Thursday, October 14, 2010

Metana Peternakan Berdampak Besar terhadap Pemanasan Global

Metana (CH4) peternakan dinilai menjadi penyebab terbesar pemanasan global karena memiliki suhu panas lebih besar dibandingkan dengan panas gas sebuah kawasan industri.

"Metana tersebut dihasilkan oleh kotoran ternak," kata Ketua Departemen Diklat Ikatan Alumni Insitut Teknologi Bandung/ITB Jawa Timur, Puguh Iryantoro, di Surabaya, Sabtu (25/9).

Menurut dia, metana memiliki kandungan panas 28 kali lipat karbon dioksida (CO2), sementara kotoran ternak dapat menghasilkan energi panas, cahaya, dan listrik. "Padahal, dilihat dari potensi metana di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, sangatlah besar. Apalagi, provinsi ini memiliki sekitar 3 juta ekor sapi," ujarnya.

Untuk itu, jelas dia, daripada kotoran ternak sapi dari besaran populasi di Jatim tersebut tidak dimanfaatkan lebih baik dipakai untuk menghasilkan energi terbarukan. "Sebenarnya, pembuatan energi terbarukan tersebut sangat mudah," katanya.

Ia mencontohkan setiap 12 ekor sapi bisa menciptakan energi terbarukan sekitar 700 watt. Dari besaran energi itu dapat digunakan oleh empat kepala keluarga (KK). "Upaya ini bisa memudahkan masyarakat memiliki ketersediaan energi yang dapat dipakai untuk penerangan rumah dan keperluan memasak pada kebutuhan sehari-hari," katanya.

Mengenai pembuatan energi tersebut, tambah dia, perbandingan antara kotoran sapi dan airnya masing-masing 1 meter kubik. Kemudian, air dan kotoran sapi itu diletakkan dalam satu wadah yang diberikan tambahan mikroba.

"Untuk mendapatkan metana yang baik, kotoran sapi dan air di wadah dibiarkan selama sekitar lima hari. Potensi keberhasilan dari setiap percobaan membuat energi terbarukan 90 persen," katanya.

Ia optimistis upaya pembuatan energi terbarukan dari kotoran sapi dapat membantu PLN menyediakan pasokan energi listrik bagi masyarakat Jatim. Apalagi, sampai sekarang rasio elektrosifikasi di provinsi ini hanya mencapai 68 persen atau sisa 34 persen rumah tangga di Jatim yang belum teraliri listrik.

Terkait dengan besaran dana untuk permodalan pembuatan energi terbarukan, dia mengatakan nilainya sangat terjangkau. Tiap instalasi hanya membutuhkan sekitar Rp15 juta meliputi pembiayaan instalasi biogas dan satu unit genset. "Ke depan, kami berencana membuat energi terbarukan dari sampah rumah tangga," katanya. (Ant/OL-2) 

26 Sep 2010
Source:http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/26/170862/89/14/Metana-Peternakan-Berdampak-Besar-terhadap-Pemanasan-Global

Pengaruh La Nina hingga Juni 2011

Fenomena La Nina yang menjadi faktor dominan terjadinya musim hujan berkepanjangan tahun 2010 akan berlanjut hingga Juni 2011.

"Hujan yang terus menerus saat ini karena faktor La Nina, pengaruhnya akan terjadi hingga  Juni 2011 mendatang. Musim kemarau 2011 diprediksi juga pendek, sekitar dua bulan," kata Koordinator Peningkatan Kapasitas Riset Dewan Nasional Perubahan Iklim, Agus Supangkat di Kampus ITB Bandung, Jumat (24/9).
Menurut Agus, fenomena La Nina yang terjadi saat ini mengakibatkan hujan terus menerus pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau yakni dari Mei hingga September 2010.

Padahal, pada September dalam musim yang normal merupakan musim transisi dari kemarau ke penghujan. Sehingga diperkirakan pengaruhnya cukup besar bagi curah hujan dalam beberapa bulan ke depan.

"Pada 2011 juga La Nina masih kuat, musim kemarau hanya akan terjadi pada Juli dan Agustus, setelah itu hujan lagi. Pengaruhnya merata di kawasan tropis, terutama di wilayah Asia," kata Agus.

Ia menyebutkan, pengaruh La Nina merata di seluruh Indonesia. Hujan turun di mana-mana di Indonesia, termasuk di beberapa negara di Asia lainnya.

Siklus La Nina biasanya muncul 7-10 tahun sekali, namun dalam beberapa tahun terakhir muncul lebih awal. Fenomena itu, kata Agus, dipengaruhi oleh aliran sistem air dari Samudera Pasifik.

"Indonesia kebetulan terlewati aliran sistem air (arlindo) dari Pasifik ke Samudera Hindia, jadi itu sangat berpengaruh terhadap musim di Indonesia," kata Agus Supangkat.

Sementara itu fenomena La Nina jelas membuat curah hujan cukup tinggi  sehingga bagi kawasan rawan bencana banjir untuk tetap siaga. (Ant/OL-2)

24 Sep 2010
Source:http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/24/170644/89/14/Pengaruh-La-Nina-hingga-Juni-2011

Greenpeace Perlu "Diusir" dari Indonesia?

Kredibilitas Greenpeace sebagai LSM internasional di bidang lingkungan hidup kian memudar. Berbagai kalangan mempertanyakan motivasi keberadaan LSM tersebut di Indonesia karena dinilai justru merusak perekonomian nasional.

Seperti diketahui, Greenpeace dituding menggunakan data bohong setelah International Trade Strategies Asia Pasific Global (Asia Global) melakukan audit investigasi. Lembaga audit independen yang berbasis di Melbourne, Australia itu menemukan fakta bahwa selama ini Greenpeace sering melakukan kebohongan public.

Sekjen Prodem Andri menegaskan adanya dugaan data palsu Greenpeace tentu sangat merusak kepentingan nasional. Faktanya, sambung Andri, Greenpeace sudah mengancam perekonomian nasional. Ini membuktikan bahwa pengaruh neokolonialisme masih tertancap kuat di seluruh dunia terutama negara berkembang. Itulah sebabnya, Andri mendesak pemerintah mengkaji ulang kehadiran Greenpeace.

"Greenpeace sama sekali tidak menguntungkan bagi Indonesia, lalu untuk apa dipertahankan?" tandas Andri kepada wartawan di Jakarta, Kamis (7/10).

Andri menjelaskan, dibutuhkan tanggungjawab dan nasionalisme semua pihak untuk mengusir Greenpeace dari Indonesia. Selain pemerintah, Andri meminta agar DPR juga segera turun tangan.

"Ada sesuatu yang tidak fair dalam kegiatan Greenpeace. Untuk itu, Ketua DPR harus memberikan pernyataan tentang adanya upaya destruktif dari pihak asing," katanya.

Sementara pengamat ekonomi Drajad Wibowo mengatakan Greenpeace harus mampu membuktikan bahwa data yang digunakan Greenpeace selama ini adalah akurat. Jika tidak, kredibilitas Greenpeace akan rusak.

"Data harus akurat, informasinya valid, dan dari sumber yang memang bisa dipertanggungjawabkan," katanya. Drajad juga menambahkan, campur tangan pemerintah saat ini sangat mendesak karena menyangkut kepentingan nasional. "Pemerintah harus pro aktif mengungkapkan fakta sebenarnya," tukas dia.

Drajad menegaskan, Greenpeace bisa dikenai pidana maupun perdata jika memang terbukti menggunakan data palsu. "Pidana maupun perdata bisa ditempuh jika terbukti. Pemerintah mulai sekarang sudah harus proaktif. Karena itu, Greenpeace wajib membuktikan keabsahan datanya secepat mungkin. Kalau tidak, bisa panjang urusannya," tegasnya.

Beberapa waktu lalu Direktur ITS Global, Alan Oxley, mengungkapkan, pihaknya
telah mengkaji dokumen bulan Juli 2010 bertajuk "Bagaimana Sinar Mas Meluluhkan Bumi," sebuah laporan yang memfokuskan sebagian besar perhatiannya pada
praktik-praktik kehutanan yang berkelanjutan dari Asia Pulp & Paper (APP) yang berbasis di Jakarta. Menurut Oxley, audit tersebut secara sistematis menganalisis 72 klaim Greenpeace terhadap APP yang mencakup lebih dari 300 catatan kaki dan sekitar 100 referensi.

"Pemeriksaan yang cermat atas bukti tersebut menunjukkan bahwa laporan Greenpeace tersebut sangat menyesatkan dan sama sekali tidak dapat dipertahankan. Klaim tentang ekspansi perusahaan besar-besaran secara rahasia di Indonesia didasarkan pada informasi fiktif. Dan informasi yang mendukung dugaan bahwa perusahaan terlibat dalam praktik kehutanan ilegal pada lahan gambut adalah tidak berdasar maupun merupakan kesalahan yang sangat serius," tegas Oxley. (*/X-11)

07 Okt 2010
Source:http://www.mediaindonesia.com/read/2010/10/07/173691/89/14/Greenpeace-Perlu-Diusir-dari-Indonesia

Novotel Bandung Raih Sertifikasi Green Globe

Bandung - Novotel Bandung telah berhasil meraih Sertifikasi Green Globe. Program bergengsi Green Globe Earthcheck Certification yang dikelola EC3 Global ini diperoleh Novotel Bandung, karena telah berhasil melakukan penghematan energi hingga hanya 6,5 persen dari jumlah total pengeluaran hotel.

"Hotel di Bandung rata-rata menghabiskan 12 hingga 14 persen anggaran untuk biaya penggunaan energi. Novotel bisa menekan sampai setengahnya," ujar Engkun Kurnia, General Manager Novotel Bandung dalam konferensi pers di Ballroom Novotel, Jalan Cihampelas, Rabu (13/10/2010).

Penghematan yang dilakukan Novotel terutama pada sistem pemanas air, yang menggunakan panas buangan dari pendingin ruangan atau AC.

Penghematan energi juga dilakukan lewat penggantian lampu menjadi LED yang lebih hemat energi, penggunaan photocell untuk timer lampu, dan mematikan AC pada pukul 1 hingga 4 dinihari.

Selain itu Novotel juga menganjurkan tamu dianjurkan menghemat air, tamu yg menginap lebih sehari tdk mencuci handuk tiap hari dan pengolahan limbah air. "Air hasil pengolahan ini kemudian digunakan untuk menyiram tanaman," ungkap Engkun.

Tak hanya itu, Novotel juga melakukan pemisahan sampah organik dan non-organik. Sampah ini kemudian dijual Novotel dan uangnya masuk ke foundation program beasiswa anak-anak.

Novotel juga mengklaim produk seperti sabun dan sampo yang disediakan untuk tamu dibeli dari penjual lokal dan menggunakan kemasan bio-degridable yang bisa didaur ulang.(ern/ern)

13 Okt 2010

Source:http://bandung.detik.com/read/2010/10/13/181602/1464174/486/novotel-bandung-raih-sertifikasi-green-globe?881104485

Thursday, September 30, 2010

Mahasiswa Siarkan Video Seks Teman Sekampus

Penyalahgunaan teknologi oleh kaum muda kembali terjadi. Sebuah aktivitas mesum mahasiswa terekam dalam video dan dibocorkan online. Kegemparan pun terjadi di kampus Rutgers University, New Jersey, Amerika Serikat.

Adalah dua mahasiswa baru di kampus besar tersebut, yang diam-diam meletakkan kamera video pada sebuah kamar asrama. Alhasil, ketika penghuni kamar itu berhubungan intim, mereka berhasil merekamnya.

Lebih parahnya lagi, rekaman itu kemudian mereka siarkan langsung di dunia maya. Dua pelaku yang masih berusia 18 tahun, Dharun Ravi dan Molly Wei, tak ayal segera ditangkap aparat keamanan.

Baik Ravi maupun Wei menyerahkan diri secara sukarela setelah perbuatan mereka terungkap. Kepolisian setempat menyatakan, keduanya bakal dijerat di pengadilan terkait pelanggaran privasi.

Aparat keamanan di kampus melancarkan investigasi setelah memergoki keberadaan kamera di kamar korban. Dari sinilah, kedua pelaku akhirnya terbukti sebagai biang keladinya.

"Pihak universitas mengurus kasus ini dengan serius dan telah memiliki kebijakan untuk menangani mahasiswa dengan perilaku semacam itu," demikian pernyataan Rutgers University.

Menurut peraturan hukum di New Jersey, perbuatan merekam aktivitas pribadi orang lain tanpa seizin pihak yang melakukannya adalah kejahatan berat. Dikutip detikINET dari NBC, Kamis (30/9/2010), ancaman hukumannya sampai lima tahun penjara.

( fyk / rou )
30 Sep 2010
Source:http://www.detikinet.com/read/2010/09/30/072409/1451882/398/mahasiswa-siarkan-video-seks-teman-sekampus/?i991102105

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...