Thursday, January 13, 2011

BNI Dukung Pelatihan The Climate Project 2011


Al Gore Berikan Ceramah Iklim di JCC Jakarta, 09 Januari 2011.
Al Gore:  Indonesia bisa menjadi negara superpower geothermal
 
Bertempat di Jakarta Convention Center tanggal 08 – 10 Januari 2011, Mr. Honorable Al Gore memberikan pelatihan Juru Kampanye (Presenter) kepada lebih dari 350 peserta dari 21 Negara di kawasan Asia Pacific. Event yang berjudul “Asia Pacific Summit on The Climate Project” merupakan acara tahunan The Climate Project untuk membekali para sukarelawan iklim dengan pengetahuan dan teknik-teknik presentasi tentang dampak dan penanganan perubahan iklim yang telah menjadi problem dunia selama satu dasawarsa terakhir. 

Dalam ceramahnya di acara ini, Al Gore memprediksi Indonesia bisa menjadi negara superpower penggunaan energi panas bumi (geothermal) sebagai sumber tenaga listrik. Saat ini, 40 persen panas bumi dunia ada di Indonesia, namun kapasitas yang terpasang untuk mengambil panas bumi itu baru mencapai 4 persen dari seluruh potensi yang ada. "Indonesia bisa menjadi negara superpower untuk energi listrik dari panas bumi dan hal itu bisa menjadi kelebihan untuk ekonomi Indonesia," kata Al Gore dalam pidato pembukaan The Climate Project Asia Pacific Summit di Balai Sidang Senayan Jakarta, Minggu (9/1). 
Rekan-rekan BNI dan Lead Fellows C-15 berpose bersama di sela-sela konferensi.

Para sukarelawan yang didik oleh The Climate Project datang dari berbagai macam profesi. Mulai dari anak-anak sekolah, mahasiswa, guru, ilmuwan, pekerja swasta, artis, banker, rohaniawan, aktivis LSM, pengusaha hingga pensiunan. Semuanya berbaur menjadi satu untuk berlatih bagaimana menyuarakan problem perubahan iklim ke seluruh dunia secara efektif. Sukarelawan akan bertugas mensosialisasikan dan mengkomunikasikan adaptasi serta mitigasi dampak perubahan iklim di komunitas mereka masing-masing. The Climate Project merupakan perkumpulan juru bicara iklim yang bersifat voluntary yang dibentuk oleh Mr. Al Gore (Mantan Wapres AS dan Peraih Nobel Perdamaian tahun 2007) dan terkoneksi ke seluruh dunia. Pelatihan ini juga dihadiri oleh pegawai BNI termasuk pejabat Divisi  Komunikasi Perusahaan (KMP) yang nantinya akan bertugas menjadi presenter Climate Change di komunitas masing-masing.

Selain berpartisipasi, BNI juga mensponsori konferensi ini karena ini merupakan bagian dari komitmen dan misi BNI dalam memikul tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Kegiatan ini juga menjadi sarana BNI dan rekan-rekan BNI Go Green untuk berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan diantara komunitas dan korporasi untuk menyuarakan kepedulian terhadap alam dan lingkungan.(LTP)

Tren Perilaku Pengguna Internet

Seperti semua aspek dalam kehidupan kita, internet juga telah mengubah cara kita berbelanja. Toko online selalu buka dan pengguna tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar bensin, parkir dan waktu. Anda bisa memperoleh nyaris semua yang Anda inginkan dari hampir segala tempat di dunia.

Dalam penelitian yang dilakukan lembaga riset Nielsen bertajuk Global Online Survey pada Maret 2010, terungkap bahwa hampir 70 persen dari pengguna online Indonesia yang berpartisipasi mengatakan bahwa mereka bermaksud membeli secara online pada semester berikutnya.

Akan tetapi, transaksi online membuat sebagian dari informasi pribadi dan keuangan kita yang paling sensitif bisa disalahgunakan oleh para penjahat cyber.

Sebagai bukti, dari laporan kejahatan cyber terbaru Norton bertajuk “The Human Impact” yang mengungkap maraknya kejahatan cyber di Indonesia, ternyata 86 persen dari pengguna internet tanah air pernah menjadi korban kejahatan cyber. Kejahatan tersebut di antaranya adalah virus komputer, penipuan online (scam) dan phishing.

Phishing dan pharming adalah contoh bagaimana para penjahat cyber menggunakan email atau halaman-halaman web palsu untuk menipu orang agar mengungkap nomor rekening dan password mereka. Begitu mendapatkan informasi tersebut, mereka hanya butuh beberapa klik untuk merampok akun atau menyalahgunakan identitas korban.

Resiko online terbesar adalah penggunaan keylogger yang bisa dipasang di sistem tanpa sepengetahuan korban untuk merekam apa pun yang ia ketikkan – mulai dari user name, password, atau nomor rekening – dan  mengirimkan infomasi tersebut ke para penjahat cyber.

Jadi pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita ajukan sebelum berbelanja secara online adalah: Apakah password dan nomor kartu kredit saya aman ketika saya mengirimkannya ke dunia cyber? Bisakah software sekuriti saya mendeteksi dan membuang crimeware? Bagaimana saya bisa membedakan antara email dan situs web yang palsu dengan yang resmi?

Berikut adalah beberapa panduan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut dan menyamankan serta mengamankan pengguna saat belanja secara online.

Hati-hati dengan tempat Anda belanja
Banyak konsumen mengambil langkah pencegahan dengan belanja di tempat-tempat online yang populer, dengan keyakinan bahwa mereka aman. Namun para penjahat cyber justru mengeksploitasikan kepercayaan tersebut dan membidik situs-situs belanja yang trafiknya tinggi.

Menggunakan perangkat yang mampu men-scan malware dan memberitahu bahwa sebuah situs web itu beresiko, menjadi semakin penting. Di Internet tersedia perangkat online gratis yang dapat memberitahukan situs-situs web yang tidak aman dan “scam” yang ada di hasil pencarian serta otomatis melakukan pemblokiran.

Periksa dan review si penjual
Toko online harus punya alamat fisik, nomor telepon layanan pelanggan, dan kebijakan pengembalian barang yang dapat diverifikasi jika Anda menerima barang yang cacat.

Jangan menjadi korban phishing atau pharming
Para scammer memanfaatkan phishing untuk membuat korban menyerahkan informasi pribadi mereka melalui kiriman email yang meminta korban memverifikasikan informasi kartu kredit atau meng-update password. Bisnis yang resmi tidak akan meminta Anda melakukan hal-hal ini via e-mail.

Pharming lebih sukar lagi dideteksi. Pasalnya, metode ini menggunakan halaman web palsu yang bertujuan untuk mengelabui konsumen agar menyerahkan informasi.

Belanjalah di situs-situs web yang menggunakan secure SSL
Beberapa situs web sudah memiliki status “certified secure” dan memamerkan sebuah sertifikat pada homepage atau meja kasirnya. Situs-situs web ini menawarkan pengamanan SSL (Secure Sockets Layer).

Jika e-merchant Anda tidak menawarkan sekuriti SSL, sebaiknya belanja saja di tempat lain.

Pakai kartu kredit, bukan kartu debit
Salah satu kekhawatiran yang paling banyak disuarakan tentang belanja online adalah pemalsuan kartu kredit. Ironisnya, membayar dengan kartu kredit adalah cara teraman untuk belanja di Web. Pasalnya, enkripsi dan teknologi validasi telah membuat nyaris semua transaksi aman.

Selain itu, kartu kredit biasanya menawarkan perlindungan terhadap pemalsuan, kehilangan barang saat dikirim, pecahnya barang yang dibeli, dan masalah-masalah lain. Sebaliknya, kartu debit adalah jalur langsung ke rekening bank.

Terakhir, seperti halnya Anda mengamankan file-file fisik dan uang di rumah, Anda juga harus mengamankan cara digital Anda melakukan perdagangan. Solusi-solusi sekuriti yang lengkap, resmi dan up-to-date tidak hanya meniadakan hal-hal yang tidak pasti dari transaksi online, tetapi juga membuat kegiatan belanja online menjadi lebih aman.

*Effendy Ibrahim adalah Norton Internet Safety Advocate & Consumer Business Head, Asia, Symantec

05 Januari 2011
Source:http://analisis.vivanews.com/news/read/197510-tren-perilaku-pengguna-internet

Monday, January 10, 2011

Karyawan Bank ANZ Diperiksa Terkait UU ITE No.11 tahun 2008

LIMA karyawan Bank ANZ diperiksa Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri. Mereka diperiksa karena diduga melanggar pasal 48 ayat 1 dan 2 jo pasal 32 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Pemeriksaan itu sendiri didasarkan pada panggilan yang dilayangkan kepada lima karyawan Bank ANZ dengan nomor surat panggilan S.Pgl/4100/III/2010/Dit II Eksus, S.Pgl/117/I/2010/Dit II Eksus, S.Pgl/416/III/2010/Dit II Eksus, S.Pgl/118/I/2010/Dit II Eksus dan S.Pgl/415/III/2010/Dit II Eksus.
Sesuai keterangan yang ada dalam masing-masing surat panggilan tersebut, diketahui bahwa lima karyawan Bank swasta itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka yang masing-masing berinisial MR, HL, AST, TS, dan DW diduga melakukan tindak pidana mengubah informasi elektronik milik orang lain atau publik. Selain itu mereka juga diduga mentransfer informasi elektronik dan atau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain.
Tersangka diperiksa oleh penyidik Bareskrim Polri berdasarkan laporan penasihat hukum Citibank N.A pada 16 Juni 2009 lalu. Laporan itu bernomor register LP/331/VI/2009/Siaga-II. Sebelum dilaporkan, kelimanya merupakan karyawan Citibank.
10 Januari 2011

Thursday, January 6, 2011

Nilai Transaksi Kartu Kredit Bakal Meningkat 30% di 2011

Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menargetkan nilai transaksi kartu kredit tahun 2011 meningkat hingga 30%. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan yang lebih tinggi dari 2010. Selama 2010, AKKI mencatat nilai transaksi kartu kredit telah tumbuh mencapai 20%.

Demikian disampaikan oleh Dewan Eksekutif AKKI yang juga General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI, Dodit W Probojakti kepada detikFinance di Jakarta, Minggu (02/01/2011).

"AKKI memperkirakan pertumbuhan kartu kredit dari sisi nilai transaksi akan berkisar 25-30% di 2011 dibandingkan 2010 yang diperkirakan sekitar 20%. Hal ini sejalan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang dicanangkan pemerintah dimana lebih tinggi dari 2010," ujar Dodit.

Ia mengungkapkan, kenaikan transaksi kartu kredit juga didorong oleh beberapa perusahaan penerbit yang memberikan program menarik seperti diskon dan bunga yang rendah.

"Seluruh penerbit kartu kredit termasuk BNI memberikan berbagai program yang memberikan banyak kemudahan kepada pemegang kartu antara lain wisata domestik dan mancanegara, kemudian ada juga yang memberikan diskon di berbagai resto dan cafe serta toko buku," kata Dodit.

Dodit juga mengatakan, program yang menarik lainnya antara lain program cicilan dengan bunga 0% selama 3-6 bulan dan program-program lainnya yang berhubungan dengan lifestyle seperti fashion dan festival.

Lebih jauh Dodit mengungkapkan, seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya, AKKI memperkirakan kenaikan transaksi baik dalam nilai dan jumlah serta item sebesar 20-30% di Desember karena musim liburan Natal dan tahun baru 2011.

Sampai dengan Oktober 2010, jumlah kartu kredit yang beredar tercatat sebanyak 13,22 juta kartu dengan rincian pemilik sekitar 6, 5juta orang. "Hal ini artinya 1 orang rata-rata memiliki 2 kartu kredit. Kemudian nilai transaksi dari Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010 sebesar Rp 146,8 triliun artinya rata-rata belanja perbulan sebesar Rp 14.7 triliun," paparnya.

Jumlah transaksi, lanjut Dodit sebanyak 18,1juta transaksi per bulan. Dengan jumlah kredit yang dikucurkan sampai Oktober 2010 sebesar Rp 37,1 triliiun.

02 Januari 2011
Source:http://www.detikfinance.com/read/2011/01/02/121631/1537533/5/nilai-transaksi-kartu-kredit-bakal-meningkat-30-di-2011?nd9911043

Nilai Pembobolan Kartu Kredit dan Debet Capai Rp 3 Miliar di 2010

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan jumlah pembobolan (fraud) Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) seperti kartu kredit dan kartu debet selama 2010 turun drastis dibandingkan dengan tahun 2009.

Bank sentral mencatat jumlah fraud APMK di 2009 mencapai 110.000 kasus dengan nilai mencapai Rp 44 miliar. Namun sampai dengan November 2010 jumlah fraud kartu kredit hanya 1.131 kasus dengan nilai kerugian sebesar Rp 3 miliar.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Biro Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aribowo ketika ditemui detikFinance di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (6/1/2010).

"Di 2009 itu fraud APMK menggunakan teknologi yang canggih yakni kasusnya kebanyakan skimming bagi kartu debet atau pemalsuan data untuk kartu kredit. Di 2010 sudah berkurang bahkan sudah tidak ada lagi ketika terjadi migrasi kartu chip khusus kartu kredit dan pembenahan teknologi di kartu debet," jelas Aribowo.

Kasus yang terjadi di 2010 ini, lanjut Aribowo kebanyakan mengenai kasus yang tradisional yakni berupa penipuan seperti pergantian kartu dan penggunaan data pribadi. "Kasus skimming kartu debet itu sudah tidak ada lagi, sekarang justru kasusnya menggunakan cara tradisional," terangnya.

Lebih jauh Aribowo mengatakan, setiap tahunnya kartu kredit pertumbuhannya cukup besar baik dari sisi jumlah pemegang, nilai transaksi maupun dari nilai nominalnya.

"Kartu kredit sampai November 2010 itu mencapai 13,3 juta yang beredar di masyarakat dengan nilai transaksi itu mencapai 17 juta. Volumenya mencapai Rp 14,4 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya atau 2009 jumlah pemegang kartu kredit itu hanya mencapai 12,2 juta," papar Aribowo.

06 Jan 2011
Source:http://www.detikfinance.com/read/2011/01/06/142315/1540562/5/nilai-pembobolan-kartu-kredit-dan-debet-capai-rp-3-miliar-di-2010?f9911013

Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Marke

  | Carbon Policy Lab Understanding the Presidential Candidates’ Environmental Policies and Potential Stances for the Carbon Market Indonesi...