yudisial pemerintah dan peraturan-peraturan hukum

2 Kapabilitas-kapabilitas operator telekomunikasi harus netral dalam teknologi dan vendor, tidak diperbolehkan adanya akses yang lebih besar bagi pelanggan-pelanggan layanan BlackBerry dibandingkan dengan apa yang telah diterapkan oleh operator-operator dan regulator-regulator kepada pesaing-pesaing RIM dan perusahaan-perusahaan telekomuniksi sejenis.

3 Tidak ada perubahan terhadap arsitektur keamanan BlackBerry Enterprise Sever dengan pelaksanaan hal-hal diatas tersebut, hal ini tak sesuai deng rumor yang beredar, arsitektur keamanan tetap sama di seluruh dunia dan RIM benar-benar tak memiliki kemampuan untuk memberikan kunci-kunci enkripsi pelanggannya. Juga posisi tawar RIM merupakan sebuah fakta bahwa enkripsi yang kuat adalah sebuah persyaratan komersial yang fundamental bagi negara manapun untuk menarik minat dan menjaga hubungan bisnis internasional apapun dan umumnya enkripsi yang kuat saat ini juga digunakan secara luas di dalam jaringan VPN tradisional baik yang kabel dan nir kabel untuk melindungi komunikasi-komunikasi korporasi dan pemerintah

4. RIM tetap menjaga standar global secara konsisten bagi syarat-syarat akses yang dilindungi hukum yang tidak mencakup kesepakatan-kesepakatan khusus dengan negara-negara tertentu.


Pemerintah Jerman kini sedang mempertimbangkan untuk menekan penggunaan perangkat-prangkat telekomunikasi RIM. Berbeda dengan  negara-negara lain yang mengkhawatirkan penyalahgunaan teknologi enkripsi RIM untuk aksi-aksi terorisme dan mempersulit pemerintah melakukan pengawasan terhadap organisasi-organisasi teroris, Jerman mengkhawatirkan sistem enkripsi milik RIM dinilai janggal terhadap kemamanan yang ditawarkan oleh sistem-sistem enkripsi milik pemerintah Jerman.

Rendahnya kontrol terhadap jenis enkripsi yang dimiliki oleh RIM dan digunakan pada smartphone telah membuat  lembaga keamanan IT federal Jerman BSI mengeluarkan sebuah rekomendasi "mendesak" kepada pemerintah. Menteri Dalam Negeri Jerman,
Thomas de Maizière, dikutip dari pocketpicks.co.uk (10/8/2010) menyatakan dukungannya untuk menentang kontrol RIM terhadap enkripsinya, dengan menyatakan bahwa akses standar (bagi jaringan-jaringan pemerintah) harus dapat diatur oleh pemerintah dan tidak oleh sebuah perusahaan swasta.

(Martin Simamora) 



Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/european-commission-larang-semua-staff.html
16 Agustus 2010

Betulkah RIM Menerapkan Perlakuan Yang Sama Di Semua Negara?

Semenjak Research In Motion menghadapi berbagai perselisihan dengan banyak negara yang menggugat teknologi enkripsi BlackBerry yang tak dapa diintip oleh badan keamanan negara dan memaksa RIM untuk melakukan serangkaian kompromi agar tak berbenturan frontal dengan kebijakan disetiap negara, RIM selalu menegaskan dalam membangun kesepakatan tak pernah mengarah kepada eksklusifitas tertentu sehinga terjadi kekhususan tertentu. Benarkah demikian? Banyak ahli yang meragukan hal tersebut.

Dalam sebuah pernyataan terbuka kepada publik yang dikeluarkan setelah serangkaian negosiasi berlangsung dengan pemerintah India yang menghendaki akses ke komunikasi BlackBerry yang terproteksi, RIM menegaskan bahwa negosiasi tidak akan mengakibatkan adanya perlakuan yang berbeda pada tiap negara, akan tetapi klaim RIM ditolak oleh seorang pakar keamanan dengan kekhususan Cyber Conflicts, Jeffrey Carr.

Sebagaimana dikabarkan oleh SoftPedia.com beberapa waktu lalu, pemerintah India telah memberikan tenggat waktu kepada semua opeartor telekomunikasi : 31 Agustus 2010 untuk segera mendapatkan solusi tehnikal yang dapat memberikan akses tanpa batas ke semua bentuk komunikasi BlackBerry yang terproteksi.

Laporan-laporan terkini mengklaim bahwa RIM telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah India mengenai bagaimana pemerintah India dalam hal ini semua badan keamanan nasional negara tersebut akan mendapatkan akses ke data ada di dalam BlackBerry Messenger Service untuk kasus-kasus tertentu, seperti investigasi aktivitas teroris.

Kondisi lainnya adalah :" Tidak ada perubahan pada arsitektur security pada BlackBerry Enterprise server pelannggan BB yang diakibatkan oleh pemberian akses tersebut, membantah rumor-rumor sebaliknya, arsitektur keamanan sama di seluruh dunia dan RIM pada dasarnya tidak dapat menyerahkan kunci-kunci enkripsi pelanggannya."

Belum jelas apakan hal ini akan benar-benar memuaskan keinginan pemerintah India yang terbilang sangat instrusif terhadap layanan-layanan BlackBerry, karena layanan email korporat juga menjadi bagian dari masalah utama yang digugat oleh pemerintah India.

RIM telah menawarkan akan menyediakan informasi identifikasi untuk BES dan perangkat-perangkat BlackBerry yang diharapkan akan membantu pihak-pihak berwenang untuk menyita data namun hal ini akan diketahui oleh pemilik dan dapat membahayakan investigasi.

RIM hingga kini mengklaim selalu menjaga konsistensi standar global bagi pemenuhan persyaratan untuk melakukan akses sah yang tak mencakup kesepakatan-kesepakatan khsusus bagi negara-negara tertentu.

Namun dimata Jeffrey Carr, CEO Grey Logic, sebuah perusahaan dengan spesialisasi


Jeffrey Carr
pada investigasi konflik-konflik cyber baik oleh aktor-aktor negara dan non negara, sekaligus pendiri dan ketua nvestigator of Project Grey Goose dam penulis Inside Cyber Warfare, tak mempercayai klaim RIM.

Dalam tulisannya di blog GreyLogic, dia membuktikan maksudnya dalam tulisannya yang berjudul FSB Receives Decrypted Blackberry Messages From Mobile TeleSystems.

FSB sendiri adalah badan intelijen Rusia, pengganti badan intelijen tersohor di era USSR : KGB. Artinya Federal Security Service Federasi Rusia melalui Mobile TelSystems (MTS) dapat mengintip komunikasi BlackBerry sebab melalui MTS, RIM menjalankan layananannya.

Carr, dilansir Softpedia.com memiliki sejumlah argumen atas statementnya. Pertama, sebuah amandemen telah dilakukan terhadap Hukum Negara Rusia pada Januari 2008, yang mempersyaratkan semua lisensi dan sertifikasi perangkat telekomunikasi dengan kemampuan enkripsi yang kempemilikannya dapat diperoleh melalui FSB.

Ini artinya untuk dapat menjual sebuah smartphone berkemampuan enkripsi seperti BlackBerry di Rusia, RIM membutuhkan persetujuan dari badan keamanan nasional, tidak seperti di negara-negara lain.
BlackBerry Masuk ke Rusia pada 2008
Argumen kedua, bahwa pejabat Vice President Corporate Security pada Mobile TeleSystem adalah mantan anggota FSB, dan hal ini semakin menegaskan bahwa BlackBerry mustahil beroperasi diluar hukum Rusia.

".... Ada sedikit keraguan bahwa MTS mematuhi hukum Rusia yang mempersyaratkan bahwa pesan-pesan yang dienkripsi harus dipecahkan (decoded).

"Juga diperlukan akses remote dari sebuah konsol yang diinstal di markas-markas FSB yang melaporkan nama-nama pengirim dan penerima panggilan telpon, e-mail atau pesan melalui SMS, pesan itu sendiri, dan lokasi geografis pengirim serta akses ke database pelanggan dan catatan tagihan, catat Carr.

Lebih lanjut, ahli ini juga menunjuk kepada sebuah kasus spionase tahun 2006 di Moscow yang melibatkan badan intelijen Inggris MI6 dan sejumlah aset Rusia yang digunakan untuk menyamarkan penggunaan BlackBerry untuk komunikasi, memberikan dugaan kuat bahwa FSB menyadari kapabilitas perangkat BlackBerry.

"Ketimbang mengeluarkan pernyataan publik seperti diatas, RIM seharus mengakui saja bahwa RIM tak ada bedanya dengan penyedia telekomunikasi lainnya yang harus mematuhi hukum-hukum pengawasan yang berlaku di setiap negara yang menjadi pasarnya, sehingga pelanggan korporatnya di negara-negara tersebut tak menikmati komunikasi BlackBerry yang dikatakan aman terproteksi,"simpulnya.

(Martin Simamora)

Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/08/betulkah-rim-menerapkan-perlakuan-sama.html
31 Agustus 2010

ITU Desak RIM Buka AKses Informasi Kepada Semua Negara

Semua pemerintah dan negara yang memerangi terorisme berhak menuntut kepada pembuat BlackBerry untuk memberikan akses informasi pengguna BlackBerry, ungkap Kepala Badan Telekomunikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pejabat tersebut menyatakan bahwa RIM harus mengizinkan semua lembaga penegak hukum untuk mengakses data pelanggannya, semua pemerintahan di seluruh dunia memiliki hak yang sah untuk mengupayakan keamanan yang tak boleh diabaikan.

Sekeretaris Jenderal International Telecommunication Union, Hamadoun Toure, dilansir TheStar.com (2/9/2010) menyatakan bahwa semua pemerintah yang melakukan perang melawan teroriosme memiliki hak untuk menuntut akses ke data informasi pengguna BlackBerry yang berbasis di Waterloo, Ontario Kanada.

"Tuntutan-tuntutan tersebut memiliki dasar yang kokoh," ujarnya kepada Associated Press pada Rabu (1/9/2010)." Sehingga dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan sektor privat dalam menangani isu-isu keamanan.

RIM telah menyatakan akan mematuhi semua ketentuan hukum, namun tidak dapat memberikan informasi teks semua email yang dikirimkan melalui layanan korporat RIM, yang didisain berdasarkan keamanan komunikasi.

ITU memang tidak memiliki kekuatan sebagai regulator, tetapi pernyataan Toure menjadi barometer sentimen 192 negara anggota ITU, yang berharap agar Toure kembali terpilih kembali pada pemilihan untuk periode kedua pada akhir tahun ini.

Setidaknya ada 5 negara anggota ITU - India, Indonesia, Liabnon, Saudi Arabia dan United Arab Emirates- yang telah mempertimbangkan pemblokiran beberapa layanan BlackBerry tertentu terkait sistem enkripsi yang sangat ketat pada perangkat BlackBerry dan berpotensi disalahgunakan untuk menggelapkan aktivitas terorisme dan kriminal.

Isu ini memang tak sepenuhnya disambut gembira. Bagi kelompok kemerdekaan sipil tekanan terhadap BlackBerry tak disambut baik, faktanya menurut kelompok ini, tekanan terhadap RIM lebih banyak dimotori oleh pemerintah-pemerintah yang otoriter dan tak mampu memantau warganya yang menggunakan BlackBerry.

Tentu saja pendapat ini tidaklah tepat sebab penentangan terhadap teknologi RIM juga datang dari Jerman dan Uni Eropa.

Berbagai pemerintahan di Amerika Serikat dan negara-negara lain tak memiliki masalah dengan teknologi enkripsi. Email masih dapat diselidiki malalui jalur-jalur legal, misalnya melalui surat perintah pengadilan untuk memeriksa server-server korporat milik perusahaan-perusahaan pengguna BlackBerry.

Namun solusi semacam ini belum memuaskan banyak pejabat di Asia dan Timur Tengah, yang telah mengajukan tuntutan agar RIM melakukan modifikasi sehingga mereka dapat melakukan akses penuh terhadap semua email BlackBerry saat ditransmisikan.

RIM telah menegaskan bahwa sistemnya dirancang untuk menangkal siapapun kecuali pelanggannya dari komunikasi yang dideskripsi.

Perwakilan RIM di London belum menanggapi permintaan Toure tersebut.

(Martin Simamora)

Source:http://plazaegov.blogspot.com/2010/09/itu-desak-rim-buka-akses-informasi.html
07 Sep 2010

Friday, August 13, 2010

RIM Rahasiakan Server dan Kantor Perwakilan

Pengguna BlackBerry di Tanah Air saat ini mungkin tengah menunggu hasil desakan pemerintah yang meminta Research In Motion (RIM) untuk membuka kantor perwakilan dan membangun server BlackBerry di Indonesia.

Namun sepertinya, rasa penasaran tersebut masih harus ditahan lagi. Sebab, vendor asal Kanada itu masih bungkam soal dua isu 'panas' tersebut.

"Saya tidak dalam kapasitas untuk menjawab hal itu. Namun yang pasti, kami terus menjaga komunikasi dengan regulasi dan pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia," ujar Gregory Wade, Managing Director, RIM South Asia.

Seperti biasa, jawaban Greg terdengar normatif. Padahal di sela-sela peluncuran BlackBerry Curve 3G 9300 di Hotel Ritz Carlton, Kamis (12/8/2010) malam itu, banyak wartawan yang mencecarnya dengan pertanyaan sejenis.

Meski demikian, dalam komentar selanjutnya, Greg mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar yang penting bagi RIM. Dan mereka pun berjanji akan terus berusaha untuk membawa produk-produk terbaru BlackBerry sekaligus memperluas pasar di Indonesia.

"Setidaknya ini indikasi yang positif," kata Greg, yang mengaku tengah buru-buru mengejar pesawat.

Isu seputar pembangunan server dan kantor perwakilan RIM di Indonesia memang kembali kencang terdengar gaungnya setelah langkah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang mengancam memblokir layanan BlackBerry akibat dinilai menganggu keamanan nasional.

Pihak Kominfo pun mengaku telah mengirimkan surat ke kantor pusat RIM di Kanada untuk meminta mereka segera membangun server dan kantor perwakilannya di Indonesia.

Plt. Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan mengaku optimistis bahwa RIM akan menuruti keinginan pemerintah Indonesia. Bahkan menurutnya, RIM akan membuka kantor di Jakarta pada Agustus ini. Tempatnya pun sudah diketahui, yakni di wilayah Kuningan.

Namun lagi-lagi, ketika hal itu coba dikonfrontir dengan pihak RIM. Greg kembali menangkisnya. "Tunggu saja berita dari kami jika ada kabar lebih lanjut," pungkasnya.

13 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/13/083816/1419446/328/rim-rahasiakan-server-dan-kantor-perwakilan/

BlackBerry, Spionase, dan Penguasaan Informasi

Saya tertarik dengan perdebatan mengenai isu pemblokiran BlackBerry. Yang menarik bagi saya bukan soal pemblokiran itu sendiri, tetapi sudah mulai sadarnya beberapa pihak tentang pentingnya pengamanan informasi negara.

Belakangan ini, secara tidak sadar, banyak pejabat kita yang menggunakan BlackBerry tanpa tahu konsekuensi keamanannya bagi kepentingan negara. Padahal negara maju seperti Singapura, yang sangat melek teknologi informasi, telah lama melarang pegawai publik untuk menggunakan handset buatan Research In Motion (RIM) itu.

Anehnya, lembaga negara yang tugasnya mendalami ini, seperti Lembaga Sandi Negara, saya lihat belum mengeluarkan statement bahayanya penggunaan BlackBerry
bagi keamanan negara. Pejabat negara sekelas Presiden pun bisa 'berlenggang-kanggung' bersama dengan staf intinya, termasuk para menteri dan staf khusus menggunakan BlackBerry. Begitu juga saya lihat komunikasi di teman-teman unit kerja presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Dari dulu saya sempat bertanya, apakah ada yang salah dengan Lembaga Sandi Negara? Mestinya, merekalah yang paling kompeten berbicara tentang aspek
keamanan negara pada penggunaan BlackBerry. Karena itu, adalah percuma saja kita membuat aturan pengamanan fisik yang ketat bagi komunikasi Kepala Negara,
sementara penggunaan BlackBerry tidak dikendalikan dengan ketat.

Untuk mendalami lebih lanjut tentang hal ini, dapat dibaca diskusi yang dimulai dari pertanyaan seorang anggota pada sebuah milis. Anggota milis ini menanyakan isi sebuah tulisan media massa, yaitu sebagai berikut:

"Segala jenis data yang dikirim menggunakan layanan BlackBerry terenskripsi atau dikunci oleh penyedia layanannya, yaitu Research in Motion Ltd (RIM). Kunci
data ini hanya bisa dibuka oleh RIM yang berpusat di Kanada."

"Jika Indonesia ingin mengakses atau menyadap data yang dikirim lewat BlackBerry, pemerintah RI harus meminta terlebih dahulu kepada pemerintah Kanada. Pemerintah Kanada-lah yang selanjutnya akan meneruskan permintaan tersebut kepada RIM. Data pun akan diserahkan RIM lewat pemerintah Kanada kepada Indonesia."

"Pertanyaannya adalah enkripsi dilarang atau dibolehkan di Indonesia?" tanyanya.

Seorang anggota lain, yang mantan staf khusus bidang teknologi informasi pada sebuah kementerian, menanggapi pertanyaan tersebut. Dia menyatakan bahwa masalah blokir yang muncul saat ini terhadap provider yang berbeda negara adalah dampak kewajiban negara melindungi warganya dan melindungi kepentingan negaranya.

Masalah blok akses hosting antar negara yang terjadi di Timur Tengah adalah hal yang mencuat belakangan di media, sementara blokir tersebut sebenarnya sudah lama terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia. Antara lain, untuk mencegah terjadinya penjajahan ekonomi melalui informasi, keamanan rahasia bisnis, dan rahasia negara, dan banyak hal lain yang tidak bisa dijangkau dengan hukum yang berlaku di negara pengguna fasilitas tersebut.

Masalah bahasan tentang penyadapan di media, menurut pendapat anggota milis ini, hanyalah pengalihan isu dari isu perlindungan konsumen menjadi isu politik. Sebab, meski di Indonesia, bukan berarti pemerintah bebas bisa menyadap tanpa jejak hukum dan tanpa dasar hukum. Justru bila jasa tersebut diselenggarakan di Indonesia, maka bila terjadi sesuatu, negara bisa melakukan tindakan yang melindungi bangsanya.

Ditambahkannya lagi, siapapun pengusaha yang mau mencari makan dan 'mendulang' sebagian dari isi kocek warga negara Indonesia yang jumlah dan omzetnya sangat besar harus bersedia menjalankan kegiatannya dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Sayang, sampai hari ini, faktanya menunjukkan indikasi RIM masih bebas beroperasi di Indonesia tanpa ada tindakan negara untuk melindungi kedaulatan bangsa dan warganya. Beberapa lembaga negara justru menggunakan jasa RIM untuk mengkomunikasikan hal-hal yang bersifat rahasia negara.

"Kita bisa melakukan hal yang lebih baik bagi bangsa dan negara untuk mempergunakan sarana sejenis yang jasanya sudah tersedia secara lokal dengan sarana dan tarif lebih murah dan tidak berbeda fasilitasnya, tanpa harus tergantung kepada RIM," tutupnya.

Seorang member lainnya yang merupakan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) menyatakan, yang menjadi persoalan adalah terakumulasinya konten komunikasi privat warga Indonesia di yahoomail, yahoo messenger, gmail, BB messenger. Sebaiknya, pemerintah memang tidak perlu tahu komunikasi privasi warganya.

Celakanya, justru agen asing yang menguasai akumulasi konten komunikasi privat itu. BlackBerry menempati posisi unik dalam bisnis penguasaan konten komunikasi privat ini karena mampu menarik hati para usernya sehingga rela menyerahkan user id dan password email mereka, termasuk email domain .id mereka. Selain itu, BlackBerry (dan operator Opera Mini) memanfaatkan teknologi proxy kompresi akses web untuk mengakumulasi komunikasi web.

Dijajah Penguasaan Informasi

Apakah pengguna BlackBerry dan Opera Mini sadar kalau akses web mereka adalah melalui server operator di luar sana? Ini termasuk akses ke sistem-sistem informasi berbasis web yang melibatkan entry user id dan password.

Terhadap ini, member yang pertama menanggapi menyatakan, selain jangan sampai kita dijajah negara lain melalui penguasaan informasi, kita juga perlu menjaga jangan sampai Indonesia ikut-ikutan untuk menjadi negara otoriter yang tidak demokratis seperti Amerika, Cina, Rusia, Burma, Inggris, dan beberapa negara yang semuanya berkedok negara  demokrasi, yang secara nyata mengekang kebebasan individu dan privasi dengan
mengendalikan, mengawasi, dan menyadap semua komunikasi pribadi dan usaha tertentu secara bebas berdasar undang-undang, yang dilaksanakan dengan
segala cara untuk memonitor semua komunikasi internal dan eksternal yang terhubung dengan negara tersebut.

Satu tanggapan muncul dari pejabat Kementerian Kominfo, yang juga menjadi anggota milis ini. Dia menyatakan bahwa banyak pihak telah sepakat dengan semangat menjaga kedaulatan informasi NKRI. Kelihatannya, memang akan seperti simalakama. Kuncinya, jangan sampai informasi atau segala hal privasi publik dan negara dikuasai pihak asing.

Yang masih menjadi ganjalan adalah, sedalam apa asing akan bisa menguasai informasi bangsa ini melalui teknologi yang memudahkan hidup manusia? Bila kita menuntut BlackBerry membangun data center di Indonesia, sejauh mana pemerintah atau pihak yang berwenang dapat mengontrol bahwa informasi-informasi yang berjalan melalui data center tersebut tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak sehat, seperti mulai dari pencurian ide-ide, hingga spionase berbalut konten gratisan yang keren ala BlackBerry, Facebook, dan lain-lain.

"Bila saya adalah dalang (misalnya memang demikian) spionase berbalut BlackBerry, maka adalah uang receh untuk sekadar membangun data center di Indonesia. Yang penting adalah saya masih menguasai kedaulatan informasi bangsa Nusantara ini," katanya.

Jadi, apakah Anda masih ingin terus membocorkan rahasia negara kita ke negara lain? Gunakanlah BlackBerry!

11 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/11/105652/1417941/328/blackberry-spionase-dan-penguasaan-informasi

*) Penulis Rudy M. Harahap, adalah Deputi Direktur Biro Perencanaan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tulisan ini hanyalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan sikap institusi tempat penulis bekerja.

4 Alasan BlackBerry Harus Bangun Server di Indonesia

Ada empat alasan utama yang dikemukakan Menkominfo Tifatul Sembiring agar Research in Motion (RIM) mau segera membangun server BlackBerry di Indonesia. Selain aspek legalitas, kontribusi terhadap pendapatan negara, dan faktor keamanan, satu lainnya agar tarif BlackBerry bisa turun 20% lagi.

"Kami sudah menyurati RIM untuk membangun server di sini. Isi suratnya, kurang lebih imbauan kami untuk membangun server di Indonesia beserta alasan pemerintah mengapa mereka diwajibkan untuk membangun server," dalam jumpa pers di kantor Kementerian Kominfo, Selasa (10/8/2010).

Pertama, aspek legalitas. Sesuai UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), penyelenggara telekomunikasi baik lokal maupun asing harus mendirikan server di Indonesia. Kebijakan ini juga berlaku untuk perbankan yang harus mendirikan data center.

"Kedua, kita akan kehilangan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Kalau mereka tidak bangun, bagaimana kita mendapatkan PNBP dari mereka. Sementara Indonesia saat hanya menjadi objek pasar BlackBerry saja," lanjut Tifatul.

Ketiga, pemerintah berharap adanya penurunan tarif karena lokalisasi layanan melalui server lokal. "Kami rasa dengan adanya server di Indonesia, tarif BlackBerry bisa turun 10% sampai 20% lagi," ujarnya.

Alasan keempat yang dikemukakan Menkominfo ialah untuk memudahkan proses penyelidikan pada tersangka kejahatan korupsi atau ancaman terorisme dengan adanya tapping (penyadapan) rekaman pembicaraan.

"Langkah ini biasa kami lakukan berkat kerja sama dengan operator," tandas Tifatul.

04 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/10/121342/1417192/328/4-alasan-blackberry-harus-bangun-server-di-indonesia

Sunday, August 8, 2010

RIM Tak Punya Izin Operasi di Indonesia

Permintaan pemerintah agar produsen BlackBerry, Research in Motion Ltd atau RIM, mendirikan pusat data atau server di Indonesia dipastikan akan sulit dilaksanakan. Hingga kini, perusahaan penyedia layanan akses internet tersebut belum memiliki izin operasi di Indonesia. Padahal, jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia sudah lebih dari 1,5 juta pelanggan.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Masyarakat Telematika Indonesia Mas Wigrantoro Roes Setiadi di Jakarta, Kamis (5/8), menanggapi permintaan pemerintah agar RIM membangun pusat data di Indonesia. ”Tidak mungkin memaksa perusahaan asing yang tidak memiliki izin operasi di Indonesia untuk tunduk kepada hukum Indonesia,” katanya.
Menurut dia, kesalahan awal beroperasinya layanan BlackBerry itu bermula dari proses perizinannya yang seolah-olah hanya mengikat kepada operator telepon seluler. Padahal, tidak semua operator telepon seluler itu memiliki izin layanan internet (internet service provider/ISP). Selain itu, proses kerja sama antara operator dan RIM yang tak memiliki izin operasi di Indonesia juga dinilai janggal.
Tidak akan memblokir
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di sela-sela rapat kerja Kabinet Indonesia Bersatu II dengan gubernur dan ketua DPRD provinsi se-Indonesia di Istana Bogor mengatakan, Indonesia tidak akan memblokir penggunaan sejumlah layanan BlackBerry, seperti yang dilakukan sejumlah negara.
”Persoalan BlackBerry di Indonesia hanya karena mereka belum punya data center saja di sini,” katanya.
Dalam siaran pers Menkominfo disebutkan, Kementerian Kominfo dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia setahun lalu pernah mengimbau RIM agar membangun pusat datanya di Indonesia. Karena hanya berupa imbauan, tidak ada sanksi hukum jika RIM tidak membangun pusat data tersebut.
”Untuk tahap pertama, pemerintah mengimbau dulu (untuk membangun pusat data di Indonesia) agar tidak menimbulkan kekagetan di sini (Indonesia). Pembangunan itu juga akan menghasilkan industri dalam negeri dengan keuntungan jangka panjang,” kata Tifatul.
Kementerian Kominfo memang pernah melarang sementara waktu bagi RIM untuk mengirimkan produk terbarunya ke Indonesia pada 2009. Larangan itu dicabut setelah RIM membangun layanan purnajual dan memberikan garansi bagi produk-produk perusahaan tersebut yang beredar di Indonesia.
Wigrantoro menambahkan, pembangunan pusat data RIM itu sebenarnya akan sangat menguntungkan operator. Pengelolaan lalu lintas data melalui internet akan lebih hemat dan efisien karena sebagian besar data yang dikirim dalam jaringan RIM di Indonesia tidak perlu dikirimkan terlebih dahulu ke pusat data RIM di Kanada. Terlebih lagi sebagian besar lalu lintas data RIM di Indonesia adalah untuk keperluan domestik yang tidak melibatkan orang di luar negeri.
Keberadaan pusat data di Tanah Air itu juga akan lebih melindungi data yang dikirimkan pelanggan BlackBerry yang terkait dengan rahasia atau keamanan nasional agar tidak dipantau dan dimainkan pihak asing. Selain itu, jika muncul materi yang mengandung sejumlah pelanggaran hukum, seperti pornografi atau pelanggaran terhadap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, pemerintah akan lebih mudah melacaknya. (DAY/MZW)
06 Agustus 2010

BlackBerry vs Kedaulatan Indonesia

Saya cukup kaget kemarin diwawancara teman jurnalis yang meminta pendapat saya tentang BlackBerry dan pelanggaran kedaulatan Indonesia. 

Pasalnya, semua informasi pengguna BlackBerry Indonesia akan tersedot ke server BlackBerry yang ada di Kanada. Memang, semua proses komunikasi akan dienkripsi, juga penyimpanan data penting seperti username, password. 

Dan semua arsip chattingan, e-mail akan diambil dulu oleh server BlackBerry di Kanada, baru di-push ke perangkat BlackBerry yang dipakai pengguna Indonesia.

Hanya saja, tuduhan Research In Motion (produsen BlackBerry) melanggar kedaulatan Indonesia, halah buset deh, coba cari alasan yang lebih cerdas lagi. Memang ada berapa pengguna BlackBerry di Indonesia? Lebih banyak mana pengguna BlackBerry dengan pengguna e-mail Yahoo dan Gmail?

Padahal justru semua data e-mail, termasuk password pengguna Indonesia lebih banyak di Yahoo & Gmail, dan barangkali kalau dari sisi jumlah justru Yahoo dan Gmail yang dari jaman dahulu, sudah melanggar kedaulatan Indonesia dong?

Terus mau menyuruh BlackBerry untuk memindahkan server ke Indonesia? Memang BlackBerry pusat trafik internet Indonesia? Percuma saja memindahkan server BlackBerry ke Indonesia. Ujung-ujungnya server BlackBerry itu akan ambil trafik lagi dari 
Facebook, Yahoo, Gmail. Sama saja kan? Akhirnya trafiknya justru keluar lagi.

Kalau server BlackBerry pindah ke Indonesia, memangnya operator di Indonesia bisa lebih dipercaya untuk tidak melakukan sniffing paket BlackBerry dibandingkan dengan operator di Kanada? 

Urusan security juga masalah sih, semua transmisi data di BlackBerry semua dienkripsi dengan kunci yang dipegang oleh BlackBerry. Oke deh untuk keperluan penyidik perlu kunci tersebut. Cuma kalau kunci tersebut diberikan ke aparat di Indonesia. Hmm... kira-kira bisa dipercaya tidak aparat di Indonesia agar tidak membuka semua komunikasi yang ada di BlackBerry? 

Maklum saja, yang ada di BlackBerry kan bukan cuma orang Indonesia, bahkan ada Presiden Obama walau dia besar di SD Menteng.

Saran saya, coba berfikir yang lebih besar daripada sekadar BlackBerry. Masalah utamanya karena kita suka dibuat tergantung pada luar. 

Kita bisa tidak tergantung luar kalau (1) user Internet di Indonesia besar dan (2) semua server layanan atau aplikasi dibuat lokal di Indonesia.

Cara yang paling sederhana:

1. Bantu dan dukung komunitas untuk mengembangkan server/layanan equivalen dengan Yahoo, Gmail, Facebook, Youtube versi Indonesia dengan server lokal di Indonesia.

2. Sambungkan semua sekolah, madrasah, kampus, universitas ke internet menggunakan kewajiban Universal Service Obligation (USO) dari operator telekomunikasi.

3. Buat pandai bangsa. Masukan internet secara integral dalam kurikulum sekolah, berdayakan kaum ibu (perempuan melek TI), Lalu berdayakan UKM agar dapat menggunakan TI dengan baik.


*) Penulis adalah Onno W. Purbo, penulis buku dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi Indonesia. Ia merupakan mantan dosen di Institut Teknlogi Bandung (ITB) dan terkenal dengan perjuangannya terhadap VoIP Rakyat


07 Agustus 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/08/07/152848/1415612/328/blackberry-vs-kedaulatan-indonesia

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...