Thursday, November 25, 2010

Atlet Taiwan Didiskualifikasi, Hacker Acak-Acak Situs Taekwondo

Hacker asal Taiwan mengobrak-abrik situs milik Asian Taekwondo Union. Hacker tersebut meluapkan kekesalannya pada persatuan Taekwondo Asia tersebut karena telah mendiskualifikasi atlitnya di ajang Asian Games.

"Seharusnya Anda malu, Kembalikan medali emas kami," tulis Hacker tersebut di situs Asian Taekwondo Union seperti dilansir SMH, Selasa (23/11/2010).

Seperti diketahui, atlet taekwondo Taiwan Yang Shu-chun terkena diskualifikasi pada pertandingan Asian Games, beberapa hari lalu. Ia dikenai diskualifikasi karena menggunakan footguard yang tidak sah, dan itu memunculkan protes dari ofisial tim.

Yang nyaris mengalahkan atlet Vietnam Thi Hau Vu di kelas 49kg putri, ketika petugas pertandingan menghentikan pertarungan beberapa detik menjelang akhir pertandingan setelah memutuskan bahwa atlet Taiwan itu menggunakan footguard yang mengandung sensor elektronik tambahan yang terletak di bawah tumitnya.

Diskualifikasi itu membuat Yang meninggalkan arena pertandingan dan bahkan melakukan protes dengan duduk di matras. Taiwan menduga, China dan Korea Selatan berada di belakang diskualifikasi tersebut

Insiden ini terus memicu gelombang protes di dunia maya. Hacker Taiwan juga meluapkan emosinya dengan menampilkan gambar acungan jari tengah sebagai ketidakpuasan. "Kami semua adalah Taiwan," tulis hacker tersebut menunjukkan identitasnya.

Terkait hal itu, seorang pejabat persatuan Taekwondo Asia menyatakan, hingga saat ini situsnya tak bisa diakses. (ugo)

23 Nov 2010
Source:http://techno.okezone.com/read/2010/11/22/55/395794/55/atlet-taiwan-didiskualifikasi-hacker-acak-acak-situs-taekwondo

70% Karyawan Berniat Curi Data Perusahaan

Mayoritas karyawan berpikir bahwa mereka akan mengambil data-data perusahaan termasuk data rahasia bila mereka dipecat atau berpindah kerja.

Dari sekira 1.000 karyawan, 70 persennya mengaku akan mengambil data-data jika mereka dipecat dari perusahaan dimaksud.

Imperva mengungkapkan mayoritas karyawan tak mengetahui bila perusahaan mereka memiliki kebijakan untuk menghapus atau mengumpulkan data dari laptop dan perangkat mobile perusahaan pada saat mereka keluar dari perusahaan.

"85 persen responden menyatakan mereka telah menyalin data pelanggan yang berharga, atau rahasia dagang, ke komputer pribadi," tulis laporan Imperva, seperti dilansir Thinqu, Rabu (24/11/2010).

"Sepertinya kebanyakan karyawan memang tidak punya niat dengan sengaja untuk menyebabkan perusahaan 'rusak'. Sebaliknya, survei ini menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang meninggalkan pekerjaan mereka, tiba-tiba percaya bahwa mereka memiliki kepemilikan sah bahwa data yang setiap hari mereka kerjakan adalah miliknya," tulis laporan itu.

Imperva menegaskan masalah ini berkembang dan dihadapi organisasi atau perusahaan di Inggris. Sehingga mereka sebaiknya mencoba untuk lebih menguatkan keamanan data. (ugo)

25 Nov 2010
Source:http://techno.okezone.com/read/2010/11/24/55/396677/70-karyawan-berniat-curi-data-perusahaan

Inilah Penantang Google dari Indonesia

Siapa yang tak mengakui Google sebagai penyedia search engine paling populer di dunia. Namun, jangan salah, ada perusahaan Indonesia yang berani menantang Google. SITTI namanya.

"Hari ini kami memberanikan diri menantang Google Inc," kata Andy Sjarif, Group CEO SITTI, saat acara "Buka Pintu", peresmian kantor baru di Grha Tirtadi, Jalan Senopati 71, Jakarta, Rabu (24/11/2010). Ia mengatakan, bukan layanan search engine yang dilawan, tetapi platform iklan kontekstual seperti AdSense dan AdWord.

Menurutnya, saol urusan search engine, Google memang jagonya. Tidak ada yang meragukan. Bahkan orang-orang di SITTI pun mengagumi kehebatan Google. Kata dia, Google mendapat keuntungan bukan karena search engine, melainkan karena pendapatan dari iklan berjaringan yang bisa menyajikan iklan sesuai konteks halaman web atau hasil pencarian yang dikunjungi pengguna internet.
"Contextual advertising adalah yang dilawan SITTI dari Google," ujar Andy Sjarif. Namun, tentu tidak semua yang diincar SITTI karena hanya pengguna web atau blog berbahasa Indonesia yang jadi sasaran saat ini. Ia percaya diri, mesin buatan SITTI dapat bersaing dengan Google, terutama untuk halaman web dan blog berbahasa Indonesia.

Untuk menguji kemampuan mesinnya, SITTI bekerja sama dengan situs web lokal selama lebih dari sebulan, mulai dari 1 Oktober hingga 5 November 2010. Dalam rentang waktu tersebut, SITTI berhasil mengindeks 600 juta halaman situs berbahasa Indonesia dan menampilkan 3300 iklan dari 529 merek.

Tidak hanya itu, SITTI pun memasang iklan yang sama ke layanan Google AdWord dengan periode yang sama dan keyword yang sama. Hal tersebut untuk mencari pembanding dan mengukur seberapa efektif mesin SITTI menyajikan iklan secara kontekstual sesuai halaman web yang dikunjungi.

Hasilnya, SITTI mengklaim lebih efektif. Dari pengukuran impresi, SITTI mendapat skor 88,5 persen, sedangkan Google 11,5 persen. Dari jumlah klik, SITTI mendapatkan 51 persen, sedangkan Google 49 persen. Click through ratio (CTR) SITTI 64,06 persen, Google 20,87 persen, dan sisanya sama. Inilah yang membuat SITTI makin percaya diri bersaing dengan Google.

"Saya berharap dalam 2-3 tahun lagi ada pertarungan platform iklan berjaringan," kata Andy Sjarif. Karena telah belajar dari jutaan halaman web, SITTI kini pun mengerti konteks kalimat, bahkan bahasa alay juga mengerti.

Ia pun berharap Google makin serius masuk ke pasar Indonesia dan menyumbang perekonomian nasional. Menurutnya, Google seharusnya membuka kantor perwakilan di Indonesia, membayar pajak untuk pendapatannya dari pasar Indonesia, dan memberikan edukasi kepada usaha kecil dan menengah agar mendapat manfaat dari internet.

Meski demikian, SITTI mengakui jauh lebih kecil ketimbang Google. Saat ini perusahaan tersebut baru mempekerjakan 25 orang dan menggunakan enam buah server. Bandingkan dengan Google yang telah mengindeks sekitar 1 triliun halaman web dalam 129 bahasa. Namun, Andy Sjarif yakin SITTI bisa bersaing karena dukungan dari komunitas internet Indonesia.

"Hari ini bukan SITTI yang nantang Google, tapi Indonesia nantang Google karena banyak publisher percaya ide kami, banyak pengiklan percaya dengan kami," pungkasnya.

24 Nov 2010
Source:http://tekno.kompas.com/read/2010/11/24/14381063/Inilah.Penantang.Google.dari.Indonesia

Penemu Web Khawatir Monopoli Facebook dan Apple

Facebook mungkin telah menjadi jejaring nomor satu di dunia maya, bahkan telah menghipnotis banyak warga virtual. Sayangnya penemu Web masih meragukan niat baik Facebook.

Penemu web, Sir Tim Berners-Lee, menganggap Facebook telah secara sengaja mengumpulkan informasi pribadi milik semua pengguna internet yang bergabung di jejaring sosial tersebut. Nantinya informasi tersebut diperkirakan akan digunakan oleh Facebook untuk menahan pengguna sehingga tidak bisa berpaling dari situs tersebut.

"Semakin banyak informasi yang Anda masukkan, Anda pun akan semakin tertahan di dalamnya," kata Berners-Lee, seperti dikutip melalui Tech Digest, Senin (22/11/2010).

"Situs jejaring sosial yang anda gunakan akan menjadi konten yang tidak membiarkan anda memiliki kendali penuh atas informasi pribadi," tambahnya.

Berners-Lee rupanya mengkhawatirkan adanya penggunaan portal yang terpusat. Hal ini pernah dilakukan oleh Yahoo dan MSN saat keduanya sempat mendominasi beberapa tahun lalu.

"Semakin banyak arsitektur situs semacam ini menyebar luas di internet maka internet akan semakin terpecah-pecah. Semakin sedikit kita bisa menikmati ruang informasi yang universal," papar Berners-Lee.

Artinya, lanjut Berners-Lee, akan sangat berbahaya jika hanya satu situs yang besar. Pasalnya hal ini akan memunculkan monopoli. Hal itu sudah pasti akan membatasi perkembangan inovasi di dunia maya.

Menurut Berners-Lee, Facebook saat ini mulai terkesan memonopoli pasar jejaring sosial dengan raihan sekira 500 juta pengguna. Namun kekhawatiran Berners-Lee tidak hanya terkait kerajaan Zuckerberg, tetapi juga kerajaan Apple milik Steve Jobs. Kebesaran mereka dianggap mampu menutup dunia maya dan penggunaan internet terpusat seluruhnya. Pasalnya semakin besar keduanya maka pengguna internet juga akan semakin bergantung kepada perangkat hasil besutan kedua perusahaan.

"Nantinya Anda hanya akan dapat mengakses link iTunes dengan menggunakan program yang telah dipatenkan oleh Apple, bukan yang lain," kata Berners-Lee.

Dengan demikian, lanjutnya, pengguna tidak akan lagi berada di web yang terbuka, melainkan terpusat hanya di dunia iTunes yang 'berdinding'.

"Pengguna akan terjebak di sebuah toko tunggal, bukannya di sebuah pasar yang terbuka," tandas Berners-Lee. (srn)

22 Nov 2010
Source:http://techno.okezone.com/read/2010/11/22/55/395825/penemu-web-khawatir-monopoli-facebook-dan-apple

"Hacker" Malaysia Jebol Jaringan Komputer The Fed

Setebal apa pun lapisan teknologi yang dibalutkan otoritas AS di jaringan komputer Federal Reserve Bank atau The Fed, nyatanya itu bisa dijebol juga. Mau tahu siapa yang berhasil menembus jaringan tersebut? Seorang warga negara Malaysia!

Namanya Lin Mun Poo. Ia menemukan cara untuk masuk ke jaringan komputer The Fed di Cleveland, AS. Ia mengantongi lebih dari 400.000 nomor kartu kredit curian saat agen Secret Service menangkapnya di John F Kennedy Airport, bulan lalu. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan menuju New York untuk menghadiri pertemuan dengan hacker (peretas) lain.

Saat ini, otoritas yang berwenang di AS tengah mencari tahu bagaimana ia bisa masuk jaringan komputer The Fed dan juga sejumlah institusi finansial utama lain di Negeri Paman Sam itu. Poo diduga menjual dan mengeruk untung dari informasi yang ia curi dari institusi finansial tersebut.

Jaksa Loretta Lynch menjelaskan, kasus ini merupakan contoh bagaimana pelaku kriminal maya menggunakan kemampuan mereka sebagai peretas untuk menyerang sistem keamanan, baik bidang finansial maupun nasional. Bila kasus ini terbukti, Poo harus siap menghadapi kehidupan di balik jeruji besi hingga 10 tahun.

Sebagaimana dipaparkan, Poo adalah warga negara Malaysia. Melalui pertanyaan yang dilontarkan oleh agen rahasia, Poo mengakui sejumlah tindakan kriminal yang ia lakukan. Petugas investigasi menjelaskan, The Fed di Cleveland sempat diretas pada bulan Juni lalu. Sementara itu, Poo berencana untuk menghabiskan sejenak waktunya di New York untuk menjebol mesin ATM dengan kartu curian yang dia kantongi.

Juru bicara The Fed di Cleveland Fed menjelaskan, belum ada uang kontan maupun data yang dicuri di tengah upaya peretasan oleh Poo. (Kontan/Femi Adi Soempeno)

23 Nov 2010
Source:http://tekno.kompas.com/read/2010/11/23/01272285/Hacker.Malaysia.Jebol.Jaringan.Komputer.The.Fed.-8

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...