Monday, November 29, 2010

Strategi Memilih Solusi Unified Communications di Perusahaan

Untuk memaksimalkan produktivitas, organisasi membutuhkan perangkat komunikasi yang memampukan para karyawan untuk saling terhubung melalui teks, suara dan video yang sepenuhnya terintegrasi dan mudah dipakai. 

Penyebaran luas perangkat dan teknologi baru telah membuat proses mengelola komunikasi menjadi lebih menantang. Para manajer TI harus merangkul perangkat dan media komunikasi baru tersebut – termasuk jejaring sosial – dan merancang solusi kolaborasi untuk bisnis. 

Unified Communications (UC) merupakan paduan dari semua bentuk komunikasi suara, video, web, teks, e-mail, desktop dan mobile di jaringan IP yang mendobrak batasan jarak, waktu dan media. Dengan UC, organisasi dapat berjalan lebih efisien, sementara para karyawan menikmati kendali lebih besar tentang kapan dan dengan cara bagaimana mereka mau dihubungi. 

UC menciptakan lingkungan komunikasi yang mulus (seamless), membuat sebarang individu, sumberdaya atau proses bisnis tersedia kapan pun, di mana pun dan dari sembarang jaringan dan sebarang antarmuka, misalnya via PC, telepon atau perangkat mobile. 

Teknologi telah mengubah cara orang bekerja – memicu lebih banyak kolaborasi yang mengantarkan peningkatan produktivitas. Ia juga dapat meningkatkan kinerja proses bisnis, meningkatkan kepuasan pelanggan,  dapat mengurangi biaya dan meringankan resiko. 

Namun, tantangannya adalah menemukan dan menerapkan satu solusi komunikasi yang cocok bagi semua pengguna dan sesuai dengan cara kerja para karyawan. 

Pendekatan yang Tepat


Ketika memilih sebuah solusi UC, organisasi harus memperhatikan bagaimana melakukan pendekatan people-centric dalam berkomunikasi. Artinya, para pengguna teknologi harus dianggap sebagai prioritas pertama dalam menentukan apa dan bagaimana teknologi akan diterapkan. 

Ini akan memberikan peningkatan kinerja, proses yang lebih ramping, pengambilan keputusan yang lebih cepat dan peningkatan produktivitas. Jadi pertimbangan pertama ketika memilih sebuah solusi UC haruslah mendefinisikan kebutuhan kolaborasi Anda. 

Agar tidak terperangkap dari penerapan silo komunikasi lain dalam organisasi, para manajer TI wajib memahami kebutuhan kolaborasi dari setiap departemen atau unit bisnis dan membangun peta komunikasi yang memenuhi kebutuhan tersebut. Ini seharusnya juga mencakup pelatihan bagi pengguna dan rencana adopsi pengguna. 

Platform yang Tepat


Pertimbangan berikutnya haruslah memilih platform yang tepat. Sebuah rangka kerja UC hanya akan sekuat infrastruktur yang menjadi fondasinya. Layanan suara, data dan video harus bertumpu pada infrastruktur sama yang mengantarkan manfaat maksimal bagi bisnis dalam hal biaya, manajemen dan kesederhanaan. 

Bisa saja membuat host dan mengelola jaringan-jaringan yang terpisah untuk setiap elemen tersebut, tetapi itu mahal dan bisa sulit diskalakan. Adalah penting bahwa jaringan data pendukung harus mampu bekerja ketika ada tambahan tuntutan bandwidth dari kebutuhan bisnis yang digerakkan oleh bisnis. 

Untuk mengelola biaya penerapan komunikasi, memperhatikan pemilihan arsitektur dengan standar terbuka menjadi penting. Banyak vendor UC mempromosikan strategi “cabut dan ganti” yang mengharuskan sebuah organisasi mengeluarkan setiap PBX (private branch exchange) yang sudah tua dan menggantinya dengan PBX Internet Protocol (IP) baru ketika organisasi akan menerapkan sebuah solusi UC. 

Strategi ini sebenarnya membatasi nilai dari penerapan dan organisasi harus mencari vendor yang punya strategi “rangkul dan peluk” yang memaksimalkan penggunaan teknologi yang sudah ada. Pendekatan ini berarti penerapan lingkungan UC tidaklah harus beranggaran mahal. 

Saat ini, SME (perusahaan dengan skala kecil sampai menengah), dan perusahaan-perusahaan besar memiliki beragam pilihan dan platform yang tidak mahal. Dengan memanfaatkan teknologi SIP (Session Initiation Protocol), investasi yang sudah ditanamkan dalam teknologi dapat dipadukan untuk menciptakan sebuah rangka kerja UC yang baru. 

Vendor yang Tepat


Terakhir, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari investasi UC, Anda harus memilih vendor yang tepat. Kekuatan infrastruktur dan pengalaman UC total sangat ditentukan oleh pengetahuan, kemampuan dan dukungan on-ground dari vendor dan mitra jaringan. 

Industri UC memiliki banyak vendor yang menyajikan solusi “ujung-ke-ujung” atau “pilihan terbaik”. Periksa daftar di bawah untuk memastikan bahwa Anda memilih vendor yang tepat untuk organisasi Anda:

  • Platform terbuka: Standar industri yang didasarkan pada platform terbuka harus diutamakan karena menyediakan integrasi yang lebih baik bagi aplikasi-aplikasi bisnis Anda. Banyak solusi UC yang hanya terbuka pada tingkatan tertentu. Contoh, sebuah solusi mungkin menyediakan satu atau dua antarmuka terbuka sebagai fitur dasar, tetapi fitur yang lebih canggih tetap tertutup bagi solusi vendor tersebut.
  • Orientasi servis dan sekuriti: Menerapkan UC di tipe arsitektur yang baru bisa menjadi rumit. Enterpise harus mencari vendor yang punya layanan managed yang kuat, profesional secara global untuk membantu mereka menavigasi transisi.
  • Sekuriti real time:  Solusi UC yang aman harus mencakupkan sekuriti yang terbangun secara internal (built-in), bukan ditambahkan sebagai satu lapisan.
  • Kompatibilitas multivendor: Sebuah solusi yang dapat bekerja dalam lingkungan multivendor merupakan keharusan untuk sebuah implementasi yang kuat dan scalable.
Tentang Penulis: Endang Rachmawati adalah Country Manager Avaya Indonesia

28 Nov 2010

2014, Mobile Commerce Diprediksi Booming

Dibandingkan dengan jumlah pelanggan seluler yang mengarah ke angka 200 juta, pengguna layanan mobile commerce saat ini dianggap masih belum seberapa. Tunggu sampai waktu boomingnya tiba di 2014!

Menurut Indra Lestiadi, Division Head Mobile Commerce PT Indosat, para operator telekomunikasi sejak beberapa waktu lalu terus melengkapi layanan m-commerce miliknya. Meski masih terbatas karena terhadang regulasi.

Pasalnya, potensi pasar untuk transaksi jual-beli dan pembayaran melalui ponsel (mobile commerce) diyakini masih sangat besar.

"Hal itu salah satunya karena kemajuan teknologi dan kemudahan yang ditawarkan dari segi pembayaran dan fasilitas. Saya yakin pada 2014 akan ada perubahan yang luar biasa untuk m-commerce," tukas Indra, kepada wartawan, Kamis (25/11/2010).

Pada waktu tersebut, ponsel diprediksi akan menjadi andalan dalam urusan proses transaksi. Bahkan, Indra berani menyebut bahwa hampir semua pembayaran akan lewat gadget yang sejatinya untuk halo-halo tersebut.

"Operator kini menyiapkan diri untuk pembukaan regulasi yang lebih bebas. Pemerintah sekarang kan masih menggunakan regulasi cara pembayaran yang traditional bagi operator. Belum melakukan perubahan dari sisi digital. Ini yang saya liat perlu ada perubahan dari sisi regulasi pemerintah," tukasnya.

Pengguna mobile commerce sendiri saat ini diproyeksi hanya mencapai 20 juta. Dimana lima juta di antaranya, kata Indra, dimiliki oleh Indosat.

"Jadi kalo dibandingkan dengan jumlah pelanggan seluler yang sampai akhir tahun kira-kira mencapai 200 juta, masih besar kan potensi m-commerce ini," pungkasnya.


25 Nov 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/11/25/165301/1502506/328/2014-mobile-commerce-diprediksi-booming/

Telkom Tertarik e-Money

Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah mengaku bahwa pihaknya sangat tertarik untuk mengembangkan bisnis pada sistem pembayaran terutama pengembangan e-money (uang elektronik).

Demikian dikemukakan Rinaldi kepada pers di sela peresmian "Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)" di gedung Bank Indonesia Jakarta, Kamis (11/11/2010). "Jadi semacam voucher dari Telkom, tapi sudah dilengkapi dengan e-money," kata Rinaldi.

Ditanya berapa dana yang akan diinvestasikan, Rinaldi belum menjelaskan secara spesifik. "Kita dalami dulu," kata Rinaldi. Dikatakan, pihaknya juga membantu jaringan telekomunikasi untuk sistem pembayaran. "Seperti ATM dan kami sebagai penyedia jaringan. Apalagi kami bisa meningkatkan service dan aplikasinya," kata dia.

Sesuai data BI, sistem pembayaran dengan menggunakan uang elektronik (e-money) tidak tumbuh signifikan dibandingkan kartu kredit dan kartu ATM (debet). Per September 2010, transksi e-money hanya sekitar Rp 511 miliar. Sementara, pada periode itu transaksi kartu kredit mencapai Rp 119 triliun, dan kartu ATM Rp 1.452 triliun.


11 Nov 2010
Source:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/11/11/18542841/Telkom.Tertarik.e.Money

Tarik Uang dari ATM Tanpa Kartu

Permata Bank menyediakan layanan transfer uang melalui telepon seluler (ponsel) yang dapat ditarik di anjungan tunai mandiri (ATM) tanpa memerlukan kartu. Layanan mobile cash itu dapat digunakan penerima yang sedang bepergian dan memerlukan uang tetapi tak membawa kartu ATM.
Senior Vice President Head, Wealth Management, and Retail Liability Products Permata Bank Bianto Surodjo di Bandung, Sabtu (27/11/2010), mengatakan, pengirim uang bisa melakukan transfer dengan mengaksesmobile banking melalui ponsel.
Selanjutnya, data mengenai nomor telepon penerima, jumlah uang yang akan dikirim, dan kode identifikasi dimasukkan. Penerima dapat langsung mengambil uang dengan datang ke ATM Permata Bank terdekat dan memencet tombol manapun di samping layar.
Pada layar akan tertera permintaan untuk memasukkan data-data yang diperlukan. Setelah itu, uang akan langsung keluar. Permata Bank berupaya menjadi lembaga keuangan dengan teknologi terdepan. Di Indonesia terdapat 600 ATM Permata Bank.
28 Nov 2010

Dompetku Terhubung ke 3.000 Toko Alfamart

Kartu seluler milik pelanggan Indosat dalam waktu dekat sudah bisa digunakan sebagai medium untuk alat pembayaran micropaymentdi seluruh toko ritel milik Alfamart yang tersebar di area Jabodetabek.

Menurut Chief Marketing Officer Indosat Guntur Siboro, pihaknya mulai hari ini menghubungkan secara host to host server databasemiliknya dengan mesin pembayaran elektronik yang ada di 3.000 toko ritel Alfamart di area tersebut.

"Meski sudah 3.000 toko Alfamart yang kami koneksikanhost to host, namun yang baru bisa untuk Dompetku hanya 100 toko saja di area Tangerang. Ini murni alasan komersil dari pihak Alfamart," ujarnya di sela Grand Final IWIC 2009 di Hard Rock Cafe, Jakarta, Kamis (19/11/2009).

Dompetku adalah alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang dikembangkan Indosat sejak mendapatkan lisensi APMK tersebut dari Bank Indonesia pada akhir 2007 lalu.

Sejak dikembangkan teknologi host to host, transaksi pembelian melalui Dompetku tak lagi menggunakan SMS, namun cukup menggunakan token sebagai kode pembayaran untuk belanja di merchant.

Saat uji coba tahun lalu, pengguna Dompetku yang mayoritas adalah anggota koperasi Indosat, sempat mencapai 20 ribu. Namun kini jumlahnya menyusut jadi tinggal 2.500. Indosat sendiri berharap pengguna layanan micropayment ini bisa bertambah lagi jadi 5000 sampai akhir 2009.

"Selain untuk pembayaran micropayment, pelanggan juga bisa melakukan cash in, yang semula hanya bisa dilakukan di galeri Indosat, kini juga bisa dilakukan melalui jaringan ATM Bank Permata, Bank Jaringan Bersama ALTO Prima, dan juga di Alfamart," tandas Guntur.
( rou / wsh )


19 Nov 2009


http://www.detikinet.com/read/2009/11/19/175305/1245173/328/dompetku-terhubung-ke-3000-toko-alfamart

Internet 'Generasi Keempat' Tiba di Hongkong

Generasi terbaru internet wireless telah tiba di seantero Hong Kong. Long Term Evolution (LTE) demikian teknologi baru ini dikenal menjanjikan akses internet lebih memuaskan bagi penduduk di negara tersebut.

Jaringan LTE itu disebut-sebut akan memberikan kecepatan sangat tinggi di seluruh Hong Kong. Media setempat bahkan mempromosikan LTE di Hong Kong akan memungkinkan pengguna menonton streaming film atau event olahraga live di jalan bahkan di atas bukit dengan kualitas jaringan sangat baik dan gambar sangat jernih.

Dikutip detikINET dari AFP, Sabtu (27/11/2010), jaringan internet generasi keempat itu digelar oleh operator mobile Hong Kong bernama CSL bekerjasama dengan pembuat perlengkapan telekomunikasi ZTE Corporation.

"Peluncuran perdana jaringan LTE di Asia ini benar-benar bersejarah," kata Joseph O'Konek selaku Chief Executive CSL.

Dikatakan olehnya, bagi sebagian besar orang ini akan menjadi pengalaman pertama mereka dalam internet. Mereka berada pada keuntungan besar dari generasi internet sebelumnya karena LTE melompati semua teknologi fix line.

Jaringan LTE saat ini telah beroperasi di Eropa, Skandinavia, dan Amerika Utara. Negara lain di Asia, Jepang, segera menyusul dengan menghadirkan LTE sebelum akhir tahun ini.


27 Nov 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/11/27/104207/1503749/328/internet-generasi-keempat-tiba-di-hongkong/

UU ITE: 'Pasal Transaksi Elektronik Bakal Persulit Perbankan'

Salah satu yang dibahas Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) adalah mengenai transaksi elektronik, tepatnya tertuang dalam Pasal 5-22. Transaksi elektronik diprediksi bakal sulit berjalan karena justru akan menyulitkan perbankan. Demikian diungkapkan Pakar Internet Onno W. Purbo, melalui e-mailnya kepada detikINET, Senin (31/3/2008). 

Transaksi elektronik sangat tergantung pada konsep tanda tangan digital dan konsep Certificate Authority. Padahal saat ini sebagian besar transaksi internet di Indonesia masih berbasis e-mail. Menurut Onno, 99,99% transaksi elektronik yang ada di Indonesia, terutama yang melalui Internet, tidak menggunakan tanda tangan digital, apalagi menggunakan Certificate Authority.

Di lain sisi, transaksi elektronik umumnya digunakan oleh perbankan yakni pada layanan e-banking. Pasal transaksi elektronik nantinya justru akan memblokir perbankan Indonesia karena terkendala pasal 13 ayat 5, yang mewajibkan Certificate Authority yang digunakan harus terdaftar di Indonesia.

Celakanya, beberapa situs e-banking di Indonesia ternyata menggunakan certificate authority yang berlokasi di luar negeri. Misalnya Bank BCA menggunakan Cybertrust SureServer Standard Validation CA; Bank Permata, BII dan Lippobank menggunakan VeriSign International Server CA.

"Terlihat jelas sebagian besar menggunakan jasa VeriSign & Cybertrust. Sejauh pengetahuan yang ada semua Certificate Authority (CA) ini tidak terdaftar di Indonesia. Semua terdaftar & berlokasi di Amerika Serikat," tandas Onno.


31 Mar 2008
Source:http://www.detikinet.com/read/2008/03/31/130700/915866/399/-pasal-transaksi-elektronik-bakal-persulit-perbankan-

K-TOUCH H800: Sebarkan Lagu Lewat Gelombang Radio

Ponsel K-Touch H800 menambahkan satu fungsi untuk mem-broadcast lagu lewat gelombang radio FM.
Penciptaan produk ponsel sekurangnya harus memiliki satu keunikan. Meskipun kelak konsumen pula yang memastikan, apakah ponsel dengan fitur unik tersebut bisa diterima atau tidak. Langkah yang ditempuh oleh K-Touch, brand asal negeri China yang sanggup survive menghadapi persaingan di bursa ponsel lokal, merilis sebuah ponsel dengan kesanggupan mengirimkan lagu melalui gelombang radio FM.

Fitur seperti ini sebenarnya sudah dikenalkan oleh Nokia melalui apa yang disebut Transmitter FM. Pengguna dapat "menyiarkan" lagu favorit ke ponsel lain (yang memiliki fasilitas serupa) dengan menggunakan salah satu band dari gelombang FM. Memang agak sulit menentukanband, apalagi seperti di Jakarta yang hampir smeua gelombang FM penuh oleh stasiun radio. Namun K-Touch menyebutnya dengan fitur Radio FM Broadcast.

Selain itu, ponsel dengan julukan H800 ini tetaplah menempatkan fitur-fitur social network,chatting, dan mikroblog di atas segalanya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut peran tombol keyboard QWERTY tetaplah diperlukan demi kenyamanan.

Akan halnya ponsel bikinan China, fasilitas mendasar macam dual SIM GSM, kamera VGA, serta aplikasi penting macam adzan, penolakan SMS dan voice, fasilitas bluetooth menjadi standar baku.

K-Touch memang terus bergeliat menunjukkan penjualan terbaiknya. Menurut Andy Tanudjaja, Marketing Manager K-Touch Indonesia, yang penting adalah kualitas. "Sudah menjadi komitmen kami untuk mempertanggungjawabkan segi kualitas produk kami terhadap konsumen," ujarnya. (ANDRA/FORSEL)

26 Nov 2010

Indosat dompetku: Transfer Uang dan Belanja Pakai Ponsel

Transaksi keuangan lewat ponsel makin banyak alternatifnya. Selain memberikan pengalaman baru, layanan seperti ini menawarkan kepraktisan karena pengguna tidak harus membawa uang tunai untuk berbagai kebutuhan.

Salah satu layanan semacam itu adalah Dompetku yang disediakan Indosat bagi para pelanggannya. Kali ini, layanan Dompetku dari Indosat pun sudah dapat dipakai untuk saling berkirim uang, tidak hanya untuk transaksi pembayaran saja. Ada dua fitur utama Dompetku, yakni "dompet kirim uang" dan "dompet belanja".

Fitur "dompet kirim uang", memungkinkan pelanggan untuk melakukan pengiriman uang tunai ke sesama pelanggan Indosat yang telah terdaftar sebagai pelanggan dompetku, sedangkan "dompet belanja" memungkinkan pelanggan untuk melakukan berbagai transaksi belanja di merchant, pembayaran tagihan, pembelian pulsa airtime dan transfer saldo dompet belanja antar pelanggan dompetku Indosat yang telah terdaftar.

"Dengan fitur baru dompetku yaitu dompet kirim uang dan dompet belanja, pelanggan Indosat dapat melakukan berbagai transaksi keuangan dengan mudah, aman, dan efisien, langsung dari handphone pelanggan," ujar Laszlo Barta, Director and Chief Commercial Officer Indosat, di Jakarta, Kamis (25/11/2010). Layanan ini bisa dimanfaatkan pelanggan Mentari, IM3, dan Matrix.

Namun, untuk menggunakan layanan Dompetku, pelanggan harus harus memiliki account yang telah didaftarkan. Account yang dimaksud adalah nomor handphone, yaitu nomor pelanggan Indosat yang aktif. Caranya cukup mudah, pengirim cukup mendatangi Galeri Indosat dengan membawa uang tunai, mengisi formulir pengiriman uang dan identitas diri. Layanan ini baru di 4 kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.

Kemudian, pelanggan penerima akan mendapatkan notifikasi SMS perihal telah dilakukan pengiriman uang tunai. Penerima dapat langsung menarik uang di Galeri Indosat dengan mengisi formulir penarikan uang, menyerahkan kartu identitas diri, membalas konfirmasi sms mengenai penarikan uang dan penerima dapat langsung menerima uang tunai sejumlah pengiriman.

Sementara, dengan dompet belanja, pelanggan dompetku Indosat dapat melakukan pembayaran belanja di Alfamart, cukup dengan menggunakan token (kode pembayaran untuk pembelanjaan di merchant) dan pelanggan dapat dengan mudah melakukan transaksi pembelian. Saat ini pembelian dapat dilakukan pada Alfamart 24 jam yang tersebar di area Jabotabek, Surabaya dan Bandung.

Pelanggan juga bisa melakukan berbagai transaksi belanja di merchant, pembayaran tagihan, pembelian pulsa airtime GSM Indosat dan Non Indosat serta transfer saldo dompet belanja ke sesama pelanggan dompet belanja lainnya. Bedanya dengan dompet kirim uang, saldo dompet belanja hanya dapat digunakan untuk melakukan transaksi diatas dan tidak dapat diuangkan.
26 Nov 2010

Situs Phishing Berbahasa Indonesia Jadi Perhatian

Situs phishing, aksi tipuan yang mengincar data pribadi, makin giat merambah pengguna media sosial. Situs berbahasa Indonesia pun jadi perhatian. 

Demikian salah satu sorotan dalam laporan bulanan Symantec Messaging and Web Security dari perusahaan keamanan Symantec yang dikutip detikINET, Rabu (24/11/2010). 

Konon, di antara situs phishing non-bahasa Inggris dalam media sosial, ada tiga bahasa yang paling populer. Ketiganya adalah Portugis, Italia, dan Spanyol.

Namun, peneliti keamanan Symantec juga mengawasi beberapa situs bahasa non-Inggris lainnya. Ini mencakup Indonesia, Rusia, Albania, dan Turki.

Pelaku phishing pun rupanya kian getol mencari data-data pribadi pengguna layanan media sosial, seperti Twitter atau Facebook. 

Menurut laporan itu, phishing media sosial mencakup 4 persen dari keseluruhan aksi phishing di Oktober 2010. Ini menunjukkan peningkatan 80 persen dibandingkan September 2010. 

Untuk memikat korbannya, pelaku menggunakan klaim sebagai layanan keamanan dari media sosial tertentu. Nah, pengguna situs media sosial itu akan diminta memasukkan username dan login di situs palsu. 

Jika hal itu sampai terjadi, dampaknya bisa cukup mengerikan. Selain data pribadi korban, pelaku juga bisa menargetkan teman-teman korban dalam jejaring sosial.


24 Nov 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/11/24/134132/1501273/323/situs-phishing-berbahasa-indonesia-jadi-perhatian/

Waspada! Serangan SMiShing Ancam Ponsel

Para pengguna ponsel mesti waspada dengan pesan teks yang berisi link website di dalamnya. Pasalnya, kalau tergoda mengklik, bisa jadi link tersebut berisi trojan. Seperti dilansir PCWorld.com, Selasa (29/08/2006), perusahaan keamanan sistem, McAfee mengingatkan hal tersebut, dan menyebutnya sebagai "SMiShing", yang berarti serangan phishing lewat SMS. SMiShing merupakan jenis serangan terbaru yang dilancarkan para hacker untuk menyusupkan malware dan virus ke ponsel atau berbagai perangkat bergerak lainnya. David Rayhawk dari McAfee Avert Labs mengatakan bahwa malware dan virus tersebut dapat menyebar ke jaringan perusahaan. Dijelaskan McAfee, skema SMiShing sudah terdeteksi pada beberapa pengguna ponsel. Mereka menerima pesan yang berisi tawaran bergabung di layanan kencan online, dan akan dikutip biaya US$2 per hari. Isi SMS tersebut adalah: "We're confirming you've signed up for our dating service. You will be charged $2/day unless you cancel your order". Pesan tersebut berisi URL yang jika diklik, akan mendownload trojan yang memungkinkan hacker mengendalikan ponsel si korban. Tentunya tidak semua ponsel bisa didera serangan ini, melainkan hanya ponsel yang memiliki kemampuan browsing. ( ketepi )


29 Agt 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2006/08/29/152916/664527/323/waspada-serangan-smishing-ancam-ponsel

FBI Wanti-wanti Aksi Smishing dan Vishing

Selain kian menggila di ranah jejaring sosial, kejahatan cyberdiprediksi juga akan mewabah di ranah perangkat genggam. Modus yang biasa digunakan adalah dengan memanfaatkan SMS atau mesin pemanggil otomatis.

FBI bahkan memiliki sebutan khusus bagi dua jenis tindak kriminal tersebut. Yakni 'smishing' untuk kejahatan yang menggunakan pesan singkat, serta 'vishing' untuk yang menggunakan panggilan telepon otomatis.

Ya, sekilas aksi ini memang mirip dengan phishing. Intinya adalah pencurian informasi sensitif milik pengguna.

Modus yang digunakan pun kurang lebih sama dengan aksi phishing di web. Hanya saja, pelaku awalnya bergerak dengan mengirimkan SMS atau menelpon langsung ke ponsel calon korban. Mereka biasanya mengaku dari pihak bank sambil mengabarkan bahwa tengah ada masalah dengan akun bank pengguna.

Kemudian calon korban diminta untuk menghubungi suatu nomor telepon tertentu atau disuruhlog-in ke sebuah halaman web khusus yang telah disiapkan perangkap di dalamnya.

Nah, di sinilah aksi smishing-vishing mirip dengan phishing, mereka menuntun korban untuklog-in ke halaman palsu layanan bank-nya, sehingga nantinya data pribadi mereka -- seperti username dan password -- dapat dicuri pelaku.

"Ketika hampir semua kejahatan cyber menyasar komputer Anda, namun smishing dan vishinglebih membidik perangkat genggam. Dan ancaman mereka kian berkembang seiring kianbooming-nya pengguna ponsel," ujar penasehat dari Internet Crime Complaint Center FBI.

Dikutip detikINET dari Cellular News, Jumat (26/11/2010), pihak FBI mewanti-wanti bahwa aksi kejahatan yang memanfaatkan ponsel ini akan semakin marak pada musim liburan akhir tahun.

Jadi, waspadalah! 


26 Nov 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/11/26/172641/1503524/323/fbi-wanti-wanti-aksi-smishing-dan-vishing

Friday, November 26, 2010

Spectrum Harmonisation for Mobile Crucial for Socio-Economic Development across Asia Pacific, says GSMA

New research highlights how mobile could add $729 billion to the GDP of Asia Pacific nations by 2020

The GSMA today unveiled new independent research that highlights the positive impact harmonised spectrum allocation for mobile could have on the Asia Pacific region. The report*, released by the GSMA and The Boston Consulting Group (BCG), states that if governments allocate the 700 MHz band for Mobile Broadband deployment, it would bring much greater economic and social benefits to Asia Pacific than if allocated for services such as broadcasting. These benefits include a $729 billion increase in GDP for Asia Pacific countries by 2020, more than two million newly-created jobs across the region, and a $131 billion increase in tax revenues.

"Asia Pacific is a leading mobile market capable of driving large economies of scale and now has the opportunity to play a pivotal role in setting the standards for spectrum harmonisation," said Tom Phillips, Chief Government & Regulatory Affairs Officer, GSMA. "By allocating the 700 MHz band to mobile, Asia Pacific countries could enjoy significant socio-economic benefits and provide millions of people with low-cost mobile services essential for their needs, such as Internet connectivity, especially in rural areas, and much needed access to education, financial and health services. Non-harmonisation of the 700 MHz band will significantly reduce these benefits for the entire region, so it's imperative that governments and regulators take a coordinated approach to spectrum allocation."

"The unprecedented amount of spectrum freed up in the switchover from analogue to digital terrestrial television, known as the 'digital dividend', is a once-in-a-lifetime opportunity," said Vaishali Rastogi, Partner and Managing Director at The Boston Consulting Group. "The evidence from our research in Asia Pacific overwhelmingly suggests that the socio-economic benefits of allocating the 700 MHZ band to mobile will far outweigh alternatives such as broadcasting."

Harmonisation of the 700 MHz band will ensure that Asia Pacific countries use the same frequency to deploy Long-Term Evolution (LTE), the next-generation Mobile Broadband technology. Deploying LTE in this band will drive large economies of scale and reduce capital and equipment costs for providers, accelerating the roll out of networks and lowering costs for consumers. It will also provide significant social benefits, particularly in rural areas not served by fixed broadband, such as improved access to education, the availability of new financial and health services, the wider use of e-government tools and improved interactions between governments, businesses and consumers. LTE in the 700 MHz band will also improve indoor availability of Mobile Broadband in urban areas.

The report states, however, there are two conditions that are essential for fulfilling the unique opportunity Mobile Broadband could provide the Asia Pacific region. These are:
All Asia Pacific countries should allocate the 700 MHz band to Mobile Broadband deployment and services.

All Asia Pacific countries should implement the same technical specifications (the Asia Pacific Telecommunity's (ATP) 2 x 45 MHz band plan for the 700 MHz band) to achieve harmonisation and ensure that every country and its consumers benefit from economies of scale and lower equipment and handset costs.

Given the size and diversity of Asia Pacific, four countries representing the range of social and economic development and current Internet adoption – Korea, India, Indonesia and Malaysia – were studied in detail and the data was used to build up a picture for the entire region. The research found that there would be a large incremental adoption of Internet connectivity, particularly in rural areas, as a result of allocating the 700 MHz band for LTE, including a 14% increase in Internet subscriptions in Korea, 21% in India, 22% in Indonesia and 23% in Malaysia – an increase of more than 25 million extra rural Internet users in these four countries alone. These increases, when extrapolated across the region, would have a considerable economic impact. Highlights from each country include:

Korea
The economic opportunities created by improved access to Mobile Broadband would account for a $75.5bn increase in GDP and deliver increased tax revenues of $7.2 billion between 2014 and 2020.

India
India's GDP is among the fastest growing in the world but allocating the 700 MHz band for Mobile Broadband would generate a $71 billion incremental increase in by 2020, mostly from increased productivity across all sectors.

Indonesia
Allocating the 700 MHz band to Mobile Broadband would make a significant difference to take up in rural areas, generating 9.7 million more Internet subscriptions by 2020.

Malaysia
It is estimated that increased Internet adoption resulting from widespread Mobile Broadband deployment would create more than 44,000 new jobs by 2020, with many in rural areas.

"Reaping the rewards that Mobile Broadband is proven to provide is heavily dependent on governments and their regulators harmonising spectrum for mobile and implementing supportive policy," concluded Phillips. "Not only will governments lose out on the considerable economic opportunity, but failure to harmonise spectrum in the 700 MHz band will also have a huge impact on millions of people, such as higher prices, limited access to critical services and significantly reduced Internet connectivity – especially in rural areas where it's needed most."

To download the full report and for the individual research on Korea, India, Indonesia and Malaysia, please use the following link: www.gsmworld.com/bcgreport2010.

Notes to editors
* Socio-economic impact of allocating 700MHz band to mobile in Asia Pacific, The Boston Consulting Group

About the GSMA

The GSMA represents the interests of the worldwide mobile communications industry. Spanning 219 countries, the GSMA unites nearly 800 of the world's mobile operators, as well as more than 200 companies in the broader mobile ecosystem, including handset makers, software companies, equipment providers, Internet companies, and media and entertainment organisations. The GSMA is focused on innovating, incubating and creating new opportunities for its membership, all with the end goal of driving the growth of the mobile communications industry.

For more information, please visit Mobile World Live, the new online portal for the mobile communications industry, at www.mobileworldlive.com or the GSMA corporate website atwww.gsmworld.com.

Press contacts:
Brian Paterson/Tracy Cheung
Tel: +852 9755 3310/+852 9366 7761
16 Nov 2010

"Broadband" Belum Puaskan Harapan

Koneksi broadband atau jaringan telekomunikasi pita lebar semakin menjadi kebutuhan, terutama ketika perangkat mobile broadband mulai membanjiri pasar. Namun, kehadiran gadget-gadget pintar itu terasa terlalu cepat sehingga tidak atau belum didukung jaringan yang memadai.

Sepertinya selalu ada kesenjangan penerapan teknologi komunikasi, selalu terlambat. Bahkan, kalau toh sudah ada, penerapannya tidak maksimal. Operator sudah sangat berbangga memiliki sekian ribu BTS, tetapi tidak pernah dijelaskan BTS dengan kualitas seperti apa.

Terminologi seperti broadband, akses unlimited sudah menjadi jargon sehari-hari yang dijual operator saat ini. Terkesan canggih, tetapi bisa berarti tidak bermakna apa-apa karena keluhan berkaitan dengan layanan itu masih banyak muncul di sana-sini.

Hadirnya ponsel-ponsel canggih (smartphone) menjadi tidak ada artinya ketika koneksi broadband tidak bisa diandalkan. Barang canggih itu hanya berfungsi seperti ponsel biasa, sekadar komunikasi suara dan SMS, selebihnya fitur yang tidak memerlukan jaringan.

Hal ini menjadi semakin terasa ketika mulai muncul iPhone, terlebih lagi ponsel canggih berbasis Android dalam setahun ini. Meski berfitur canggih, ya tetap saja terlihat ”dungu” dengan koneksi broadband yang tersendat-sendat.

Bisa jadi ini karena sampai sekarang operator masih melihat koneksi suara sebagai primadona sehingga koneksi data masih tetap nomor dua. Selain luasnya negeri ini juga merupakan kendala, apalagi daya beli masyarakat juga masih rendah.

Walaupun vendor jaringan Ericsson akhir tahun lalu menemukan bahwa lalu lintas data sudah melebihi suara di tingkat global. Trafik itu meningkat 280 persen tiap tahun selama dua tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada lima tahun ke depan.

Akankah perubahan seperti ini juga akan terjadi di negeri ini?

Korelasi

Sebuah studi yang dibuat Ericsson belum lama ini memperlihatkan adanya korelasi yang positif antara pengembangan penetrasi broadband dan tambahan pertumbuhan GDP, termasuk terciptanya pekerjaan baru. Misalnya seperti setiap penambahan 1.000 pengguna broadband akan menciptakan sekitar 80 pekerjaan baru.

Mats Otterstedt, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, beberapa waktu lalu mengungkapkan, ”Indonesia memiliki potensi pertumbuhan di bidang mobile broadband yang menakjubkan. Sebagai negara keempat dengan populasi terbesar, Indonesia merupakan pasar besar dengan permintaan akan layanan telekomunikasi yang besar pula.”

Raksasa jaringan dari Swedia itu melihat pertumbuhan mobile broadband di Indonesia seiring dengan pertumbuhan indikator sosial ekonomi negara. Mobile broadband telah berkembang menjadi syarat utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan koneksi internet.

Pada kesempatan yang berbeda, pihak GSMA (Asosiasi GSM) pada Selasa (16/11/2010) mengungkapkan hasil riset independen yang menekankan pada dampak positif alokasi spektrum frekuensi untuk komunikasi bergerak di Asia Pasifik. Laporan yang dibuat GSMA dan Boston Consulting Group itu tentang alokasi pada pita frekuensi 700 MHz untuk komunikasi broadband.

Apabila pihak pemerintah di kawasan Asia Pasifik mengalokasikan frekuensi itu untuk komunikasi bergerak, maka akan memberikan keuntungan ekonomis dan sosial yang lebih besar dibandingkan dengan jika hanya digunakan untuk layanan seperti siaran. Sepertinya harmonisasi pita frekuensi 700 MHz ini memberi isyarat bagi masuknya teknologi Long Term Evolution (LTE), sebuah teknologi komunikasi yang saat ini bisa disebut para-generasi keempat (4G).

Riset itu memperlihatkan, alokasi pita 700 MHz untuk LTE akan meningkatkan jumlah pelanggan internet di Indonesia sampai 22 persen, Korea hingga 14 persen, India 21 persen, dan Malaysia 23 persen. Di negeri ini akan bertambah 9,7 juta pelanggan internet hingga tahun 2020.

Barangkali hal ini juga akan memberi jalan pada teknologi LTE di Indonesia untuk membuka kemacetan broadband. Akan tetapi, lalu muncul pertanyaan lain, bagaimana dengan WiMAX, teknologi pra-4G yang bahkan sudah mulai menjalankan aktivitas pembangunan infrastrukturnya?

26 Nov 2010

Thursday, November 25, 2010

Atlet Taiwan Didiskualifikasi, Hacker Acak-Acak Situs Taekwondo

Hacker asal Taiwan mengobrak-abrik situs milik Asian Taekwondo Union. Hacker tersebut meluapkan kekesalannya pada persatuan Taekwondo Asia tersebut karena telah mendiskualifikasi atlitnya di ajang Asian Games.

"Seharusnya Anda malu, Kembalikan medali emas kami," tulis Hacker tersebut di situs Asian Taekwondo Union seperti dilansir SMH, Selasa (23/11/2010).

Seperti diketahui, atlet taekwondo Taiwan Yang Shu-chun terkena diskualifikasi pada pertandingan Asian Games, beberapa hari lalu. Ia dikenai diskualifikasi karena menggunakan footguard yang tidak sah, dan itu memunculkan protes dari ofisial tim.

Yang nyaris mengalahkan atlet Vietnam Thi Hau Vu di kelas 49kg putri, ketika petugas pertandingan menghentikan pertarungan beberapa detik menjelang akhir pertandingan setelah memutuskan bahwa atlet Taiwan itu menggunakan footguard yang mengandung sensor elektronik tambahan yang terletak di bawah tumitnya.

Diskualifikasi itu membuat Yang meninggalkan arena pertandingan dan bahkan melakukan protes dengan duduk di matras. Taiwan menduga, China dan Korea Selatan berada di belakang diskualifikasi tersebut

Insiden ini terus memicu gelombang protes di dunia maya. Hacker Taiwan juga meluapkan emosinya dengan menampilkan gambar acungan jari tengah sebagai ketidakpuasan. "Kami semua adalah Taiwan," tulis hacker tersebut menunjukkan identitasnya.

Terkait hal itu, seorang pejabat persatuan Taekwondo Asia menyatakan, hingga saat ini situsnya tak bisa diakses. (ugo)

23 Nov 2010
Source:http://techno.okezone.com/read/2010/11/22/55/395794/55/atlet-taiwan-didiskualifikasi-hacker-acak-acak-situs-taekwondo

70% Karyawan Berniat Curi Data Perusahaan

Mayoritas karyawan berpikir bahwa mereka akan mengambil data-data perusahaan termasuk data rahasia bila mereka dipecat atau berpindah kerja.

Dari sekira 1.000 karyawan, 70 persennya mengaku akan mengambil data-data jika mereka dipecat dari perusahaan dimaksud.

Imperva mengungkapkan mayoritas karyawan tak mengetahui bila perusahaan mereka memiliki kebijakan untuk menghapus atau mengumpulkan data dari laptop dan perangkat mobile perusahaan pada saat mereka keluar dari perusahaan.

"85 persen responden menyatakan mereka telah menyalin data pelanggan yang berharga, atau rahasia dagang, ke komputer pribadi," tulis laporan Imperva, seperti dilansir Thinqu, Rabu (24/11/2010).

"Sepertinya kebanyakan karyawan memang tidak punya niat dengan sengaja untuk menyebabkan perusahaan 'rusak'. Sebaliknya, survei ini menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang meninggalkan pekerjaan mereka, tiba-tiba percaya bahwa mereka memiliki kepemilikan sah bahwa data yang setiap hari mereka kerjakan adalah miliknya," tulis laporan itu.

Imperva menegaskan masalah ini berkembang dan dihadapi organisasi atau perusahaan di Inggris. Sehingga mereka sebaiknya mencoba untuk lebih menguatkan keamanan data. (ugo)

25 Nov 2010
Source:http://techno.okezone.com/read/2010/11/24/55/396677/70-karyawan-berniat-curi-data-perusahaan

Inilah Penantang Google dari Indonesia

Siapa yang tak mengakui Google sebagai penyedia search engine paling populer di dunia. Namun, jangan salah, ada perusahaan Indonesia yang berani menantang Google. SITTI namanya.

"Hari ini kami memberanikan diri menantang Google Inc," kata Andy Sjarif, Group CEO SITTI, saat acara "Buka Pintu", peresmian kantor baru di Grha Tirtadi, Jalan Senopati 71, Jakarta, Rabu (24/11/2010). Ia mengatakan, bukan layanan search engine yang dilawan, tetapi platform iklan kontekstual seperti AdSense dan AdWord.

Menurutnya, saol urusan search engine, Google memang jagonya. Tidak ada yang meragukan. Bahkan orang-orang di SITTI pun mengagumi kehebatan Google. Kata dia, Google mendapat keuntungan bukan karena search engine, melainkan karena pendapatan dari iklan berjaringan yang bisa menyajikan iklan sesuai konteks halaman web atau hasil pencarian yang dikunjungi pengguna internet.
"Contextual advertising adalah yang dilawan SITTI dari Google," ujar Andy Sjarif. Namun, tentu tidak semua yang diincar SITTI karena hanya pengguna web atau blog berbahasa Indonesia yang jadi sasaran saat ini. Ia percaya diri, mesin buatan SITTI dapat bersaing dengan Google, terutama untuk halaman web dan blog berbahasa Indonesia.

Untuk menguji kemampuan mesinnya, SITTI bekerja sama dengan situs web lokal selama lebih dari sebulan, mulai dari 1 Oktober hingga 5 November 2010. Dalam rentang waktu tersebut, SITTI berhasil mengindeks 600 juta halaman situs berbahasa Indonesia dan menampilkan 3300 iklan dari 529 merek.

Tidak hanya itu, SITTI pun memasang iklan yang sama ke layanan Google AdWord dengan periode yang sama dan keyword yang sama. Hal tersebut untuk mencari pembanding dan mengukur seberapa efektif mesin SITTI menyajikan iklan secara kontekstual sesuai halaman web yang dikunjungi.

Hasilnya, SITTI mengklaim lebih efektif. Dari pengukuran impresi, SITTI mendapat skor 88,5 persen, sedangkan Google 11,5 persen. Dari jumlah klik, SITTI mendapatkan 51 persen, sedangkan Google 49 persen. Click through ratio (CTR) SITTI 64,06 persen, Google 20,87 persen, dan sisanya sama. Inilah yang membuat SITTI makin percaya diri bersaing dengan Google.

"Saya berharap dalam 2-3 tahun lagi ada pertarungan platform iklan berjaringan," kata Andy Sjarif. Karena telah belajar dari jutaan halaman web, SITTI kini pun mengerti konteks kalimat, bahkan bahasa alay juga mengerti.

Ia pun berharap Google makin serius masuk ke pasar Indonesia dan menyumbang perekonomian nasional. Menurutnya, Google seharusnya membuka kantor perwakilan di Indonesia, membayar pajak untuk pendapatannya dari pasar Indonesia, dan memberikan edukasi kepada usaha kecil dan menengah agar mendapat manfaat dari internet.

Meski demikian, SITTI mengakui jauh lebih kecil ketimbang Google. Saat ini perusahaan tersebut baru mempekerjakan 25 orang dan menggunakan enam buah server. Bandingkan dengan Google yang telah mengindeks sekitar 1 triliun halaman web dalam 129 bahasa. Namun, Andy Sjarif yakin SITTI bisa bersaing karena dukungan dari komunitas internet Indonesia.

"Hari ini bukan SITTI yang nantang Google, tapi Indonesia nantang Google karena banyak publisher percaya ide kami, banyak pengiklan percaya dengan kami," pungkasnya.

24 Nov 2010
Source:http://tekno.kompas.com/read/2010/11/24/14381063/Inilah.Penantang.Google.dari.Indonesia

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...