Showing posts with label Green Corporation. Show all posts
Showing posts with label Green Corporation. Show all posts

Tuesday, May 3, 2011

BNI – WWF Indonesia Terbitkan Kartu Kredit Affinity

Penyerahan dummy kartu kredit BNI - WWF. Dari kiri ke kanan: Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto, Conservation Director WWF Klaas Jan Teule, Marketing and Communication Director WWF Devy Suradji dan GM BNI Card Center Dodit Wiweko Probojakti

Jakarta - 03 Mei 2011. BNI bekerjasama dengan World Wildlife Foundation (WWF) Indonesia menerbitkan Kartu Kredit Affinity BNI - WWF Card, sebuah kartu kredit dengan desain WWF yang ditujukan untuk komunitas supporter WWF-Indonesia dan masyarakat umum yang peduli dengan pelestarian alam. Kartu kredit affinity ini adalah bagian dari upaya WWF untuk menggalang dana bagi konservasi dan merupakan penyadar tahuan WWF kepada supporternya tentang gaya hidup ramah lingkungan.


Monday, March 14, 2011

BNI Go Green: Panduan Hidup Hijau

24 Tindakan Praktis Untuk Mengurangi Laju Perubahan Iklim

Kata Pengantar

Kepedulian BNI terhadap Perubahan Iklim dan Pemanasan Global, sudah menjadi komitmen usaha yang akan diterapkan secara berkesinambungan.

Sejak deklarasi BNI GRIYA Green Design 2008 pada bulan April, yang ditandatangani oleh Wakil Direktur Utama dan Direktur Kredit Konsumen BNI, Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Lansekap Indonesia, Himpunan Desainer Indonesia, REI (Real Estate Indonesia) dan Majalah Griya Asri, maka gerak usaha BNI akan lebih difokuskan bagi mitra dan nasabah yang mendukung program peduli pada kelestarian lingkungan dan pembangunan yang ramah lingkungan.

Konsep produk-produk BNI juga memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung bagi kelestarian lingkungan, diantaranya adalah dengan cara mensosialisasikan serta memberikan edukasi bagi para nasabah dan mitra kerja BNI. Dalam mewujudkan hal tersebut, kami meluncurkan buku praktis “PANDUAN HIDUP HIJAU”. Buku ini memuat hal-hal sederhana yang bisa kia lakukan dalam mengupayakan hidup lebih sehat dan nyaman, tetapi juga berdampak besar dalam mencegah perubahan iklim yang sedang terjadi.

Melalui panduan sederhanaini juga diharapkan seluruh komponen masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya berpartisipasi dalam upaya mengurangi Perubahan Iklim dan Pemanasan Global yang semakin mengancam kelangsungan hidup anak cucu kita di masa datang.

Tim Penerbit : BNI GRIYA, MAJALAH GRIYA ASRI & GREEN DESIGN

COMMUINTY

Penggagas : Diah Sulianto

Tim Pelaksana : A.Iskandarsjah Latief, Rifky Sungkar, Djoni D.Waridan.

Editor : Priandono Nurhadi, Ronny Tanumihardja

Desain Grafis : Yuli Istanto

Foto : Istimewa dan Ahkmul Hakim

Produksi : Basuki Heru S

Marketing : Indrawati Moeripto

Tim Pelaksana : Griya Asri – Tualang Adventures

BAHAYA PERUBAHAN IKLIM

Bayangkan kejadian ini : Kota-kota di pesisir pantai tenggelam akibat naiknya permukaan laut, memicu migrasi besar ke arah daratan yang lebih tinggi. Kondisi ini diperburuk dengan sulitnya mendapat makanan dan air tawar akibat kekeringan berkepanjangan, menggagalkan panen tanaman pangan.

Bahkan saat hujan datang, air akan turun dengan deras sekali, seringkali diiringi badai, menciptakan malapetaka banjir besar. Bantuan juga sulit diharapkan karena tidak ada negara yang lolos dari perubahan iklim, semuanya sibuk dengan urusan bencana di tempat masing-masing.

Kejadian ini bukanlah cerita fiksi ilmiah. Laporan dari IPCC-kumpulan ilmuwan di seluruh dunia dan pada tahun 2007, menyatakan perubahan iklim adalah nyata dan situasi katastropik seperti digambarkan di atas sangat mungkin terjadi bila kita tidak mencegah perubahan ini.

Sebanyak lebih dari 30% tumbuhan dan binatang akan punah jika suhu naik, naik antara 1,8 derajat – 4 derajat C diakhir abad ini, (Intergorvernmental Panel on Climate Change – IPCC 2007).

Terdapat peningkatan besar jumlah bencana dari 200-250 pada periode 1987 – 1997, menjadi 2 kali lipat pada 7 tahun pertama di abad 21, Kenaikan ini hampir semuanya disebabkan oleh bencana yang terkait dengan kondisi cuaca. (Climate Guide 2007).

PENYEBAB IKLIM BERUBAH

Manusia penyebab semua ini. Pola konsumsi dan gaya hidup boros penggunaan energi berbahan bakar fosil, penggundulan serta kebakaran hutan, menyebabkan buangan CO2 ke atmosfer meningkat tajam.

Gas ini merupakan unsur utama penyusun gas rumah kaca di atmosfer memantulkan kembali panas yang dilepas oleh permukaan bumi setelah menerima cahaya matahari.

Semakin tinggi konsentrasi CO2, semakin banyak panas dipantulkan, suhupun naik. Peningkatan konsentrasi CO2 secara drastis dalam beberapa dekade belangkangan inilah yang membuat suhu bumi melonjak dalam waktu singkat mengakibatkan iklim menjadi liar, cepat berubah-ubah dan sulit diprediksi.

Selama seratus tahun terakhir, suhu udara permukaan bumi kenaikan hingga 0,80 C. (The Rough Guide to Climate Change, 2008).

IPCC memperkirakan tinggi permukaan air laut telah naik rata-rata 2,5mm per tahun. Bila ini terus terjadi, pada tahun 2030, Indonesia bisa kehilangan 2000 pulau. (Indonesia dan Perubahan Iklim, 2007).

EMISI KARBON DARI HUNIAN KITA

Tidak disangka ternyata rumah kita dan berbagai bangunan lainnya merupakan sumber emisi gas rumah kaca tidak bisa dianggap remeh.

Bangunan menyumbang 7,9% emisi global gas rumah kaca dan jika faktor penggunaan listrik dimasukkan, angka ini membengkak menjadi 33% dari total emisi global pada tahun 2004.

Ini disebabkan konsumsi energi bangunan begitu besar terutama untuk aktifitas operasional seperti penggunaan AC, penerangan, pemanas air atau peralatan berbasis listrik.

Cara temukan untuk menekan emisi gas rumah kaca ini adalah dengan meningkatkan efisiensi energi pada bangunan. Untuk dapat melakukan ini, yang diperlukan hanyalah informasi yang tepat dan perubahan perilaku kita.

Bangunan mengkonsumsi sekitar 30-40% dari total energi global (UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).

Dengan menggunakan teknologi yang ada dan dalam waktu singkat, konsumsi energi bangunan baru maupun lama dapat dipotong 30-50% tanpa peningkatan biaya investasi yang nyata (UNEP Sustainable Construction and Building Initiative).

KITA BISA BERBUAT SESUATU

“Isu perubahan iklim adalah masalah global jadi harus pemerintah yang bergerak untuk mengatasi masalah ini”. Benar, peran pemerintah Negara di seluruh dunia sangatlah penting dalam memecahkan masalah ini.

Namun mengingat laju perubahan iklim terjadi begitu cepat dan berbahaya, maka tidak ada jalan lain semua lapisan masyarakat harus turut serta dalam memerangi perubahan iklim, sebelum semuanya terlambat. Gaya hidup dan pola konsumsi yang boros energi harus diubah.

Melalui cara-cara sederhana seperti pada halaman-halaman berikut ini, kita bisa merubah keadaan, Semakin banyak orang mau bertindak semakin besar harapan bumi ini untuk pulih dari kerusakan dan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi anak cucu kita.

Pada 31 Maret 2007, melalui gerakan Earth Hour sekitar 2,2 juta penduduk kota Sidney-Ausrtralia beserta 2.100 perkantoran mematikan semua lampu selama jam hingga mampu mengurangi konsumsi energi 10,2% di seluruh kota (www.earthhour.org).

1. Gunakan Lampu Flourescent

Cara termudah untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan mengganti bohlam lampu pijar di rumah anda dengan lampu neon kompak atau dikenal dengan istilah Compact Flourescent Lamp (CFL). Lampu neon berbentuk seperti ice cream cone dan berukuran kecil ini, sangat hemat energi, mengkonsumsikan listrik 75% lebih rendah dibandingkan dengan bohlam lampu biasa.

Lampu CFL juga mengeluarkan panas lebih sedikit sehingga mengurangi penggunaan listrik untuk sistem pendingin (AC). Bandingkan dengan bohlam biasa, hampir 85% dari daya akan diubah menjadi panas, bukan cahaya ! Memang harga lampu neon kompak lebih mahal dibandingkan bohlam biasa, namun kemampuannya menghemat pemakaian listrik dan umurnya yang jauh lebih panjang (sampai 12.000 jam), akan menguntungkan anda karena mengurangi tagihan listrik rumah setiap bulannya.

Australia menjadi Negara pertama yang melarang penjualan lampu pijar pada tahun 2012. Langkah ini akan mengurangi emisi karbon hingga 4 juta ton dan mengurangi tagihan listrik untuk lampu hingga 66% Jika satu juta rumah masing-masing menggunakan 4 lampu hemat energi maka 900.000 ton gas rumah kaca akan terhapuskan. (Live Earth 2007)

2. Naikan Suhu AC

Kedinginan dalam ruang ber-AC? Kadang sampai harus memakai pakaian tebal atau selimut ! Menggelikan tetapi itu sering terjadi.

Sebenarnya ini mudah diatasi secara sederhana: naikan suhu pada pengatur AC. Di daerah tropis seperti Indonesia, suhu udara yang dibutuhkan agar orang dapat beraktifitas nyaman berkisar antara 240-260 C. Jadi tidak perlu mengatur AC di rumah pada suhu kurang dari 200C.

Semakin dingin suhu semakin besar energi listrik yang diperlukan. Itu hanya menambah biaya tagihan dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.

Peserta konfrensi dihimbau untuk tidak menggunakan pakaian jas dan dasi, untuk menciptakan suasana lebih nyaman dan mengurangi penggunaan AC sehingga menurunkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan. Demikian pengumuman dari Panitia Konfrensi PBB mengenai Perubahan Iklim 2007 di Bali.

3. Undanglah Angin Dan Cahaya

Ciptakan kenyamanan dalam rumah anda dengan membiarkan angin dan cahaya matahari masuk. Perbanyak atau perlebar bukaan dalam rumah baik berbentuk jendela maupun ventilasi. Biarkanlah udara dari luar mengalir ke dalam rumah, mengganti udara lama dan menyejukan ruangan.

Beri jalan kepada cahaya matahari untuk masuk dan menerangi bagian dalam rumah. Jika dirasa sinar matahari yang masuk membuat rumah menjadi panas, cegahlah dengan menggunakan jenis kaca atau kaca film yang dapat menahan sinar inframerah dan ultraviolet.

Dengan mengundang kedua elemen ini, anda dapat menurunkan pemakaian AC dan lampu, berarti hemat energi. Hemat energi berarti hemat pengeluaran karena penggunaan listrik anda berkurang.

Dinegara maju integrasi strategi pencahayaan alami pada gedung komersial mampu menurunkan biaya energi hingga 1/3, daerah tropis seperti di Indonesia memiliki cahaya alami melimpah karena matahari bersinar terus sepanjang tahun.

4. Pakai Peralatan Hemat Energi

Tanpa disadari banyak peralatan elektronik atau kebutuhan rumah tangga yang boros listrik, ada di rumah kita. Mulai dari mesin cuci, kulkas, AC, oven, pompa air, pemanas air, seterika listrik, TV, komputer sampaui tape atau home theater.

Periksalah apakah peralatan tersebut termasuk jenis yang hemat energi. Biasanya terdapat logo standar hemat energi seperti Energi Star atau baca kebutuhan konsumsi daya listriknya dan bandingkan dengan model terbaru.

Jika peralatan anda masih termasuk yang boros listrik saat mau mengganti, pilihlah model yang hemat energi.

Pasang pemanas tenaga matahari (solar thermal) di atap rumah. Manfaatkan energi gratis dari sinar matahari.

Penggunaan peralatan kantor hemat energi dapat mengurangi penggunaan AC sehingga memotong biaya energi dan emisi gas rumah kaca sebesar 20-30% (Green Office Guide, 2001).

5. Hindari Stanby Mode

Ketika memadamkan televisi dengan menggunakan remote control, kita berpikir terputus sudah aliran listrik ke peralatan ini. Salah ! Mematikan dengan remote, berarti memposisikan televisi pada stanby atau sleep mode.

Pada posisi ini semua peralatan elektronik-televisi, tape atau komputer masih mengkonsumsi listrik, menyedot energi secara diam-diam.

Karena itu matikanlah peralatan elektronik dengan cara menekan tombol on-off atau jika tidak terlalu merepotkan cabut saja stop kontaknya.

Di negara Inggris Raya, perilaku meninggalkan peralatan elektronik dalam posisi standby, menimbulkan kerugian hingga 11 milyar poundsterling di tahun 2010, demikian sebuah studi menyebutkan (BBC News).

Cabut saja kontak charger telepon genggam atau pemutar MP3 anda, saat tidak digunakan agar tidak ada energi listrik yang terbuang sia-sia.

6. Hijaukan Komputer Anda

Pada masa kini, komputer sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun tempat kerja. Tentu saja peralatan ini menyedot listrik, namun melalui beberapa tindakan sederhana berikut pemakaian energi bisa menjadi lebih efisisen :


  1. matikan komputer dan monitor jika sudah tidak digunakan atau ditinggal cukup lama.
  2. matikan monitor dan atur komputer pada posisi sleep atau hibernate jika ditinggal sebentar.
  3. hindari penggunaan screensaver karena mengkonsumsi banyak energi
  4. pertimbangkan memakai laptop daripada desktop karena lebih hemat listrik
  5. pertimbangkan menggunakan layar LCD dari pada monitor biasa karena hemat listrik
Dalam setahun, lebih dari 30 milyar kilowatthour (KWH) listrik terbuang sia-sia akibat kebanyakan dari kita lupa mematikan komputer saat tidak digunakan. (www.local-cooling.com)

7. Bebas dari Stirofoam

Hidup memang lebih mudah dengan adanya stirofoam. Kita bisa gunakan untuk membungkus barang yang akan dibawa atau dikirim sehingga lebih tahan terhadap benturan.

Kita juga bisa pakai sebagai kemasan makan pada gelas minum yang bisa menahan panas, praktis dan murah. Tapi coba bayangkan, stirofoam bekas kita pakai tersebut tetap akan ada sampai ribuan tahun. Bahan ini memang termasuk jenis sulit sekali untuk dapat terurai di tanah.

Belum lagi disinyalir stirofoam ternyata mengandung zat styrene yang berbahaya bagi kesehatan. Lebih bijaksana jika kita mulai berhenti menggunakan barang ini. Toh, hidup juga tidak akan terlalu sulit tanpa adanya stirofoam.

Mintalah selalu minuman hangat yang anda pesan di restoran atau kafe disajikan dengan menggunakan gelas keramik atau mug, bukan cup stirofoam.

Stirofoam terbuat dari polystyrene yang berbahan baku minyak bumi. Semakin banyak stirofoam diproduksi berarti semakin banyak gas rumah kaca yang dihasilkan.

8.Kurangi Plastik

Banyak diantara kita yang kecanduan kantung plastik atau kresek. Belanja dimana pun dengan barang besar atau kecil, banyak atau sedikit, selalu dimasukkan ke dalam kantung plastik.

Harap diketahui kantung plastik ini sebenarnya terbuat dari minyak bumi dan gas alam, penyebab emisi gas rumah kaca.

Selain itu kantung plastik juga suit diuraikan, sehingga sampahnya berserakan dimana-mana hingga ratusan tahun.

Jadi sebaiknya kita kurangi penggunaan plastik ini. Masukkan barang belanjaan ke tas yang kita bawa jika muat atau bawalah sendiri tas atau kantung dari kain untuk barang belanjaan.

Sekitar 500 milyar – 1 triliun kantung plastik digunakan oleh penduduk di seluruh dunia dalam setiap tahun. (National Geographic News, 2003)

Untuk menekan konsumsi kantung plastik, pemerintah Irlandia menggenakan pajak bagi pemakai kantung ini sementara China melarang setiap toko memberikan kantung palstik gratis dan menganjurkan pembeli untuk membawa tas kain atau keranjang sendiri.

9. Hindari Bahan Beracun

Tanpa terasa, hidup kita saat ini telah berdampingan dengan bahan-bahan beracun. Beberapa diantaranya merupakan bahan yang digunakan sehari-hari baik di kamar mandi, kamar tidur, ruang keluarga, dapur maupun di halaman rumah. Bahkan tanpa disadari kitapun sering mengkonsumsi bahan makanan mengandung racun berbahaya.

Kenalilah bahan-bahan beracun tersebut demi kesehatan kita dan kelestarian lingkungan. Gantilah dengan bahan lain yang aman atau jika terpaksa tetap memakai, baca aturan pakai dan gunakan seaman mungkin.

  • Bahan makanan tercemar pestisida menempel pada sayuran segar-cuci dengan air mengalir
  • Cat tembok, beberapa cat masih menggunakan bahan timbal – gunakan cat bebas logam berat,
  • Pembasmi serangga, Residu racun menempel – ganti dengan raket nyamuk.
  • Hair-spray, AC berbahan dasar CFC, menyebabkan lubang pada ozon – cari produk yang non –CFC.
  • Baterai  mengandung logam berat – Pakai baterai isi ulang.
  • Genteng asbes, seratnya bila terlepas ke udara bisa terhirup oleh manusia – pasang genteng selain asbes.
10.Terapkan 3R

3R (Reduce, Reuse, Recycle)

Berbagai barang yang digunakan sehari-hari, kebanyakan berasal dari proses pembuatan yang menghasilkan gas CO2. Mengurangi pembelian barang sekali pakai atau menggunakan suatu barang berulang-ulang sebelum dibuang akan memberikan sumbangan dalam mengurangi perubahan iklim. Ada tiga prinsip bisa diterapkan yaitu Reduce (kurang), Reuse (gunakan kembali) dan Recycle (daur ulang).

Kurangi penggunaan kantung plastik atau kemasan seperti botol atau bungkus plastik maupun barang-barang sekali pakai.

Gunakan kembali kaleng bekas tempat susu atau makanan untuk pot tanaman, manfaatkan kedua sisi kertas sebelun dibuang, pakai baterai yang bisa diisi ulang, sumbangkan pakaian atau komputer beks agar dapat dimanfaatkan kembali oleh orag lain.

Daur ulang sampah dapur dan sisa makanan menjadi pupuk kompos.

11.Mari Meng-kompos

Tumpukan sampah memenuhi perkotaan, menimbulkan bau tak sedap dan pemandangan tidak mengenakan adalah sesuatu hal yang tidak perlu terjadi. Sebenarnya sampah dapat dikurangi sejak dari rumah.

Sebagian besar sampah rumah tangga adalah sampah organik atau basah, dihasilkan dari dapur seperti sisa-sisa makanan. Sampah ini dapat diurai menjadi kompos, berguna sebagai pupuk tanaman. Mengubah kebiasaan, hanya itu yang perlu dilakukan! Sediakan dua macam tempat sampah, satu untuk organik sedangkan yang lain untuk non organik.

Dengan cara sederhana ini, lingkungan jadi bersih dan tanaman pun tumbuh sehat karena dipupuk dengan kompos dari sampah yang kaya.

Sampah organik dari dapur dan halaman merupakan porsi terbesar sampah yang dihasilkan kota-kota di Indonesia mencapai 60-75%.

Cacing sangat bermanfaat dalam proses pengomposan sampah. Dengan menambahkan mahluk ini pada tumpukan sampah organik maka kita tidak perlu repot untuk melakukan pengadukan. Kompos yang dihasilkan pun lebih kaya akan nutrisi bagi tanaman.

12. Hematlah Air

Sayangilah air karena kini air bersih tidak melimpah seperti dulu lagi. Sumber-sumber air semakin berkurang, sementara kebutuhan meningkat terus.

Menyusutnya hutan atau ruang terbuka hijau sebagai tempat resapan air, tercemarnya sungai-sungai ditambah suhu udara yang makin panas membuat air bersih kian susah didapat.

Maka jangan buang air sia-sia berhematlah dengan cara :

  1. Stop kebocoran pada kran, pipa dan kloset
  2. Tutup kran pada saat gosok gigi, bercukur atau mencuci piring
  3. Pilih mandi dengan pancuran dari pada berendam
  4. Isi penuh mesin cuci sebelum dinyalakan
  5. Gunakan kloset efisien air
Hanya dengan meningkatkan 10% efisiensi penggunaan air di seluruh dunia, kita akan dapat menghemat air yang cukup untuk memasok semua air keperluan hunian di seluruh kawasan dunia. (Sandra Postel-World Watch Institute)

Hanya 30% dari populasi perkotaan dan 8% dari populasi pedesaan di Indonesia yang memiliki akses ke air bersih (WWF-Indnesia) (YK)

Source: Divisi Konsumen BNI 46

Friday, January 21, 2011

BNI Go Green dalam MarkPlus Conference 2011

Kisah BNI Go Green dalam Marketing Champion 2011

Penulis: Taufik, Chief Business Officer, MarkPlus, Inc. Tulisan dimuat di Majalah Marketeers, Edisi Januari 2011, Hal.57.

Tulisan ini dibuat dalam rangka acara akbar Markplus Conference 2011, yang diselenggarakan oleh MarkPlus, Inc pada hari Kamis, 16 Desember 2010 di Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place.
Berikut kutipan tulisan:

Para Marketing Champion dan CEO of the Year 2011 Dahlan Iskan berfoto bersama Hermawan Kartajaya. Sumber: http://blog.the-marketeers.com/wp-content/uploads/2010/12/01-1.jpg

Dewan juri memutuskan untuk memilih satu orang marketing champion dari masing-masing kategori industri. Di kategori Financial Services Industry terpilih CEO BNI 46 Gatot Suwondo sebagai marketing champion. Sekalipun BNI 46 bukanlah bank yang terbesar baik dari aset maupun jaringan, bukanlah yang paling pesat perkembangannya dan bukanlah yang paling besar labanya, tapi di bawah kepemimpinan Gatot, BNI 46 bukan hanya mulai memetik hasil dari proses turn around yang dilakukan tapi juga mulai bersiap untuk mengikuti jejak-jejak bank-bank lain yang kini jadi bintang dalam perbankan Indonesia.
            BNI 46 yang selama ini seolah-olah seperti menjadi penonton ketika dua saudaranya, Bank Mandiri dan BRI berlomba untuk menjadi bank pilihan tiga stakeholders utama, customers, people dan investors, kini mulai ancang-ancang untuk menunjukkan karakternya. Paling menonjol dalam adalah kampanye BNI Go Green, yang ternyata bukan hanya sekedar program corporate social responsibility tapi sudah menjadi bagian dari business model. Inilah kejelian BNI 46 yang dipimpin oleh Gatot Suwondo, ketika perbankan mulai mengalami commoditization, khususnya di basic product dan service.
            Bank ini mulai berani melakukan proses edukasi kepada para pengambil kredit agar mereka lebih peduli dengan lingkungan dan kalau proses edukasi sudah mencapai suatu titik tertentu, BNI 46 tidak akan ragu untuk menerapkan kepedulian lingkungan dalam persyaratan pemberian kredit. Memang langkah seperti ini juga akan bisa ditiru oleh para pemain lain. Tapi karena terlihat all out, termasuk berani untuk menyediakan akses yang bagus untuk pengguna sepeda, BNI 46 akan one step ahead, ketika trend industri mengarah ke sana.
            Yang menarik juga adalah BNI Go Green ini bisa menjadi payung untuk berbagai kegiatan komunikasi pemasaran BNI 46. Kampanye mengenai electronic delivery channel tidak lagi hanya terbatas untuk menunjukkan bahwa bank ini juga punya fasilitas yang tidak kalah dengan para pesaingnya, tapi juga menunjukkan sebagai bentuk penerapan go green tersebut. Artinya BNI hendak mengartikulasikan bahwa pemakaian electronic delivery channel bukan sekedar bagian dari gaya hidup modern tapi juga gaya hidup seperti dikatakan dalam Marketeing 3.0, peduli kepada people dan planet.
            Dalam era horizontal marketing, konsistensi dalam menunjukkan kepedulian pada people dan planet akan menjadi modal untuk mudah di-confirm oleh konsumen yang kian peduli dan kritis untuk melihat sejauh mana sebuah brand itu peduli pada people dan planet. Jadi, sekalipun BNI Go Green ini belum langsung berkontribusi melonjakkan performa bisnis BNI 46, tapi sudah punya peran signifikan dalam membentuk karakter baru bank ini dan sekaligus mulai membentuk gaya hidup modern dan peduli pada people dan planet. Ini sebuah langkah cerdik, karena program yang semula tampak hanya ingin membuat bank ini punya positioning yang clear berkembang ke rekayasa sosial.

Profil Marketing Champion Indonesia 2011 Kategori Financial Industry

GATOT SUWONDO dan Membangun Teamwork

Oleh Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM. Tulisan dimuat di Majalah Marketeers, Edisi Januari 2011, Hal.68.

Kutipan tulisan sbb:

BNI 46 mengambil langkah go-green merupakan kepintaran beliau dalam mengambil positioning. Karena bank sekarang ini harus punya positioning, harus punya sesuatu yang membedakan dengan yang lain. Sehingga dia mendapatkan advantage dan menjadi perhatian nasabah. BNI 46 dengan tertib memposisikan dirinya untuk menuju go-green dan memang satu issue yang sedang popular dan diterima oleh berbagai pihak. Artinya dengan memposisikan diri go-green ini merupakan langka promosi yang luar biasa yang bisa menarik minat banyak kalangan sehingga BNI memilik daya tarik yang besar dalam menarik nasabah. Saya kira itu adalah salah satu kecerdikan beliau karena bank saat ini dituntut untuk memiliki positioning yang berbeda dengan bank lain. Dengan positioning itu akan menjadi penanda BNI 46 yang berbeda dibanding dengan bank lain. Saya sangat menyambut baik langkah itu. Dan saya rasa ini merupakan sebuah keputusan yang tertib, strategi yang tertib dari manajemen BNI 46.

Wednesday, December 22, 2010

BNI Peroleh Commendation ISRA Award 2010

Keberlanjutan atau sustainability merupakan praktek berbisnis yang bertanggungjawab dan selaras dengan lingkungan dan masyarakat. Hal ini tercermin dari banyaknya perusahaan atau korporasi yang menerbitkan Sustainability Report di negeri ini. Pada malam acara the 6th Indonesia Sustainability Reporting 2010, Rabu 15/12/2010, bertempat di Ritz Charlton Pacific Place Jakarta, BNI memperoleh Commendation for First Time Sustainability Reporting 2010. 


Penghargaan ini merupakan pengakuan perdana pihak luar atas komitmen BNI terhadap masalah keberlanjutan. BNI diwakili oleh  Sakariza Hemawan dari Divisi Komunikasi Perusahaan dan Kesekretariatan (KMP).

Acara dihadiri oleh pejabat tingkat tinggi RI dan beberapa duta besar negara sahabat, diantaranya Kuntoro Mangkusubroto (Ketua UKP4), Dubes Kerajaan Belanda Untuk Indonesia, Dubes Belgia, Dubes Thailand dan beberapa CEO, CFO dari berbagai perusahaan besar di Indonesia.

Para Pemenang ISRA Award 2010 sbb:

Overall Best Sustainability Report: PT.Aneka Tambang, Tbk

Category A (Mining, Plantation, Oil and Gas, Basic and Chemical Industries):

1. Winner - Best Sustainability Report 2009 Category A : PT.Aneka Tambang, Tbk
2. Runner Up 1 - Best Sustainability Report 2009 Category A : PT.Kaltim Prima Coal
3. Runner Up 2 - Best Sustainability Report 2009 Category A : PT.Timah, Tbk

Category B (Various Industries, Consumer Goods, Property and Real Estate)

Only one company in this category and a special award was represented Commendation for most Consistent and Committed in Sustainability Reporting: PT.Astra International, Tbk

Category C (Financial services,Infrastructure, Utilities, Transportation, Telecommunication, Trading and Investment):

  1. Winner - Best Sustainability Report 2009 Category C - PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk
  2. Runner Up 1 - Best Sustainability Report 2009 Category C : Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd
  3. Runner Up 2 - Best Sustainability Report 2009 Category C: PT.Petrosea, Tbk
Best Sustainability Reporting in Website 2010:

  1. Winner - Best SR in Website 2010 ; PT.Timah, Tbk
  2. Runner Up 1 - Best SR in Website 2010 : PT.Aneka Tambang, Tbk
  3.  Runner Up 2 - Best SR in Website 2010 : PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk
Best CSR Disclosure in Annual Report:

  1. Winner - PT.United Tractors, Tbk
  2. Runner Up - PT.Bank Mandiri, Tbk
Besides the regular categories a number of commendations were also given to companies such as:

Commendation for First Time Sustainability Reporting:

  1. PT.Adaro Indonesia
  2. PT.Astra Agro Lestari, Tbk
  3. PT.Bank Negara Indonesia, Tbk
  4. PT.Express Transindo Utama (Express Group)
  5. PT. Petrosea, Tbk
  6. Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd
  7. PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk
  8. PT. International Nickel Indonesia, Tbk (INCO)
  9. PT.Semen Gresik, Tbk
  10. PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL)
Commendation for Assurance Services:

  1. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
  2. PT. Aneka Tambang, Tbk
  3. PT. Timah, Tbk
Commendation for Integrated Reporting Initiatives:

PT. United Tractor, Tbk

(LTP)

BNI Peroleh AREA Award 2010

Bertempat di Ritz Charlton Hotel Mega Kuningan Jakarta, Selasa 14/12/2010, BNI memperoleh AREA Award 2010 atas program-programnya dalam Green Leadership. Pemberian penghargaan ini merupakan pengakuan pihak luar atas kontribusi BNI dalam pembangunan berkelanjutan. Green Leadership Award diterima oleh Sakariza Hemawan, Group Head Corporate Sustainability BNI.  Award yang diperoleh BNI merupakan yang kedua kali setelah tahun 2009 mendapatkan award yang sama.


Salah satu proyek yang dinilai oleh penyelenggara AREA (Asia Pacific Entrepreneurship Award) adalah Hutan Kota BNI di Desa Tibang Syiah Kuala Banda Aceh. Proyek hutan kota ini memadukan sumber daya alam lokal termasuk biodiversitas dengan pemberdayaan masyakarat sekitar. Hutan Kota BNI juga menambah ruang terbuka hijau di perkotaan. Pemberian penghargaan dikemas dalam bentuk gala dinner dengan keynote speech dari Menteri Koperasi Sjarifuddin Hasan. 
Acara ini juga dihadiri oleh jajaran konglomerat Indonesia seperti Pemilik Grup MNC Media Hary Tanoesoedibjo, CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir, Direksi Esia, CEO Garuda Emirsyah Satar, Direksi Bank Mandiri, Pemilik Cipaganti Group dan lain-lain. (LTP)

Thursday, December 2, 2010

ACI (Ancol Cinta Indonesia) dalam Meningkatkan Nasionalisme Melalui Ancol Sustainable Park

Oleh: Leonard Tiopan Panjaitan *)

Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) merupakan satu-satunya area wisata di Indonesia yang merupakan kawasan wisata dan hiburan terpadu yang unik di Indonesia. Salah satu keunikannya karena Ancol terletak di pesisir utara Jakarta sehingga memberikan pesona dan eksotisme tersendiri bagi para pengunjung. Dari situs ancol tertera bahwa Ancol memiliki 9 area besar pusat rekreasi dan hiburan. Area-area tersebut meliputi hailai, bowling, dunia fantasi, pasar seni, atlantis, taman pantai, gondola, sea world, gelanggang samudra. Termasuk tambahan satu eco-park yang tengah dikembangkan oleh pihak TIJA. Sehingga total menjadi sepuluh area wisata terpadu. Namun jumlah tersebut belum termasuk resort-resort yang mengelilingi ancol. Sekelumit peta ancol nampak pada gambar berikut ini:

Gbr-1. Peta Lokasi Area TIJA (sumber: http://www.ancol.com/rekreasi)

Pada 2006, Taman Impian Jaya Ancol berubah nama menjadi Ancol Jakarta Bay City. Total keseluruhan area wisata ini adalah 552 hektar. Luasnya area wisata ancol ini memang ditujukan untuk menampung banyaknya wahana wisata dan hiburan yang meliputi aneka satwa, aquarium air laut dan air tawar, poci-poci, kolam arus parit, baku toki, balada kera, tornado, bianglala, teater 4 dimensi, burung tempur, danau ancol, swimming with dolphin, halilintar, pantai carnaval dan satu lagi yang tengah dikembangkan samudra camping ground. Total 16 spot entertainment dan edukasi. Luar biasa Ancol!

Dengan aneka ragamnya pusat hiburan dan rekreasi yang disediakan oleh pihak TIJA maka tentu membawa dampak yang sangat positif seperti keberhasilan pada aspek tangible dan intangible investment. Data info korporat, tahun 2009 total pengunjung Ancol mencapai 14,1 juta jiwa, meningkat pesat hampir 37% dari jumlah pengunjung Ancol tahun 2005 yang mencapai 10,3 juta orang. Tangible investment meliputi investasi yang riil dan kasat mata seperti pertumbuhan bisnis dan ekonomi kawasan. Pertumbuhan bisnis TIJA mencakup meningkatnya operating revenue perusahaan yang otomatis meningkatkan laba perusahaan, meningkatnya omzet usaha para vendor atau tenant di Ancol, meningkatnya partnership fee karena beberapa mitra ancol seperti perbankan membuka cabang di sini. Tak ketinggalan pula adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di dalam dan sekitar Ancol. Sementara intangible investment mencakup kebutuhan hiburan masyarakat meningkat, pengetahuan pengunjung tentang tentang aneka satwa (termasuk ikan laut/tawar) meningkat, dan adanya unsur edukasi pada beberapa wahana permainan sehingga memberikan rangsangan motorik bagi para pengunjung khususnya segmen anak-anak dan pelajar.

Namun dari data itu semua, TIJA perlu mengoptimalkan potensi-potensinya untuk meningkatkan kesadaran nasionalisme di tanah Air sekaligus meningkatkan kebanggaan pada kekayaan alam Nusantara tercinta. Salah satu penyebab adalah beberapa wahana permainan khususnya di area Dufan yang mengimpor bentuk dari negara-negara barat seperti Disneyland di Amerika Serikat.  Kalau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah representasi dari warisan budaya nasional (cultural heritage) maka Ancol dapat menjadi representasi dari nation of maritime and biodiversity dari republik ini. Mengapa demikian? Karena terma nasionalisme bukan lagi sekedar bermakna heroik perjuangan fisik namun bergeser menjadi perjuangan kemandirian bangsa melalui pengelolaan kekayaan alam (bumi dan laut) untuk martabat negeri dan sumber produksi nasional secara berkelanjutan (sustainable).

Mengingat Ancol sudah menjadi “legenda hidup” taman wisata dan hiburan nomor wahid di Indonesia dan juga Asia Tenggara maka Ancol pantas menjadi simbol kebanggaan bangsa Indonesia melalui Indonesian Dream. Kalau AS memiliki “American Dream” yang direpresentasikan dalam kapitalisme Disneyland-nya itu, maka Ancol pun secara proaktif dapat menyajikan wajah Indonesia yang eksotis, alamiah dan berkelanjutan. Oleh karenanya mengharapkan Ancol menjadi simbol demikian bukanlah beban yang berat melainkan misi korporat yang mulia demi keharuman bangsa dan negara.

Dalam rangka nasionalisme TIJA ternyata sudah mengembangkan secara luas program ACI (Ancol Cinta Indonesia) meskipun perlu diperkuat lagi dengan taman wisata hiburan yang sudah eksis menjadi lebih sustainable sbb:

Taman Wisata Hiburan Maritim

Mengingat TIJA terletak di bibir pantai, terbentang sepanjang Pantai Marina dan Carnaval maka wahana hiburan dan edukasi Ancol harus mencerminkan keunggulan Indonesia sebagai negeri bahari. Salah satu caranya dengan memperbanyak dan atau merevisi wahana permainan yang berhubungan dengan unsur kelautan dan rangkaian pulau-pulau nusantara. Dengan cara ini Ancol membuat pengunjung khususnya generasi muda untuk bangga mencintai Indonesia sebagai bangsa bahari.

Gbr-2. Perahu-perahu Layar (sumber: http://abnonjakut.blogspot.com)

Salah satunya membuat permainan perahu layar mini khas negeri-negeri kepulauan yang dapat dimainkan secara riang dan kolektif. TIJA juga bisa bekerjasama dengan pihak Bahtera Jaya Ancol untuk membuat festival perahu layar tahunan khas daerah-daerah pesisir nusantara untuk menarik wisatawan dan pengunjung. Selain itu, Wahana Sea world (aquarium air laut dan air tawar) yang sudah eksis kemudian dapat dimodifikasi untuk menambah wawasan tentang Indonesia yang sangat khas akan dunia maritim dan sumber daya perikanan. Untuk Teater 4 Dimensi, dapat ditambahkan program-program tematik yang berhubungan dengan sumber daya laut, dan pemanfaatannya buat perekonomian nasional.

Taman Wisata Hiburan Keanekaragaman Hayati (Biodiveristy)

Indonesia adalah negara kedua dunia setelah Brasil dalam hal jumlah keanekaragaman hayati (biodiversity). Sebanyak 5,131 juta keanekaragaman hayati di dunia, yakni 15,3%-nya berada di Indonesia. Biodiversitas Indonesia sangat berpotensial untuk dijadikan obat herbal seperti jamu-jamuan dan tanaman ramuan lainnya sehingga perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk meningkatkan daya unggul ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, TIJA melalui pengembangan eco-park-nya perlu memberi ruang untuk biodiversitas Indonesia. Eco-park Ancol dapat diisi dengan berbagai aneka tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia. Di samping itu dapat juga dibuat pusat atau ruangan edukasi untuk biodiversitas sehingga pengunjung mendapatkan pengetahuan yang komprehensif yang akhirnya dapat menanamkan nasionalisme pengunjung.

Gbr-3. Pelajar Menanam di Eco Park Ancol (sumber: http://metro-jakut.blogspot.com)


Wahana Edukasi Pahlawan

Ancol banyak sekali memiliki wahana permainan hiburan seperti halilintar, tornado, balada kera dan sebagainya. Untuk meningkatkan nasionalisme, kita benar-benar tidak boleh meninggalkan jasa-jasa para pahlawan kita baik itu perjuangan mereka dalam meraih kemerdekaan nasional RI maupun perjuangan kedaerahan melawan segala bentuk penjajahan. Balada kera memang lucu dan bermanfaat buat hiburan anak-anak namun wahana ini dapat dimodifikasi untuk meningkatkan nasionalisme kita.

Gbr-4. Wahana Balada Kera (sumber: http://www.ancol.com)

Salah satunya dengan menambahkan dengan figur-figur para pahlawan nasional dan daerah sehingga anak-anak ditanamkan sejak dini sikap patriotisme dan heroik para pejuang Indonesia. Atau sekalian saja balada kera yang ditampilkan merupakan khas satwa Nusantara yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Termasuk juga ditampilkan deskripsi (baik secara tulisan maupun audio) singkat habitat para kera nusantara tersebut agar masyarakat paham dan sadar akan satwa yang dilindungi ini.

Ancol Sebagai Kawasan Integrated Sustainable Park

Kawasan Ancol yang relatif luas dan kompleks serta terletak di bibir pantai merupakan keunggulan komparatif dibandingkan kawasan wisata sejenis di luar negeri. Ancol dapat memainkan peranannya sebagai kawasan taman terpadu yang berkelanjutan (integrated sustainable park) dengan memanfaatkan energi terbaharukan untuk mengatasi konsumsi listriknya. Salah satu caranya dengan menggunakan tenaga surya photovoltaic untuk lampu penerangan jalan dan taman. Selain itu, TIJA dapat memanfaatkan juga tenaga angin yang cukup stabil di sekitar bibir pantai. Mengingat Ancol terletak di pesisir Jakarta Utara yang rawan banjir, maka Ancol juga berperan untuk mengatasinya dengan cara membuat lubang-lubang resapan air dan lubang-lubang biopori di sejumlah titik area wisata seperti Dufan.

Keberlanjutan atau sustainability juga harus memanfaatkan daya dukung lingkungan khususnya masalah pengelolaan sampah. Ancol pasti menghasilkan jutaan ton sampah baik dari yang berasal dari pengunjung maupun sampah kiriman dari pulau-pulau terdekat di kepulauan seribu. Oleh karenanya sampah yang dihasilkan tersebut dapat bisa didaur ulang untuk menghasilkan kompos maupun produk-produk komersil berbasis sampah lainnya (aneka kerajinan tangan dan sejenisnya).

Gbr-5. TIJA Diharapkan Menjadi Kawasan Wisata Berkelanjutan Terpadu (Sumber: www.ancol.com)

Semua usaha-usaha yang dilakukan di atas bertujuan untuk membawa Ancol dikenal bukan hanya sekedar pusat wisata hiburan namun juga kawasan yang ramah lingkungan. Sekali lagi, Ancol bernilai tambah untuk meningkatkan kesadaran nasionalisme masyarakat dan mempromosikan kekayaan alam dan budaya nusantara ke pelosok negeri dan dunia. Dengan demikian nyatalah bahwa Ancol Cinta Indonesia!

Source:http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/30/aci-ancol-cinta-indonesia-dalam-meningkatkan-nasionalisme-melalui-ancol-sustainable-park/

Tuesday, November 23, 2010

BCA Mendukung Pembiayaan PLTU Biomass PT GSI

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membuktikan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan pembiayaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) biomass berbahan bakar cangkang kelapa sawit 2 x 15 MW yang dikembangkan oleh PT Growth Sumatra Industry (GSI) dengan fasilitas kredit sebesar Rp.150 Milyar.
Perjanjian kredit pembiayaan ditandatangani di Medan, Sumatera Utara (28/10/2010). Perjanjian kredit pembiayaan ditandatangani oleh Direktur BCA Dhalia M Ariotedjo, Direktur BCA Anthony Brent Elam dan Chairman of Growth Steel Group Fajar Suhendra, Komisaris GSI Peter Suhendra serta disaksikan langsung oleh Direktur Operasi PLN Indonesia Barat Harry Jaya Pahlawan dan General Manager PLN Wilayah Sumatera Utara Denny Pranoto (*/AJG).

Sumber: Kompas, Seremonia, Rabu 03 November 2010.

Thursday, October 21, 2010

Bank Mandiri Terapkan Green Banking

PT Bank Mandiri Tbk tetap komit mendorong penyaluran kredit bagi pengembangan industri ramah lingkungan. Bekerja sama dengan lembaga keuangan Prancis Agence Francaise de Developpement Mechanism (AFD), bank nasional beraset paling gemuk itu kemarin mengadakan seminar bertema "Peluang Bisnis Ramah Lingkungan dan Carbon Credit".

Melalui seminar tersebut, Mandiri membuka mata debitornya mengenai pentingnya bisnis ramah lingkungan. Mereka berharap, para debitor dapat menangkap peluang bisnis dari pengembangan industri ramah lingkungan seperti transaksi perdagangan karbon (Clean Development Mechanism/CDM).

"Kita sudah siapkan kurikulum yang mencakup aspek ling-kungan serta potensi bisnisnya untuk mengembangkan pengetahuan pegawai perseroan dalam melakukan ekspansi kredit," jelas Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok di Hotel Darma-wangsa, Jakarta, kemarin.

Hingga Juni 2010, penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor-sektor industri ramah lingkungan telah mencapai Rp 49,6 triliun. Jumlah tersebut terbagi atas Rp 35,4 triliun disalurkan ke sektor industri perkebunan, Rp 3,1 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik. Rp 0,9 triliun untuk industri semen, Rp 2,7 triliun industri logam. Rp 3,9 triliun sektor transportasi dan Rp 3,6 triliun disalurkan ke industri kertas.

Dua debitor Mandiri yang telah mengembangkan industri ramah lingkungan di antaranya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang menggunakan bahan baku alternatif dan pembangkit listrik biofuel, serta Sungai Budi Group dengan pemanfaatan limbah pabrik tepung tapioka.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menuturkan, saat ini perusahaannya telah mendapatkan komitmen kerja sama dari AFD sebesar Rp 100 juta dolar AS, untuk pembiayaan proyek ramah lingkungan selama dua tahun ke depan.

"Ini baru tahap awal. Jika kita bisa memanfaatkan 100 juta dolar AS itu dalam dua tahun ini atau bahkan lebih cepat, AFD sudah memberikan sinyal untuk menambah dana tersebut," jelas Zulkifli.

Menurut Zulkifli, seminar itu merupakan salah satu sosialisasipihaknya terhadap nasabah-nasabah utama Bank Mandiri. Sekaligus memfasilitasi nasabah yang mungkin kesulitan dalam memahami proyek-proyek yang masuk dalam kriteria green banking (pembiayaan perbankan ke sektor ramah lingkungan).

"Nasabah kita pertemukan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan AFD. Hal ini dimaksudkan agar mereka memperoleh informasi mengenai proyek apa saja/yang masuk dalam golongan green banking, serta benefit yang bisa mereka terima," imbuhnya.

Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup Liana Bratasida menuturkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengurangi perubahan iklim global dan pengurangan emisi karbon. Oleh karenanya, diperlukanpartisipasi dari kalangan bisnis.

Menurut Liana, kalangan bisnis dan perbankan merupakan dua sektor yang bisa berpartisipasi bersama-sama pemerintah dalam upaya mengurangi emisi karbon. Pihaknya berharap seminar tersebut dapat menjembatani kepentingan dunia usaha dan negara industri maju, dengan komitmen pengurangan emisi karbon seperti kesepakatan dalam Protokol Kyoto (protokol yang .berisi komitmen negara-negara terkait untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lain).

"Melalui green banking, institusi perbankan sebagai salah satu sektor pembiayaan dapat menyalurkan kreditnya untuk mendorong tumbuhnya industri yang ramah lingkungan," tutup Fransisca. RAN

 20 Okt 2010
Source:http://www.bataviase.co.id/node/426229

Friday, October 15, 2010

Hutan Kota BNI, Komitmen Pada Ruang Terbuka Hijau

Pertama di Indonesia

BNI terus berkomitmen dalam memposisikan dirinya sebagai bank yang peduli pada pembangunan berkelanjutan. Setelah sebelumnya Kampoeng BNI menjadi icon BNI Go Green dalam hal program kemitraan, BNI terus konsisten mendukung segala usaha pihak-pihak untuk melakukan pelestarian alam. Hal ini dibuktikan dengan dukungan CSR BNI untuk mendirikan hutan kota di Banda Aceh.

Melalui kerjasama tiga pihak antara BNI, Pemko Banda Aceh dan Yayasan Bustanussalatin, pembangunan hutan kota telah mulai digulirkan sejak awal 2010. Hutan Kota BNI berdiri di atas lahan seluas 6,16 ha yang berlokasi di Gampong (Desa) Tibang, Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Letak hutan kota BNI sangat strategis karena hanya membutuhkan waktu 15 menit dari pusat kota Banda Aceh menuju lokasi. Yang menarik adalah bahwa area hutan kota BNI merupakan bekas area yang pernah dihantam gelombang tsunami tahun 2004. Pada saat itu, lahan dan area disekitarnya rata tersapu ombak tsunami.

Hutan Kota BNI terbilang unik karena selain berbatasan dengan daratan (jalan lokal di sisi selatan dan jalan besar sisi timur) juga berbatasan dengan tambak-tambak masyarakat yang kini sudah ditumbuhi oleh bakau (sisi barat dan utara). Bakau-bakau tersebut ditanam sebagai bagian dari proyek rehabilitasi lahan.
Menurut Adila Suwarno, perwakilan Yayasan Bustanussalatin, pembangunan hutan kota BNI berlangsung dalam empat tahap yang direncanakan selesai dalam jangka waktu dua tahun. Setelah dua tahun diharapkan Hutan Kota BNI sudah dapat berdiri sendiri dan menjadi icon upaya peningkatan kualitas hidup dan penghijauan baik di Banda Aceh maupun di Indonesia. Pengerjaan tahapan sbb:
  • Tahap 1 (Januari – Mei 2010): Penyiapan lahan dan Infrastruktur dasar serta penanaman pohon (sudah selesai dilaksanakan).
  • Tahap 2 (Juni – Desember 2010): Pembangunan jalur sirkulasi, taman tematik dan pemeliharaan pohon (sedang berjalan).
  • Tahap 3 (Januari – Juni 2011): Penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
  • Tahap 4 (Juli – Desember 2011): Instalasi listrik terbaharukan dan papan informasi.
Pembangunan hutan kota BNI juga memberikan kontribusi peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Banda Aceh yang baru terealisasi seluas 612.06 hektare atau sekitar 9,97 persen. Jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Kota Banda Aceh dengan luas wilayah 61,36 km persegi, masih harus menyediakan RTH sebanyak 20 persen lagi. “Kita masih punya lahan 23 hektare lagi untuk ditanami pepohonan dan dijadikan RTH, antara lain di Jeulingke dan Gampong Jawa,” ujar Wali Kota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, pada acara halal bihalal dengan masyarakat Gampong Tibang, di Hutan Kota BNI Gampong Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, seperti yang diwartakan oleh serambinews.com pada Jumat 24 September 2010. Dengan kata lain, hutan kota BNI memberikan kontribusi sebesar 26,78% dari target 23 hektar yang diplot oleh Pemko Banda Aceh. Luar biasa!

Berikut adalah foto-foto lokasi hutan kota BNI dan bentuk hutan yang diharapkan dalam waktu dua tahun ke depan.













Gbr-1:
Lokasi Hutan Kota BNI ini masih dalam awal pembangunan, 
sejumlah bibit tanaman sudah ditanam termasuk infrastruktur dasar.









Gbr-2 Site hutan Kota BNI di Gampong Tibang












Gbr-3. Gambaran Yang Diharapkan dari Hutan Kota BNI yang menyejukkan, ada taman bermain dan fasilitas olahraga

Pembangunan hutan kota BNI melibatkan partisipasi masyarakat lokal terutama dari komunitas ibu-ibu kader lingkungan setempat. Yang lebih membanggakan, lokasi hutan kota BNI seringkali dikunjungi oleh beberapa pihak yang tertarik dengan konsep pembangunan ini. Kunjungan Panitia Penilaian Penghargaan Adipura tanggal 27 Maret 2010, penanaman pohon oleh Persaki (Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia) tanggal 23 Mei 2010 membuktikan bahwa gema hutan kota BNI sudah dirasakan oleh masyarakat luas.

Hutan Kota BNI nantinya diharapkan dapat direplikasi baik oleh Pemko di kota lain maupun organisasi dan korporasi yang peduli pada isu-isu ruang terbuka hijau.

Sumber Foto: M Azis (KMP) dan Adila Suwarno

Tuesday, April 20, 2010

Penghentian Izin Tak Jelas Kelanjutannya

Penghentian sementara pembukaan hutan produksi di lahan gambut di Semenanjung Kampar, Riau, oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada Desember 2009 hingga sekarang belum ada ketetapannya. Penyelamatan hutan gambut yang tersisa ini amat mendesak untuk tunjukkan keberpihakan terhadap iklim.

”Pemerintah harus memproteksi gambut yang masih tersisa di Semenanjung Kampar. Ini sebagai keberpihakan Indonesia terhadap iklim supaya tidak meningkatkan laju pemanasan global,” kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar, Rabu (14/4) di Jakarta.

Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan pada Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto mengatakan, saat ini sudah ada rumusan dari hasil survei tim independen yang dibentuk khusus untuk mengkaji pembukaan hutan produksi di Semenanjung Kampar. Hasilnya baru akan dibuka ke publik.

”Hutan produksi memungkinkan dijadikan hutan konservasi karena kandungan gambutnya,” kata Daryanto.

Menurut Bustar, pemerintah harus tegas membatalkan seluruh perizinan hak pengusahaan hutan (HPH) ataupun penanaman hutan tanaman industri (HTI) di wilayah Semenanjung Kampar. Saat ini, seluas 300.000 hektar di lokasi tersebut telanjur dikelola untuk HPH dan HTI.

Seruan ke KPK

Manajer Kampanye Hutan dan Perkebunan Skala Besar pada Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Deddy Ratih menuntut peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta terkait kebijakan sektoral kehutanan yang sering kali merugikan negara.

”Korupsi yang terjadi dalam hal ini bukan berupa suap, melainkan adanya berbagai kebijakan sektoral kehutanan yang merugikan negara,” kata Deddy.

Hikmat Soeriatanuwijaya selaku Juru Kampanye Media Greenpeace Asia Tenggara mengatakan, sejak Maret 2009, Menteri Kehutanan, (waktu itu) MS Kaban, mengeluarkan perizinan rencana kerja tahunan (RKT) oleh 14 perusahaan pemegang HPH dan HTI di Semenanjung Kampar.

Pada Desember 2009, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menghentikan proses industri yang membuka hutan dan lahan gambut di Semenanjung Kampar tersebut.

”Pada bulan Desember 2009 ditetapkan penghentian sementara oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pada Januari hingga Februari 2010, sudah ada investigasi dari tim independen yang dibentuk Kementerian Kehutanan, tetapi hingga sekarang belum ada hasilnya,” kata Hikmat. (NAW)

16 April 2010
source: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/16/04240150/penghentian.izin.tak.jelas.kelanjutannya.

Monday, December 21, 2009

Kontrak Diputus Unilever, Sinar Mas Kecam Greenpeace

Sinar Mas Group mengecam LSM lingkungan internasional Greenpeace yang telah memberikan data-datanya kepada Unilever sehingga perusahaan asal Inggris itu memutuskan kontrak pasokan CPO.

"Yang dilakukan Greenpeace bukan semata-mata murni untuk lingkungan. Kita menganggap ada penumpang gelap yang membonceng Greenpeace," ujar Managing Director Sinar Mas Group Gandhi Sulistyanto, Jumat (11/12).

Unilever memutuskan hubungan dengan Sinar Mas Agro Resources & Technology (SMAR), setelah Perusahaan internasional asal Inggris itu menerima bukti-bukti perusakan hutan yang dilakukan perusahaan CPO Indonesia itu.

Menurut berita yang dikutip dari harian Inggris, The Times, Jumat (11/12), Unilever membatalkan kontral senilai 20 juta poundsterling per tahun setelah mempelajari lusinan bukti yang disodorkan Greenpeace terkait perusakan hutan yang dilakukan Sinar Mas.

Gandhi mengungkapkan, Greenpace memang membeberkan data-data tersebut kepada para pembeli CPO Sinar Mas. Menurutnya, sebagian perusahaan internasional tersebut ada yang menanggapi namun sebagian lainnya tidak menanggapi.

"Terus terang buyer kita memang semua didatangi oleh Greenpeace, ditakut-takuti. Ada yang menanggapi ada yang tidak. Unilever untuk sementara menyatakan akan mempertimbangkan atau melihat lebih lanjut apa yang disampaikan Greenpeace, tapi buyer lain mengatakan yang disampaikan Greenpeace tidak betul," urainya.

Gandhi menyayangkan langkah-langkah Greenpeace yang dinilainya bisa menghambat perekonomian nasional. Ia pun menuding ada pesaing yang membonceng Greenpeace.

"Usaha Greenpeace ini menghambat perekonomian nasional. Saya khawatir ada titipan dari pesaing kita di global. Harusnya bangsa Indonesia curiga," tegasnya lagi.

Sinar Mas Group kini sedang mempelajari masalah ini, termasuk apakah akan mengajukan tuntutan hukum atau tidak. Sinar Mas Group juga sedang menghitung berapa nilai kerugian yang ditimbulkan akibat aksi Greenpeace tersebut.

Sumber - Detikfinance, 11 Desember 2009

http://www.klipberita.com/klipekonomi/3488-kontrak-diputus-unilever-sinar-mas-kecam-greenpeace.html

Thursday, December 3, 2009

Industri Kelapa Sawit: Prinsip Kelestarian Alam Tetap Utama

Pemerintah bersedia melakukan apa pun untuk mendukung pengembangan kelapa sawit nasional, tetapi tetap mengedepankan prinsip kelestarian alam. Berbagai insentif dan regulasi akan diberikan untuk mempercepat pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit mentah.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Pertanian Suswono seusai membuka Konferensi Minyak Sawit Indonesia (Indonesia Palm Oil Conference/IPOC) 2009 di Nusa Dua, Bali, Rabu (2/12).

Hadir dalam acara itu, antara lain, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, Dirjen Perkebunan Deptan Achmad Mangga Barani, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joefly J Bahroeny, dan Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia Daud Dharsono.

Isu lingkungan relatif dominan terkait pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Hal ini karena sebagian besar lahan yang digunakan adalah areal hutan. Menko Perekonomian menegaskan, Indonesia mengadopsi prinsip kelestarian dalam pengelolaan sumber daya alam.

”Saya yakinkan Anda, kami punya hukum dan regulasi untuk menyeimbangkan aspek ekonomi dan sosial dengan isu lingkungan dalam mengembangkan industri (CPO) ini,” kata Hatta dalam konferensi yang dihadiri 165 peserta dari 13 negara.

Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia dengan volume 19,2 juta ton tahun 2009. Tahun 2008 ekspor CPO Indonesia 16 juta ton senilai 12,4 miliar dollar AS. Indonesia memasok 47 persen kebutuhan CPO dunia. Indonesia dan Malaysia menguasai 85 persen pasar CPO dunia.

Sekitar 2,7 hektar dari 7,9 juta hektar perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia adalah perkebunan rakyat.

Mentan menjelaskan, pemerintah telah menerbitkan izin prinsip 9,7 juta hektar perkebunan kelapa sawit, 1,8 juta hektar di antaranya belum ditanami.

Indonesia, kata Mentan, memiliki potensi lahan kelapa sawit sesuai keadaan iklim seluas 18 juta hektar. ”Tetapi, pemanfaatannya harus disesuaikan dengan tata ruang. Tidak mungkin mengabaikan lingkungan,” ujarnya.

Pemerintah, kata Bayu, menyiapkan lima kawasan industri terpadu untuk CPO, yaitu di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua, untuk mengakselerasi pertumbuhan agroindustri. Sekitar 3 juta tenaga kerja terserap langsung di bisnis kelapa sawit.

Joefly menegaskan, harga CPO yang relatif murah dibanding minyak nabati lain menjadi peluang bagi Indonesia melakukan ekspansi pasar. (Ham)

Wednesday, November 25, 2009

BNI Terima Asia Responsible Entrepreneurship Award



Sebagai salah satu bank papan atas BNI masih dipercaya publik menjadi bank yang peduli pada isu-isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini terbukti dari penghargaan yang diterima oleh BNI dari NGO Asia Pasifik (Enterprise Asia) untuk dua kategori sbb:

1. Green Leadership Award
2. Community Engagement Award

Malam penghargaan berlangsung pada hari Senin (23/11/2009) di Hotel
Sang-rila dimana BNI diwakili oleh sebelas orang, masing-masing lima orang Pemimpin Divisi, tiga orang anggota Corporate Sustainability Team dan tiga orang SKC Purwakarta termasuk debitur Kampoeng BNI Subang. Tampak pada foto: Intan Abdams Katoppo, Corporate Secretary BNI (mewakili Direksi BNI) menerima Award dari Datuk Seri Dr Fong Chang Onn, Chairman Entreprise Asia.

Kriteria untuk Green Leadership Award adalah sbb:

  1. Partisipan memiliki tanggung jawab yang besar dari dampak bisnis mereka terhadap lingkungan dan berusaha untuk mengurangi atau mengubah dampak itu.
  2. Partisipan secara sadar telah mengimplementasikan program-program atau usaha-usaha yang di dalamnya termasuk (tak terbatas pada): efisiensi energi, tanggungjawab produk, rancangan produk hijau, pengurangan limbah, konservasi air dan daur ulang.
  3. Faktor tambahan akan diberikan kepada partisipan yang memiliki program pengurangan dampak kerugian disertai program untuk mengubah dampak kerugian tersebut.
  4. Partisipan telah melakukan integrasi kinerja lingkungan ke dalam strategi pembangunan berkelanjutan (sustainable development strategy) dan memiliki laporan tahunan yang terstruktur dari kinerja tersebut. 


Kriteria untuk Community Engagement Awad adalab sbb:

  1. Partisipan harus memiliki program atau proyek-proyek yang memasukkan unsur pengentasan kemiskinan, kesempatan pendidikan yang lebih baik, meningkatkan kehidupan orang-orang miskin dan yang tak beruntung serta program-program lain yang melibatkan komunitas masyarakat dalam bisnis mereka.
  2. Partisipan harus dapat menunjukkan secara jelas rencana keterlibatan/keikutsertaan masyarakat secara berkelanjutan, disertai bukti berupa business case (dalam hal ini seberapa besar masyarakat lokal mampu menerima benefit dari bisnis tersebut baik dalam jangka pendek maupun panjang). 


Di Indonesia, pemberian penghargaan dari Enterprise Asia merupakan penyelenggaraan yang kedua kali (pertama tahun 2008). Kalangan CEO dan konglomerat turut hadir dan sebagian mendapatkan penghargaan antara lain sbb: Mochtar Riady (Lippo Group), Chairul Tanjung (TransTV dan Para Group), Bank Mandiri, Jakarta Eye Center, Bosowa Group, PT. Samudera Indonesia (LTP).



BNI Terima Asia Responsible Entrepreneurship Award 2009



Sebagai salah satu bank papan atas BNI masih dipercaya publik menjadi bank yang peduli pada isu-isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini terbukti dari penghargaan yang diterima oleh BNI dari NGO Asia Pasifik (Enterprise Asia) untuk dua kategori sbb:

1. Green Leadership Award
2. Community Engagement Award

Malam penghargaan berlangsung pada hari Senin (23/11/2009) di Hotel
Sang-rila dimana BNI diwakili oleh sebelas orang, masing-masing lima orang Pemimpin Divisi, tiga orang anggota Corporate Sustainability Team dan tiga orang SKC Purwakarta termasuk debitur Kampoeng BNI Subang. Tampak pada foto: Intan Abdams Katoppo, Corporate Secretary BNI (mewakili Direksi BNI) menerima Award dari Datuk Seri Dr Fong Chang Onn, Chairman Entreprise Asia.

Kriteria untuk Green Leadership Award adalah sbb:

  1. Partisipan memiliki tanggung jawab yang besar dari dampak bisnis mereka terhadap lingkungan dan berusaha untuk mengurangi atau mengubah dampak itu.

  2. Partisipan secara sadar telah mengimplementasikan program-program atau usaha-usaha yang di dalamnya termasuk (tak terbatas pada): efisiensi energi, tanggungjawab produk, rancangan produk hijau, pengurangan limbah, konservasi air dan daur ulang.

  3. Faktor tambahan akan diberikan kepada partisipan yang memiliki program pengurangan dampak kerugian disertai program untuk mengubah dampak kerugian tersebut.

  4. Partisipan telah melakukan integrasi kinerja lingkungan ke dalam strategi pembangunan berkelanjutan (sustainable development strategy) dan memiliki laporan tahunan yang terstruktur dari kinerja tersebut. 



Kriteria untuk Community Engagement Awad adalab sbb:

  1. Partisipan harus memiliki program atau proyek-proyek yang memasukkan unsur pengentasan kemiskinan, kesempatan pendidikan yang lebih baik, meningkatkan kehidupan orang-orang miskin dan yang tak beruntung serta program-program lain yang melibatkan komunitas masyarakat dalam bisnis mereka.

  2. Partisipan harus dapat menunjukkan secara jelas rencana keterlibatan/keikutsertaan masyarakat secara berkelanjutan, disertai bukti berupa business case (dalam hal ini seberapa besar masyarakat lokal mampu menerima benefit dari bisnis tersebut baik dalam jangka pendek maupun panjang). 



Di Indonesia, pemberian penghargaan dari Enterprise Asia merupakan penyelenggaraan yang kedua kali (pertama tahun 2008). Kalangan CEO dan konglomerat turut hadir dan sebagian mendapatkan penghargaan antara lain sbb: Mochtar Riady (Lippo Group), Chairul Tanjung (TransTV dan Para Group), Bank Mandiri, Jakarta Eye Center, Bosowa Group, PT. Samudera Indonesia (LTP).



Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...