Showing posts with label Green Attitude. Show all posts
Showing posts with label Green Attitude. Show all posts

Tuesday, March 29, 2011

BNI Ikut Ramaikan Car Free Day Maret 2011

Stand BNI meramaikan jalan sudirman pada CFD 27 maret 2011


Jakarta, 27 Maret 2011, BNI konsisten berpartisipasi dalam Car Free Day yang jatuh setiap minggu keempat. Pada Minggu, 27 Maret 2011, CFD BNI dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Jakarta Senayan melalui kolaborasi Cabang JPU dan Senayan. Pada event ini, BNI mendirikan stand dan panggung hiburan di sekitar mini market “7 Eleven” di jalan masuk Grand Indonesia. Para cyclist baik nasabah dan pegawai mendapatkan konsumsi makanan, voucher satu lembar yang ditukarkan dengan satu gelas kopi dan roti di “7 Eleven” serta berkesempatan untuk memperoleh grand prize sepeda lipat.

Peserta berangkat dari Kantor BNI Jakarta Pusat pukul 06.45 wib melalui rute Sudirman-Menteng-Grand Indonesia. Lebih dari 100 peserta, baik nasabah maupun pegawai ikut meramaikan CFD BNI kali ini. Sdri. Andini,pegawai Divisi KMP beruntung mendapatkan satu sepeda lipat pada saat penarikan door prize. Yang bersangkutan berhasil menjawab pertanyaan jumlah logo BNI yang terpasang di sepanjang arena stand BNI yakni sebanyak 23 buah logo.

Tampak pada gambar, rekan-rekan panitia Cabang Senayan berfoto bersama dan sejumlah cyclist BNI memeriahkan acara CFD yang digagas BNI JPU-Senayan.



Rekan-rekan BNI dari Cabang Senayan/Jakarta Pusat berpose bersama


Monday, March 28, 2011

BNI Dukung Earth Hour 2011

Gedung BNI Kantor Pusat gelap gulita menyambut event Earth Hour 2011

Sukses Padamkan Gedung BNI dan Wisma 46

Jakarta, CST (26/03) – BNI sukses mendukung event Earth Hour 2011 dengan turut memadamkan Gedung BNI dan Wisma 46 dari pukul 20.30 sampai dengan 21.30 wib. Earth Hour adalah program padamkan lampu dan peralatan listrik yang diprakarsai oleh WWF (Worldwide Wildlife Fund for Nature) yang bertujuan untuk mengurangi dampak pemanasan global dengan cara mengurangi konsumsi energi listrik. Selain Kantor Besar, BNI juga ikut memadamkan seluruh outlet BNI di Indonesia kecuali ATM dan signage ATM. Bersama WWF, BNI juga mengeluarkan iklan kampanye “matikan lampu, bantu hentikan bencana” di harian Kompas, Sabtu tanggal 26 Maret 2011, halaman 3.

Menjelang event hari H "jam bumi", BNI melakukan sosialisasi “earth hour” di area lobby Kantor Besar dengan memasang standing banner yang berisi kertas tempel yang diibaratkan sebagai penerangan gedung. Setiap karyawan BNI dihimbau mengambil kertas tempel tersebut sebagai komitmen untuk mematikan lampu selama satu jam.
Rekan-rekan BNI ketika bertugas untuk memonitor gedung (kika: Leonard, Sakariza, Dadan)


Usaha-usaha nyata ini merupakan bukti perwujudan green attitude di lingkungan kerja BNI. Untuk diketahui bersama, menurut PLN, pelaksanaan “jam bumi” ini berhasil mengurangi pemakaian listrik setara 600 MW dengan nilai Rp.600 juta.

Tampak pada foto adalah Gedung BNI Kantor Besar yang gelap gulita selama 60 menit, serta tiga relawan BNI Go Green yang turut membantu “jam bumi” di Kantor Besar.

Sunday, September 6, 2009

Gila, Tahura Jadi Jarahan Pejabat dan Aparat

Proyek reboisasi Taman Hutan Rakyat Batanghari, Provinsi Jambi, selama dua tahun terakhir ini tak bisa dilaksanakan. Penyebabnya, perambah tahura mengancam petugas yang akan melaksanakan proyek itu.

Akibatnya, dana reboisasi Rp 16 miliar yang sudah dianggarkan dua tahun lalu saat ini terparkir begitu saja di kas daerah.

"Ketika panitia proyek mengecek ke lapangan untuk memulai program ini, para perambah dalam tahura mengancam mereka, sehingga mereka akhirnya tidak berani melaksanakan," kata Kepala Subdinas Rehabilitasi Dinas Kehutanan Kabupaten Batanghari, Hamidi, Rabu (25/2).

Menurut Hamidi, perambahan berlangsung secara gila-gilaan dan didukung oknum aparat dan pejabat daerah. Dari seluruh area perambahan yang ada, sebagian di antaranya bahkan adalah okupansi oleh para pejabat maupun tokoh masyarakat.

Ia mencontohkan, ada hakim dan jaksa di Pengadilan Negeri Agama Muara Bulian yang memiliki lahan dalam kawasan tahura untuk ditanami sawit. Ada juga aparat di Kepolisian Daerah Jambi dan Kepolisian Resor Batanghari, calon Wali Kota Jambi, anggota legislatif, dan bahkan mantan pejabat di lingkup Dinas Kehutanan sendiri dan sejumlah dinas lainnya.

Perambahan telah berlangsung lebih dari 10 tahun terakhir pada hutan konservasi seluas 15.830 hektar ini. Perambahan bertambah sekitar 1.000 hektar setiap tahunnya. Kini, diperkirakan 8.000 hektar area tahura yang telah dirambah untuk kebun sawit dan karet, oleh sekitar 1.000 perambah.

Dilanjutkan Erwandi, Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan Dinas Kehutanan Batanghari, reboisasi sulit dilakukan, mengingat sangat besarnya tekanan dari para perambah hutan. Bahkan, reboisasi yang sempat dilaksanakan tahun 2004 hingga 2006 dinyatakan tidak berhasil karena hampir seluruh bibit yang telah ditanami langsung dicabuti oleh para perambah.

"Seluruh tanaman pada reboisasi tahun 2004 hingga 2006 seluas 400 hektar dan 275 hektar habis dicabuti oleh para perambah. Mereka ganti dengan menanam sawit," tuturnya.

Tidak hanya proyek reboisasi, gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan juga tidak dilaksanakan sejak 2007. Anggaran untuk GNRHL pada 2008 akhirnya tidak dianggarkan lagi oleh pemerintah pusat.

Direktur Aliansi Masyarakat Peduli Hutan dan Lahan Aditya mengatakan, dalam kondisi tahura telah hancur, cara yang masih dapat dilaksanakan adalah mendorong penguatan ekonomi bagi masyarakat di sekitar hutan. Perlu juga digerakkan komunitas-komunitas penjaga hutan yang melibatkan masyarakat setempat. Mereka dapat memanfaatkan hasil hutan nonkayu, sekaligus menjaga keamanan dalam hutan.

Thursday, August 27, 2009

Defisit Anggaran Amerika Serikat 9 Triliun Dollar

Dalam Jangka Panjang Perekonomian Terganggu

Defisit anggaran Pemerintah AS diperkirakan akan mencapai 9,05 triliun dollar AS dalam 10 tahun mendatang. Dampak defisit yang menggelembung ini, program reformasi Presiden Barack Obama dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang akan terganggu.

Besaran perkiraan defisit itu bertambah 2 triliun dari perkiraan sebelumnya. Defisit terus membesar karena Pemerintah AS memerlukan banyak sekali dana untuk memperbaiki sistem finansial dan stimulus fiskal untuk mengerakkan kembali perekonomian.

Untuk menutupi defisit, pemerintah perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam jangka panjang, meningkatkan penerimaan pajak, serta memangkas pengeluaran. Persyaratan ini tampaknya akan sulit dilakukan dalam masa krisis seperti ini.

Semua ini merupakan warisan dari kebijakan buruk mantan Presiden AS George W Bush. Di dalam negeri, Bush mengurangi penerimaan pajak korporasi. Di luar negeri Bush menjalankan dua perang, di Irak dan Afganistan, yang menelan triliunan dollar AS dana Pemerintah AS. Di sisi keuangan, rezim Bush tidak mengekang perilaku liar korporasi, yang termasuk memicu krisis ekonomi.

Keadaan diperkirakan akan memburuk karena produktivitas ekonomi AS akan menurun seiring dengan meningkatnya warga berusia tua. Hal ini juga akan membuat Pemerintah AS memerlukan lebih banyak pengeluaran, sementara penerimaan berkurang.

Seiring dengan membengkaknya defisit anggaran, total utang Pemerintah AS juga akan mencapai 11,6 triliun dollar AS. Besaran defisit dan potensi peningkatan utang ini akan menimbulkan debat politik.

Kubu Partai Republik meminta Obama meninggalkan rencana mengenai program pembiayaan pelayanan kesehatan agar terjangkau masyarakat. Obama juga diminta menangguhkan program pengurangan pemanasan iklim global.

Ini adalah program yang juga dilakukan George W Bush, pendahulu Obama. Namun, usulan Republik ini membuat AS tidak diskukai dunia dan juga dicaci warga sendiri karena warga miskin tak mampu berobat.

Sebelumnya, Obama sudah mengatakan akan memangkas defisit hingga setengah dari yang diwarisinya dari Bush di akhir masa jabatannya pada tahun 2013 mendatang.

Akan tetapi, popularitas presiden baru ini semakin merosot karena mendapatkan kritik pedas dari lawan-lawan politik mengenai cara membiayai reformasi kesehatan yang sedang disusun.

”Pemerintah sangat khawatir soal defisit ini dan berupaya agar defisit itu tetap terkendali. Itu merupakan prioritas,” ujar Direktur Anggaran Gedung Putih Peter Orszag.

Republik berceloteh

Kubu Republik mulai berceloteh dengan mengatakan defisit itu sangat mengkhawatirkan. ”Sirene fiskal kita telah berbunyi,” ujar anggota Senat dari Republik Mitch McConnell. Beban ini akan memberatkan generasi mendatang dan makin tidak terkontrol.

”Defisit anggaran yang permanen dan besar ini sangat negatif dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Defisit akan mendorong tingkat suku bunga naik dan mengurangi jumlah modal yang tersedia untuk investasi serta mengurangi pertumbuhan produktivitas,” ujar Augustine Faucher, Director Ekonomi Makro pada Moody’s Economy.com. Defisit yang ditutup dengan utang, di masa datang membuat anggaran terkuras untuk membayar cicilan utang.

Biro Manajemen dan Anggaran (OMB) memperkirakan perekonomian AS akan terkontraksi sebesar 2,8 persen tahun ini,
lebih dalam dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 1,2 persen.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi menyebabkan penyerapan tenaga kerja rendah. Tingkat pengangguran diperkirakan akan mencapai puncak pada akhir 2009 menjadi 10 persen.

Perkiraan defisit, yang diluncurkan pemerintah, lebih kurang sama dengan perkiraan dari Biro Anggaran Kongres AS (CBO). Badan milik Kongres AS ini menaikkan perkiraan defisit pada 10 tahun mendatang menjadi 7,1 triliun dollar AS.

Walau sebagian besar defisit itu merupakan buah dari kebijakan Bush, kebijakan populis Obama juga menambah sisi bahaya. Obama sudah menyatakan bahwa dia akan memperpanjang beberapa bentuk penghapusan pajak, yang pernah diluncurkan Bush. Hal ini justru membuat penerimaan negara rendah, sementara pengeluaran meningkat, terutama di masa resesi.(AP/AFP/Reuters/joe)

Tuesday, August 25, 2009

Clayton, Penjaga Hutan Nantu dari Inggris

 Tahun 1869, sang naturalis legendaris Alfred Russel Wallace (1823-1913) dari Desa Hurstpierpoint, wilayah Sussex, Inggris, menyelesaikan buku catatan perjalanannya. Buku itu diberi judul The Malay Archipelago dan di dalamnya membahas Garis Wallace.

Wallace menemukan ada dua kelompok fauna yang berbeda antara wilayah timur dan barat. Garis pembatas itu disebut Garis Wallace. Garis pembatas itu ada di antara Pulau Bali dan Lombok serta antara Kalimantan dan Sulawesi.

Wallace mengungkap, fauna Sulawesi aneh dan ganjil. Kemungkinan sebagian Sulawesi ada yang masuk Asia dan sebagian masuk Australia. Sejak itulah, Sulawesi atau Celebes dikenal misterius dengan fauna uniknya.
Pada era berbeda dan generasi yang berbeda pula, tepatnya tahun 1986, dari desa yang sama dengan Wallace, mahasiswi Universitas Oxford, Inggris, Lynn Clayton, menyusuri belantara Sulawesi. Saat itu, Clayton membantu Dr Anthony J Whitten membuat buku The Ecology of Sulawesi.

Clayton yang saat itu masih S-1 seolah menelusuri ”dongeng-dongeng” yang diceritakan Wallace. Takjub sekaligus bangga bisa merealisasikan mimpi masa kecilnya menjadi konservasionis. ”Saya tahu, kalau Wallace pernah tinggal di desa saya, baru tahun lalu,” katanya.

Ekspedisi pertama itu membuatnya jatuh cinta dengan hutan Sulawesi, yang selanjutnya membuat dia tetap di Sulawesi hingga kini. Mendedikasikan hidupnya untuk konservasi hutan primer di Hutan Nantu, Boliyohuto-Paguyaman, Gorontalo.

Ya, 23 tahun jika dihitung sejak ekspedisi pertamanya. Tampaknya Clayton ingin menerapkan betul teori yang dia dapatkan. Menjadi intelektual organik, bekerja di tengah problem riil masyarakat.

”Saya masih menjadi peneliti Universitas Oxford, tetapi saya suka kerja di lapangan. Saya tak bisa meninggalkan kerja lapangan,” kata ”doktor babi rusa” ini.

Awalnya babi rusa

Clayton meraih gelar S-3 tahun 1996 dari hasil penelitian di Hutan Nantu dengan judul ”Conservation Biology of the Babirusa in Sulawesi, Indonesia”. Babi rusa (Babyrousa babyrussa) sejak 1996 masuk kategori langka dan dilindungi IUCN dan CITES.

Babi rusa unik karena memiliki taring yang tumbuh dari hidung, bengkok ke belakang sampai di depan matanya. Clayton tak hanya menjadi peneliti, tetapi juga ikut memikirkan bagaimana konservasi satu satwa langka berbuah pada konservasi untuk kelestarian hutan dan kesejahteraan warga.

Jangan sepelekan satu binatang babi rusa. Selain hewan ini hanya ada di Sulawesi dan sekitarnya, spesies ini bisa menjadi ikon atau spesies kunci untuk konservasi.

Melindungi satu spesies kunci tak akan bisa berhasil jika tidak diikuti dengan konservasi habitatnya. Mengonservasi habitat spesies kunci berarti mengonservasi hutan secara umum beserta isinya. Itulah prinsip ekologi yang sedang diembannya.

Penelitian babi rusa merupakan jalan panjang yang harus dilalui Clayton. Dimulai tahun 1988, setelah menyelesaikan ekspedisi, dia kemudian mengajukan proposal penelitian soal babi rusa di Sulawesi untuk studi pascasarjana.

Tahun 1989, selama enam bulan dia mencoba mencari tempat untuk pengamatan, tetapi tak kunjung ketemu. Di tengah keputusasaan, sampailah dia ke Sungai Nantu. Di kawasan itulah dia menemukan daerah yang sering didatangi babi rusa.

”Ada lokasi terbuka berukuran 20 meter x 60 meter dikelilingi pepohonan dan di tengah lokasi terdapat sumber air panas. Lokasi itu merupakan tempat berkumpul hewan-hewan unik dan langka, ada babi rusa, anoa, dan masih banyak lagi, tetapi rata-rata didominasi babi rusa,” katanya.

Tempat itulah satu-satunya di dunia untuk melihat langsung babi rusa di alam terbuka. ”Orang menyebut lokasi itu adudu,” katanya.

Akhirnya, di tepi sungai di tengah hutan belantara, dia membuat gubuk tempat tinggal sekaligus pos penelitian selama berbulan-bulan.

Di kubangan itu dia pernah melihat rombongan babi rusa hingga 44 ekor, bercengkerama, minum, dan menjilati tanah di kubangan. Babi rusa menjilati tanah yang kaya mineral itu untuk menetralisasi racun buah pangi yang mereka makan.


Tahun 1994, para pembalak liar mulai merangsek ke wilayah Nantu. Melihat ancaman itu, Clayton dan kawan-kawan dari beberapa universitas dan pemerintahan lokal berinisiatif mengajukan daerah tersebut sebagai kawasan konservasi.

”Saya bersama teman-teman dari Institut Pertanian Bogor dan Kanwil Kehutanan Sulawesi Utara memulai upaya ke Departemen Kehutanan Jakarta untuk mengajukan hutan itu sebagai kawasan konservasi,” katanya.
Tahun 1994 perusakan hutan mulai terjadi. ”Siang malam saya diliputi kesedihan mendengar bunyi pohon roboh, gergaji mesin meraung-raung, memorak-porandakan hutan yang saya kagumi,” katanya.

Beberapa adudu hancur. Setiap hari hewan langka, seperti babi rusa, rusa dan anoa, dijumpai mati akibat jerat yang dipasang orang. Maka, tekad Clayton makin menyala untuk mendorong peningkatan keamanan hutan dengan bantuan kepolisian.

Upaya lain adalah memublikasikan keanekaragaman hayati Hutan Nantu dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Ya, keahlian Clayton dengan otoritas doktornya memang punya akses ke dunia internasional.

Tahun 1999 Hutan Nantu ditetapkan Menteri Kehutanan sebagai hutan konservasi dengan status Suaka Margasatwa seluas 31.215 hektar. ”Keputusan ini merupakan secercah harapan untuk menata kembali Hutan Nantu yang rusak,” katanya.

”Berkat patroli dari kepolisian, untuk sementara Hutan Nantu aman. Namun, illegal logging dan transmigrasi tetap jadi ancaman ke depan,” ujarnya.

Setelah relatif aman, apakah Clayton hendak pulang ke desanya untuk menulis laporan perjalanannya? ”Belum. Tujuan saya belum tercapai, masih tahap perjuangan. Tujuan utama saya adalah hutan lestari dan masyarakat sejahtera,” katanya.

Senin, 24 Agustus 2009
Source: http://sains.kompas.com/read/xml/2009/08/24/08394760/clayton.penjaga.hutan.nantu.dari.inggris

Tuesday, August 11, 2009

How Eco-Savvy Are You?

It’s Earth Month, and that means lots and lots of information coming at you about how to live with a lighter environmental footprint. Of course, with all of the media focus on sustainability over the past couple of years, you may figure there’s not much left for you to learn. Maybe… or maybe not! Take this quiz to see how much you do know… and what you can still learn about the green life.



Content courtesy of our partner Intent.com



1. You’re shopping for ingredients to take to a potluck a neighbor is hosting, and want to choose the most Earth-friendly options. Which of the following labels has strict definitions attached to it, and is certified by a third party?



a.Vegan

b.Antibiotic-Free

c.Organic

d.Natural



2. A friend suggests that the two of you chip in and purchase a CSA (community-supported agriculture) membership for the coming year. You think hard, and try to remember what a CSA is. Is it:



a.A farmers market in the neighborhood?

b.A food cooperative?

c.An urban or community garden?

d.A model for buying “shares” in a local farmer’s harvest?



3. The weather warms up, and, one morning, you discover your puppy is covered in fleas after playing outside. What’s the most potentially harmful way (to the environment, and your puppy) to handle this problem?



a.Sprinkling diatomaceous earth over your yard

b.Spraying beneficial nematodes over your yard

c.Bathing your puppy in an herbal flea shampoo containing citrus oils

d.Begin applying a monthly spot-on flea treatment from the veterinarian



4. You've got a sizzling hot weekend of romance planned. Among your plans: introducing some new toys to your relationship (yeah, those kinds of toys). To ensure a safe, healthy experience for your partner and yourself, you want to make sure the sex toys you purchase are free of ____.



a.Phthalates

b.Phlebotomists

c.Phragmites

d.Phalanxes



5. Work, family, and friends have kept you hopping lately, and now the house is well past its deadline for cleaning. What's the one quality you should look for in a "green" cleaning product?



a.It's free of volatile organic compounds (VOCs)

b.It's free of chlorine bleach

c.It's homemade from non-toxic ingredients

d.All of the above



6. Your energy bills have been through the roof lately. What's the most important step you can take to lower your use of energy (and, in the process, lower those bills!)?



a.Replace incandescent light bulbs with compact fluorescents

b.Unplug electronics and appliances when not in use

c.Increase insulation levels in your exterior and basement walls, ceilings, floors, and crawl spaces.

d.Switch from a desktop to a laptop computer



7. Keeping healthy and fit requires a regular exercise routine, but much of the "stuff" associated with working out these days consumes resources unnecessarily, and creates waste and pollution. What's the most important step you can take to minimize the environmental impact of your exercise regimen?



a.Buy (and use) a reusable water bottle.

b.Take your exercise routine off the treadmill and elliptical, and get outside to work out.

c.Join a "green gym"

d.All of the above



8. From excess packaging to the potential presence of parabens (say that three times fast!), the morning beauty routine can take its toll on the environment, and even present health threats. Which of the choices for changing beauty and personal care habits listed below will most likely make multiple positive impacts on your health and your environmental footprint?



a.Buy cosmetics and personal care products labeled "organic"

b.Cut back on the number of products (even "safe" products), and use them less often

c.Buy cosmetics and personal care products labeled "natural"

d.Grind your own minerals, mix your own moisturizers, and boil your own soap.



9. You're cooking for a group of friends, several of whom are vegan. The recipe you want to make lists eggs as an ingredient. What should you do?



a.Ditch the recipe, and serve carrot and celery sticks.

b.Include the eggs--they won't notice.

c.Replace the eggs with mashed bananas

d.None of the above



By Jeff McIntire-Strasburg

Source:

http://www.beliefnet.com/Holistic-Living/Environment/Quizzes/How-Eco-Savvy-Are-You.aspx

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...