Tuesday, July 21, 2009

Peraih Kalpataru Menghancurkan Hutan Wisata

Pekanbaru - Dahlan S, warga Kabupaten Kampar, Riau Juni lalu baru saja meraih Kalpataru lingkungan dari Presiden. Namun disayangkan, orang yang dijuluki pecinta lingkungan itu kini malah mengobrak abrik kawasan hutan wisata alam.

Di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak, Hulu Kampar, terdapat 1.000 hektare hutan wisata yang ditetapkan Pemprov Riau pada tahun 20006 silam. Hutan wisata itu masih terjaga dengan baik karena adanya sistem adat istiadat yang mengharamkan perambahan hutan di sana. Penyelamatan kawasan wisata ini pula, yang mengantarkan Datuk Dahlan S meraih Kalpataru bidang lingkungan dari Presiden.

Namun kini, hutan wisata yang dulunya masyarakat setempat menyebutnya Hutan Larangan kini telah ternoda. Hutan wisata yang berada di pinggir sungai Kampar itu kini telah disulap dengan pembangunan jalan membelah ditengah kawasan hutan alam itu.

Detikcom, Senin (13/07/2009) yang berada di lokasi, menyaksikan telah dibelahnya hutan dengan pembangunan badan jalan dengan lebar sekitar 20 meter. Pembangunan jalan ini sepanjang 8 km mengarah ke kecamatan lainnya. Selain membelah hutan wisata juga membelah kawasan pecadangan hutan yang status lahannya sebagai tanah ulayat alias tanah adapt. Dari 8 km itu, 3 km di antaranya masuk dalam kawasan hutan wisata.

Jalan begitu luas, telah memporak prandakan isi hutan. Kayu-kayu alam dengan diameter lebih dari 1 meter bahkan diperkirakan usia kayunya di atas 60 tahun kini semuanya telah rata. Badan jalan setinggi dua meter itu, ternyata dibawahnya dilapisi kayu alam hasil tebangan liar.

Lantas siapa orang yang merekomendasikan penghancuran hutan wisata alam itu? Menurut Makmur Hendrik, Ketua Lembaga Masyarakat Besar (LMB) Desa Buluh Cina, menyebut bahwa orang yang paling bertanggungjawab atas kerusakan hutan wisata itu tidak lain adalah Datuk Dahlan S, orang yang meraih Kalpataru itu sendiri.

“Kami sangat menyesalkan pembangunan jalan di dalam kawasan hutan wisata itu. Lebih kontradiktif lagi justru yang merusak kawasan hutan itu dilakukan oleh orang yang meraih kalpataru yang juga dikenal sebagai ketua ninik mamak (tokoh adat) setempat,” kata Makmur Hendrik yang juga anggota KPUD Pekanbaru itu.

Makmur Hendrik yang juga dikenal sebagai tokoh pers di Riau ini menyebut, idealnya status kawasan wisata itu tidak dibenarkan dibangun jalan permanen. Malah sesuai dengan surat kesepakatan bersama antara masyarakat desa dengan pemerintah, telah disebutkan bahwa kawasan hutan wisata itu dilarang untuk diperjual belikan.

Namun faktanya, kawasan hutan wisata kini dibangun akses jalan yang sangat luas. Ini merupakan ancaman tersendiri buat keselamatan isi kawasan hutan tersebut. Selain membuka akses jalan di tengah kawasan hutan wisata, peraih Kalpataru bersama perangkat desa juga menjual kawasan cadangan hutan wisata sekitar 100 hektar. Kawasan cadangan ini juga sebenarnya dilarang diperjualbelikan. Namun faktanya kini dijual 100 hektar kepada salah seorang investor kelapa sawit.

“Saya sudah tanya sama yang beli, katanya harga tanah itu dijual 13 juta per hektare. Namun laporan ke kas desa hanya 6 juta, itupun masih ada potongan lagi dengan berbagai macam alasan. Sehingga kas desa hanya menerima Rp4 juta per hektar dari penjualan lahan cadangan hutan wisata itu,” kata Makmur.

Hendrik juga menyayangkan, perusakan hutan alam yang ada di desa kelahirannya itu justru dilakukan peraih kalpataru. “Disayangkan sekali nama baik penghargaan kalpaturu itu. Belum sebulan diraih, kini penerima kalpaturu justru telah menghancurkan kawasan hutan,” kata Makmur.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Zulkifli saat dihubungi detikcom menyebutkan, bahwa pihaknya sudah menurunkan timnya ke lokasi pembangunan jalan tersebut. Sekalipun kawasan hutan itu dulunya milik masyarakat setempat, namun statusnya kini sudah ditetapkan Gubernur Riau sebagai kawasan hutan wisata.

“Dengan demikian, apapun aktivitas untuk menggunakan lahan tersebut harus seizing gubernur. Namun pembangunan jalan tersebut tanpa ada izin dari pemerintah. Kita tengah mencoba untuk menengahi masalah pembangunan jalan tersebut,” kata Zul.

Sedangkan Datuk Dahlan S peraih Kalpataru yang dituding merusak kawasan hutan membantah. Menurutnya, tidak ada salahnya atas pembukaan jalan di tengah hutan wisata itu. Dia juga membantah soal penjualan lahan cadangan hutan wisata untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. “Pembukaan jalan itukan untuk kepentingan masyarakat juta. Jadi tidak ada salahnya bila untuk kepentingan umum,” terangnya.

Dia malah balik melaporkan seseorang ke pihak kepolisian yang dianggap telah mencemarkan nama baiknya selaku peraih kalpataru. “Saya telah melaporkan seseorang yang telah mencemarkan nama baik saya ke polisi,” kata Datuk tanpa menyebut siapa orang yang dilaporkan ke polisi itu.

Satu sisi, Makmud Hendrik kepada detikcom mengakui bahwa orang yang dilaporkan ke polisi oleh peraih kalpataru itu adalah dirinya. “Saya itu orangnya yang dilaporkannya ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Ya silahkan saja,” kata Makmur Hendrik. (cha/anw)

Senin, 13/07/2009 20:14 WIB, Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Source:http://www.detiknews.com/read/2009/07/13/201457/1164323/10/peraih-kalpataru-menghancurkan-hutan-wisata

Dari Bulan Menuju Mars

ANTARIKSA

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat telah melewati usia emasnya pada 1 Oktober 2008 lalu. Selama 50 tahun ini, beberapa pencapaian diraih, termasuk mendaratkan Apollo di Bulan meski masih dipertanyakan.

Lonjakan yang dicapai NASA itu begitu spektakuler. Belum genap setahun Uni Soviet meluncurkan Sputnik pada 4 Oktober 1957, tahun 1958 NASA berdiri.

Kini untuk 50 tahun mendatang AS telah menyusun peta jalan pengembangan, antara lain rencana kembali ke Bulan melalui Proyek Constellation menggunakan pesawat ruang angkasa Orion dengan roket Ares I.

Orion akan mencapai Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) pada tahun 2015. Hingga tahun 2007, stasiun ruang angkasa telah 50 persen terbangun dengan melibatkan lebih dari 16 negara, terutama Rusia, Kanada, Jepang, Brasil, dan negara-negara anggota ESA (European Space Agency).

Meskipun saat ini tengah dilanda krisis keuangan, negara adidaya ini tetap berambisi menjalani misi ruang angkasanya dengan tujuan akhir—setelah Bulan—adalah mendaratkan manusia di Planet Mars.

Pada September 2010, dijadwalkan peluncuran wahana ruang angkasa NASA ketiga setelah terhenti 29 tahun setelah penerbangan pertama Columbia pada 12 April 1981. Sementara itu Endeavour telah bergabung di ISS pada Agustus 2007.

Wahana internasional seberat 100 ton itu merupakan wahana pertama di dunia yang akan menjalankan 133 misi. Namun, rencana itu terhenti karena kecelakaan Challenger pada 1986 dan Columbia pada 2003.

NASA memang bukan satu-satunya yang berencana ke Planet Merah itu. Rusia dengan melibatkan calon kosmonot dan awak ruang angkasa dari Perancis dan Jerman telah menjalani uji terbang dalam kapsul simulasi menuju Mars. Saat ini Rusia telah memiliki wahana ruang angkasa Soyuz di ISS.

Diperkirakan, pada sekitar tahun 2058, NASA akan dapat mewujudkan kapal ruang angkasa meski wahana ini belum mampu terbang lebih cepat dari cahaya.

Sekarang NASA masih fokus pada eksplorasi dan memperluas keberadaannya di seluruh tata surya tempat Bumi berada.

Untuk itu, dilakukan pembangunan teleskop radio ke Bulan kemudian mengembangkan teleskop dan teknik pencitraan baru guna meneliti planet di sistem tata surya lain. Dengan sarana ini, telah ditemukan beberapa planet mirip Bumi.

Pada saat yang bersamaan, AS mengembangkan program ruang angkasa ke arah komersial menjelang tahun 2058, menjadi lebih besar dan produktif dibandingkan dengan yang dilakukan NASA dan pihak militer.

Perusahaan swasta yang berpusat di California, misalnya, tengah mengembangkan kapsul Dragon SpaceX yang akan disandarkan di ISS. Penerbangan ruang angkasa komersial memungkinkan diselenggarakannya perjalanan di orbit Bumi rendah.

Pada setengah abad mendatang, wisata komersial ke ruang angkasa memungkinkan terselenggara setiap tahun bagi ratusan penumpang yang ingin berlibur di hotel yang mengelilingi orbit. Wahana itu diluncurkan dari bandara ruang angkasa di beberapa negara.

Dalam peta jalur pengembangan program ruang angkasa NASA juga disebutkan bahwa perjalanan mengitari Bulan juga dimungkinkan dan mendarat di Bulan serta berlibur di hotel yang berada di Laut Tranquility di Bulan.

Penulis: YUNI IKAWATI

Selasa, 21 Juli 2009 | 03:34 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/21/0334548/dari.bulan.menuju.mars

Mars Lebih Menarik Dibandingkan Bulan

LUAR ANGKASA

Bulan tidak lagi menarik. Planet Mars lebih menarik. ”Kadang-kadang saya berpikir saya pergi ke tempat yang salah. Mars selalu menjadi favorit saya sejak kecil dan masih begitu hingga sekarang,” ujar Michael Collins, pilot modul komando Apollo 11.

Collins dan Edwin ”Buzz” Aldrin, orang kedua yang berjalan di bulan, bersama-sama menyerukan agar Amerika Serikat menatap tujuan baru: Mars.

Menjelang peringatan 40 tahun pendaratan di bulan pada 20 Juli, mereka memberikan ceramah di Smithsonian Institutions National Air and Space Museum di Washington DC, Minggu (19/7) malam waktu setempat. Namun, mereka tidak banyak bernostalgia soal pendaratan mereka di bulan.

Hampir 500 orang yang hadir dalam acara itu tidak mendapat detail tentang bagaimana pendaratan di bulan dengan hanya sedikit bahan bakar tersisa, seperti apa bulan itu, atau seperti apa rasanya berada di sana. Bahkan, Neil Armstrong, orang pertama yang berjalan di bulan, hanya menyinggung misi Apollo 11 selama 11 detik dalam pidatonya sepanjang 19 menit. Mereka lebih banyak berbicara soal masa depan.

Buzz Aldrin mengatakan, cara terbaik untuk menghormati para astronot Apollo 11 adalah mengikuti jejak mereka untuk pergi lagi dalam misi eksplorasi baru. ”Apollo 11 adalah simbol tentang apa yang bisa dilakukan bangsa besar jika bekerja keras dan bekerja bersama. Bukankah ini waktunya untuk melanjutkan perjalanan kita?” katanya.

Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) memiliki rencana ambisius untuk kembali mengirimkan astronot ke bulan tahun 2020 untuk membangun pangkalan bulan berawak guna eksplorasi lebih jauh ke Mars dalam proyek bernama Constellation.

Meskipun tidak mengkritik rencana NASA secara langsung, Collins dan Aldrin mengatakan bulan adalah ”topi usang”. Collins menuturkan dia takut bahwa rencana eksplorasi NASA akan terhenti dengan misi kembali ke bulan.

Tahun 2035

Aldrin mempresentasikan detail tentang bagaimana kunjungan singkat ke bulan menjadi batu loncatan untuk mengunjungi Phobos, bulan Mars; Mars sendiri; dan sejumlah asteroid, seperti Apophis, yang suatu saat nanti bisa menghantam Bumi.

Dia menambahkan, Armstrong dan dirinya mendarat di bulan 66 tahun setelah Wright bersaudara pertama kali menerbangkan pesawat. Yang dia inginkan, manusia bisa mendarat di Mars 66 tahun setelah misinya ke bulan, yang artinya tahun 2035.

Christopher Kraft Jr, yang mendirikan dan mengepalai Mission Control Houston, juga mengatakan tentang ”pergi ke suatu tempat yang baru dan melakukan sesuatu yang berbeda”. ”Yang kita perlukan adalah teknologi baru. Kita tidak memilikinya sejak Apollo. Saya katakan kepada Presiden Obama, ’Mari lanjutkan. Mari berinvestasi di masa depan’,” katanya.

Hanya ada 12 orang, semuanya warga AS, yang pernah berjalan di bulan. Orang terakhir menjejakkan kaki di bulan tahun 1972 pada akhir misi Apollo.

Rencana NASA untuk mengembalikan manusia ke bulan melalui proyek Constellation terancam karena pembengkakan biaya. Semula, biaya proyek Constellation diperkirakan sekitar 150 miliar dollar AS. Akan tetapi, biaya peluncur Ares I untuk meluncurkan proyek itu ke orbit membengkak dari 26 miliar dollar AS pada tahun 2006 menjadi 44 miliar dollar AS pada tahun lalu.

Para awak Apollo 11 dijadwalkan bertemu Presiden Barack Obama di Gedung Putih Senin siang waktu setempat. Acara peringatan 40 tahun pendaratan di bulan juga digelar di Pusat Luar Angkasa Kennedy di Cape Canveral, Florida, tempat misi Apollo 11 meluncur, dan di Pusat Luar Angkasa Johnson, Houston, Texas. (ap/afp/fro)

Selasa, 21 Juli 2009 | 03:27 WIB

Source:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/21/03271291/mars.lebih.menarik.dibandingkan.bulan

Dijual Pohon Jati Berdiameter Besar Yang Semakin Langka

Info dari Harian Kompas, Juli 2009.

Monday, July 20, 2009

Toak, Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif

Toak, selama ini dikenal sebagai minuman khas dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Selain dikenal sebagai minuman yang bisa memabukkan peminumnya, kini toak bisa di manfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Hasil percobaan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tuban, meski belum mencapai hasil memuaskan, namun temuan itu cukup bermanfaat sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tuban, Muji Slamet Kamis (16/7) menyatakan saat ini, timnya sedang melakukan penelitian akhir tentang bahan bakar alternatif berbahan baku toak. Hasil fermentasi sari bunga pohon siwalan ini, ternyata mampu m enghasilkan bahan ethanol bermutu tinggi.

Agar menghasilkan cairan ethanol yang bermutu tinggi harus menggunakan toak basi atau toak yang difermentasi mengunakan ragi. Lalu, toak yang telah disimpan di tempat tertutup selama tujuh hari disuling melalui pemanasan. Pemanasan toak ini di lakukan h ingga mendidih, kata Muji.

Hasil penguapan toak basi ini disalurkan melalui pipa yang di rendam ke dalam air dingin. Pendinginan disebut sebagai proses penyulingan menghasilkan ethanol yang dipakai sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah.

Kandungan ethanol dalam olahan toak ini cukup tinggi hingga mencapai 90 persen. Ethanol ini kemudian diuji kualitasnya dengan cara membakarnya. Hasilnya cukup luar biasa, ethanol yang di bakar mampu menghasilkan api dengan menyala biru dengan jangka wakt u yang lama, katanya.

Penelitian dan percobaan bahan bakar dari toak ini dilakukan sebanyak lima kali dalam kurun waktu selama satu bulan terakhir. Namun hasilnya masih perlu diuji untuk mencapai biaya produksi yang efisien untuk diproduksi oleh masyarakat. Meski telah berhasi l masih terus dilakukan pengembangan atas penemuan itu. Rencananya akan dilakukan penelitian dan percobaan penggunaan tenaga surya atau tenaga angin sebagai bahan pemanas tungku dalam proses penyulingan toak menjadi ethanol, kata Muji.

Menurut dia rutinitas memanjat pohon siwalan merupakan aktifitas yang tak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Tuban. Dari pohon siwalan ini tidak hanya bisa dimanfaatkan buahnya, sebagai bahan dawet atau dibuat legen siwalan. Sari bunga dari pohon ini ya ng biasa di sebut toak juga dapat dikonsumsi sebagai minuman layaknya minuman keras karena bisa memabukkan. Kini ditemukan toak bisa jadi bahan bakar cukup membanggakan, katanya.

TUBAN, KOMPAS.com - KAMIS, 16 JULI 2009 | 19:04 WIB

Laporan wartawan KOMPAS Adi Sucipto

Source:http://sains.kompas.com/read/xml/2009/07/16/19042888/toak.bisa.disulap.jadi.energi.alternatif.

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...