Showing posts with label Green Home. Show all posts
Showing posts with label Green Home. Show all posts

Monday, March 1, 2010

Dengan AC, Selamatkan Bumi

PEMANASAN GLOBAL
Pengatur suhu ruangan merupakan peranti yang paling dibutuhkan di perumahan, perkantoran, dan bangunan publik lainnya. Namun, mesin ini paling besar menyedot listrik dibandingkan peranti elektronik lainnya. Maka, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik, mulai dari penggunaan mesin inverter hingga sensor pengatur operasi.

Pengatur suhu ruangan yang disebut AC atau air conditioner menjadi produk elektronik yang paling seksi karena keberadaannya memberikan kenyamanan nyata bagi penghuni ruangan.

Selama ini, untuk menambah daya tarik mesin ini, beberapa aplikasi teknologi disisipkan. Antara lain, dipasang teknologi plasma untuk mengurai molekul partikel menjadi ion, yang ukurannya jauh lebih kecil.

Ion ini akan mengikat molekul air. Karena virus bersifat higroskopis, ion ini sekaligus akan menangkap virus. Virus yang tertangkap lalu dikumpulkan dalam filter atau penyaring. Pada sistem plasma, pembangkitan ion tercapai dengan daya hingga 5 elektron volt.

Selain itu, perhatian diarahkan pada upaya meningkatkan efisiensi mesin pendingin ruangan. Untuk itu, diperkenalkan sistem inverter yang merupakan komponen pengatur kecepatan kompresor. Dengan sistem ini, kecepatan AC bisa diatur sesuai kebutuhan. Proses mendinginkan udara pun lebih cepat sehingga konsumsi listrik lebih sedikit.

Menurut Heribertus Ronny, Manajer Produk AC Panasonic Gobel Indonesia, ketika mesin pendingin ini dinyalakan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang diinginkan 1,5 kali lebih cepat dibanding AC biasa,

Kelebihan lain inverter yang dikembangkan sejak tahun 2007 ini adalah dapat menyesuaikan daya yang dikeluarkan untuk mencapai suhu yang ditetapkan. Pada AC non-inverter pengendalian suhu dilakukan dengan menekan tombol ”ON” dan ”OFF”. Akibatnya, suhu menjadi tidak merata. Sistem inverter berlaku sebaliknya.

Teknologi inverter dikembangkan untuk menghemat listrik dan menekan emisi gas buang karbon dioksida (CO) sehingga AC ini menjadi produk ramah lingkungan. Menurut laporan survei produk berwawasan lingkungan, Peace 2007, setiap penghematan daya listrik 4,7 kilowatt per hari akan mengurangi emisi CO sebanyak 3,7 kg per hari.

Uji coba yang dilakukan perusahaan elektronik Jepang ini menunjukkan, ada penghematan listrik hingga 50 persen dibandingkan dengan AC non-inverter. Pada pengujian, pendinginan dilakukan pada ruangan seluas 16 meter persegi selama 8 jam per hari. Suhu ruangan disetel 25 derajat celsius, suhu di luar ruangan 35 derajat celsius.

Untuk mesin AC berkapasitas 1,5 PK pada sistem konvensional, dibutuhkan daya 6,4 kWh per hari. Adapun yang dilengkapi inverter hanya menggunakan 4,2 kWh per hari.

Dengan memasang sirkit integrasi (IC) sebagai pengendali, inverter akan bekerja dengan daya minimum setelah suhu udara mencapai tingkat yang diinginkan. Penggunaan inverter ini dapat menghemat listrik hingga 50 persen.

Sensor suhu dan gerak

Efisiensi penggunaan listrik masih dapat ditingkatkan dengan menerapkan sensor pada unit pendingin ruangan ini.

Ada dua sensor yang terpasang di ujung kanan bawah kotak pendingin itu, yaitu sensor penangkap keberadaan obyek bergerak dan suhu obyek itu.

Ketika aktivitas obyek itu rendah, misalnya penghuni ruangan tengah membaca buku atau tidur, suhu ruang akan sesuai dengan pengaturan awal, yaitu 25 derajat celsius.

Namun, bila aktivitas tinggi dan jumlah orang bertambah, suhu akan turun 2 derajat celsius secara otomatis. Ketika ruangan kosong, suhu akan naik 2 derajat celsius dari suhu standar pada awalnya.

Dengan menerapkan sensor yang disebut eco-patrol, beban AC dapat diminimalkan sehingga listrik bisa dihemat 20 persen. Bersama penggunaan inverter, total penghematan mencapai 60 persen.

Sensor juga digunakan untuk memonitor udara, yang menunjukkan tingkat kualitas udara ruangan melalui indikator warna lampu kecil di bagian kiri. Udara berkualitas buruk ditunjukkan dengan lampu berwarna merah.

Segera setelah itu sistem pembersih udara, dalam hal ini sistem plasma, akan beroperasi. Sebanyak tiga triliun ion akan dilepaskan untuk menangkap partikel berbahaya di udara, seperti virus, bakteri, dan jamur.

Penggunaan sistem pengendali untuk AC sudah selangkah lebih maju di Korea Selatan. Di Negara Ginseng ini, untuk menyalakan dan mematikan peralatan pendingin ini, dapat dilakukan dengan telepon genggam dari jarak jauh. Dengan demikian, ketika sampai di rumah, penghuninya mendapatkan ruangan telah bersuhu sejuk.

Konsep go green pada AC juga diterapkan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan pada komponen-komponennya, menggantikan logam berbahaya, seperti timbel (Pb) dan kadmium (Cd).

Penggunaan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan juga akan diterapkan pada perabot elektronik lainnya, seperti kulkas, mesin cuci, dan microwave.


Sabtu, 20 Februari 2010 | 04:26 WIB

PENULIS: YUNI IKAWATI

Wednesday, October 21, 2009

Membangun Rumah, Menahan Gempa


Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (30/9) sore, dan 7,0 SR di Jambi pada Kamis (1/10) pagi harusnya menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Bukan apa-apa, gempa itu telah merusakkan segalanya. Hanya dalam tempo sekejap, keindahan ranah Minang itu meredup.

Lebih dari 800 orang tewas, ribuan terluka, dan ribuan rumah ambruk, rata dengan tanah. Total kerugian ditaksir lebih dari Rp 2 triliun. Daerah dengan dampak terbesar adalah Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat.

Menurut pengamatan penulis setelah melihat langsung ke berbagai lokasi, konstruksi mayoritas rumah yang rusak ternyata tidak memenuhi syarat teknis (non-engineered housing).

Hancurnya rumah disebabkan beberapa hal. Di antaranya, konfigurasi rumah. Ketidakteraturan denah mengakibatkan gaya puntir dan konsentrasi tegangan sehingga menghancurkan bagian bangunan.

Selain itu, rumah yang roboh itu tidak memiliki kolom praktis, balok keliling (ring balk), dan sloof. Tanpa hal-hal itu, rumah mudah roboh atau ambles. Kalaupun ada, ukurannya tidak memenuhi syarat.

Ketidaksempurnaan sambungan mengakibatkan elemen-elemen struktur tidak terikat baik. Mutu material, seperti bata, kayu, pasir, dan bahan beton yang rendah, juga berdampak pada kualitas bangunan.

Jika kualitas pekerjaannya buruk—adukan beton salah, campuran adukan salah, penyusunan bata sembarangan, detail pembesian salah, sambungan kayu atau beton buruk, pengangkeran (anchoring) buruk, dan lain sebagainya, rumah gampang roboh. Kurangnya pemeliharaan juga memperlemah kekuatan bangunan.

Rumah ramah bencana

Berdasarkan fenomena tersebut, sudah saatnya kita berbenah. 

Departemen Kelautan dan Perikanan telah menginisiasi pembangunan rumah ramah bencana sejak 2006. Sampai 2008 telah dibangun sekitar 497 rumah di 18 kabupaten/kota. Rumah-rumah itu telah terbukti ampuh dan tetap kokoh berdiri walaupun digoyang gempa. Di Kota Pariaman dan Kabupaten Agam, misalnya, semua rumah itu mampu bertahan.

Demikian juga rumah ramah bencana yang dibangun di Kabupaten Pesisir Selatan. Rumah- rumah itu tahan terhadap gempa Bengkulu 7,4 SR, Rabu (12/9), dua tahun lalu.

Pada tahun 2009 sedang dibangun 2.236 unit rumah nelayan ramah bencana di 55 kabupaten/kota. Di Kabupaten Agam, dari 50 rumah yang sedang dibangun, 14 rumah dindingnya roboh digoyang gempa Padang Pariaman. Pasalnya, dinding baru dikerjakan setinggi 1 meter dan kondisinya masih basah. Kolom praktis belum dicor sehingga belum ada ikatan yang baik antara dinding dan kolom praktis.

Ada dua tipe rumah yang dikembangkan, yakni nonpanggung dan panggung. Bagi daerah di luar rayapan tsunami, rumah berbentuk nonpanggung. Adapun kawasan yang rawan tsunami dengan kedalaman genangan tsunami kurang dari 3 m dibuat rumah panggung.

Dibentuk panggung agar tsunami dapat leluasa lewat sehingga mengurangi beban horizontal pada struktur. Di hari biasa, lantai bawah dapat digunakan untuk santai, parkir, kios, memperbaiki jaring, menimbang ikan, dan lain sebagainya. Lantai-lantai di atasnya bisa dipakai untuk mengungsi saat tsunami.

Denah bangunan sederhana, simetris, satu kesatuan, dan seragam. Ukuran rumah rata-rata 27,5 meter persegi. Arah bangunan dibuat sedapat mungkin sejajar dengan arah penjalaran gelombang tsunami atau tegak lurus garis pantai agar tekanan air ke bangunan lebih kecil.

Sloof dipasang di atas seluruh panjang fondasi untuk mendukung dan meratakan beban tembok di atasnya dan meneruskannya ke fondasi di bawahnya. Sloof juga berfungsi mencegah naiknya air dari bawah ke atas tembok. Khusus untuk rumah panggung, sloof dipasang untuk menghubungkan tiap-tiang panggung dan dapat berfungsi sebagai lateral bracing (penguat horizontal) terhadap hantaman tsunami.

Kolom praktis dibuat untuk menguatkan tembok dan tiang pendukung, dipasang. Jarak maksimum 3 meter, pada pasangan tembok lurus dan pertemuan-pertemuan tembok. Balok keliling fungsinya untuk meratakan beban kuda-kuda dan rangka atap, rangka plafon ke dinding, atau kolom bawahnya.

Struktur rumah panggung diperhitungkan guna mengatasi benturan benda keras akibat kapal atau benda lain yang terlempar ke pantai. Tiang rumah panggung sebaiknya dari beton dan berbentuk silinder—agar bidang sentuhan dan benturan dengan puing yang hanyut sekecil mungkin.

Fondasi rumah panggung berbentuk telapak (foot plate) dan terhubung kuat dengan sloof dan tiang rumah. Fondasi diletakkan 1,5 meter di bawah permukaan tanah agar ketahanannya lebih baik, guna me- nahan gerusan akibat arus air deras. Tsunami dapat menggerus tanah hingga sedalam 1,5 meter.

Pola Bantul dan Klaten

Untuk membangun rumah tahan gempa dan tsunami secara efisien dan efektif, kita layak meniru kegiatan rekonstruksi rumah akibat gempa di Bantul dan Klaten, model Java Reconstruction Fund (JRF).

Sekitar 6.080 rumah tahan gempa dibuat JRF tanpa tender. Kontraktor tak dilibatkan. Masyarakat melaksanakan dan mengawasi pembangunan rumahnya secara langsung.

Setiap kepala keluarga yang rumahnya roboh atau rusak berat mendapat bantuan Rp 20 juta untuk membuat rumah tahan gempa 21 m-27 m. Sebagian dari mereka mengeluarkan uang pribadi untuk tambahan agar rumah lebih cantik dan elok.

Agar proses pembangunan berjalan sesuai standar rumah tahan gempa, mereka didampingi konsultan. Konsultan pendamping mengawasi pelaksanaan pembangunan rumah, mulai dari mutu material bangunan sampai teknik-teknik pembuatan rumah. Konsultan digaji JRF.

Kini, para korban itu sudah menikmati rumah-rumah tahan gempa tersebut. Hidup mereka jauh lebih tenang. Lebih dari itu, tak ada uang bantuan yang bocor karena berbagai hal.

SUBANDONO DIPOSAPTONO Penulis buku Hidup Akrab dengan GEMPA dan TSUNAMI
 
Selasa, 20 Oktober 2009 | 17:03 WIB
KOMPAS.com -  http://properti.kompas.com/read/xml/2009/10/20/17033787/membangun.rumah.menahan.gempa

Sunday, October 18, 2009

Memilih Material Ramah Lingkungan!


Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan.

Di mata konsultan arsitek Ir Sukendro Sukendar, ada kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang menyangkutgo green, low energy, dan antitoksin.

"Selain memilih material yang harganya kompetitif, saat ini kesadaran untuk memilih materi berkualitas, efisien, dan ramah lingkungan menjadi pilihan masyarakat  modern," ungkap Sukendro dalam talkshow bertajuk "Solusi Membangun dan Merenovasi Rumah Impian-Efisien dan Efektif dengan Hasil Berkualitas" yang diselenggarakan Mortar Utama, Selasa (23/6) di Jakarta.

Memilih material ramah lingkungan, kata Wakil Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DKI Jakarta ini, menjadi penting karena tidak hanya semata-mata demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien dan hemat dari segi estimasi biaya jangka panjang.

Secara sederhana, Sukendro menjelaskan bahwa pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, misalnya, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.

Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.

Semen instan
Menyoal penggunaan semen instan sebagai bahan yang ramah lingkungan, Sukendro mengakui bahwa semen saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pemanasan global. Namun dilihat dari penggunaannya, semen instan dinilai lebih ramah lingkungan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan semen konvensional. "Semen instan menjadikan pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, dan hemat dari segi biaya dan waktu," ujarnya.

Sementara Anton Ginting, GM Marketing PT Cipta Mortar Utama, menambahkan, banyak masyarakat yang mulai beralih menggunakan semen instan setelah mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya.


SELASA, 23 JUNI 2009 | 18:34 WIB

Konsep "Green Property Plus" Pikat Pembeli


Strategi jualan rumah sekarang ini tak cukup cuma mengandalkan lokasi, lokasi, dan lokasi. Itu sebabnya, banyak pengembang yang mulai menambahkan embel-embel untuk memikat calon pembeli. 

Yang belakangan gencar dipakai perusahaan properti sebagai tema dagangan adalah konsep kawasan berwawasan lingkungan hijau alias green property. Tapi, bagi Paramount Serpong yang baru meluncurkan kluster baru bertajuk il Rosa pada Kamis (10/10) pekan lalu, konsep green property saja belum cukup.

Makanya, pengembang perumahan di kawasan Gading Serpong Tangerang ini memberikan sentuhan anyar pada proyek gres mereka tersebut, yakni hamparan bunga mawar di setiap sudut kluster.

Tidak heran kalau Paramount Serpong memberi nama il Rosa pada kluster terbarunya itu. Dalam bahasa Italia il Rosa berarti mawar. Tentu, bukan tanpa alasan Paramount Serpong memilih mawar sebagai tema jualan mereka.

“Karena mawar itu melambangkan cinta. Harapan kami akan terwujud cinta atau keakraban antar penghuni di il Rosa,” kata Chief Executive Officer (CEO) Paramount Serpong Tanto Kurniawan.

Meski mengusung konsep yang melankolis, bukan berarti Paramount Serpong tak melirik tanaman perdu lain di il Rosa. Untuk menyejukkan hunian, sejumlah pohon besar ditanam, seperti palem. Sebab, Tanto mengatakan, sebanyak 60% lahan di il Rosa yang memiliki total luas 1,9 hektare digunakan untuk taman, fasilitas umum (fasum), dan jalan.

PT Modernland Realty Tbk tak mau kalah. Pengembang Modern Hill yang terletak di daerah Pondok Cabe, Tangerang Selatan, ini juga tak sekadar mengusung konsep green property semata. Lewat kluster barunya yang bernama Green Tranquility, “Pembangunan rumah di sini kami sesuaikan dengan kontur alam yang terasering atau bertingkat-tingkat,” ujar Direktur Pemasaran Modernland Realty Ronny E. Mongkar.

Terpaksa mengundi

Dengan begitu, Green Tranquility mampu menciptakan suasana resor di pinggiran kota Jakarta. Ronny menyebutnya dengan konsep resort home. Jadi, “Kalau habis pulang kantor stres, bisa kembali segar ketika sampai rumah,” kata dia.

Adapun Bogor Nirwana Residence menerapkan konsep green property dengan menanam pepohonan langka yang menjadi ciri khas daerah Bogor. Contoh, Palm Pritchardia, palem ekor tupai, kupu-kupu merah dan pohon sosis. Lalu, batavia, kaliandra, serta kedondong laut.

Chief Marketing Officer (CMO) Bogor Nirwana Residence Jo Eddy Raspati bilang, dengan mempertahankan keaslian wilayah serta menanam pepohonan yang khas, penghuni akan merasa nyaman.

“Kami memanfaatkan kontur tanah dengan menggunakan teknologi up and down slope sehingga seluruhnya memang dibuat alami meski konstruksi rumah menjadi lebih mahal,” ujar dia.

Menurut pengamat properti dari Century 21 Pertiwi Ali Hanafia Lijaya, fenomena green property belum lama bergulir. Persisnya, “Sejak isu pemanasan global, tapi sekarang isu itu sudah mulai dikemas dengan adanya tema-tema,” kata dia.

Dan, cara ini terbukti manjur menggaet pembeli. Tanto mengungkapkan, peminat il Rosa membludak hingga 82 orang. Padahal jumlah rumah yang ditawarkan cuma 72 unit. “Terpaksa kami mengecewakan sebagian calon pembeli karena kami akan melakukan pengundian,” ujar Tanto. (Kontan/Anastasia Lilin Yuliantina)




SABTU, 17 OKTOBER 2009 | 16:54 WIB

Thursday, October 15, 2009

"Grand Solar", Lampu Taman Tanpa Listrik



Penggunaan listrik secara berlebihan bisa menimbulkan emisi karbon yang mencemari lingkungan. Salah satu cara berhemat pemakaian listrik adalah menggunakan lampu tenaga matahari.

Krisis energi listrik masih menjadi topik perbincangan hangat. Cadangan listrik dan bahan bakar pembangkit listrik yang semakin sedikit memaksa PLN untuk melakukan pemadaman bergilir. Hal ini sudah mulai dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. Tak hanya di daerah terpencil tetapi sudah merasuk ke kota-kota besar.

Dengan keterbatasan sumber listrik ini, ada tiga hal yang dapat dilakukan. Pertama belajar bijak terhadap listrik dengan memakai energi listrik secukupnya dan tak berlebihan. Kedua, menggunakan lampu hemat energi. Dan yang ketiga, menggunakan sumber energi alternatif apapun bentuknya.

Untuk hal pertama dan kedua, sifatnya hanya mengurangi saja. Ketergantungan terhadap energi listrik masih tetap ada. Sedangkan hal ketiga, bersifat menghilangkan ketergantungan terhadap energi listrik.

Penggunaan energi alternatif adalah solusi terbaik untuk memecahkan masalah berkurangnya pasokan listrik dari PLN. Melimpahnya energi di sekitar Anda yang bisa didapatkan gratis bisa dimaksimalkan untuk mendapatkan energi listrik.

Adalah sinar matahari, sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Sudah banyak bentuk pemanfaatan sinar matahari untuk menghasilkan listrik. Salah satunya adalah lampu yang memanfaatkan sumber daya matahari sebagai energi utama untuk menyalakan lampu.

Hingga saat ini, lampu yang memanfaatkan sinar matahari banyak digunakan sebagai lampu penerangan jalan atau lampu lalu lintas. Untuk skala residensial, baru-baru ini telah tersedia lampu taman yang memanfaatkan sinar matahari. Di pasaran produk tersebut diberi label lampu grand solar.

Menurut Rasyariel D. Margiaty, Marketing Manager PT Grand Battery Technologies Indonesia (pemasar lampu grand solar), lampu taman grand solar diciptakan khusus untuk bisa memanfaatkan energi berlimpah dari matahari. Di Indonesia lampu jenis ini termasuk baru. Peredaran produknya mulai dipasarkan sekitar akhir bulan Maret 2009.

Komponen Utama
Lampu ini menggunakan perangkat solar panel yang biasanya dipakai pada piranti pemanas air. Perangkat ini adalah komponen utama lampu grand solar karena dari perangkat ini, energi sinar matahari bisa ditangkap dan simpan di dalam baterai.

Secara garis besar, lampu taman grand solar ini terdiri dari 3 komponen. Pertama, kaki lampu yang berbentuk runcing. Komponen ini berfungsi untuk menancapkan lampu ke dalam tanah. Kedua, tiang lampu. Komponen ini memiliki ukuran panjang yang bervariasi. Untuk saat ini ukuran ketinggian maksimal yang ada di pasaran sekitar 60 cm. Dan ketiga adalah rumah/kepala lampu.

Bagian yang merupakan bagian terpenting dari produk ini di dalamnya terdapat solar panel, lampu LED yang merupakan sumber penerangan lampu, lampu indikator, dan baterai tempat menyimpan energi listrik.

Untuk bahan, bagian kaki dan tiang lampu terdiri atas 2 jenis, plastik dan stainless steel. Sedang untuk bagian kepala lampu, bahannya beragam karena pada bagian ini terdapat bermacam-macam komponen, mulai dari stainless stellatau plastik untuk bagian rumah lampu dan kaca atau mika tembus pandang sebagai pelindung solar panel yang terletak di bagian atas kepala lampu.

Sistem Kerjanya Menyimpan Energi
Prinsip utama kerja lampu ini adalah menangkap energi matahari dan menyimpan energi tersebut di dalam baterai. Pada siang hari, solar panel yang berada di bagian atas lampu menangkap cahaya atau sinar. Tak hanya sinar matahari yang ditangkap tetapi juga sinar UV pada saat matahari tidak bersinar terang juga bisa ditangkap oleh perangkat solar panel. 

Dengan demikian, dalam kondisi cuaca mendung atau berawan, solar panel masih dapat melakukan fungsinya untuk menangkap energi. Hal ini berbeda jika tidak ada sinar matahari seperti pada saat malam, maka solar panel tak bisa mendapatkan energi.

Sinar atau energi ini kemudian diubah menjadi energi listrik melalui proses photovoltaic. Listrik yang  dihasilkan olehsolar panel langsung disimpan di dalam baterai. Saat solar panel bekerja, lampu indikator yang berwarna merah akan menyala. Jika proses pengisian energi dari solar panel ke baterai sudah penuh, lampu indikator akan mati secara otomatis.

Listrik yang sudah tersimpan di dalam baterai, dapat mengalirkan energi listik. Tinggal geser tuas saklar pada rumah lampu, lampu pun menyala. Dalam kondisi baterai penuh, lampu akan menyala selama kurang lebih 12 jam.

Untuk mendapatkan baterai penuh, hanya diperlukan cahaya matahari minimal 4 jam dan sinar matahari bersinar tanpa ada mendung. Dalam kondisi berawan atau mendung, lampu ini tetap bisa menyimpan energi. Namun, sinar lampunya tidak terang dan waktu menyalanya juga berkurang bila tidak mendapatkan energi penuh.

Lampu yang hanya mendapatkan energi sedikit dari matahari hanya sanggup menyala kurang lebih 6-8 jam. Didesain Serba Ringkas Lampu grand solar ini dibaut mudah dalam pemakaiannya. Pemasangannyapun sangat mudah. Cukup dengan menancapkannya ke dalam tanah. Atau untuk model gantung, lampu tinggal dipasang
di permukaan dinding.

Hanya saja, untuk rumah yang tak berpagar lampu yang ditancapkan di tanah sebaiknya dibaut atau ditanam di dalam blok beton supaya tidak mudah diambil tangan jahil. Ragam lampu grand solar dibedakan berdasarkan bahan lampu, ukuran, dan luasan penampang perangkat solar panel. Keragaman ini juga menentukan harga jualnya.

Untuk lampu dari bahan stainless steel harganya lebih mahal dibandingkan lampu dari bahan plastik. Sebagai perbandingan, untuk lampu dari bahan plastik harganya sekitar Rp 110 ribu - Rp 200 ribu. Varian lampu grand solarjuga dibebakan dari warna lampu LED-nya. Ada yang berwarna putih dan kuning. Namun, warna lampu tidak mempengaruhi perbedaan harganya.

Dengan pemakaian lampu seperti ini, energi listrik di rumah bisa dihemat sekitar 10%. Tagihan listrik pun bisa berkurang setiap bulannya. Hemat bukan?

Keuntungan Dibanding Lampu Taman Biasa

1. Sumber energi listriknya tidak pernah habis. Selama kehidupan masih ada, matahari akan terus bersinar. Letak geografis Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa dan juga menerima panas matahari sepanjang musim, menjadi nilai lebih tersendiri. Pemanfaatannya akan lebih maksimal dibanding dengan yang tinggal di daerah kutub.

2. Ramah lingkungan. Dilihat dari keseluruhan bahan, lampu ini menggunakan bahan ramah lingkungan. Bahkan untuk baterai grand cell-nya sebagai penyimpan energi listrik tidak mengandung bahan kadmium dan alkali.

3. Irit biaya. Menggunakan lampu taman ini diibaratkan Anda membeli barang dengan bonus ganda. Selain nyala lampunya tak akan pernah padam, kecuali energi listrik yang tersimpan di dalam baterai habis, lampu ini membuat Anda berhemat tagihan listrik. Meskipun secara hitungan uang harganya relatif mahal, jika diperhitungkan secara lebih seksama lagi hitungan uang ini relatif murah. Hal ini disebabkan porsi tagihan listrik untuk pemakaian lampu taman bisa berkurang selama Anda menggunakan lampu ini.

4. Tanpa bahan bakar dan bebas polusi. Tak ada bahan bakar yang digunakan untuk menyalakan lampu ini.  Semua dinikmati secara gratis dan cuma-cuma.  Ke depan, pemakaiannya tak akan menimbulkan masalah, Selain itu tak ada polusi yang dihasilkan dari penggunaan lampu ini.

5. Tak perlu biaya perawatan khusus.  Hal yang membuat malas seseorang salah satunya adalah merawat sebuah barang.  Barang yang bagus, jika perawatannya sulit, orang akan mudah berpaling.  Namun tidak dengan lampu tanaman ini.  Hanya perlu dilap pada permukaan solar cell agar kotoran tidak menutup energi sinar matahari yang diterimanya.  Bahan lampu juga anti jamur dan tak mudah berkarat sehingga konsumen semakin mudah dalam perawatannya. (Tabloid Rumah/Al Nindito Pratomo/Irfan Hidayat)





RABU, 14 OKTOBER 2009 | 08:04 WIB


Sunday, August 23, 2009

Hemat Energi, Awali dari Desain Rumah

Melakukan penghematan energi adalah salah satu langkah bijak dalam upaya menghindarkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi, dan salah satunya bisa diawali dari desain rumah sebagai tempat tinggal.


Rumah sebagai pusat aktivitas dan tempat beristirahat selalu menyerap dan menghabiskan energi dalam jumlah tidak sedikit setiap detiknya. Alhasil, kebutuhan listrik dan air bersih akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah rumah dan populasi manusia.

Nah, supaya penggunaan energi di rumah Anda tidak boros, Sahsa Media, Arsitektural Designer Holcim PT Holcim Indonesia, memberikan sejumlah kiat sederhana dalam menciptakan rumah hemat energi berikut ini:

1. Bagi Anda yang sedang membangun rumah, merenovasi atau dalam tahap desain, usahakan posisi rumah tidak menghadap ke timur supaya cahaya matahari tidak langsung masuk ke dalam rumah.

2. Atur penempatan ruangan dengan cara memperbanyak bidang utara dan selatan. Hal ini dilakukan supaya panas matahari tidak langsung masuk ke dalam rumah dan mengakibatkan suhu rumah naik.

3. Usahakan setiap ruangan mempunyai jendela atau ventilasi supaya ada pertukaran udara. Udara yang terjebak di dalam ruangan akan membuat suhu ruangan tinggi.

4. Untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke dalam rumah melalui jendela atau ventilasi, Anda bisa memasang shading atau penahan sinar, seperti kanopi.

5. Gunakanlah peralatan elektronik hemat energi, mulai dari lampu hingga perangkat yang memakan daya cukup besar. Bagi Anda yang sudah memiliki perangkat lama, mungkin akan keberatan membeli produk hemat energi karena besarnya uang yang harus dikeluarkan. Namun, jika dipikirkan jangka panjang, mahalnya biaya di awal tidak akan sia-sia. Ke depan, Anda bisa berhemat bayar listrik dan menyelamatkan lingkungan.

6. Kurangi ketergantungan terhadap sumber air tanah dan PAM. Apabila memungkinkan, gunakanlah air hujan sebagai salah satu alternatif sumber air dengan cara membuat sumur resapan.

SELASA, 4 AGUSTUS 2009 | 21:50 WIB

KOMPAS.com — http://properti.kompas.com/read/xml/2009/08/04/21504311/hemat.energi.awali.dari.desain.rumah

Friday, August 21, 2009

Lily : Tanaman Cantik Penyerap Polutan

Berbunga putih dan harum. Kita biasa menyebut tanaman cantik ini dengan sebutan, Lily. Kecantikan bunga putihnya mempesona banyak orang. Tak sedikit pula yang memanfaatkannya sebagai bunga potong, untuk menghias ruang.

Lily merupakan tanaman berdaun lebar memanjang, mirip daun pisang. Di antara dedaunan inilah muncul bunga Lily bertangkai bunga panjang. Bunga Lily sendiri berbentuk seperti sekop berwarna putih dan berbau harum. Tanaman ini bisa diletakkan di dalam maupun luar ruangan.

Untuk menanam dan merawatnya, memang membutuhkan perhatian ekstra. Lily menyukai media tanam yang lembap. Bila media tanamnya kering, pertumbuhannya akan terganggu, biasanya ia enggan berbunga.

Di sisi lain, si cantik ini juga tidak suka kelembapan yang berlebihan. Genangan air atau media tanam yang terlalu basah, dapat membuat akarnya busuk. Jadi, siram media tanam hanya jika media tanamnya kering.

Lily, seperti halnya tanaman lain, juga membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis. Tetapi Anda perlu melindunginya dari sinar matahari yang terlalu panas. Ada baiknya, letakkan Lily di area yang teduh, namun masih mendapat sinar matahari. Jika Anda meletakkannya di dalam ruangan, rajin-rajinlah mengeluarkannya, paling tidak tiga hari sekali.

Berfungsi Sebagai Penyerap Polutan

Tak bisa dipungkiri, semakin hari polusi udara semakin banyak terjadi. Tanpa disadari di dalam rumah pun kita tidak bebas dari gas beracun (polutan). Contohnya, formaldehyde yang biasa ada pada cairan pembersih, benzene yang berasal dari asap rokok dan bahan plastik, atau trichloroethylene yang biasa terkandung pada tinta dan cat.

Berbagai gas polutan tadi bisa dinetralisasi oleh tanaman. Tidak semua tanaman bisa menyerap gas polutan. Spathyphyllum atau Lily adalah salah satu yang mampu menyerap gas beracun tersebut. Berdasarkan penelitian, Lily efektif menyerap dan menetralisasi benzene. Idealnya, sebuah tanaman Lily dapat menyerap polusi pada ruang berukuran sekitar 9meter persegi. Jadi, selain indah, Lily patut ditempatkan di ruangan selain sebagai penghias ruang, juga sebagai penyerap polusi udara. (www.ideaonline.co.id/ Anissa)

Rabu, 24 Juni 2009 | 23:03 WIB

KOMPAS.com - http://properti.kompas.com/read/xml/2009/06/24/2303566/lily..tanaman.cantik.penyerap.polutan

Thursday, August 13, 2009

Menciptakan Rumah Rapi dan Lega (1)

Rumah Anda terasa sempit? Jangan buru-buru dulu memutuskan untuk merenovasi. Apalagi jika dana belum terkumpul.

Ket Foto: Tabloid Rumah. Tak ada batas sama sekali antara ruang tamu dengan ruang makan dan dapur. Malahan, kitchen set benar-benar berada di sebelah sofa. Penataan ruang seperti ini bisa membuat ruang tamu ikut berasap ketika ada yang sedang memasak di dapur. Karenanya, agar asap segera keluar, sebaiknya kompor diletakkan sejauh mungkin dari ruang tamu, dan sedekat mungkin dengan jendela. Lebih baik lagi jika dapur dilengkapi cookerhood.

Ruangan malah jadi kelihatan sempit karena kita salah menata perabotan. Bisa juga karena banyak barang yang sebenarnya jarang kita gunakan tidak kita simpan dengan baik.

Jalan keluarnya, adalah dengan membuatkan tempat penyimpanan sehingga penggunaan ruang menjadi lebih efektif. Kitchen set merupakan tempat penyimpan berbagai perlengkapan dapur yang paling diidamkan setiap pemilik rumah. Desain yang menarik membuat dapur terlihat bersih, apik dan terlihat lega.

Cara awal membuat tempat penyimpanan adalah dengan menentukan tempat yang tepat. Ada baiknya, sebelum membuat tempat penyimpanan, pikirkan benda Anda tak hanya akan bertambah jumlahnya. Anak-anak yang berkembang akan menambah kebutuhan perlengkapannya. Hidup melajang dan menikah, juga akan membuat dobel jumlah benda dari sebelumnya.

Dapur bersih dan lega akan tercipta berkat beberapa lemari yang dibuat untuk menyimpan aneka perlengkapan. Bagian tengah ruang diletakkan meja multifungsi sebagai meja makan, serta penyimpan perkakas.

Memiliki banyak buku tentu memerlukan tempat yang tepat. Rak kayu yang ditempelkan di dinding ini diletakkan tepat di depan sofa, agar seetiap kali membaca, buku dapat kembali ke tempatnya dengan mudah.

Kabinet penyimpan aneka benda ini tentu saja sangat efisien diletakkan di ruang yang tak terlalu besar. Bentuknya yang ramping dapat diletakkan sebagai pembatas ruang. (NOVA/Syahrindra Sofyan)

Kamis, 13 Agustus 2009 | 08:13 WIB

KOMPAS.com - http://properti.kompas.com/read/xml/2009/08/13/08130483/menciptakan.rumah.rapi.dan.lega.1

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...