Wednesday, August 5, 2009

Militer AS Buat Kebijakan Menggunakan Facebook dan Twitter

Jika di Inggris pemerintahannya mengeluarkan panduan menggunakan Twitter bagi PNS, militer AS ingin berbuat lebih jauh lagi.
Mereka berniat melakukan review terhadap penggunaan situs-situs seperti Facebook dan Twitter guna membuat kesepakatan baru mengenai sistem keamanan penggunaan situs jejaring sosial.

Seiring dengan semakin meluasnya penggunaan Facebook dan Twitter di kalangan militer, Sekretaris Deputi Pertahanan, William Lynn meminta agar militer AS memiliki kebijakan tersendiri untuk mengatur penggunaan Facebook dan Twitter.

"Perangkat ini sangat bermanfaat digunakan untuk proses perekrutan, penyampaian informasi diantara para anggota militer dan menghubungkan para tentara yang tengah bertugas dengan keluarga mereka," kata Lynn seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/8/2009).

Namun Lynn khawatir, penggunaan situs jejaring sosial yang lengah dari pengawasan rentan terhadap kebocoran informasi internal dalam militer AS yang bisa saja diakses melalui Facebook maupun Twitter.

"Bagaimanapun, karena kemampuannya yang berbasis internet, ada beberapa tantangan implemetasi dan risiko operasional yang harus dipahami," kata Lynn.

Alasan Lynn memang ada benarnya. Menurut kabar, beberapa waktu lalu hampir terjadi kebocoran informasi militer AS ketika informasi itu dapat diakses melalui link Facebook salah satu tentara AS.

Oleh karenanya, Lynn meminta kepala informasi Pentagon untuk memberikan tuntunan dan kebijakan baru bagi penggunaan situs jejaring sosial.

Hal ini untuk memastikan kefektifan dan tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas yang berbasis internet. Lynn bahkan menambahkan, kebijakan baru itu akan segera digodok pada akhir September. (srn)
Washington, 05 Agustus 2009
Source :http://techno.okezone.com/read/2009/08/05/55/245250/militer-as-buat-kebijakan-menggunakan-facebook-dan-twitter

Situs Mampu Melacak Pemblokiran Internet di Dunia

Para ilmuwan dari Harvard berhasil membuat situs untuk mencari aksi pemblokiran internet yang terjadi di belahan dunia mana saja.
Dikutip melalui Yahoo Tech, Rabu (5/8/2009), situs dengan nama Herdict.org ini ternyata telah membuktikan keampuhannya saat terjadi beberapa kali pemblokiran internet di China. Kala itu, lebih dari 100 pengguna internet di China menggunakan Herdict untuk mengetahui situs apa saja yang saat itu sedang diblokir oleh pemerintah China.

"Kami mendapatkan laporan dari mesin pelacak online kami di Herdict. Laporan tersebut datang secara real time bertepatan dengan aksi pemblokiran, bahkan sebelum media-media di dunia melaporkan aksi blokir tersebut," ujar penemu Herdict Jonathan Zittrain. Peristiwa ini terjadi saat China memblokir internet di hari peringatan demonstrasi Tiananmen Square, dan aksi pemblokiran Google beberapa waktu lalu.

Herdict sendiri merupakan singkatan dari 'Verdict of the herd', dan saat ini telah menyebar di kalangan pengguna internet di 140 negara.

Situs ini memiliki versi Arab dan China dengan pengunjung terbanyak berasal dari Iran, China dan Amerika.

Herdict tidak hanya merekam jejak sensorship di dunia tapi juga memberikan layanan pemberitaan langsung ke email pengguna internet sepanjang adanya aksi pemblokiran.

Jika anda ingin tahu situs-situs apa saja yang saat ini sedang diblokir maka anda tinggal memasukkan nama situs yang dituju. Kemudian verdict akan mengeluarkan hasilnya secara langsung. (srn)
Boston, 05 Agustus 2009
Source: http://techno.okezone.com/read/2009/08/05/55/245169/situs-mampu-melacak-pemblokiran-internet-di-dunia

ZTE Tembus 'Top 3' LTE Terbaik versi Gartner

ZTE Corporation telah tercatat sebagai "Top 3" LTE Network Infrastructure Vendor oleh Gartner, perusahaan penyedia layanan riset dan penasihat untuk teknologi informasi terkemuka di dunia.
Menurut Gartner, ZTE adalah salah satu pemain kuat untuk industri LTE dengan portofolio produk berkualitas dan strategi pertumbuhan yang bijak dan berkelanjutan.

Dalam laporan situasi industri terkini, "Dataquest Insight: Scorecard for Vendors of Long Term Evolution Network Infrastructure", Gartner menggunakan metode penilaian per butir yang komprehensif untuk menilai kinerja para vendor LTE sedunia.

Gartner membagi penilaian kinerja di pasar atas tujuh kriteria, yaitu Product or Service (Produk atau Layanan), Market Understanding (Pemahaman Pasar), Offering/Product Strategy (Strategi Produk dan Penawaran), Geographic Strategy (Strategi Geografis), Sales and Marketing Strategy (Strategi Penjualan dan Pemasaran), Market Responsiveness (Respon Pasar) dan Track Record (Rekam Jejak).

Laporan ini juga menggunakan peniliaian tiap kriteria dengan lima tingkatan untuk menilai perangkat telekomunikasi dari vendor besar dunia, termasuk Alcatel-Lucent, Ericsson, Huawei, Nokia Siemens Networks, ZTE dan lainnya.

ZTE terus mengembangkan bisnis dan pemasarannya untuk menjangkau pasar luar Cina, sekaligus memperkuat posisi di pasar regional yang sudah ada, mengingat Asia Pasifik menawarkan kesempatan pertumbuhan yang baik untuk vendor infrastruktur mobile.

Ditambah dengan posisi keuangan yang kuat memungkinkan ZTE untuk membelanjakan 10 persen dari total pendapatan untuk riset dan pengembangan.

Laporan ini juga memperkirakan sekitar 70 persen pemasok UMTS akan secara bertahap melakukan upgrade ke HSPA+ dan LTE, dan kebanyakan operator CDMA akan memilih LTE. (srn)
Jakarta, 04 Agustus 2009
Source: http://techno.okezone.com/read/2009/08/03/54/244622/zte-tembus-top-3-lte-terbaik-versi-gartner

Mobile TV Digelar, BRTI dan KPI Belum Bisa Digabungkan

Penggabungan dua lembaga, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum dapat dilakukan.
"Saat ini kami masih menggunakan Undang-Undang yang ada," ujar Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar usai acara peresmian ujicoba lapangan siaran digital untuk penerimaan bergerak (Mobile TV) di gedung Depkominfo, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (3/8/2009).

Menurut Basuki, saat ini BRTI dan KPI masih menjalankan fungsinya dengan dipayungi oleh undang-undang masing-masing industri. BRTI masih mengikuti undang-undang telekomunikasi sedangkan KPI masih di bawah payung UU Penyiaran.

"Undang-undang konvergensi belum ada karena itu regulator masih melakukan terobosan untuk teknologi yang menyinggung kedua lembaga," kata Basuki.

Artinya, saat Mobile TV mulai digelar pada 2010 nanti, masing-masing lembaga akan menjalani tugasnya sesuai dengan ranah masing-masing. Misalnya, untuk ranah frekuensi pada mobile TV akan diatur oleh BRTI sedangkan untuk urusan konten penyiaran, akan diatur oleh KPI. (srn)
Jakarta, 03 Agustus 2009
Source: http://techno.okezone.com/read/2009/08/03/54/244615/mobile-tv-digelar-brti-dan-kpi-belum-bisa-digabungkan

Mobile Wimax Butuh 3-4 Tahun Lagi

Langkah pemerintah yang akan membuka tender Wimax Mobile pada tahun 2010 dianggap bukanlah langkah yang tepat.
Pengamat telekomunikasi Gunawan Wibisono mengatakan, hal yang paling penting untuk bisa memajukan penetrasi internet, khususnya mobile internet, adalah dengan 'memberesi' terlebih dahulu backbone jaringan yang dimiliki oleh Indonesia.

"Backbone merupakan hal yang penting karena masih menjadi bottle neck bagi pengguna internet di Indonesia. Seharusnya, itu dulu yang dipikirkan oleh pemerintah," ujar Gunawan saat dihubungi okezone, beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, lanjut Gunawan, seharusnya pemerintah tidak perlu membuka izin-izin penyelenggaraan selama backbone-nya belum tumbuh.

Ditanya mengenai waktu yang tepat bagi pengembangan mobile Wimax, Gunawan mengatakan bahwa layanan tersebut diperkirakan baru bisa diterapkan pada waktu 3 hingga 4 tahun ke depan.

"Mobile Wimax butuh waktu 3-4 tahun supaya backbone-nya ready dulu," tandas Gunawan. (srn)
Jakarta, 04 Agustus 2009
Source: http://techno.okezone.com/read/2009/08/04/54/244730/mobile-wimax-butuh-3-4-tahun-lagi

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...